SOAL:
1. Jelaskan asuhan yang ibu berikan kepada remaja yang baru menarche!
2. Jelaskan permasalahan kesehatan reproduksi pada remaja yang banyak terjadi saat
ini dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatan reproduksi tersebut!
3. Jelaskan KIE yang ibu berikan kepada remaja yang ada di lingkungan sekitar
tempat tinggal ibu!
4. Ada seorang ibu datang ke BPM ibu mengatakan bahwa dia ingin menunda
kehamilan. Jelaskan apa saja langkah-langkah dan asuhan yang ibu berikan
terhadap ibu tersebut!
5. Jelaskan evidence based terkait asuhan kebidanan pada remaja!
JAWAB:
Banyak masalah yang akan timbul akibat mengabaikan kesehatan reproduksi. Masalah
- masalah yang timbul akibat kurangnya pengetahuan terhadap kesehatan reproduksi
yaitu Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD), aborsi, perkawinan dan pernikahan dini,
IMS atau PMS dan HIV/AIDS (Marmi, 2013). Menurut data PKBI (Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia) Jawa Tengah tahun 2010, remaja yang berhubungan
seksual pra nikah sebanyak 863 orang, hamil pra nikah 452 orang, Infeksi menular
seksual 283 orang, masturbasi 337 orang, aborsi 244 orang. Kasus ini meningkat dari
tahun 2009 dimana kasus remaja yang berhubungan seksual pra nikah 765 orang,
hamil pra nikah 367 orang, infeksi menular seksual 275 orang, masturbasi 322 orang,
aborsi 166 orang (PILAR PKBI, 2010)
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka – angka tersebut adalah
dengan melakukan edukasi edukasi kesehatan mengenai cara perawatan organ
reproduksi, edukasi mengenai perkembangan remaja saat pubertas, edukasi kesehatan
mengenai dampak pornografi, edukasi kesehatan mengenai kehamilan tidak
diinginkan (KTD) dan aborsi, edukasi kesehatan mengenai HIV/AIDS dan infeksi
menular seksual, serta edukasi kesehatan mengenai pendewasaan usia pernikahan
dengan melibatkan peran Pemerintah, orang tua, dan juga peer group
Rentang usia remaja bervariasi bergantung pada budaya dan tujuan penggunaannya.
Di Indonesia berbagai studi pada kesehatan reproduksi remaja mendefinisikan remaja
sebagai orang muda berusia 15-24 tahun. Sedangkan menurut Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) remaja berusia 10-24 tahun. Sementara
Departemen Kesehatan dalam program kerjanya menjelaskan bahwa remaja adalah
usia 10-19 tahun. Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menganggap remaja
adalah mereka yang belum menikah dan berusia antara 13-16 tahun, atau mereka
yang bersekolah di sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas
(SMA).
Reproduksi
Secara sederhana reproduksi berasal dari kata re = kembali dan produksi = membuat
atau menghasilkan, jadi reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia
dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Kesehatan Reproduksi
Kesehatan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh
dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistem reproduksi.
Masalah remaja
Program kesehatan reproduksi remaja mulai menjadi perhatian pada beberapa tahun
terakhir ini karena beberapa alasan:
Pencegahan aborsi adalah usaha yang harus diutamakan terlebih dahulu dalam upaya
penurunan angka kematian maternal. Sebuah organisasi di Amerika
Serikat/Kanada Ontario Consultant on Religious Tolerance sebuah organisasi yang
mempunyai misi menurunkan angka aborsi di Amerika Serikat mengemukakan
mengenai mengapa terdapat perbedaan angka kehamilan tidak diinginkan dan angka
aborsi, dimana kejadian di Eropa ternyata jauh lebih rendah dibandingkan di Amerika
Serikat. Pada penelitian itu dikemukakan mengapa angka kehamilan yang tidak
diinginkan dan angka aborsi di Eropa lebih rendah dari pada Amerika Serikat karena
baik dari masyarakat maupun pemerintahnya mempunyai beberapa keadaan yang
secara umum digambarkan sebagai berikut bahwa di Eropa kaum muda memandang
kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi adalah malapetaka, sehingga mempunyai
prioritas yang tinggi dalam mencegah keadaan itu, remaja yang lebih bertanggung
jawab atas reproduksinya, dan juga dari pihak pemerintah yang mendorong penelitian
di bidang ini, mendorong advokasi dari organisasi religious, menyediakan alat
kontrasepsi untuk remaja seperti kondom yang dapat dibeli dengan harga murah
bahkan gratis, menyelenggarakan pendidikan reproduksi di sekolah dan memberikan
informasi melalui media yang seluas luasnya. Keadaan yang secara umum dapat
terjadi pada proses seksual yang tidak aman adalah: kehamilan yang tidak diinginkan
yang akan menjurus ke aborsi atau kehamilan remaja yang beresiko, terinfeksi
penyakit menular seksual,termasuk didalamnya HIV/AIDS. Upaya pencegahan yang
dianjurkan adalah: tidak melakukan hubungan seksual. Jika sudah berhubungan
dianjurkan untuk memakai alat kontrasepsi terutama kondom (pencegahan Infeksi
Menular Seksual) atau alat kontrasepsi lain untuk mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, dan dianjurkan untuk mempunyai pasangan yang sehat.
Di Indonesia sendiri hingga saat ini sistem pencatatan dan pelaporan kunjungan
berobat di sarana pelayanan kesehatan dasar tidak dapat dijadikan acuan untuk
menentukan besaran masalah IMS/ISR. Data yang berasal dari laporan bulanan
puskesmas dan rumah sakit pemerintah hanya mencantumkan dua macam IMS yaitu:
gonore dan sifilis. Laporan tersebut juga tidak melakukan analisis berdasarkan
kelompok umur dan jenis kelamin. Di Poli Divisi Infeksi Menular Seksual Departemen
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo, pada tahun
2004, Infeksi Genitalia Non Spesifik (IGNS) pada wanita merupakan penyakit yang
terbanyak yaitu 104 dari 541 kunjungan baru pasien wanita. Sedangkan gonore
ditemukan pada 17 pasien wanita dan trikomonas pada 11 pasien wanita.13
Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuh
kembang remaja)
mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana
ymerencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan
pasangannya
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap ykondisi
kesehatan reproduksi
Bahaya penggunaan obat obatan/narkoba pada kesehatan yreproduksi
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat
ykepercayaan diri agar mampu menangkal hal-hal yang bersifat negatif
Hak-hak reproduksi
4. Evidance Based Asuhan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Kesehatan Reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental, dan sosial secara utuh, yang
tidak semata – mata bebas dari penyakit atau kecatatan, dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya. Tujuan progam kesehatan reproduksi
remaja adalah membantu remaja agar memahami dan menyadari ilmu tersebut sehingga
memiliki sikap dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggung jawab kaitannya dengan masalah
reproduksi. Upaya yang dapat dilakukan dapat melalui advokasi, promosi, KIE, konseling dan
pelayananan kepada remaja yang memiliki permasalahan khusus serta pemberian dukungan
pada kegiatan remaja yang bersifat positif.
1. Seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi tentang KRR. Sasaran tujuan ini
ialah peningkatan cakupan penyebaran informasi KRR melalui media masa.
2. Seluruh remaja di sekolah mendapatkan informasi tentang KRR. Sasaran tujuan ini
ialah peningkatan cakupan penyebaran informasi KRR di sekolah umum, SLTP, SMU,
Pesantren dll.
3. Seluruh remaja dan keluarga yang menjadi anggota kelompok masyarakat mendapat
informasi tentang KRR. Sasaran tujuan ini ialah peningkatan cakupan remaja dan
orang tua yang memperoleh informasi KRR melalui kelompok remaja dan orang tua,
seperti karang taruna, remaja masjid, perusahaan, remaja gereja, PKK, pramuka ,
pengajian, dan arisan.
4. Seluruh remaja di perusahaan tempat kerja mendapatkan informasi tentang KRR.
Sasaran tujuan ini ialah peningkatan cakupan remaja yang memperoleh informasi
dan layanan KRR melalui perusahan di tempat mereka bekerja.
5. Seluruh remaja yang membutuhkan konseling serta pelayanan khusus dapat dilayani.
Sasaran tujuan ini ialah peningkatan jumlah dan pemanfaatana pusat konseling dan
pelayanan khusus bagi remaja.
6. Seluruh masyarakat mengerti dan mendukung pelaksanaan program KRR. Sasarannya
ialah peningkatan komitmen bagi politisi. Toga, toma, serta LSM dalam pelaksanaan
KRR.
Berbagai keadaan tersebut dapat dicegah atau diminimalisasi dengan cara memberi
pengetahuan dasar mengenai kesehatan reproduksi pada remaja
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar
mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang berhubungan. Dengan informasi yang
benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab
mengenai proses reproduksi.