Disusun oleh :
pada bekas luka dan jaringan parut pada miometrium yang dinilai sebagai
karena berperan penting sebagai prediktor terjadinya ruptur uteri. Hal ini
mengingat resiko ruptur uteri akan meningkat sesuai dengan jumlah pelahiran SC
semester pada bagian bekas luka. Sedangkan kedalaman dan panjang bekas luka
resiko terjadinya plasenta previa dan abrupsio plasenta pada kehamilan kedua.
karena adanya respon yang berbeda terhadap bekas luka SC, terutama respon
Ketebalan dinding uterus wanita dengan riwayat SC lebih tipis daripada uterus
cassarea (SC) merupakan salah satu alternatif bagi seorang wanita dalam
pasien akan merasakan nyeri terutama setelah efek anastesi habis. Rasa nyeri
hal ini dapat menimbulkan respon perilaku fisik dan psikologis (Manuaba,
2017).
2. Etiologi
antara lain :
b. Placenta previa
d. Hidromnion
e. Kehamilan gemeli
a. Bayi Besar
b. Mal presentasi
c. Letak lintang
d. Hidrocepalus
Etiologi berasal dari Ibu
Etiologi yang berasal dari janin seperti Fetal distress/gawat janin, mal
presentasi dan mal posisi kedudukan janin, prolapses tali pusat dengan
cervical yaitu sayatan vertikal pada segmen lebih bawah rahim. Sayatan
jenis ini dilakukan jika bagian bawah rahim tidak berkembang atau tidak
cukup tipis untuk memungkinkan dibuatnya sayatan transversal.
pegangkatan rahim.
4. Komplikasi
pada waktu pembedahan jika cabang cabang arteri uterina ikut terbuka
paru. suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kuatnya perut
embolisme paru.
5. Penatalaksamnaan
a. Pemberian cairan
kebutuhan.
b. Diet
pada 6 sampai 8 jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c. Mobilisasi
berturut- turut, hari demi hari, pasien dianjurkan belajar duduk selama
sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan sendiri pada hari ke-3
d. Kateterisasi
e. Pemberian obat-obatan
ketopropen sup 2x/24 jam, melalui orang obat yang dapat diberikan
h. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
j. Perawatan Payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu
6. Pemeriksaan Penunjang
b. Pemantauan EKG
d. Elektrolit
e. Hemoglbin / Hematokrit
f. Golongan darah
g. Urunalisis
kehamilan yang parah, pre eklampsia dan eklampsia berat, kelainan letak
bayi seperti sungsang dan lintang, kemudian sebagian kasus mulut rahim
tertutup plasenta yang lebih dikenal dengan plasenta previa, bayi kembar,
plasenta keluar dini, ketuban pecah dan bayi belum keluar dalam 24 jam,
(Bobak, 2018)
a. Lochea rubra : 1-3 berwarna merah dan hitam, terdiri dari sel desidua,
kecoklatan.
dan penanggung jawab yang meliputi: nama, umur, agama, suku bangsa,
b. Alasan dirawat, disini kita mengkaji apakah ibu merasakan keluhan pada
masa nifas.
d. Kaji riwayat kesehatan ibu dan keluarga dan keadaan bayi saat ini yang
meliputi berat badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut dan lain-
lain.
menarche, siklus banyak atau sedikit, keluhan dan HPHT. Kaji juga
pada wajah, konjungtiva pucat dan lain-lain. Pada leher, kaji adanya
dan baunya.Pada ibu dengan hbsag biasanya urine gelap, feses warna
tanah liat
2. Diagnosis keperawatan
a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien tampak meringis dan
gelisah (D.0077)
3. Rencana Keperawatan
a. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien tampak meringis dan
gelisah (D.0077)
kriteria hasil :
1) Keluhan nyeri menurun.
3) Gelisah menurun.
Observasi
intensitas nyeri.
diberikan.
Teapeutik
meredakan nyeri.
Edukasi
Kolaborasi
Observasi
Terapeutik
kepercayaan.
perhatian.
datang.
Edukasi
dan prognosis.
Kolaborasi
Suryawinata, A., Islamy, N., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Obstetri, B., &
Kedokteran, F. (2019). Komplikasi pada Kehamilan dengan Riwayat
Caesarian Section Complications on Pregnancy with Previous Caesarian
Section. 6, 364–369.
LEMBAR PENGESAHAN
dengan Post Sectio Caesarea BSC ( Bekas Saksio Sesarea ) di Ruang VK Bersalin RSUD
Dr. R. Soedjono Selong tanggal 26 November s/d 2 Desember 2023
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Kepala Ruangan
( Hidayaturrahmi, S. Keb )