A. Konsep Dasar
1. Definisi
Persalinan sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin
dilahirkan dengan dilakukan insisi pada dinding perut dan rahim, dengan
syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Prawirohardjo, 2010).
Sectio caesarea merupakan suatu tindakan pengeluaran janin dan plasenta
melalui tindakan insisi pada dinding perut dan dinding rahim dalam keadaan
utuh (Ratnawati, 2016).
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding perut (Hartanti, 2014). Sectio
caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada
pada dinding abdomen dan uterus (Hartanti, 2014).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sectio
caesarea merupakan salah satu cara persalinan, yang mana janin dikeluarkan
dengan dilakukan insisi pada dinding abdomen dan dinding uterus, dengan
syarat berat janin diatas 500 gram dan rahim utuh.
Indikasi:
1) Perdarahan akibat atonia uteri setelah terapi konservatif gagal.
2) Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan pada kasus-kasus plasenta
previa dan abruptioplasenta tertentu.
3) Pada kasus-kasus tertentu kanker serviks atau ovarium.
4) Ruptur uteri yang tidak dapat diperbaiki.
5) Cicatrix yang menimbulkan cacat pada uterus.
Komplikasi:
1) Angka morbiditas sebesar 20%.
2) Lebih banyak kehilangan darah.
3) Kerusakan pada traktus urinarius dan usus termasuk pembentukan
fistula.
4) Trauma psikologis akibat hilangnya uterus.
3. Indikasi
Indikasi dilakukannya sectio caesarea menurut Prawirohardjo (2010),
yaitu sebagai berikut:
a. Indikasi Ibu
1. Panggul sempit absolut
2. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3. Stenosis serviks/vagina
4. Plasenta previa
5. Disproporsi sefalopelvik
6. Ruptura uteri membakar
b. Indikasi Janin
a. Kelainan letak
b. Gawat janin
Pada umumnya sectio caesarea tidak dilakukan pada:
a. Janin mati
b. Syok, anemia berat, sebelum diatasi
c. Kelainan kongenital berat (monster)
Sectio caesarea
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasikan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau
mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya
(Tarwoto & Wartonah, 2010)
Masalah-masalah atau diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
klien post operasi sectio caesarea menurut NANDA (2015), diantaranya
sebagai berikut:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah)
(00132)
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (00085)
c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (00004)
d. Defisit perawatan diri: mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi
berhubungan dengan kelemahan (00108)
3. Perencanaan Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan atau tindakan mandiri yaitu yang harus dilakukan
oleh perawat dan tindakan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi
perawatan lainnya. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien mencapai
hasil yang diharapkan (Mayasari, 2012).
a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah)
(00132)
Tujuan, Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional
NOC: 1. Observasi tingkat 1. Mengetahui sampai
1. Kontrol Nyeri nyeri mana tingkat nyeri
2. Tingkat Nyeri yang dialami oleh
klien
Kriteria Hasil:
1. Menggunakan 2. Observasi tanda-tanda 2. Melihat
tindakan vital klien perkembangan
pengurangan keadaan umum klien
[nyeri] tanpa dimana rangsang
analgesik. nyeri dapat
2. Melaporkan meningkatkan
perubahan terhadap tanda-tanda vital
gejala nyeri pada
profesional 3. Atur posisi berbaring 3. Mengalihkan
kesehatan. misalnya dengan perhatian ke hal
3. Nyeri yang posisi supine yang lain sehingga
dilaporkan: ringan. tidak terlalu fokus
4. Ekspresi nyeri pada nyeri
wajah: tidak ada.
5. Mengernyit: tidak 4. Lakukan teknik 4. Dengan posisi ini
ada distraksi dapat mengurangi
6. Fokus menyempit: tekanan pada area
tidak ada. operasi sehingga
7. Ketegangan otot: rasa nyeri berkurang
tidak ada.
5. Ajarkan teknik 5. Relaksasi dengan
relaksasi dengan cara menarik nafas
menarik nafas dalam dalam membuat otot
saat nyeri timbul – otot rileks
sehingga nyeri
berkurang
6. Kolaborasi dalam 6. Membantu dalam
pemberian analgetik : mengurangi rasa
injeksi ketorolac nyeri, dengan
memblokade pusat
hantaran nyeri
3. Dorong kemandirian
klien, tapi bantu 3. Melatih kemandirian
ketika klien tak klien dalam
mampu memenuhi kebutuhan
melakukannya perawatan dirinya
DAFTAR PUSTAKA
Chairani, Nopi. 2015. Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Gangguan Rasa Nyaman:Nyeri pada Post Operasi Sectio
Caesarea di R.S Fajar Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia. Diakses tanggal 1
Juni 2018.
<http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2624/142500028.pdf?
sequence=1&isAllowed=y>
Hartanti, Septi. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Post Sectio
Caesarea Hari Ke-1 Atas Indikasi Disproporsi Cefalopelvic Di Ruang Bougenvil
Di RSUD Dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga. Diploma thesis,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Diakses tanggal 29 Mei 2018.
<http://repository.ump.ac.id/2643/>
Khasanah, Rafikatul. 2014. Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Post SC Atas
Indikasi Janin Letak Sungsang Di Ruang Dewi Kunthi RSUD Kota Semarang.
Diakses tanggal 10 Mei 2018. <http://repository.unissula.ac.id/1517/3/Rafikatul
%20Khasanah%20%2089.331.61374.pdf>
Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.