Disusun untuk memenuhi tugas Praktik pada program studi Profesi Ners
STIKES Banyuwangi
OLEH :
RIKE NUR SAFITRI
202104054
Sectio Caesarea
MK : MK :
Merangsang pengeluaran Gangguan Defisit
histamin
Mobilitas Perawatan
Fisik Diri
MK :
Nyeri Akut
(Mitayani, 2011)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas umum
Identitas umum meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, alamat, tanggal dan
jam masuk rumah sakit, cara datang, diagnosa medis, identitas penanggung jawab.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama yang biasanya dirasakan klien post sectio caesarea adalah nyeri
seperti ditusuk-tusuk, panas, perih, mules dan sakit pada jahitan perineum
(Mohamed & Saied, 2012).
b. Riwayat penyakit sekarang
Waktu timbulnya masalah, riwayat trauma, penyebab, gejala yang timbul tiba-
tiba, lokasi, obat yang diminum dan cara penanggulangan (Suratun, 2010).
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Riwayat kesehatan klien
Awal manarche, jadwal haid teratur atau tidak, lama haid, warna darah haid dan
adanya nyeri atau tidak.
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hamil dan persalinan ke berapa, anak hidup atau tidak, adanya riwayat SC,
penolong saat persalinan, nifas normal atau tidak.
c. Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
Jenis KB yang digunakanm ada keluhan saat KB atau tidak.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang pernah diderita keluarga baik penyakit kronis, keturunan
maupun menular.
e. Riwayat psikososial dan status spiritual
Pengkajian mengenai faktor emosional, perilaku dan sosial pasca pospartum
memungkinkan perawat mengidentifikasi kebutuhan ibu dan keluarga terhadap
dukungan, penyuluhan dan bimbingan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-Tanda Vital
1) Suhu tubuh
Suhu tubuh yang diukur setiap 4 sampai 8 jam selama beberapa hari pasca
partum karena biasanya merupakan gejala awal infeksi. Suhu tubuh 38°C
mungkin disebabkan oleh dehidrasi atau karena awitan laktasi dalam 2 sampai
4 hari. Demam yang menetap atau berulang diatas angka ini pada 24 jam
pertama dapat menandakan adanya infeksi.
2) Nadi
Brakikardi merupakan perubahan fisiologis normal selama 6 sampai 10 hari
pascapartum dengan frekuensi nadi 40 sampai 70 kali/ menit. Frekuensi diatas
100 kali/menit (takikardi) dapat menunjukkan adannya infeksi, hemoragi,
nyeri, arau kecemasan.
3) Tekanan darah
Wanita pascapartum dapat mengalami hipotensi ortostik karena diuresis dan
diaphoresis, yang menyebabkan pergeseran volume cairan kardiovaskuler.
Hipotensi menetap atau berat dapat merupakan tanda syok atau emboli.
tekanan darah menkunjukkan peningkatan tekanan darah akibat kchamilan,
yang dapat muncul pertama kali pada masa pascapartum. Kejang eklamsia
dilaporkan terjadi sampai lebih dari 10 hari pascaparum (Cuningham, et al.
dalam Reeder et al., 2011).
4) Pernafasan
Klien post operasi biasanya terjadi peningkatan pernafasan, lihat adanya
tarikan dinding dada, frekuensi pernafasan, irama nafas serta kedalaman nafas.
b. Pemeriksaan Umum
1) Kepala dan wajah
Amati kesimetrisan muka, amati ada atau tidaknya hiperpigmentasi pada
wajah ibu (cloasmagravidanum), amati warna dari keadaan rambut, kaji
kerontokan dan kebersiihan rambut, kaji pembengkakan pada muka.
2) Mata
Amati ada atau tidaknya peradangan pada kelopak mata, kesimetrisan kanan
dan kiri, amati keadaan konjungtiva (konjungtivitis atau anemis), sclera
(ikterik atau indikasi hiperbilirubin atau gangguan pada hepar), pupil (isokor
kanan dan kiri (normal), reflek pupil terhadap cahaya miosis atau mengecil,
ada atau tidaknya nyeri tekan atau peningkatan tekanan intraokuler pada
kedua bola mata.
3) Hidung
Amati keadaan septum apakah tepat di tengah, kaji adanya masa abnormal
dalam hidung dan adanya skret, kaji adanya nyeri tekan pada hidung.
4) Telinga
Amati kesimetrisan, warma dengan daerah sekitar, ada atau tidaknya luka,
kebersihan telinga amati ada tidaknya serumen dan otitis media.
5) Mulut
Amati bibir apa ada kelainan kogenital (bibir sumbing), warna, kesimetrisan,
sianosis atauu tidak, pembengkakan, lesi, amati adanya stomatitis pada mulut,
amati jumlah dan bentuk gigi, warna dan kebersihan gigi.
6) Leher
Amati adanya luka, kesimetrisan dan masa abnormal, kaji adanya distensi
vena jugularis, dan adanya pembesaran kelenjar tiroid.
7) Paru-paru
Kesimetrisan bentuk dada, gerakann nafas (frekuensi irama, kedalaman, dan
upaya pemafasan pengggunaan otot- bantu pernafasan), warna kulit, lesi,
edema, pembengkakan, kaji pergerakan dada, massa dan lesi, nyeri, tractile
fremitus apakah normal kanan dan kiri, perkusi (nomalnya berbunyi sonor),
kaji bunyi (normalnya kanan dan kiri terdengar vesiikuler).
