2. Etiologi
ekstraksi.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak
informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang tidak
adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari
insisi akan menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu
kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi dengan
Untuk pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif
akibat sekret yan berlebihan karena kerja otot nafas silia yang menutup.
mortilitas yang menurun maka peristaltik juga menurun. Makanan yang ada
di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk juga menurun.
Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa
endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan
4. Komplikasi
Menurut Rasjidi (2009) takipneu sesaat pada bayi baru lahir lebih
persalinan pun tidak dapat disingkirkan. Risiko jangka panjang yang dapat
a. Ruang Pemulihan
dengan baik.
dengan baik.
d. Tanda-Tanda Vital
setengah jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama
e. Analgesik
15mg intramuskuler.
f. Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
diberikan kurang lebih 8 jam stelah operasi, atau jika klien tidak
mengalami komplikasi.
g. Pemeriksaan laboratorium
h. Menyusui
payudara.
demam dan tetap terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan
kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post
k. Kateterisasi
atonia uteri.
6. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemantauan CTG
c. Elektrolit
d. Hemoglobin/ hematokrit
e. Golongan darah
f. Darah lengkap
g. Urinalis
c. Kejang absens
1) Gangguan kewaspadaan dan responsivitas
2) Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang
dari 15 detik
3) Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi
penuh
d. Kejang mioklonik
1) Kedutan – kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang
terjadi secara mendadak
2) Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik
berupa kedutan keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.
3) Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok
4) Kehilangan kesadaran hanya sesaat.
f. Kejang atonik
1) Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak
mata turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.
1. Nutrisi
2. Personal hygine
Sectio Caesarea
Distensi kandung
Jaringan terputus Jaringan terbuka
kemih
MK : Hambatan
Mobilitas Fisik
MK : Defisit )
Perawatan Diri
palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi
dengan baik.
b. Tanda-Tanda Vital
setengah jam setelah 2 jam pertama dan tiap satu jam selama
c. Analgesik
15mg intramuskuler.
d. Pengawasan fungsi vesika urinaria dan usus
diberikan kurang lebih 8 jam stelah operasi, atau jika klien tidak
mengalami komplikasi.
e. Pemeriksaan laboratorium
f. Menyusui
payudara.
demam dan tetap terjadi pada 20% wanita walaupun telah diberikan
kiri dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah operasi. Hari kedua post
i. Kateterisasi
B. Nyeri
1. Pengertian Nyeri
beda dari pasien ke pasien, dari operasi ke operasi, dan dari rumah sakit
2013)
2. Klasifikasi Nyeri
2) Deep pain yaitu nyeri yang dirasakan pada permukaan tubuh yang
daerah bagian tubuh yang berbeda atau bukan daerah asal nyeri.
syaraf pusat, batang otak, talamus, dan lain lain (Asmadi, 2008).
menghilang.
2) Steady pain yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah nyeri yang dirasakan dalam waktu yang singkat
dan berakhir kurang dari enam bulan, sumber dan daerah nyeri
diketahui dengan jelas. Rasa nyeri adalah sebagai akibat dari luka,
2008).
2) Nyeri Kronik
Bare, 2013). Nyeri kronik adalah nyeri yang dirasakan lebih dari
3. Etiologi Nyeri
psikologis.
karena tersentuh zat asam atau basa yang kuat. Sedangkan trauma
terganggunya serabut saraf reseptor nyeri. Serabut saraf ini terletak dan
pengaruhnya terhadap fisik. Kasus ini dapat dijumpai pada kasus yang
a. Usia
seperti diabetes, tetapi pada individu lansia yang sehat persepsi nyeri
b. Jenis kelamin
menangis dalam situasi yang sama. Namun secara umum, pria dan
nyeri.
c. Kebudayaan
yang berbeda satu sama lain, karena orang dari budaya yang berbeda
yang sama.
d. Makna Nyeri
e. Perhatian
menurun
f. Ansietas
nyeri
h. Pengalaman sebelumnya
orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan,
i. Gaya koping
peristiwa
k. Efek plasebo
efek positif
6. Skala Nyeri
Skala intensitas nyeri menurut Potter dan Perry (2010) adalah sebagai
berikut:
dialami.
a. Respon fisiologis
b) Peningkatan nadi
e) Diaphoresis
g) Dilatasi pupil
a) Muka pucat
b) Otot mengeras
b. Respon perilaku
mendengkur).
bibir).
3) Gerakan tubuh (gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan
lain yang lebih serius. Peningkatan tekanan darah dan nadi akan
b. Efek Perilaku
ke kiri dan ke kanan, ekspresi wajah yang gelisah dan gerakan untuk
klien saat malam hari dan membuat klien sulit untuk tidur kembali.
nyeri. Ada 3 jenis analgesik diantaranya : non narkotik dan obat anti
a. Teknik Distraksi
1) Distraksi Visual
(Prasetyo,2010).
2) Distraksi Pendengaran
untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang seperti
3) Distraksi Pernafasan
(Widyastuti, 2010).
4) Distraksi Intelektual
2010).
b. Teknik Relaksasi
1) Bantu klien pada posisi yang nyaman dan rileks (pastikan seluruh
bagian tubuh disangga dan sendi agak fleksi tanpa ada tegangan
atau tarikan pada otot (misalnya : tangan atau kaki tidak boleh
bersilang).
dan relaksasi.
5) Bicara dengan suara yang tenang dan pimpin klien untuk berfokus
dan kaki, kemudian lengan dan tungkai, dan terakhir kepala dan
leher).
c. Tirah Baring
adanya ganggua (Potter & Perry, 2010). Namun apabila tirah baring
klien dianjurkan untuk miring kanan dan miring kiri setiap beberapa
menit untuk mencegah adanya gangguan integritas kulit (Retno,
2013).
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pola Pengkajian Pola Fungsional Dongoes (2001) dan Kozier & Erb
(2009)
perubahan pola istirahat, dan jam tidur pada malam hari, adanya
2) Sirkulasi darah
3) Integritas ego
dan depresi.
4) Eliminasi
distensi abdomen.
Tanda : antopometri
A : BB: TB:
B : Hemoglobin : Hematokrit(HCT)
D:-
6) Neurosensori
a) Lokasi Nyeri
Untuk memastikan lokasi nyeri yang dialami klien, perawat
nyerinya.
(sakit).
c) Kualitas Nyeri
d) Pola Nyeri
e) Faktor Presipitasi
memperburuk nyeri.
g) Gejala Terkait
terjadinya nyeri.
i) Respons Afekif
k) Sumber Koping
8) Pernafasan
9) Keamanan
10) Seksualitas
ke tiga masa post partum, lokhea serosa pada hari kelima sampai
11) Pembelajaran
12) Higiene
b. Pemeriksaan fisik
3) Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah : Mengetahui faktor risiko hipertensi atau
mmHg.
denyut nadi akan lebih cepat. Batas normal denyu nadi 50-90
x/menit.
kebersihan rambut
mulut.
kebersihan mulut.
kelenjar tiroid.
10) Dada : mengetahui kesimetrisan, massa, lesi, dan suara paru, dan
keadaan jantung.
11) Mammae : perlu dikaji untuk mengetahui adanya pembesaran
12) Abdomen : perlu dikaji untuk mengetahui luka post operasi dan
varises, dan reflek pattela, nyeri tekan, atau panas pada betis.
lutut ibu dan dilakukan tekanan ringan agar lutut tetap lurus. Bila
homan.
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemindaian CT
pemindaian CT
3) Pemindaian positron emission tomography (PET)
dalam otak
4) Uji laboratorium
a) Fungsi lumbal
c) Panel elektrolit
d) AGD
2. Diagnosa Keperawatan
Definisi
diprediksi.
Batasan karakteristik
2) Diaphoresis
3) Dilatasi pupil
meringis)
instrument nyeri
waspada)
(NANDA, 2015)
Definisi
Factor risiko
7) Ketuban pecah
Definisi
Batasan karakteristik
Mandi :
Berpakaian :
kaki, sepatu)
kaki, sepatu)
Mandi :
1) Ansietas
3) Gangguan musculoskeletal
4) Gangguan neuromuscular
5) Gangguan presepsi
6) Kelemahan
7) Kendala lingkungan
10) Nyeri
11) Penurunan
motivasi Berpakaian :
1) Ansietas
3) Gangguan musculoskeletal
4) Gangguan neuromuscular
5) Gangguan presepsi
6) Kelemahan
7) Keletihan
8) Kendala lingkungan
9) Ketidaknyamanan
10) Nyeri
11) Penurunan
motivasi (NANDA,
2015)
Definisi
tempat tidur.
