Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN NY.

Z DENGAN POST SC HARI KE 21


DI POLI KANDUNGAN RSUD WONOSARI

Disusun Oleh :

Yuni Indri Astutik (20201315)

Riska Nur Rahmawati (20201316)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTUL

2022
A. PENGERTIAN
Seksio cesarea berasal dari perkataan Latin “Caedere” yang artinya
memotong. Seksio Cesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina (Mochtar, 1998
dalam Maryunani, 2014).
Seksio cesarea atau kelahiran sesarea adalah melahirkan janin melalui irisan
pada dinding perut (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). Definisi ini tidak
termasuk melahirkan janin dari rongga perut pada kasus rupture uteri atau kehamilan
abdominal (Pritchard dkk, 1991 dalam Maryunani, 2014).
Seksio Cesarea adalah proses persalinan melalui pembedahan dimana irisan
dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan Rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan
bayi (Juditha dan Cynthia, 2009 dalam Maryuani, 2014).

B. ETIOLOGI
Etiologi yang berasalh dari janin yaitu :
1. Fetal distress/gawat janin
Fetal distress di definisak sebagai hipoksia janin progresif dan atau asidemia
sekunder akibat oksigenasi janin yang tidak memadai. Istilah ini digunakan
untuk menunjukkan perubahan dalam pola jantung janin, berkurangnya
pergerakan janin, dan adanya meconium pada saat persalinan.
2. Mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin
Ketika kondisi janin yang masuk kedalam jalan lahir menjelang persalinan
bukan ubun-ubun. Pada kondisis ini, bagian tubuh janin yang berada di jalan
lahir bisa wajah, bokong, tangan, atau kaki.
3. Prolapses tali pusat dengan pembukaan kecil
Kondisi dimana tali pusar atau tali pusat bayi berada mendahului kepala bayi
di leher Rahim ( serviks). Bahkan tali pusat bayi masuk sampai vagina,
padahal posisi bayi masih berada di belakangnya.
4. Kegagaan persalinan vakum/forceps ekstraksi
Kegagalan persalinan vakum bisa menyebabkan luka di kulit kepala.
Superficial scalp wound adalah konsekuensi cukup umum dari persalinan
normal sekalipun, wajar apabila terlihat benjolan di kepala bayi baru lahir. Ini
terjadi karena ada tekanan dari serviks dan jalan lahir pada saat mengejan.
C. KLASIFIKASI
Menurut Prawirohardjo (2010) Liu (2008) Oxorn dan Forte (2010) terdapat
beberapa klasifikasi seksio cesarea, yaitu :
1. Seksio cesarea klasik : pembedahan secara Sanger. Insisi ini ditempatkan
secara vertical di garis tengah uterus. Indikasi penggunaanya meliputi :
a. Gestasi dini dengan perkembangan buruk pada segmen bawah
b. Jika akses ke segmen bawah terhalang oleh pelekatan ibroid uterus
c. Jika janin terimpaksi pada posisi tranversa
d. Pada keadaan segmen bawah vascular karena plasenta previa anterior
e. Jika ada karsinoma serviks
f. Jika kecepatan sangat penting, contohnya setelah kematian ibu.
2. Seksio cesarea transperitoneal profunda (supra cervicalis = lower segmen
caesarean section).
3. Seksio cesarea diikuti dengan histerektomi (caesarean hysterectomy =
seksio histerektomi). Pembedahan ini merupakan section caesarea yang
dilanjutkan dengan pengeluaran uterus.

