DISUSUN OLEH:
1. MARYADI
2. IRCHAM ABDILAH LUBIYATI
3. MUSLIKAH
4. ROSYADI
A. LATAR BELAKANG
Angka kesakitan dan kematian ibu merupakan indikator kesehatan umum dan kesejahteraan
masyarakat. Persalinan adalah proses membuka dan menutupnya servik uteri disertai
turunnya janin dan plasenta ke dalam jalan lahir sampai keluar secara lengkap (berikut
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian section caesarea?
2. Apa indikasi dan kontraindikasi section caesarea?
3. Jenis section caesarea?
4. Patofisiologi section caesarea?
5. Komplikasi section caesarea?
6. Penatalaksanaan post section caesarea?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa pengertian section caesarea?
2. Untuk mengetahui apa indikasi dan kontraindikasi section caesarea?
3. Untuk mengetahui Jenis section caesarea?
4. Untuk mengetahui Patofisiologi section caesarea?
5. Untuk mengetahui Komplikasi section caesarea?
6. Untuk mengetahui Penatalaksanaan post section caesarea?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Seksio cesarea berasal dari perkataan Latin “Caedere” yang artinya memotong.
Seksio Cesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998 dalam Maryunani, 2014).
dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan Rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi
Seksio Cesarea Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi
pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat
4) Stenosis serviks/vagina.
5) Plasenta previa.
6) Disproporsi sefalopelvik.
b. Indikasi janin
1) Kelainan letak.
2) Gawat janin
3) Prolapsus plasenta
c. Indikasi relative
1) Riwayat seksio cesarea sebelumnya
2) Presentasi bokong
3) Distosia
4) Fetal distress
d. Indikasi Sosial
2. Wanita yang ingin seksio cesarea elektif karena takut bayinya mengalami cedera
atau asfiksia selama persalinan atau mengurangi risiko kerusakan dasar panggul
3. Wanita yang takut terjadinya perubahan pada tubuhnya atau sexuality image setelah
melahirkan.
Kontraindikasi section caesarea Menurut Rasjidi (2009) kontraindikasi dari seksio cesarea adalah:
1. Janin mati
2. Syok
3. Anemia berat
Menurut Prawirohardjo (2010) Liu (2008) Oxorn dan Forte (2010) terdapat beberapa jenis
penggunaanya meliputi :
section).
Indikasi :
2. Perdarahan yang tidak dapat dikendalikan pada kasus-kasus placenta previa dan
3. Placenta accrete
7. Sebagai metode sterilisasi kalau kelanjutan haid yang tidak dikehendaki demi alasan
medis
yang mengalami infeksi luas dengan mencegah peritonitis generalisata yang sering bersifat
fatal.
D. PATOFISIOLOGI
Seksio cesarea adalah suatu proses persalinan melalui pembedahan pada bagian perut dan
rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. Selain
berasal dari faktor ibu seperti panggul sempit absolut, kegagalan melahirkan secara normal
karena kurang adekuatnya stimulasi, tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi,
indikasi dilakukannya sectio caesarea dapat berasal dari janin seperti kelainan letak, gawat
janin, prolapsus plasenta, perkembangan bayi yang terlambat, mencegah hipoksia janin,
Setiap operasi sectio caesarea anestesi spinal lebih banyak dipakai dikarenakan lebih aman
untuk janin. Tindakan anestesi yang diberikan dapat mempengaruhi tonus otot pada kandung
inkontinensia jaringan, pembuluh darah, dan saraf disekitar daerah insisi. Hal tersebut
merangsang keluarnya histamin dan prostaglandin. histamin dan prostaglandin ini akan
menyebabkan nyeri pada daerah insisi. Rangsangan nyeri yang dirasakan dapat
hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibu nifas dapat menimbulkan masalah
Adanya jaringan terbuka juga akan menimbulkan munculnya risiko tinggi terhadap
masuknya bakteri dan virus yang akan menyebabkan infeksi apabila tidak dilakukan
E. KOMPLIKASI
vesika urinasia dan uterus saat dilangsungkannya operasi, komplikasi anestesi, perdarahan,
infeksi dan tromboemboli. Kematian ibu lebih besar pada persalinan seksio cesarea
Menurut Rasjidi (2009) takipneu sesaat pada bayi baru lahir lebih sering terjadi pada
persalinan seksio cesarea, dan kejadian trauma persalinan pun tidak dapat disingkirkan.
Risiko jangka panjang yang dapat terjadi adalah terjadinya plasenta previa, solusio plasenta,
seksio sesaria meningkatkan morbiditas ibu secara drastis dibandingkan dengan persalinan
dan tromboembolisme. Infeksi panggul dan infeksi luka operasi meningkat dan, meskipun
a. Ruang Pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu memantau dengan cermat
jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan perdarahan yang
darah menjadi lebih rendah daripada sebenarnya. Cairan intravena yang perlu disiapkan
untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer Laktat atau larutan Kristaloid
ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah diiberikan transfusi darah sesuai
kebutuhan.
c. Tanda-Tanda Vital
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap setengah jam setelah 2
jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam setelah didapatkan hasil yang stabil.
Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu Tekanan darah, Nadi, Jumlah urin, Jumlah
d. Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam untuk mengurangi nyeri
Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas dalam waktu 12 jam setelah operasi
dilakukan. Sedangkan untuk makanan padat dapat diberikan kurang lebih 8 jam stelah
f. Pemeriksaan laboratorium
Hematrokit secara rutin diukur pada pagi hari stelah pembedahan. Pemeriksaan dilakukan
lebih dini apabila terdapat kehilangan darah yang banyak selama operasi atau
g. Menyusui
Menyusui dilakukan pada hari 0 post Sectio Caesarea. Apabila klien memutuskan untuk
tidak menyusui, dapat diberikan bebat untuk menopang payudara yang bisa mengurangi
Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari demam dan tetap
terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan antibiotik profilaksis. Sejumlah uji
klinis acak telah membuktikan bahwa antibiotik dosis tunggal dapat diberikan saat Sectio
i. Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak
6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi penderita dapat didudukkan selama 5
menit dan diminta untuk bernafas dalam. Kemudian posisi tidur telentang dapat
demi hari pasien dianjurkan belajar uduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian
berjalan sendiri pada hari ketiga sampai hari kelima pasca operasi sectio caesarea
j. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada penderita,
meghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24-
4 1. KESIMPULAN
5 Seksio Cesarea Suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
6 dinding perut (laparatomi) dan dinding rahim (histerektomi) dengan syarat rahim dalam
7 keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.
8
9 2. SARAN
10 Pembuatan makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, karena keterbatasan sumber yang
11 kami peroleh sehingga isi dari makalah ini masih bersifat umum, oleh karna itu kami
12 harapkan agar pembaca bisa mencari sumber lain guna membandingkan dengan bahasan
13 yang kami buat guna mengoreksi bila terjadi kesalahan dalam pembuatan makalah ini.
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
1 DAFTAR PUSTAKA
2 Maryuani, A. (2014). Perawatan Luka Seksio Caesarea (SC) dan Luka
3 Kebidanan Terkini. Bogor : IN Media
4
5 Prawirohardjo. (2010). Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka
6 Sarwono Prawirohardjo
7
8 Sulaminingsih, Sri (2014). Efektifitas Pengaruh Kerja Obat Analgetik
9 Ketorolac Pada Post Sectio Caesarea. Jurnal Penelitian. Vol. 5
10 Rasjidi, Imam. (2009). Manual Seksio Sesarea & Laparatomi Kelainan
11 Adneksa. Jakarta : C.V Sugeng Seto
12