Batasan karakteristik
dantelentang
duduk
telentang
4) Hambatan kemampuan bergerak untuk reposisi dirinya sendiri di
tempat tidur
1) Agens farmaseutikal
4) Gangguan musculoskeletal
5) Gangguan neuromuscular
9) Nyeri
10) Obesitas
(NANDA, 2015)
3. Intervensi
(NOC) yaitu :
1) Nyeri Akut
analgesik 12345
kesehatan 12345
Keteranagan :
Keterangan :
Keterangan :
3) Risiko infeksi
01 Kemerahan 12345
07 Demam 12345
29 Hipotermia 12345
33 Nyeri 12345
11 Malaise 12345
12 Menggigil 12345
31 Lethargy 12345
Keterangan :
Keterangan :
1= tidak pernah menunjukkan, 2= jarang menunjukkan, 3=
12345
Keterangan :
(NIC) yaitu:
1) Nyeri Akut
dengan tepat
digunakan sebelumnya
(7) Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri,
menimbulkan nyeri)
efek samping.
2) Risiko infeksi
(5) Bersihkan mulai dari area yang bersih ke area yang kurang
bersih
setiap pasien
tepat
pasien
adanya gumpalan
a) Memandikan (1610)
mandi
c) Berpakaian (1630)
dalam berpakaian
kondisi ketergantungan[nya]
kasar
(3) Jaga kain linen kasur tetap bersih, kering, dan bebas
kerutan
perubahan posisi]
dirancang
[pasien]
4. Evaluasi
melihat keberhasilannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
B. Subjek Penelitian
C. Fokus Studi
asuhan keperawatan yang diberikan pada ibu post sectio caesarea dan
1. Lokasi penelitian
Temanggung.
2. Waktu penelitian
F. Pengumpulan data
1. Wawancara
3. Studi dokumentasi
penunjang klien ibu post sectio caesarea dengan masalah nyeri akut
post sectio caesarea dengan masalah nyeri akut ini dilakukan secara
H. Etika Penulisan
Dalam studi kasus tercantum etika yang ditekankan antara lain. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan beberapa prinsip penelitian yang
tersebut diantaranya :
secara tertulis dengan tidak ada dorongan atau paksaan dari pihak
lain.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Data klien hanya digunakan untuk studi kasus pengelolaan ibu post
untuk dieksploitasi.
klien.
BAB IV
A. Hasil
1. Pengkajian
a. Kasus 1
pukul 09.20 WIB, pada klien Ny. S dengan masalah nyeri akut post
1) Anamnesa
a) Biodata
Kabupaten Temanggung.
b) Alasan kunjungan
c) Keluhan utama
d) Riwayat kesehatan
penyakit jiwa.
pucat
(3) Riwayat kesehatan keluarga
e) Riwayat obstetri
khas.
(3) Riwayat KB
istirahat malam pada hari 0 operasi hanya bisa tidur tiga jam.
operasi sudah flatus, namun belum bisa BAB, untuk BAK klien
terpasang kateter dengan urine output 600 ml/8 jam. Klien tidak
D:-
3) Pemeriksaan fisik
tpm pada tangan kiri, tidak terdapat oedem, kekuatan otot 5/5.
oedem.
4) Data penunjang
a) Hasil laboratorium
Tabel 4.1
Januari 2018
b) Terapi obat :
operasi ortopedik.
b. Kasus 2
klien
1) Anamnesa
a) Biodata
b) Alasan kunjungan
c) Keluhan utama
d) Riwayat kesehatan
pucat.
e) Riwayat obstetri
(3) Riwayat KB
2001-2007.
setengah jam.
bayi lahir sehat. Klien berharap luka operasi segera kering dan
operasi sudah flatus, namun belum bisa BAB, untuk BAK klien
terpasang kateter dengan urine output 500 ml/8 jam. Klien tidak
D:-
3) Pemeriksaan Fisik
oedem.
