Anda di halaman 1dari 12

RESUME TENTANG ISU-ISU REPRODUKSI

DI SUSUN OLEH:

Merty Dwi Sulandari (PO.7124321041)

DOSEN PEMBIMBING:

Jamila,S.Sit.,M.Kes

MATA KULIAH:

Kesehatan perempuan dan perencanaan keluarga, 3(17,2P)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI D-III KEBIDANAN MUARA ENIM

TAHUN AJARAN 2022/2023


RESUME ISU-ISU REPRODUKSI :

A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Secara garis besar dapat

dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi:

1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah

dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan prosesreproduksi, serta lokasi tempat

tinggal yang terpencil)

2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada

kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,informasi tentang fungsi

reproduksi yang membingungkan anak dan remajakarena saling berlawanan satu dengan yang

lain, dsb)

3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresikarena

ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita terhadap pria yang membeli

kebebasannya secara materi, dsb)

4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular

seksual, dsb).

Pengaruh dari semua faktor diatas dapat dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna,

terfokus pada penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan dukungan di semua tingkat

administrasi, sehingga dapat di integrasikan kedalam berbagai program kesehatan, pendidikan,

sosial dam pelayanan kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan non penanggulangan

masalah kesehatan reproduksi.

B. Mortalitas dan Mobilitas Ibu dan Anak

Morbiditas

Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan,sedangkan

dalam arti luar morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih kompleks, tidak saja terbatas
pada statistik atau ukuran tentang peristiwa- peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang

mempengaruhinya (determinant faktor seperti: Faktor sosial, ekonomi dan budaya)

Mortalitas

Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk, tentunya Mortalitas/

kematian hanya terjadi satu kali kepada setiap orang. Meskipun demikian, seiring dengan

semakin majunya ilmu kedokteran, tekadang sulit untuk membedakan keadaan mati dan hidup

secara klinik.

KONSEP MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Konsep Kematian

Lahir hidup Hidup → Mati

Ada 3 konsep keadaan vital "mutuallyexclusive" (keadaan yg satu tidak mungkin terjadi

bersamaan dengan salah satu keadaan lainnya):

1. Lahir hidup (live birth)

2. Mati (death)

3. Lahir mati (fetal death)

Peristiwa Kematian

• Intra uterin

1. Abortus: <16 minggu

2. Immatur 16-28 minggu

3. Prematur:>28 minggu
Extra uterin

1. Still birth

2. Neonatal death: < 1 bulan

3. Post neo natal death: I bulan - < 1 tahun

4. Infant mortality: < 1 tahun

Penyebab Kematian

Penyakit menular

Penyakit degeneratif

Kecelakaan atau gaya hidup yang beresiko terhadap kematian

Sumber Data Mortalitas

Data mortalitas dapat diperoleh dari :

• Sistem Registrasi Vital

• Sensus Penduduk

• Survey

C. Masalah dalam Kesehatan Reproduksi Remaja

Remaja

Rentang usia remaja menurut WHO adalah batasan usia 10-19 tahun. Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk alam rentang usia 10-18 tahun.

Menurut BKKBN usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Remaja merupakan masa peralihan dari anak ke masa dewasa.

Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan


psikososial.

Sarwono (2011) menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari

saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai

kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari

anak-anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergatungan sosial ekonomi yang penuh

kepada keadaan yang relatif mandiri.

Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa remaja adalah individu usia 10-19 taun

dan belum menikah. peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis

perubahan psikologis, dan perubahan sosial.

Kesehatan Reproduksi

Keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosis dan beban dari penyakit

atau gangguan yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsinya ataupun proses

reproduksi.

Tujuan utama kesehatan reproduksi adalah memberikan pelayanan kesehatan reproduksi kepada

setiap individu dan pasangannya secara komprehensif khususnya kepada remaja agar setiap

indivlu mampu menjalani proves reproduksinya secara sehat dan bertanggungawab serta

terbeban dan perataan diskriminasi dan kekerasan, termasuk di dalamnya pengakuan dan

penghormatan atas hak-hak kesebutan reproduksi dan seksual sebagai bagian integral dari Hak

Asasi Manusia

Tujuan kusus dari pengembangan sistem pendidikan dan pelayanan Kesehatan Reproduksi

remaja adalah untuk melindungi remaja dari resiko pernikahan usia dini, kehamilan yang tidak

dikehendaki, aborsi Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS dan kekerasan seksuai, sehingga hak-

hak kesehatan reproduksinya dapat terpenuhi dalam meningkatkan kualitas hidup serta kuaitas

keturunannya baik fisik, mental dan sosial serta terbebas dari rasa takut, tindakan kekerasan dan

diskriminasi

Organ dari sistem reproduksi wanita meliputi vagina, rahim (uterus), ovarium, tuba falopi, dan

vulva. Sementara sistem reproduksi pria terdiri dari penis, testis, dan skrotum (buah zakar).
Khususnya pada wanita, sistem reproduksi juga bertanggung jawab untuk mempertahankan

kehamilan dan menjadi tempat bertumbuh kembangnya janin sampai waktunya lahir

Namun, kebanyakan orang tidak menyadari bahwa sistem reproduksi mereka adalah baigan yang

paling rapuh di dalam tubuh, Baik laki-laki maupun perempuan memerlukan landasan psikis yang

memadai agar perkembangan emosinya berlangsung dengan baik.

Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi meliputi faktor sosial ekonomi dan demografi

kemisknan, tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan tentang perkembangan seksual dan

reproduksi, serta tempat tinggal didaerah terpencil. Faktor budaya dan lingkungan (praktek

tradisional, kepercayaan banyak anak banyak rejeki). Faktor psikologis (akibat dari keretakan

orang tua, depresi, kehilangan rasa kebebasan. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada

saluran reproduksi pasca. penyakit menular seksual)

Kesehatan reproduksi sangat penting dalam masa kehamilan dan proses persalinan agar ibu dan

bayi bisa selamat sumpai melahirkan. Seorang individu dinyatakan sehat bila organ dan fungsi

reproduksinya baik untuk mendapatkan keturunan,

Pelayanan kesehatan reproduksi meliputi 1. Kesejahteraan Ibu dan Anak

2. Keluarga Berencana (KB)

3. Kesehatan Remaja

4. Pencegahan dan Penanggulangan penyakit Hubungan Seksus (HIV/AIDS) 5. Kesehatan Usia

Lanjut

6. Pelayanan terpadu Kekerasan dalam Keluarga

Cara mengajarkan kesehatan reproduksi pada anak dan remaja yaitu

1. Ajarkan untuk Membersihkan Organ Intim

2. Ajarkan untuk Sering Mengganti Dalaman

3. Biasakan Mengonsumsi Makanan Sehat

4. Tanamkan Jika Seks Bebas adalah Perilaku Menyimpang,

5. Ajak Anak Berolahraga Secara Teratur.

6. Sunat atau Khitan


Area reproduksi yang tidak terjaga kebersihannya bisa saja mengeluarkan bau yang

menyengat,menjadi tempat tingal jamur dan bakteri, hingga meningkatkan resiko terjadinya

penyakit menular seksual. Pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja dapat

meningkatkan kemandirian remaja dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya termasuk

kehidupan seksualitasnya, (Orang tua merupukan pendidik pertama yang wajib membimbing dan

mengarahkan remaja dalam menjaga kesehatan reproduksi sehat.

Permasalahan dalam kesehatan reproduksi remaja Masalah-masalah kesehatan reproduksi

remaja yang sering ditemukan meliputi perilaku seksual beresiko Infeksi menular seksual (IMS)

termasuk HIV, kehamilan remaja, dan aborsi tidak aman.

Permasalahan utama kesehatan reproduksi remaja (KRR) di Indonesa, adalah kurangnya

informasi mengenai kesehatan reproduksi, masalah pergeseran perilaku seksual remaja,

pelayanan kesehatan yang buruk serta perundang-undangan yang tidak mendukung.

Isu-isu Kesehatan reproduksi remaja saat ini antara lain:

1. Kehamilan Tidak diinginkan (KTD) KTD disebabkan oleh pemerkosaan seks bebas atau seks

pranikah, kepercayaan terhadap mitos seperti berhubungan seks sekali tidak akan menyebabkan

kehamilan, dan minum alkohol dan lompat-lompat pasca berhubungan seksual dapat

menyebabkan sperma tumpah kembali sehingga tidak akan menyebabkan kehamilan. Ada

beberapa karakteristik remaja yang berpotensi menyebabkan terjadinya KTD yaitu krisis identitas

atau pencarian identitas iri, sehingga pengaruh lingkungan yang tidak baik dan kurangnya

informasi yang benar menyebabkan permasalahan termasuk KTD.

Adapun dampak dari KTD pada remaja antara lain:

1. Tekanan psikologis aksi sosial

2. Putus sekolah

3. Kerentanan terjadinya gangguan pada

4. Kesehatan organ reproduksi


5. Perasaan malu

6. Sensitive atau mudah marah

7. Peningkatan kasus aborsi

Peran orang tua yang membekali anak dengan dasar moral dan agama, peran pendidik /guru

yang menciptakan kondisi sekolah yang nyaman dan aman bagi siswa, peran media yang

bertanggung jawab menyajikan tayangan yang layak untuk ditonton bagi remaja, serta peran

remaja itu sendiri yang berhati-hati dalam bergaul dan memilih teman, karena bisa jadi teman

dekat yang dapat menjerumuskan untuk melakukan seks bebas sechingga berujung pada KTD.

Penanganan dalam kasus KTD yaitu cerita jujur tentang kehamilannya pada orang yang dipercaya,

terutama keluarga (orang tua) kedua belah pihak, kehamilan tetap dipertahankan, dukungan

lingkungan dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri akan akibat yang terjadi pada kasus KTD.

2. Aborsi

Aborsi merupakan pengeluaran janin dari uterus secara sengaja atau spontan, sebelum

kehamilan berusia 22 minggu. Di Indonesia praktik aborsi dilarang oleh UU, KUHP, fatwa MUI.

Kasus aborsi di Indonesia masih tinggi, yang dilakukan para remaja disebabkan kurangnya

Pendidikan tentang seks, kurangnya pengawasan orang tua sehingga terjadi pergaulan bebas

hamil diluar nikah yang berujung aborsi.

3. Kekerasan seksual

Komnas Perempuan mengenali 3 dari 14 bentuk kekerasan seksual, yaitu:

a. Pemerkosaan

b. Pelecehan seksual

Tindakan seksual yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non fisik yang menyasar pada

bagian tubuh seksual atau seksualitas seseorang, contohnya menggunakan siulan, main mata,

komentar atau ucapan bernuansa seksual.

4. Eksploitasi seksual

Pelanggaran mendasar terhadap hak-hak asasi reproduksi seseorang.


yaitu penyalahgunaan untuk tujuan seksual namun tidak terbatas, yang bisa memperoleh

keuntungan, sosial maupun politik terhadap orang lain. Pengetahuan kesehatan reproduksi

sangat penting bagi remaja, karena dari pengetahuan kesehatan reproduksi, remaja bisa

mempelajari banyak hal yang terkait dengan kondisi organ reproduksi mereka, serta mengenal

tentang pendidikan seksual.

Solusi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Bukan hanya pada orang tua saja yang perlu memiliki pengetahuan proses reproduksi, tetapi

semua kalangan manusia wajib tahu bagaimana menjaga kesehatan reproduksinya. Dengan ini

remaja diharapkan mampu bertanggung jawab atas kesehatan reproduksinya sehingga dapat

berfikir sebelum melakukan hal-hal yang bisa merusak dan merugikan masa depannya.

Perlu kita ketahui bahwa pengetahuan mengenai reproduksi tidak hanya untuk remaja putri saja.

Anak laki-laki pun harus mengetahui dan mengerti bagaimana hidup dengan reproduksi yang

sehat. Kesalahan pergaulan pada akhirnya dapat memberi dampak yang merugikan remaja laki-

laki juga. Cara mengedukasi menjaga reproduksi pada remaja:

1. Menjelaskan sistem, proses dan fungsi reproduksi

Kenalkan tentang sistem, proses, dan fungsi alat reproduksi, memberikan informasi yang sesuai

dengan kesiapan dan usia anak. Sebaiknya hindari penggunaan istilah-istilah yang belum

dimengerti anak, dikhawatirkan maknanya menjadi kabur. Selain itu, anak jadi tidak mengenal

secara pasti masalah reproduksinya.

2. Mengenalkan resiko penyakit yang akan terjadi

Jika remaja mengetahui apa saja risiko penyakit yang mungkin terjadi,

tentu lebih berhati-hati dalam menjaga kesehatan reproduksinya.

3. Jelaskan Tentang Kekerasan Seksual dan Cara Menghindarinya

Jika edukasi yang berkaitan dengan reproduksi kurang didapatkan remaja, akibatnya terjadi

penyakit seksual menular, kehamilan di usia muda, hingga aborsi yang berakibat pada hilangnya

nyawa remaja. Peran orangtua sangat penting dalam mengedukasi kesehatan reproduksi ataupun
seksual pada remaja. Terutama melihat hingga saat ini masih belum banyak orang yang peduli

terhadap risiko-risiko yang dapat menyerang remaja. Salah pergaulan dan ancaman penyakit

berupa HIV/AIDS, angka kematian ibu yang meningkat akibat melahirkan di usia muda, hingga

kematian remaja perempuan karena nekat melakukan aborsi yang semakin tinggi
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesehatan reproduksi adalah keadaan shat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh, tidak

semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungi dan proses

reproduksi. Adapun is isu seperti morbiditas (kurang sehat) mortalitas (angka yang menunjukkan

jumlah kematian per tahun).masalah kesehatan reproduksi remaja yang biasa terjadi perilaku

seksual beresiko Infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV, kehamilan remaja, dan aborsi tidak

aman. Kapan di katakan remaja di sat berusia 12-16 tahun. Adajuga faktor yang berdampak buruk

bagi kesehatan seperti, faktor sosial-ekonomi dan demografi, budaya dan lingkungan, psikologis

dan biologis.

B. Saran

Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan

Oleh karena itu, kiranya pembaca dapat memberikan saran atau masukan-masukan yang

membangun untuk memperbaiki makalah selanjutnya agar menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Sarofah Eka Ningsih, dkk. 2021. Kesehatan Reproduksi Remaja. Media Sains Indonesia

Eko BS. 2013. Makalah Isu Kesehatan Reproduksi. https://docplayer.info/6544 5544-Isu-

kesehatan-reproduksi. html diakses pada 26 Sptember 2021

Supriyatiningsih, Morbiditas Dan Mortalitas Maternal Serta Kesehatan Ibu &

Anakhttp://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/13907/Morbidita 0Maternal

%20serta%20Kesehatan%20ibu20%26.pdf?sequence=l&isAllowed=y.Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta diakses pada 26 Sptember

2021

Anda mungkin juga menyukai