8) Kardiovaksuler
Terjadi peningkatan frekuensi nadi, irama tidak teratur, serta peningkatan
tekanan darah.
9) Payudara
Pengkajian payudara selama masa pascapartum meliputu inspeksi ukuran,
bentuk, warna, dan kesimetrisan serta palpasi konsistensi apakah ada nyeri
tekan guna menentukan status laktasi. Pada 1 sampai 2 hari pertama
pascapartum, payudara tidak banyak berubah kecil kecuali skresi kolostrum
yang banyak.
10) Abdomen
Apakah kembung, asites, terdapat nyeri tekan, lokasi massa, lingkar abdomen,
bising usus, tampak linea nigra atau alba, striae livida atau albican, terdapat
bekas luka operasi sectio caesarea. Mengkaji luka jahitan post sectio caesarea
yang meliputi kondisi luka (melintang atau membujur, kering atau basah,
adanya nanah atau tidak), dan mengkaji kondisi jahitan (jahitan menutup atau
tidak, terdapat tanda-tanda infeksi serta terdapat warna kemerahan pada
sekitar area jahitan atau tidak) (Anggraini, 2010).
11) Ekstremitas bawah
Inspeksi ukuran, bentuk, kesimetrisan, warna, edema, dan varises.
12) Genetalia
Melihat kebersihan dari genetalia pasien, adanya lesi atau nodul dan mengkaji
keadaan lochea. Lochea yang berbau menandakan adanya tanda-tanda risiko
infeksi (Handayani, 2010).
13) Nutrisi
Klien post sectio caesarea harus menghindari makanan dan minuman yang
mengandung bahan kimia, pedas dan menimbulkan gasa karena gas perut
dapat menimbulkan masalah sesudah post sc.
14) Eleminasi
Menggambarkan pola sekresi yaitu kebiasaan BAB dan BAK meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi, bau serta masalah eleminasi (Anggraini, 2010).
Pada klien post sc biasana 2-3 hari mengalami kesulitan BAB.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan post sectio caesarea berdasarkan SDKI (PPNI, 2018a) :
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma perineum selama persalinan dan kelahiran
ditandai dengan tampak meringis, tekanan darah meningkat, frekuensi nadi
meningkat, merintih.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak ditandai
dengan fisik lemah dan gerakan terbatas.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan tidak mampu
mandi, mengenakan pakaian, makan, ke toilet dan berhias secara mandiri
4. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
C. Intervensi Keperawatan
NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL (SLKI (PPNI, 2018)) (SIKI(PPNI, 2018))
1. Nyeri akut berhubungan setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1.08238) :
dengan trauma perineum keperawatan 1x24 jam nyeri Observasi :
selama persalinan dan berkurang. 1. Identifikasi lokasi,
kelahiran ditandai Dengan kriteria hasil : karakteristik, durasi,
dengan tampak Tingkat nyeri (L.08066) : frekuensi, kualitas,
meringis, tekanan darah 1. Kemampuan menuntaskan intensitas nyeri
meningkat, frekuensi aktivitas meningkat 2. Identifikasi skala nyeri
nadi meningkat, 2. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang
merintih 3. Gelisah menurun memperberat dan
4. Kesulitan tidur menurun memperingan nyeri
5. Frekuensi nadi membaik 4. Monitor efek samping
6. Pola tidur membaik penggunaan analgesik
Penyembuhan luka (L.14130) : Terapeutik :
1. Penyatuan tepi luka meningkat 1. Berikan teknik
2. Jaringan granulasi meningkat nonfarmakologis untuk
3. Edema pada sisi luka menurun mengurangi rasa nyeri
4. Peradangan luka menurun (mis. hipnotis, akupresur,
5. Nyeri menurun terapi musik, aromaterapi,
dll)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri (mis.
suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode
dan pemicu nyeri
2. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
anagesik, jika perlu
Pemberian analgesik
(1.08243) :
Observasi :
1. Identifikasi karakteristik
nyeri (mis. pencetus,
pereda, kualitas, lokasi,
durasi, intensitas)
2. Identifikasi riwayat alergi
obat
3. Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
narkotika, non-narkotik
atau NSAIO) dengan
tingkat keparahan nyeri
4. Monitor TTV sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
Terapeutik :
1. Pertimbangkan
penggunaan infus kontinu
atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
2. Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi :
1. Jelaskan efek terapi dan
efek samping obat
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
jika perlu
2. Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan Dukungan ambulasi
fisik berhubungan keperawatan selama 2x24 jam (1.06171) :
dengan program mobilitas fisik kembali efektif. Observasi :
pembatasan gerak Dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi adanya nyeri
ditandai dengan fisik 1. Kekuatan otot meningkat atau keluhan fisik lainnya
lemah dan gerakan 2. Rentang gerak meningkat 2. Identifikasi toleransi fisik
terbatas 3. Nyeri menurun melakukan ambulasi
4. Gerakan terbatas menurun 3. Monitor kondisi umum
5. Kelemahan fisik menurun selama melakukan
ambulasi
Terapeutik :
1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat bantu
(mis. tongkat, kruk)
2. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan prosedure
ambulasi
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda)
Dukungan Mobilisasi
(1.05173) :
Observasi :
1. Identifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya
2. Identifikasi toleransi fisik
melakukan ambulasi
3. Monitor kondisi umum
selama melakukan
ambulasi
Terapeutik :
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu
2. Fasilitasi melakukan
pergerakan
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini