Dosen Pembimbing
Disusun Oleh:
224291517046
SECTIO CAESAREA
A. KONSEP DASAR
1. Definisi sectio caesarea Sectio caesarea adalah persalinan janin melalui sayatan perut
terbuka (laparotomi) dan sayatan di dalam rahim (histerotomi) (Sung and Mahdy, 2020).
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan untuk melahirkan janin melalui insisi pada
dinding abdomen dan uterus Ibu. Sectio caesarea merupakan tindakan medis yang
diperlukan untuk membantu persalinan yang tidak bisa dilakukan secara normal akibat
masalah kesehatan Ibu atau kondisi janin (Ayuningtyas dkk., 2018).
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu
insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh
serta berat janin > 500 gram (Widiastini, 2014).
b. Permintaan Ibu
j. Sesar perimortem
Berdasarkan indikasi uterine/anatomis untuk operasi caesar yakni sebagai
berikut :
a. Plasentasi abnormal (seperti plasenta previa, plasenta akreta)
b. Solusio plasenta
g. Trakelektomi sebelumnya
i. Cerclage permanen
a. Status janin yang tidak meyakinkan (seperti pemeriksaan doppler tali pusat
abnormal) atau detak jantung janin yang abnormal
b. Prolaps tali pusat
d. Malpresentation
e. Makrosomi
f. Anomali kongenital
g. Trombositopenia
g. Kematian janin
b. Shock
c. Anemia berat
Selain itu juga adapun kontraindikasi section caesarea, meliputi janin dalam
keadaan mati, Ibu hamil dengan syok, anemia hebat sebelum diatasii, dan kelainan
kongenital (Manuaba, 2012). Sedangkan menurut Pulungan dkk (2020), menyatakan
kontraindikasi sectio caesarea disebabkan beberapa keadaan antara lain: janin mati,
terlalu prematur untuk bertahan hidup, ada infeksi pada dinding abdomen, anemia berat
yang belum diatasi, kelainan kongenital, tidak ada atau kurang sarana/fasilitas serta
kemampuan.
Etiologi yang berasal dari Ibu yaitu pada primigravida dengan kelainan letak,
primipara tua disertai kelainan letak, ada disporporsi sefalo pelvik (disproporsi
janin/panggul), terdapat sejarah kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat
kesempitan panggul, placenta previa terutama pada primigravida, solutsio placenta
tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu preeklampsi-eklampsia, kehamilan yang
disertai penyakit (jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium,
mioma uteri, dan sebagainya).
Etiologi yang berasal dari janin yaitu fetal distress/gawat janin, mal presentasi
dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, dan
kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.
Sectio caesarea klasik dibuat vertikal pada bagian atas rahim. Pembedahan
dilakukan dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kirrakira sepanjang 10 cm.
Tidak dianjurkan untuk kehamilan berikutnya melahirkan melalui vagina apabila
sebelumnya telah dilakukan tindakan pembedahan ini.
b. Sectio caesarea trabsperitonel
Sectio caesarea transperitonel profunda disebut juga low cervical yaitu sayatan
vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan jenis ini dilakukan jika bagian bawah
rahim tidak berkembang atau tidak cukup tipis untuk memungkinkan dibuatnya
sayatan transversal. Sebagian sayatan vertikal dilakukan sampai ke otototot bawah
rahim.
c. Sectio caesarea histerektomi
Beberapa komplikasi yang paling banyak dari operasi adalah akibat tindakan
anestesi selain itu juga jumlah darah yang dikeluarkan oleh Ibu selama operasi
berlangsung, komplikasi penyulit, endometriosis (radang endometrium),
tromboplebitis (pembekuan darah pembuluh balik), embolisme (penyumbatan
pembuluh darah paru-paru), dan perubahan bentuk serta letak rahim menjadi tidak
sempurna (Manuaba, 2012). Menurut Pulungan dkk (2020), menyebutkan beberapa
kompliasi yang serius pasca tindakan sectio caesarea adalah perdarahan karena atonia
uteri, pelebaran insisi uterus, kesulitan mengeluarkan plasenta, hematoma ligamentum
latum (broad ligament). Selain itu infeksi pada traktus genitalia, pada insisi, traktrus
urinaria, pada paru-paru dan traktus respiratorius atas. Komplikasi lain yang bersifat
ringan adalah kenaikan suhu tubuh selama beberapa hari selama masa nifas.
8. Patofisiologi
Terjadi kelainan pada ibu dan kelainan pada janin menyebabkan persalinan
normal tidak memungkinkan dan akhirnya harus diilakukan tindakan
Sectiocaesarea, bahkan sekarang Sectiocaesarea menjadi salah satu pilihan
persalinan (Sugeng, 2010).
Adanya beberapa hambatan ada proses persalinan yyang menyebabkan bayi
tidak dapat dilahirkan secara normal, misalnya plasenta previa, rupture sentralis
dan lateralis, pannggul sempit, partus tidak maju (partus lama), pre-eklamsi,
distokksia service dan mall presentasi janin, kondisi tersebut menyebabkan perlu
adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectiocaesarea (SC). Dalam proses
operasinya dilakukan tindakan yang akan menyebabkan pasien mengalami
mobilisasii sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya
kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktifitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga
timbul masalah deficit perawatan diri. Kurangnya informasi mengenai proses
pembedahan, penyembuhan dan perawatan post operasi akan menimbulkan
masalah ansietas pada pasien. Selain itu dalam proses pembedahan juga akan
dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan
inkontinuitas jaringan, pembuluh darah dan saraf-saraf di daerah insisi. Hal ini
akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan
menimbulkan rasa nyeri. Setelah semua proses pembedahan berakhir, daerah
insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post operasii, yang bila tidak dirawat
dengan baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi
9. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemantauan EKG
d. Elektrolit
e. Hemoglobin/Hematokrit
f. Golongan Darah
g. Urinalis
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Proses management terdiri atas tujuh langkah yang berurutan, dan setiap langkah
di sempurnakan secara berkala. Proses di mulai dengan pengumpulan data dasar dan
berakhir denga evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka
lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apa pun. Akan tetapi, setiap langkah
dapat di uraikan lagi menjadi langkah – langkah yang lebih detail dan bisa berubah
sesuai dengan kebutuhan klien.
A. Langkah I : Pengumpulan Data Dasar.
Pada tahapan ini bidan mengidentifikasi diagnosa atau masalah dan kebutuha
klien secara tepat berdasatrkan interpretasi data yang akurat. Data dasar yang telah
dikumpulkan kemudian diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau
diagnosa yang spesifik. Kata masalah dan diagnosa sama – sama digunakan
karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan layaknya diagnosa, tetapi
membutuhkan penanganan yang tertuang dalam sebuah rencana asuhan bagi klien.
Masalah sering kali berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasi oleh
bidan sesuai dengan arahan. Masalah ini sering kali menyertai diagnosis.
C. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial.
Pada langkah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah di identifikasi
sebelumnya. Langkah ini membutuhkan upaya antisipasi, atau bila
memungkinkan upaya pencegahan, sambil mengamati kondisi klien. Bidan
diharapkan dapat bersiap – siap bila diagnosis / masalah potensial ini benar – benar
terjadi.
D. Langkah IV : Mengidentifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan
Segera.
Pada tahapan ini, bidan mengidentifikasi perlu / tidaknya tindakan segera oleh
bidan maupun dokter, dan / atau kondisi yang perlu di konsultasikan atau
ditangani bersama anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah ke empat mencerminkan kesinambungan proses management kebidanan.
Dengan kata lain, management bukan hanya dilakukan selama pemberian asuhan
primer berkala atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut
bersama bidan.
E. Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke – 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagaian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Dalam upaya
kolaborasi dengan dokter untuk menganani klien yang mengalami komplikasi,
bidan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana asuhan bersama tersebut.
Management yang efisien akan menghemat waktu dan biaya serta meningkatkan
mutu asuhan klien.
Diagnosa yang ditemukan pada pasien dengan sectio caesarea adalah sebagai
berikut:
1) Nyeri akut b/d terputusnya kontinuitas pasca prosedur operasi
4) Resiko infeksi
5) Resiko pendarahan
2. PERENCANAAN/INTERVENSI
INTERVENSI
NO DX DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan catatan Manajemen nyeri (I.08238) hal 201
keperawatan selama 1x8 jam Observasi
Tingkat Nyeri L.08066 dapat 1. Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
teratasi dengan kriteria hasil: intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun(5) 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun(5) 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingankan
3. Sikap protektif menurun(5) nyeri
4. Gelisah menurun (5) 4. Monitor efek samping penggunaan analgetic
5. Kesulitan tidur menurun Terapeutik
(5) 5. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri ( missal suhu,
6. Mual dan muntah menurun ruangan , kebisingan)
(5) 6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Fungsi berkemih membaik Edukasi
(5) 7. Jelaskan penyebab , periode, dan pemicu nyeri
8. Nafsu makan membaik 8. Jelaskan strategi meredakan nyeri
(5) 9. Ajarkan Teknik nonfarmalogis untuk menurangi rasa nyeri
9. Pola tidur membaik (5) Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian analgetic
3. IMPLEMENTASI
4. EVALUASI
Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. EGC. Jakarta. Tanto, Chris. 2014.
Makassar; 2020. 16. Sung S, Mahdy H. Cesarean Section. In: Statpearls. Treasure Island
(Fl):. Statpearls Publishing; 2021.
Ayuningtyas et al, (2018). Analisa Situasi Kesehatan Mental Pada Masyarakat di.
Nurarif & Kusuma, 2016). (2016). Terapi Komplementer Akupresure. Journal of.
Chemical. Information and Modeling
Ahsan, Lestari, R. dan Sriati (2017) 'Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Kecemasan Pre
Operasi Pada Pasien Sectio Caesarea di Ruang Instalasi.
Sugeng. 2010. Asuhan keperawatan post operasi. Yogyakarta : Nuha. Medika. Liu, David
T.Y. 2008. Manual persalinan. Jakarta : EGC.