4) Data Penunjang
Tabel 4.2
a) Terapi obat :
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kasus 1
ketakutan.
b. Kasus 2
3. Intervensi Keperawatan
yang hampir serupa yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens cedera
fisik yaitu : yang pertama dengan manajemen nyeri (1400) yaitu kaji
nyeri di masa lalu jika klien memiliki riwayat nyeri yang sama,
penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan dirasakan, dan antisipasi dari
yang diresepkan, cek adanya alergi, monitor TTV sebelum dan sesudah
ketakutan.
84 x/menit, RR 20 x/menit.
dengan Prisip Enam Benar Obat yaitu benar pasien, benar obat,
mobilisasi duduk.
nyeri.
Obat yaitu benar pasien, benar obat, benar dosis, benar cara,
dilepas. Klien sudah dapat turun dari tempat tidur dan jalan ke
sudah dapat turun dari tempat tidur dan jalan ke kamar mandi
sendiri.
efek obat bius hilang akan mulai terasa nyeri, sehingga timbul
72 x/menit, RR 20 x/menit.
dilakukan operasi.
dalam.
dengan Prisip Enam Benar Obat yaitu benar pasien, benar obat,
dengan rileks.
yang dirasakan sudah tidak seseriing saat hari 0 dan hari 1 post
pasien, benar obat, benar dosis, benar cara, benar waktu, benar
5. Evaluasi
fisik (00132).
a. Evaluasi kasus 1
tertentu. klien mengatakan nyeri karena obat bius saat operasi sudah
hilang sehingga timbul rasa nyeri. Klien mengatakan belum tahu
hati dan memegangi luka operasi dengan lebih rileks. Saat nyeri
muncul ketika dilakukan pergerakan klien terlihat melakukan nafas
karena nyeri yang dirasakan sudah tidak sesering saat hari 0 dan
b. Evaluasi kasus 2
klien mengatakan nyeri karena obat bius saat operasi sudah hilang
klien.
dan masuk dengan baik secara oral tanpa reaksi alergi dari klien.
B. Pembahasan
24 jam kepada Ny. S dan Ny. J dengan masalah keperawatan nyeri akut
1. Pengkajian
Januari 2018 dan Ny. J pada tanggal 10 Januari 2018 di Ruang Mawar
sempat dibawa ke bidan desa karena merasa sudah cukup bulan namun
indikasi DKP.
panggul ibu (panggul sempit, anak besar, letak dahi, letak muka, dsb),
kondisi darurat.
tersebut.
terhadap nyeri (Le Mone & Burke, 2008). Faktor yang dapat
tak akan sama persis sama (Intan, 2016) . Ny. J yang sudah memiliki
nyeri Ny. J lebih tinggi yaitu skala 6 dan toleransi nyeri Ny. S skala 5,
selain itu persepsi Ny. J terhadap nyeri yang dirasakan disertai dengan
Erb (2009) yang penulis bahas dalam pembahasan yaitu jika ada data
senjang antara teori dan kenyataan yang dialami klien, yang pertama
meliputi waktu istirahat klien, dimana Ny. S hanya tidur tiga jam
dengan teori, karena normal tidur orang dewasa menurut Robby dkk
(2015) membutuhkan 7-8 jam setiap hari, faktor internal seperti nyeri
2. Diagnosa Keperawatan
Association For The Study Of Pain) ; awitan yang tiba-tiba atau lambat
dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diatisipasi
hati dan memegangi luka operasi. Klien dalam menghadapi nyeri tidak
menunjukkan kecamasan dan ketakutan klien mengatakan nyeri yang
sering terbangun.
terdapat respon dari kedua klien yang belum bisa beradaptasi dengan
klien membuat klien merasa tidak nyaman dan membuat ruang gerak
3. Intervensi
cedera fisik yang terjadi diatasi oleh penulis dengan berpedoman pada
yang pertama dengan manajemen nyeri (1400) yaitu dengan kaji nyeri
pasien mengenai nyeri, gali bersama klien faktor - faktor yang dapat
masa lalu yang meliputi riwayat nyeri kronik individu atau keluarga
kecacatan, dengan tepat, evaluasi dengan klien dan tim kesehatan lain,
pemberian dosis pertama kali atau jika ditemukan tanda-tanda yag tidak
pada pemberian pertama kali, dan observasi tanda dan gejala efek
prinsip analgesic.
