Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang

Masa remaja merupakan bagian dari proses tumbuh kembang, yaitu

masa peralihan dari anak menuju dewasa. Pada tahap ini, anak mengalami

percepatan pertumbuhan, perubahan-perubahan baik fisik maupun

psikologis. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014,

rentang usia remaja 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 25 tahun 2014, rentang usia remaja 10-18 tahun dan menurut Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja

adalah 10-24 tahun dan belum menikah.1,2

Di dunia berdasarkan data dari WHO tahun 2014, diperkirakan

kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk

dunia. Jumlah kelompok remaja usia 10-19 tahun di Indonesia menurut

Menteri Kesehatan RI tahun 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18% dari

jumlah penduduk.2

Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk tercapainya

tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang memperlihatkan

hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.

Dari sudut pandang kesehatan, tindakan menyimpang yang akan

mengkhawatirkan adalah masalah yang berkaitan dengan seks bebas


(unprotected sexuality), penyebaran penyakit kelamin (sexual transmitted

disease), kehamilan di luar nikah atau kehamilan yang tidak dikehendaki

(adolescent unwanted pragnancy) di kalangan remaja. Masalah-masalah

yang disebut terakhir ini dapat menimbulkan masalah-masalah lainnya yaitu

unsafe aborsi dan pernikahan usia muda. Semua masalah ini oleh WHO

disebut sebagai masalah kesehatan reproduksi remaja.3,4

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan

sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan

yang berkaitan dengan sistem, fungsi, dan proses reproduksi. Isu-isu yang

berkaitan dengan kesehatan reproduksi kadang merupakan isu yang pelik

dan sensitif, seperti hak-hak reproduksi, kesehatan seksual, penyakit

menular seksual (PMS) termasuk HIV / AIDS, kebutuhan khusus remaja,

dan perluasan jangkauan pelayanan ke lapisan masyarakat kurang mampu

atau mereka yang tersisih.3,4

Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012

menunjukkan bahwa pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi

belum memadai. Pengetahuan bahwa perempuan dapat hamil dengan satu

kali berhubungan seksual, 35,3% remaja perempuan dan 31,2% remaja laki-

laki. Informasi tentang gejala penyakit menular seksual diketahui 9,9%

remaja perempuan dan 10,6% remaja laki-laki.2

Remaja mempunyai sifat yang khas yaitu keingintahuan yang besar,

menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung


risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang.

Sifat dan perilaku berisiko remaja memerlukan ketersediaan pelayanan

kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan remaja

termasuk pelayanan untuk kesehatan reproduksi. Oleh karenanya, remaja

sangat rentan sekali mengalami masalah kesehatan reproduksi remaja akibat

kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi pada remaja.2,3,4

1.3 Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan program pelayanan kesehatan reproduksi

remaja di puskesmas Padasuka?

2. Bagaimana faktor-faktor pendukung atau penghambat pelaksanaan

pelayanan kesehatan reproduksi remaja di puskesmas Padasuka?

1.4 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kajian pustaka ini adalah untuk mengetahui

pelaksanaan program pelayanan kesehatan reproduksi remaja di puskesmas

Padasuka.

mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko dan

perilaku berisiko lainya yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan

reproduksi remaja.

1.3.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari kajian pustaka ini adalah untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi dan

mempersiapkan remaja menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan

bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai