Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ISU-ISU KESEHATAN REPRODUKSI

DISUSUSUN OLEH KELOMPOK 1 :


1. Ratna Sari PO7124322009
2. Ana Saputri PO7124322011
3. Nadia Syaitifona PO7124322013
4. Fadillah Ramadhanti PO7124322014

MATA KULIAH :
Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga

DOSEN PENGAMPU :
JAMILA S.SiT.,M.Kes
Kelas : 2A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2024/2025

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Isu-isu kesehatan
reproduksi Tahun 2024. Penulisan Makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi
tugas Mata Kuliah Kesehatan Perempuan dan Perencanaan Keluarga Prodi DIII
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Palembang Kampus Muara Enim. Makalah ini
terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah ini.

Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Makalah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan pada
penulisan Makalah ini, sehingga masukan membangun Saya harapkan untuk
kesempurnaan Makalah ini.

Muara Enim, Maret 2024

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... ……....i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ……...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN..………………………………………………………….3

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………4


1.2 Rumusan Masalah.………………………………………………………….4

BAB II ISI…………………………………………………………………………...4

2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi…..…….…………5

2.2 Mortabilitas dan Mobilitas Ibu dan Anak……………...……………….……5

2.3 Masalah dan Kesehatan reproduksi remaja…………………………...……..5

BAB III PENUTUP…………………...……………………………….....................6

3.1 Kesimpulan………………………………….……………………………….7

3.2 Saran..................................................................................................... ……...8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….9

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang
utuhdan bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal
yangberhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses
prosesnya. Oleh karena itu, kesehatan reproduksi berarti orang dapat mempunyai
kehidupan seks yang memuaskan dan aman, dan bahwa mereka memiliki
kemampuanuntuk bereproduksi dan kebebasan untuk menentukan. Apakah mereka
inginmelakukannya, bilamana dan seberapa seringkah. Termasuk terakhir ini adalah
hakpria dan wanita untuk memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap
cara-cara keluarga berencana yang aman, efektif dan terjangkau, pengaturan fertilitas
yang tidak melawan hukum, hak memperoleh pelayanan pemeliharaan
kesehatankesehatan yang memungkinkan para wanita dengan selamat menjalani
kehamilan dan melahirkan anak, dan memberikan kesempatan untuk memiliki bayi
yang sehat Sejalan dengan itu pemeliharaan kesehatan reproduksi merupakan suatu
kumpulan metode, teknik dan pelayanan yang mendukung kesehatan dan
kesejahteraan reproduksi melalui pencegahan dan penyelesaian masalah kesehatan
reproduksi. Ini juga mencakup kesehatan seksual, yang bertujuan meningkatkan
status kehidupan dan hubungan-hubungan perorangan, dan bukan semata-mata
konselingdan perawatan yang bertalian dengan reproduksi dan penyakit
yangditularkan melalaui hubungan seks.

Kesehatan reproduksi menjadi isu kesehatan yang banyak diperhatian dari


berbagai pihak. Kesehatan reproduksi menjadi isu global yang masuk kedalam
tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang
sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.Permasalahan
yang belum tuntas diantaranya penurunan angka kematian ibu dan bayi,
pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB, malaria serta peningkatan kesehatan
reproduksi (termasuk KB).

1
Masalah kesehatan reproduksi ini memerlukan sosialisasi secara luas supaya
dapat menambah pengetahuan perempun tentang kesehatan reproduksi dan mendapat
penanganan sesuai dengan masalah yang dialami.Menurut UU No 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan, kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang baik, bukan hanya bebas dari penyakit dan kecacatan,
tetapi juga sehat dari aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi dan
prosesnya.

Hal pertama yang perlu dilakukan dalam menjaga kesehatan reproduksi adalah
dengan mengenal bagian dari organ reproduksi terlebih dahulu. Organ ini memiliki
fungsi penting mulai dari jalannya menstruasi, berhubungan seksual, perkembangan
sel telur, kehamilan hingga persalinan.Kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan
reproduksi dapat berdampak pada keterlambatan penanganan masalah pada sistem
reproduksi. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan deteksi dini.Bagi
Wanita deteksi dini yang dilakukan adalah untuk mengetahui kanker payudara dan
kanker serviks. Edukasi kesehatan reproduksi perlu diberikan secara luas guna
memberdayakan perempuan dalam memenuhi hak reproduksinya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apasaja faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi?
2. Apa yang dimaksud mortalitas dan mobilitas ibu dan anak?
3. Apasaja masalah dalam kesehatan reproduksi remaja?

2
BAB II ISI
2.1 Faktor – faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi

Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat
berdampak buruk bagi keseshatan reproduksi:
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan,
tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan tentang
perkembangan seksual dan prosesreproduksi, serta lokasi
tempat tinggal yang terpencil);
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional
yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi,
kepercayaan banyak anak banyak rejeki informasi tentang
fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan
remajakarena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb);
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada
remaja, depresikarena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak
berharga wanita terhadap pria yang membeli kebebasannya
secara materi, dsb);
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi
pasca penyakit menular seksual, dsb).

Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi


intervensi yang tepat guna, terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita
dan pria dengan dukungan di semua tingkat administrasi, sehingga dapat di
integrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan, sosial dam
pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan
Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

2.2 Mortabilitas dan Mobilitas ibu dan anak

Mortabilitas
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau
kesakitan,sedangkan dalam arti luar morbiditas mempunyai pengertian yang jauh
3
lebih kompleks, tidak saja terbatas pada statistik atau ukuran tentang peristiwa-
peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang mempengaruhinya (determinant faktor
seperti: Faktor sosial, ekonomi dan budaya)

Mobilitas
Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk,
tentunya Mortalitas kematian hanya terjadi satu kali kepada setiap orang. Meskipun
demikian, seiring dengan semakin majunya ilmu kedokteran,tekadang sulit untuk
membedakan keadaan mati dan hidup secara klinik.

2.3 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Remaja
Rentang usia remaja menurut WHO adalah batasan usia 10-19 tahun. Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk alam rentang
usia 10-18 tahun. Menurut BKKBN usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum
menikah.Remaja merupakan masa peralihan dari anak ke masa dewasa. Perubahan
perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan psikososial.Sarwono (2011)
menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia
mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologis dan
pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari
ketergatungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif mandiri.Dari
beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa remaja adalah individu usia 10-
19 taun dan belum menikah, peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi
perubahan biologis perubahan psikologis, dan perubahan sosial.

Kesehatan Reproduksi
Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi kepada setiap individu dan pasangannya secara komprehensif khususnya
kepada remaja agar setiap indivlu mampu menjalani proves reproduksinya secara
sehat dan bertanggungawah serta terbeban dan perataan diskriminasi dan kekerasan,
termasuk di dalamnya pengakuan dan penghormatan atas hak-hak kesebutan
reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak Asasi Manusia

Tujuan kusus dari pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan Kesehatan


Reproduksi remaja adalah untuk melindungi remaja dari resiko pernikahan usia dini,
kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi Infeksi Menular Seksual (IMS),
HIV/AIDS dan kekerasan seksuai, sehingga hak-hak kesehatan reproduksinya dapat
terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup serta kuaitas keturunannya baik fisik,
mental dan sosial serta terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan dan diskriminasi
4
Organ dari sistem reproduksi wanita meliputi vagina, rahim (uterus), ovarium, tuba
falopi, dan vulva. Sementara sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, dan
skrotum (buah zakar).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan.
Dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Adapun isu isu seperti morbiditas
(kurang sehat) mortalitas (angka yang menunjukkan jumlah kematian per tahun)
masalah kesehatan reproduksi remaja yang biasa terjadi perilaku seksual beresiko
Infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV, kehamilan remaja, dan aborsi tidak
aman. Kapan di katakan remaja di saat berusia 12-16 tahun. Adajuga faktor yang
berdampak buruk bagi kesehatan seperti, faktor sosial-ekonomi dan demografi,
budaya dan lingkungan, psikologis dan biologis.

3.2 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kiranya pembaca dapat memberikan saran atau masukan- masukan yang
membangun untuk memperbaiki makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik

5
DAFTAR PUSTAKA

• https://www.scribd.com/document/539468226/makalah-isu-isu-kesehatan-

reproduksi

• https://unusa.ac.id/2023/05/18/urgensi-kesehatan-reproduksi/

• https://www.antaranews.com/berita/3132677/isu-kesehatan-reproduksi-perlu-
dipahami-remaja

Anda mungkin juga menyukai