4. Implementasi
mulai tanggal 9-11 Januari 2018 pada Ny. S dan tanggal 10-12 Januari
lakukan adalah dengan teknik pernafasan, dalam hal ini berupa teknik
luka post operasi terasa, selain itu dilakukan pula evaluasi teknik
terancam dirinya atau adanya akibat yang lebih buruk dari nyeri
tersebut.
endorfin dari dalam tubuh pasien. Relaksasi juga akan membuat tubuh
pasien menjadi relaks, kerja otot berkurang dan denyut jantung teratur
(Aizid, 2011).
ketakutan dan kecemasan (Smith dkk, 1996). Dari teori tersebut dapat
(Mustiah dan Agus, 2015) oleh sebab itu penulis mengatasi kecemasan
yang sama kepada kedua klien, hal ini dikarenakan penulis ingin
pertama kali, dan mengobservasi tanda dan gejala efek samping (misal
samping. Hal tersebut diatas penulis rasa cukup untuk mewakili asuhan
disusun.
Implementasi yang penulis lakukan untuk mengurangi skala
nyeri yang dirasakan kedua klien yaitu dengan teknik farmakologis dan
dan ketegangan otot yang dapat menurunkan kualitas nyeri (Brunner &
Suddarth, 2002).
karena penulis menilai klien sudah memahami garis besar dari nyeri
klien mendapat obat oral ketoprofen 3 x 100 mg. Ny. J mendapat terapi
obat injeksi ketorolac 1 A / 8 jam, pada hari ketiga klien mendapat obat
oral asam mefenamat 3 x 500 mg. Perbedaan terapi berupa adanya drip
Fentanyl dan obat oral ketoprofen 3 x 100 mg, sementara Ny. J tidak
diberikan drip fentanyl sedangkan untuk analgetik oral yang diberikan
lebih besar daripada efek anti inflamasi (Pangalila dkk, 2016). Dari
dirasakan oleh Ny. S yaitu skala 5 lebih rendah daripada Ny. J dengan
kepada Ny. S disebabkan karena adanya keluhan dari Ny. S akan nyeri
dilakukan, hal ini menunjukkan ambang nyeri yang rendah dari Ny. S
pengaruh dari kedua obat tersebut terhadap nyeri sama, maka dari itu
selama 8 jam atau 1x shift, agar asuhan keperawatan pada kedua klien
durasi onset waktu 8 jam selisih waktu ketika sudah diberikan terapi
injeksi itraselang pada kedua klien dengan selisih waktu kurang lebih 6
jam saja jika terus berlanjut dapat mengurangi efektifitas kerja obat
tersebut, karena adanya onset waktu penumpukan kerja obat, dan onset
baik akut maupun kronis. Obesitas dan kadar asam urat mempunyai
maka semakin tinggi pula kadar asam urat darah, sebaliknya semakin
rendah tingkat obesitas semakin rendah pula kadar asam urat darah.
bagian bawah & demam (Pangalila dkk, 2016).. Adanya nyeri pasca
implementasi hari ketiga pada kedua klien dengan skala nyeri ringan
5. Evaluasi
besar dan bahkan bisa digunakan sebagai antinyeri jangka panjang pada
kanker.
keperawatan tercapai.