D. PATOFISIOLOGI
Seksio cesarea adalah suatu proses persalinan melalui pembedahan pada
bagian perut dan rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin
diatas 500 gram. Selain berasal dari faktor ibu seperti panggul sempit absolut,
kegagalan melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya stimulasi, tumor-
tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi, stenosis serviks/vagina, plasenta
previa, disproporsi sefalopelvik, ruptura uteri membakat, indikasi dilakukannya sectio
caesarea dapat berasal dari janin seperti kelainan letak, gawat janin, prolapsus
plasenta, perkembangan bayi yang terlambat, mencegah hipoksia janin, misalnya
karena preeklamsia.
Setiap operasi sectio caesarea anestesi spinal lebih banyak dipakai
dikarenakan lebih aman untuk janin. Tindakan anestesi yang diberikan dapat
mempengaruhi tonus otot pada kandung kemih sehingga mengalami penurunan yang
menyebabkan gangguan eliminasi urin.
Sayatan pada perut dan rahim akan menimbulkan trauma jaringan dan
terputusnya inkontinensia jaringan, pembuluh darah, dan saraf disekitar daerah insisi.
Hal tersebut merangsang keluarnya histamin dan prostaglandin. histamin dan
prostaglandin ini akan menyebabkan nyeri pada daerah insisi. Rangsangan nyeri yang
dirasakan dapat menyebabkan munculnya masalah keperawatan hambatan mobilitas
fisik. Selanjutnya hambatan mobilisasi fisik yang dialami oleh ibu nifas dapat
menimbulkan masalah keperawatan defisit perawatan diri.
Adanya jaringan terbuka juga akan menimbulkan munculnya risiko tinggi
terhadap masuknya bakteri dan virus yang akan menyebabkan infeksi apabila tidak
dilakukan perawatan luka yang baik.
E. PATHWAYS
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
Perawatan post Sectio Caesarea menurut Rasjidi (2009) yaitu :
1. Ruang Pemulihan
Dalam ruang pemulihan prosedur yang harus dilakukan yaitu memantau
dengan cermat jumlah perdarahan dari vagina dan palpasi fundus uteri untuk
memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik.
2. Pemberian Cairan Intravena
Perdarahan yang tidak disadari di vagina selama tindakan dan perdarahan yang
tersembunyi didalam uterus atau keduanya, sering menyebabkan perkiraan
kehilangan darah menjadi lebih rendah daripada sebenarnya. Cairan intravena
yang perlu disiapkan untuk memenuhi kebutuhan klien yaitu larutan Ringer
Laktat atau larutan Kristaloid ditambah Dektrosa 5%. Bila kadar Hb rendah
diiberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
3. Tanda-Tanda Vital
Setelah pulih dari ansetesi, observasi pada klien dilakukan setiap setengah jam
setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama minimal 4 jam setelah
didapatkan hasil yang stabil. Tanda vital yang perlu dievaluasi yaitu Tekanan
darah, Nadi, Jumlah urin, Jumlah perdarahan, Status fundus uteri, Suhu tubuh.
4. Analgesik
Pemberian analgesik dapat diberikan paling banyak setiap 3 jam untuk
mengurangi nyeri yang dirasakan. Pemberian analgesik dapat berupa
Meperidin 75-100mg intramuskuler dan morfin sulfat 10- 15mg
intramuskuler.
5. Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
Kateter vesika urinaria biasanya dapat dilepas dalam waktu 12 jam setelah
operasi dilakukan. Sedangkan untuk makanan padat dapat diberikan kurang
lebih 8 jam stelah operasi, atau jika klien tidak mengalami komplikasi.
6. Pemeriksaan laboratorium
Hematrokit secara rutin diukur pada pagi hari stelah pembedahan.
Pemeriksaan dilakukan lebih dini apabila terdapat kehilangan darah yang
banyak selama operasi atau menunjukkan tanda-tanda lain yang mengarah ke
hipovoemik.
7. Menyusui
Menyusui dilakukan pada hari 0 post Sectio Caesarea. Apabila klien
memutuskan untuk tidak menyusui, dapat diberikan bebat untuk menopang
payudara yang bisa mengurangi rasa nyeri pada payudara.
8. Pencegahan infeksi pasca operasi
Infeksi panggul pasca operasi merupakan penyebab tersering dari demam dan
tetap terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan antibiotik profilaksis.
Sejumlah uji klinis acak telah membuktikan bahwa antibiotik dosis tunggal
dapat diberikan saat Sectio Caesarea untuk menrunkan angka infeksi.
9. Mobilisasi
Mobilisasai dilakukan secara bertahap meliputi miring kanan dan kiri dapat
dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post operasi penderita
dapat didudukkan selama 5 menit dan diminta untuk bernafas dalam.
Kemudian posisi tidur telentang dapat diubahmenjadi posisi setengah duduk.
Selanjutnya dengan berturrut-turut selama hari demi hari pasien dianjurkan
belajar uduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri
pada hari ketiga sampai hari kelima pasca operasi sectio caesarea.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi yang timbul akibat dilakukannya tindakan
sectio caesarea menurut (Khasanah, 2014) antara lain:
1. Komplikasi pada Ibu
a. Infeksi luka insisi
b. Perdarahan
c. Luka kandung kemih
2. Komplikasi pada Janin
a. Kematian perinatal
b. Hipoksia janin
H. DIAGNOSA KEPERAWAWATAN
Diagnosa yang timbul pada Sectio Caesarea :
1. Resiko infeksi
2. Nyeri akut
3. Defisit perawatan diri
4. Hambatan mobilitas fisik
DAFTAR PUSTAKA

Chairani, Nopi. 2015. Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan
Dasar Gangguan Rasa Nyaman: Nyeri pada Post Operasi SectioCaesarea di R.S Fajar
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia Diakses tanggal 1Juni
2018.http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/2624/142500028.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

Morhedd, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima Missouri:
Mosby Elsevier.

NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017. Edisi10

. Jakarta: EGC

Tarwoto dan Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan

.Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai