DI SUSUN OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
Jamila,S.Sit.,M.Kes
MATA KULIAH:
dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi:
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah
dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan prosesreproduksi, serta lokasi tempat
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada
reproduksi yang membingungkan anak dan remajakarena saling berlawanan satu dengan yang
lain, dsb)
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresikarena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular
seksual, dsb).
Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna,
terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan dukungan di semua tingkat
sosial dam pelayanan kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan non penanggulangan
Morbiditas
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan,sedangkan
dalam arti luar morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas
pada statistik atau ukuran tentang peristiwa- peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang
Mortalitas
Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk, tentunya Mortalitas/
kematian hanya terjadi satu kali kepada setiap orang. Meskipun demikian, seiring dengan
semakin majunya ilmu kedokteran, tekadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup
secara klinik.
Konsep Kematian
Ada 3 konsep keadaan vital "mutuallyexclusive" (keadaan yg satu tidak mungkin terjadi
2. Mati (death)
Peristiwa Kematian
• Intra uterin
3. Prematur:>28 minggu
Extra uterin
1. Still birth
Penyebab Kematian
Penyakit menular
Penyakit degeneratif
• Sensus Penduduk
• Survey
Remaja
Rentang usia remaja menurut WHO adalah batasan usia 10-19 tahun. Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk alam rentang usia 10-18 tahun.
Menurut BKKBN usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Sarwono (2011) menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari
saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai
kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari
anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergatungan sosial ekonomi yang penuh
Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa remaja adalah individu usia 10-19 taun
dan belum menikah. peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis
Kesehatan Reproduksi
Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosis dan beban dari penyakit
atau gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsinya ataupun proses
reproduksi.
Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada
setiap individu dan pasangannya secara komprehensif khususnya kepada remaja agar setiap
indivlu mampu menjalani proves reproduksinya secara sehat dan bertanggungawab serta
terbeban dan perataan diskriminasi dan kekerasan, termasuk di dalamnya pengakuan dan
penghormatan atas hak-hak kesebutan reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak
Asasi Manusia
Tujuan kusus dari pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan Kesehatan Reproduksi
remaja adalah untuk melindungi remaja dari resiko pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak
dikehendaki, aborsi Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS dan kekerasan seksuai, sehingga hak-
hak kesehatan reproduksinya dapat terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup serta kuaitas
keturunannya baik fisik, mental dan sosial serta terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan dan
diskriminasi
Organ dari sistem reproduksi wanita meliputi vagina, rahim (uterus), ovarium, tuba falopi, dan
vulva. Sementara sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, dan skrotum (buah zakar).
Khususnya pada wanita, sistem reproduksi juga bertanggung jawab untuk mempertahankan
kehamilan dan menjadi tempat bertumbuh kembangnya janin sampai waktunya lahir
Namun, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa sistem reproduksi mereka adalah baigan yang
paling rapuh di dalam tubuh, Baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang
Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi meliputi faktor sosial ekonomi dan demografi
kemisknan, tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan tentang perkembangan seksual dan
reproduksi, serta tempat tinggal didaerah terpencil. Faktor budaya dan lingkungan (praktek
tradisional, kepercayaan banyak anak banyak rejeki). Faktor psikologis (akibat dari keretakan
orang tua, depresi, kehilangan rasa kebebasan. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada
Kesehatan reproduksi sangat penting dalam masa kehamilan dan proses persalinan agar ibu dan
bayi bisa selamat sumpai melahirkan. Seorang individu dinyatakan sehat bila organ dan fungsi
3. Kesehatan Remaja
Lanjut
menyengat,menjadi tempat tingal jamur dan bakteri, hingga meningkatkan resiko terjadinya
penyakit menular seksual. Pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja dapat
meningkatkan kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya termasuk
kehidupan seksualitasnya, (Orang tua merupukan pendidik pertama yang wajib membimbing dan
remaja yang sering ditemukan meliputi perilaku seksual beresiko Infeksi menular seksual (IMS)
1. Kehamilan Tidak diinginkan (KTD) KTD disebabkan oleh pemerkosaan seks bebas atau seks
pranikah, kepercayaan terhadap mitos seperti berhubungan seks sekali tidak akan menyebabkan
kehamilan, dan minum alkohol dan lompat-lompat pasca berhubungan seksual dapat
menyebabkan sperma tumpah kembali sehingga tidak akan menyebabkan kehamilan. Ada
beberapa karakteristik remaja yang berpotensi menyebabkan terjadinya KTD yaitu krisis identitas
atau pencarian identitas iri, sehingga pengaruh lingkungan yang tidak baik dan kurangnya
2. Putus sekolah
Peran orang tua yang membekali anak dengan dasar moral dan agama, peran pendidik /guru
yang menciptakan kondisi sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa, peran media yang
bertanggung jawab menyajikan tayangan yang layak untuk ditonton bagi remaja, serta peran
remaja itu sendiri yang berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman, karena bisa jadi teman
dekat yang dapat menjerumuskan untuk melakukan seks bebas sechingga berujung pada KTD.
Penanganan dalam kasus KTD yaitu cerita jujur tentang kehamilannya pada orang yang dipercaya,
terutama keluarga (orang tua) kedua belah pihak, kehamilan tetap dipertahankan, dukungan
lingkungan dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri akan akibat yang terjadi pada kasus KTD.
2. Aborsi
Aborsi merupakan pengeluaran janin dari uterus secara sengaja atau spontan, sebelum
kehamilan berusia 22 minggu. Di Indonesia praktik aborsi dilarang oleh UU, KUHP, fatwa MUI.
Kasus aborsi di Indonesia masih tinggi, yang dilakukan para remaja disebabkan kurangnya
Pendidikan tentang seks, kurangnya pengawasan orang tua sehingga terjadi pergaulan bebas
3. Kekerasan seksual
a. Pemerkosaan
b. Pelecehan seksual
Tindakan seksual yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non fisik yang menyasar pada
bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang, contohnya menggunakan siulan, main mata,
4. Eksploitasi seksual
keuntungan, sosial maupun politik terhadap orang lain. Pengetahuan kesehatan reproduksi
sangat penting bagi remaja, karena dari pengetahuan kesehatan reproduksi, remaja bisa
mempelajari banyak hal yang terkait dengan kondisi organ reproduksi mereka, serta mengenal
Bukan hanya pada orang tua saja yang perlu memiliki pengetahuan proses reproduksi, tetapi
semua kalangan manusia wajib tahu bagaimana menjaga kesehatan reproduksinya. Dengan ini
remaja diharapkan mampu bertanggung jawab atas kesehatan reproduksinya sehingga dapat
berfikir sebelum melakukan hal-hal yang bisa merusak dan merugikan masa depannya.
Perlu kita ketahui bahwa pengetahuan mengenai reproduksi tidak hanya untuk remaja putri saja.
Anak laki-laki pun harus mengetahui dan mengerti bagaimana hidup dengan reproduksi yang
sehat. Kesalahan pergaulan pada akhirnya dapat memberi dampak yang merugikan remaja laki-
Kenalkan tentang sistem, proses, dan fungsi alat reproduksi, memberikan informasi yang sesuai
dengan kesiapan dan usia anak. Sebaiknya hindari penggunaan istilah-istilah yang belum
dimengerti anak, dikhawatirkan maknanya menjadi kabur. Selain itu, anak jadi tidak mengenal
Jika remaja mengetahui apa saja risiko penyakit yang mungkin terjadi,
Jika edukasi yang berkaitan dengan reproduksi kurang didapatkan remaja, akibatnya terjadi
penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya
nyawa remaja. Peran orangtua sangat penting dalam mengedukasi kesehatan reproduksi ataupun
seksual pada remaja. Terutama melihat hingga saat ini masih belum banyak orang yang peduli
terhadap risiko-risiko yang dapat menyerang remaja. Salah pergaulan dan ancaman penyakit
berupa HIV/AIDS, angka kematian ibu yang meningkat akibat melahirkan di usia muda, hingga
kematian remaja perempuan karena nekat melakukan aborsi yang semakin tinggi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi adalah keadaan shat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak
semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungi dan proses
reproduksi. Adapun is isu seperti morbiditas (kurang sehat) mortalitas (angka yang menunjukkan
jumlah kematian per tahun).masalah kesehatan reproduksi remaja yang biasa terjadi perilaku
seksual beresiko Infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV, kehamilan remaja, dan aborsi tidak
aman. Kapan di katakan remaja di sat berusia 12-16 tahun. Adajuga faktor yang berdampak buruk
bagi kesehatan seperti, faktor sosial-ekonomi dan demografi, budaya dan lingkungan, psikologis
dan biologis.
B. Saran
Oleh karena itu, kiranya pembaca dapat memberikan saran atau masukan-masukan yang
Sarofah Eka Ningsih, dkk. 2021. Kesehatan Reproduksi Remaja. Media Sains Indonesia
Anakhttp://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/13907/Morbidita 0Maternal
2021