fisik dengan teori, karena intervensi dan respon klien berjalan satu arah
tanpa adanya reaksi alergi dari obat yang diberikan pada klien saat
(NIC, 2016)
C. Keterbatasan
keperawatan nyeri akut post sectio caesarea yang penulis alami. Hambatan
yang pertama terdapat pada tidak dilakukannya prinsip benar waktu pada
kedua klien dalam pemberian obat, serta tidak dilakukan tindak lanjut akan
hal tersebut. Hambatan yang kedua yaitu jarak waktu dalam melakukan
pengkajian setelah selesai operasi antara kedua klien tidak dilakukan dalam
rentang waktu yang sama, hal ini dapat mempengaruhi respon nyeri yang
dirasakan kedua klien. Hambatan yang ketiga yaitu tidak dapat
SIMPULAN
A. Kesimpulan
keperawatan nyeri akut pada post sectio caesarea atas indikasi serotinus
dan janin besar, dan pada Ny. J atas indikasi DKP di bangsal Mawar
post sectio saesarea dengan masalah nyeri akut berdasarkan prinsip etik
legal patient safety dan kearifan lokal meliputi proses keperawatan yang
1. Pengkajian
perbedaan respon skala nyeri pada kedua klien, dimana Ny. S merespon
akibat yang ditimbulkan oleh nyeri yang klien rasakan. Selain itu
drip fentanyl sehingga respon skala nyeri lebih rendah. Dari pengkajian
didapatkan pula waktu tidur kedua klien pasca operasi kurang dari 7-8
jam, kedua klien hanya tidur 1-3 jam, namun petugas kesehatan tidak
2. Diagnosa
3. Intervensi
penulis karena penulis menilai klien sudah memahami garis besar dari
dilakukan dalam selang waktu 6 jam dan tidak dianggap serius oleh
tindak lanjut atas keluhan kurangnya tidur kedua klien pada hari ke 0
5. Evaluasi
penambahan terapi antinyeri pada klien dengan skala nyeri lebih rendah
berupa fentanyl.
verbal rileks, klien tidak lagi memegangi bagian luka operasi saat
melakukan pergerakan.
B. Saran
terlebih pada prinsip 6 benar obat dan kebutuhan istirahat tidur klien
pada klien.
Diharapkan karya tulis ini dapat menjadi acuan referensi lain serta
sebenar-benarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aizid, R (2011). Sehat dan cerdas dengan terapi musik. Jogjakarta: laksana
Fitriyah, Pipit C dkk. (2011). Hubungan Obesitas Dengan Kadar Asam Urat
Darah. Surya 2 (9)
Novitasari, D., & Aryana, K.O. (2013). Pengaruh tehnik relaksasi benson
terhadap penurunan tingkat stres lansia di unit rehabilitas sosial
wening wardoyo ungaran. Jurnal keperawatan jiwa 1(2)
Oxorn, Harry dan William R.F. (2010). Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta : C.V Andi Offset
Retno . (2013). Tekanan Interface Pada Pasien Tirah Baring . THE SUN,
2(1), 60-67
Robby, dkk. (2015). Kualitas Tidur Pasien Praoperasi Di Ruang Rawat Inap.
Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia, 11 (2)
Smeltzer, S, C., & Bare, B, G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Suzanne & Soliigter. (2010). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Urden, LD, Stacy, KM & Lough, ME. (2009). Critical Care Nursing:
Diagnosis and Management 6thedition. Mosby, Maryland Heights,
Missouri
A. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Lailia Ainuhikma
2. NIM : P1337420515082
3. Tanggal Lahir : 8 Pebruari 1997
4. Tempat Lahir : Temanggung
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Alamat Rumah
a. Dusun : RT 03 RW 07 Banjaran
b. Kelurahan : Gowak
c. Kecamatan : Pringsurat
d. Kab/kota : Temanggung
e. Provinsi : Jawa Tengah
7. Telepon
a. Hp 081567654736
b. Email : ilalailia01@gmail.com
B. Riwayat pendidikan
1. Pendidikan SD : MI Nurul Huda Gowak, lulus tahun
2009
2. Pendidikan SMP : MTs Negeri Grabag, lulus tahun 2012
3. Pendidikan SMA : SMAIT Ihsanul Fikri, lulus tahun 2015
Lailia Ainuhikma
P1337420515082
LEMBAR BIMBINGAN
PENULISAN KARYA TULIS ILMIAII
PROGRAM STUDI D HI KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN - POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
u "’ ’””
Nama Mahasisiva
:Lailia Ainuhikma
NlM
P1337420515082
Nama Pembimbing
Lulut Handayani, S.Kep., Ns., MKes
Judul KTI
:Asuhan Post Sectio Cciesarea Dengan Fokus Studi Pengelolaan N yeri
Akut di RSUD Djojonegoro Kabupaten Teinanggung Keperawatan