Disusun oleh :
SUGIYANTO, S.Kep
1202308226
1. Definisi
Sectio caesarea adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat insisi pada
dinding abdomen dan uterus. Indikasi sectio caesarea bisa indikasi absolut atau relative.
Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana
merupakan indikasi absolut untuk sectio abdominal. Diantaranya adalah kesempitan
panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi
relatif, kelahiran lewat vagina bisa bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian
rupa sehingga kelahiran lewat sectio caesarea akan lebih aman bagi ibu, anak atau
pun keduanya (Harry & William, 2010 dalam Nurarif, A.H, 2015).
Sectio Caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut (Amin Hardhi, 2013).
2. Etiologi
Menurut Manuaba (2010) dalam Manuaba (2012). indikasi ibu dilakukan Sectio
caesaria adalah ruptur uteri iminen, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini.
Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi 4.000 gram.
Dari beberapa faktor Sectio caesaria diatas dapat diuraikan beberapa penyebab Sectio
caesaria sebagai berikut:
a. CPD (Chepalo Pelvik Disproportion)
Chepalo Pelvik Disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu tidak
sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan ibu tidak dapat
melahirkan secara alami. Tulang-tulang panggul merupakan susunan beberapa
tulang yang membentuk rongga panggul yang merupakan jalan yang harus dilalui
oleh janin ketika akan lahir secara alami. Bentuk panggul yang menunjukkan
kelainan atau panggul patologis juga dapat menyebabkan kesulitan dalam proses
persalinan alami sehingga harus dilakukan tindakan operasi. Keadaan patologis
tersebut menyebabkan bentuk rongga panggul menjadi asimetris dan ukuran-
ukuran bidang panggul menjadi abnormal.
b. PEB (Pre-Eklamsi Berat)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan
dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu. Sebagian besar ketuban pecah dini
adalah hamil aterm di atas 37 minggu, sedangkan di bawah 36 minggu.
d. Bayi Kembar / Gemeli
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar. Hal ini karena kelahiran
kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih tinggi daripada kelahiran
satu bayi. Selain itu, bayi kembar pun dapat mengalami sungsang atau salah letak
lintang sehingga sulit untuk dilahirkan secara normal.
e. Faktor Hambatan Jalan Lahir
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan pada jalan
lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
f. Kelainan Letak Janin
Posisi kepala antara fleksi dan defleksi, dahi berada pada posisi
terendah dan tetap paling depan. Pada penempatan dagu, biasanya dengan
sendirinya akan berubah menjadi letak muka atau letak belakang kepala.
d) Letak Sungsang
3. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan
b. Diet
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi
2) Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur
telentang sedini mungkin setelah sadar
3) Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5
menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.
4) Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi
setengah duduk (semifowler)
5) Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian
berjalan sendiri, dan pada hari ke-3 pasca operasi.pasien bisa
dipulangkan
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak
pada penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan
perdarahan. Kateter biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi
tergantung jenis operasi dan keadaan penderita.
e. Pemberian obat-obatan
1) Antibiotik
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah
dan berdarah harus dibuka dan diganti.
g. Perawatan rutin
b. Pemantauan EKG
d. Elektrolit
e. Hemoglobin / Hematokrit
f. Golongan darah
g. Urinalis
1. Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada wanita pasca partum Sectio caesaria
meliputi:
a. Identitas Pasien dan penanggung jawab/suami
e. Alasan dirawat
h. Yang terdiri atas: keluhan utama (saat MRS dan sekarang), riwayat
persalinan sekarang (diuraikan kala I sampai dengan kala IV dan
keadaan bayi saat lahir: APGAR score, BB, Lingkar kepala,lingkar
dada, lingkar perut, dan lain-lain).
i. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
j. Riwayat menstruasi
Yang terdiri atas: umur menarche dan siklusnya, banyak darah, lama
menstuasi, keluhan saat menstruasi, dan HPHT).
k. Riwayat pernikahan
2) Pola metabolik-nutrisi
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas-latihan
6) Pola persepsi-kognitif
9) Pola reproduktif-seksualitas
o. Pemeriksaan Fisik
3: sedang Kolaborasi
3. Konstipasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam masalah Manajemen Eliminasi Fekal
5 Risiko syok Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam masalah Pencegahan Syok (I. 02068) Observasi:
berhubungan dengan Risiko syok dapat teratasi dengan Kriteria Hasil Monitor status
Napas
Berikan oksigen untuk
Keterangan untuk indikator
mempertahankan status
1: memburuk
oksigen
2: cukup memburuk
3: sedang Pasang jalur IV, jika perlu
4: cukup membaik
Edukasi
5: Membaik
Skor saat ini Skor yang Jelaskan penyebab/ faktor risiko
diharapka syok
Indicator
n
Jelaskan tanda dan gejala awal
Pucat 3 5 syok
Anjurkan memperbanyak
Keterangan untuk indikator: asupan cairan oral
1: meningkat Kolaborasi
2: cukup meningkat Kolaborasi pemberian IV jika
3: sedang perlu
4: cukup menurun Kolaborasi tranfusi darah jika
5: menurun perlu
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi
Amin, Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasrkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC NOC, Jilid 1,2. Yogyakarta : MediAction Publishing.