Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH PEMBERIAN MADU TERHADAP PENURUNAN

TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS BATUYANG KECEMATAN
PERINGGABAYA
Faisal¹, Ns. Dina Alfiana Ikhwani, M.Kep², Ns. Maruli Taufandas, M.Kep³

ABSTRAK
Latar Belakang : Hipertensi masih menjadi penyakit nomor satu di dunia, termasuk di
Indonesia. Penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan gagal
jantung merupakan penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan kematian.
Penatalaksanaan non farmakologi untuk hipertensi yaitu dengan mengkonsumsi madu,
madu merupakan terapi diet yang baik untuk penderita hipertensi karena kandungan
antioksidan dan nitrogen oksidanya. Antioksidan dapat perbaiki tekanan oksidatif dan
mengurangi peningkatan tekanan darah tetapi juga harus diimbangi dengan natrium yang
cukup.
Tujuan : Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian Madu terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Batuyang Kecamatan
Peringgabaya.
Metode : Penelitian ini menggunakan true experimen design pretest-postest with control
group. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 52 orang. Pengambilan sampel
menggunakan tehnik puvosive sampling dan di dapatkan sebanyak 36 responden. Analisa
digunakan yaitu analisa wilcoxon
Hasil : Pada uji wilcoxon di dapatkan nilai p untuk tekanan darah systole pada kelompok
eksperimen yaitu 0,00 (p< 0,05) dan nilai p untuk tekanan darah diastole yaitu 0,00 (p<
0,05)
Simpulan : Kesimpulannya adalah ada pengaruh pemberian madu terhadap penurunan
tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Batuyang Kec.
Peringgabaya.
Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Madu
Halaman : 57 Halaman
Refrensi : 31 Jurnal, 34 Buku

¹ Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hamzar Lombok Timur


² Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hamzar Lombok Timur
³. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Hamzar Lombok Timur
THE EFFECT OF HONEY GIVING ON BLOOD PRESSURE LOWERING IN
HYPERTENSION PATIENTS IN THE WORK AREA OF BATUYANG COMMUNITY
HEALTH CENTER, DISTRICT PERINGGABAYA
Faisal¹, Ns. Dina Alfiana Ikhwani, M.Kep², Ns. Maruli Taufandas, M.Kep³
ABSTACK
Background : Hypertension is still the number one disease in the world, including in
Indonesia. Cardiovascular diseases such as hypertension, coronary heart disease, and
heart failure are non-communicable diseases that cause the most deaths. Non-
pharmacological management of hypertension is by consuming honey, honey is a good
dietary therapy for hypertension suffers because of its antioxidant and nitrogen oxide
content. Antioxidants can improve oxidative stress and reduce the increase in blood
pressure but must also blanced with adequate sodium.
Purpose : This study was to determine the effect of giving honey on reducing blood
pressure in hypertensive patients in the working area of the Batuyang Health Center,
Peringgabaya District
Methods : This study used a true pretest-posttest design experiment with a control group.
The population in this study were 52 people. Sampling using purvosive sampling technique
and obtained as many as 36 respondents. The analysis used is Wilcoxon analysis.
Results : In the Wilcoxon test, the p value for systolic blood pressure in the experimental
group was 0.00 (p <0.05) and the p value for diastolic blood pressure was 0.00 (p <0.05)
Conclusion : The conclusion is that there is an effect of giving honey on reducing blood
pressure in hypertensive patients in the working area of the Batuyang Health Center, Kec.
Peringgabaya.
Keywords : Hypertension, Blood Pressure, Honey
Page : 57 Page
Reference :31 Journals, 34 Books

¹ Hamzar East Lombok STIKes Nursing Study Program Student


² Lecturer in the Nursing Study Program Hamzar East Lombok STIKes
³. Lecturer in the Nursing Study Program STIKes Hamzar East Lombok
PENDAHULUAN hipertensi di Indonesia tahun 2017
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
Hipertensi saat ini menjadi di Indonesia berdasarkan pengukuran
permasalahan global yang merupakan tekanan darah mengalami peningkatan
penyebab mortalitas terbanyak sekitar 5,9% dari 25,8% menjadi 31,7% dari total
60% kematian dan 43% kesakitan di penduduk dewasa. Berdasarkan
seluruh dunia pada tahun 2014, Angka pengukuran sampel umur lebih dari 18
penderita hipertensi terus meningkat yaitu tahun prevelansi hipertensi mengalami
1,13 juta orang didunia menderita peningkatan yakni 7,6% pada tahun 2015
hipertensi dan terus meningkat setiap dan 9,5% tahun 2017 dengan total
tahunnya. Diperkirakan 2025 meningkat persentase sebesar 25,8% (Riskesdas,
menkadi 1,5 miliar. Angka hipertensi 2018).
tertinggi di dunia yaitu di Afrika Menurut data kesehatan NTB 2016,
sebanyak 30% dan terendah di Amerika tekanan darah tinggi meningkat dari 2,97%
sebanyak 18% (WHO, 2016). menjadi 3,04% pada tahun 2016. Menghadapi
Penyakit tidak menular beban ganda, beberapa faktor penyebab
merupakan penyebab utama kematian di tingginya kejadian hipertensi di Nusa
dunia, WHO juga memperkirakan pada Tenggara Barat adalah perubahan hidup
seperti masalah berkurangnya aktivitas fisik,
tahun 2020 PTM di Indonesia adalah
seringnya konsumsi fast food, junk food dan
penyakit kardiovaskuler, penyakit stressor. Di satu sisi kasus penyakit menular
pernafasan kronis, diabetes melitus, tetap tinggi, namun di sisi lain penyakit
kanker, dan stroke. Penyakit- penyakit degeneratif juga meningkat. Selanjutnya,
kardiovaskuler meliputi hipertensi, selain lingkungan dan pelayanan kesehatan,
penyakit jantung koroner, gagal jantung, perilaku masyarakat yang tidak sehat masih
Hipertensi menduduki peringkat ketiga menjadi faktor utama (Profil Kesehatan NTB,
penyakit PTM paling banyak 2016).
menyebabkan kematian, (Adhania, Penatalaksanaan pasien
Wiwaha & Fianza, 2016). Hipertensi juga hipertensi dapat di lakukan dengan dua
disebut dengan pembunuh diam-diam pendekatan yaitu secara farmakologi dan
(silent killer) karena penyakit ini tidak nonfarmokologi. Penatalaksanaan
menampakkan tanda dan gejala yang farmakologi untuk hipertensi di lakukan
jelas. (Firmawati, Mahdiatur, & Teguh, dengan pemberian antihipertensi dengan
2011). Hipertensi adalah kelainan sistem tujuan mencegah komplikasi hipertensi
sirkulasi darah yang mengakibatkan yang efek samping sekecil mungkin. Jenis
peningkatan tekanan darah diatas nilai obat anti hipertensi yang sering di
normal atau tekanan darah ≥140/90 gunakan antara lain diuretic, alpa-blocer,
mmHg (Kemenkes.RI, 2014) dan betablocker, vasodilator, antagonis
Hipertensi merupakan penyebab utama kalsium, ACE-Inhibitor, angiotesin-II-
untuk terjadinya penyakit Blocker (Susilo dan Wulandari, 2011).
serebrovaskular, penyakit jantung Berdasarkan beberapa artikel
iskemik, gagal jantung dan ginjal (WHO, tentang terapi non farmakologi dalam
2013) . pengendalian tekanan darah pada
Menurut data dari Riset Dari penderita hipertensi membuktikan bahwa
kesehatan Dasar angka kejadian terapi non farmakologi efektiktif dalam
menurunkan tekanan darah pada penyakit jantung. Penelitian terbaru (Ilmu
penderita hipertensi. Teknik non Kedokteran Universitas Terheran di Iran
farmakologi yang di gunakan dalam meneliti efek konsumsi madu pada
jurnal yang terpilih yaitu, pemberian juice penderita diabetes tipe 2 yang di laporkan
belimbing dan buah naga, pemberian dalam “International Journal of Food
juice papaya, dan juice campuran tomat Scienes and Nurtrition”, 2009)
dan mentimun, pemberian rebusan daun Selain itu, madu juga
alpukat. Dan pada penelitian saat ini mengandung efek koligemik, seperti
peneliti memilih madu hutan. asetil kolin yang berfungsi menurunkan
Berdasarkan keasliannya madu dan memperlancaran peredaran darah.
terbagi dalam dua jenis yaitu madu alami Pada madu ditemukan untuk kesehatan
dan madu buatan. Madu alami adalah jantung dengan meningkatkan sirkulasi
madu yang diambil dari hutan yang darah, mencegah penumbatan arteri.
beraneka jenis tanaman tempat Madu dapat mengurangi tingkat darah
bergantungnya lebah madu, sedangkan dari kolestrol jahat, Low Density
madu buatan adalah madu yang dibuat Liporprotein (LDL) dan pada saat yang
dengan menggunakan gula sebagai sama meningkatkan kadar kolestrol HDL
pengganti nectar dan bahan lainnya yang baik, dan dapat menghilangkan
seperti soda kue, tepung kanji Esens kolestrol dari dinding pembuluh darah
madu, glukosa, dan air minum . Madu dan mencegah pembentukan Plak.
alami diambil dari hutan yang memiliki Sedangkan madu merupakan zat yang
beraneka jenis tanaman tempat mengandung flavonoid dan phenol yang
bergantungnya lebah madu. Madu tidak tinggi sehingga memiliki efek antioksidan
mengandung bahan kimia yang mencegah arteroskeloris dan melindungi
berbahaya, hampir seluruh zat dalam kapiler (A Wahab, et al, 2018).
madu dapat terserap oleh tubuh dan hanya Berdasarkan studi pendahuluan
kurang dari 1/200 bagian madu yang akan pada tanggal 5 September 2022 yang
dibuang oleh tubuh. Gula merupakan dilakukan di Puskesmas Batuyang
hasil dari berbagai proses pemanasan Kecematan Peringgabaya didapatkan data
dimana asam organik, protein, enzim dan prevalensi hipertensi dari Januari sampai
vitamin yang ada di alam (tebu atau beat) Desember 2021 sebanyak 2,136 kasus.
terekstraksi atau rusak dan bahkan bahan- Data hipertensi dari Januari sampai
bahan berbahaya seperti hydrochloric, Agustus 2022 didapatkan sebanyak 1,898
phosphoric dan sulphuric viskositasnya kasus. Hasil wawancara dari 14 orang
(Devina Apriani, 2013). penderita hipertensi didapatkan bahwa
Madu dipilih sebagai obat ada 6 orang memiliki hipertensi tidak
alternatif oleh kebanyakan orang sebagai terkontrol dan 8 orang pernah melakukan
pengobatan alami berbagai penyakit. terapi alternatif yaitu mengonsumsi obat
Madu mempunyai komponen kimia yang herbal seperti rebusan daun alpukat
memiliki efek koligemik yang berfungsi untuk mengatasi gejala hipertensinya.
untuk melancarkan peredaran darah dan Responden belum pernah mendapatkan
menurunkan tekanan darah (Priantono, pengobatan atau konseling mengenai
2010). Madu telah di temukan memiliki pengobatan dari bahan alam untuk
efek yang diinginkan dan bermanfaat mengatasi peningkatan tekanan darah dari
dalam pengobatan penderita diabetes dan puskesmas tersebut. Responden juga tidak
rutin mengunjungi unit pelayanan kemungkinan subyek terpilih yang drop
kesehatan terdekat dikarenakan sibuk dan out atau subyek yang tidak taat maka
hanya memeriksakan diri jika mengalami dilakukan koreksi 10% (Sastroasmoro &
gejala hipertensi walaupun petugas Ismael, 2011). Berdasarkan hal tersebut,
puskesmas sudah meminta untuk maka jumlah sampel masing-masing
melakukan kontrol setiap minggu. Oleh kelompok menjadi 18 responden, yang
karena itu, setelah mengetahui manfaat terdiri dari kelompok intervensi 18 orang
dari madu dan masalah yang ada, peneliti dan kelompok kontrol 18 orang.
bermaksud melakukan penelitian terkait Keritria sampel :
konsumsi madu untuk menurunkan a. Kriteria Inklusi
tekanan darah pada penderita hipertensi. 1) Penderita hipertensi dengan derajat satu
sampai derajat tiga
METODE PENELITIAN 2) Penderita hipertensi tetapi tidak minum
obat antihi pertensi
Jenis penelitian true experiment 3) Penderita hipertensi yang bersedia
design (pretest-postest with control menjadi responden
group) adalah rancangan ini b. Kriteria eksklusi:
merupakan pengembangan dari 1) Penderita hipertensi tetapi rutin
rancangan eksperimen sederhana. meminum obat anthipertensi
Pengukuran di lakukan pada dua 2) Penderita yang tidakbersediamenjadi
kelompok, sebelum perlakuan 01dan responden
setelah perlakuan 02 (Notoatmodjo, Terdapat 2 variabel dalam penelitian
2012) ini, Variabel bebas pada penelitian ini
Penelitian ini menggunakan adalah Pemberian madu sedangkan,
rancangan pretest and posttest kontrol Variabel terikatnya adalah tekanan
group design yaitu rancangan perlakuan darah sistole dan diastole pada
menggunakan dua kelompok sampel penderita hipertensi.
yang berbeda dengan satu penilaian Instrumen penelitian adalah alat atau
setelah perlakuan (Sugiyono dalam bahan yang digunakan untuk
Ompusunggu 2019). mengumpulkan data. Instrumen yang
Populasi penelitian ini adalah digunakan dalam penelitian ini adalah:
seluruh lansia yang mengalami 1. Pemberian Madu
hipertensi yang ada di desa Telaga 2. Pemberian Placebo yang berisi
Waru Dusun Tapen di dapatkan tumbukan vit C
sebanyak 52 orang lansia. 3. Tensimeter (Spygmomanometer)
Penelitian ini menggunakan teknik 4. Lembar catatan perkembangan
pengambilan sampel dari populasi
menggunakan random sampling,
sedangkan teknik penentuan untuk setiap
kelompok menggunakan purposive
sampling. Dengan menggunakan rumus
Federet di dapatkan hasil 16 Jumlah
sampel yang diperlukan untuk masing-
masing kelompok adalah 16 responden
Untuk mengantisipasi adanya
yang berusia 51 sampai 65 tahun
HASIL PENELITIAN
Analisa Univariat seabanyak 20 orang (55,6%), responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi
Responden berdasarkan jenis kelamin yang berusia 45-50 tahun sebanyak 11
di wilayah kerja puskesmas Batuyang
Kec. Peringgabaya tahun 2022 orang (30,6%) dan responden yang
Kelompok
Jenis Eksperi Kontro F Persen berusia 66-75 tahun 5 orang (13,8%).
kelami men l (%)
n
Laki- 7 5 12 33,3 % Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi
laki
Peremp 11 13 24 66,7 %
Responden berdasarkan tingkat
uan pendidikan di wilayah kerja puskesmas
Total 18 18 36 100 Batuyang Kec. Peringgabaya tahun
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat di 2022
Kelompok
ketahui bahwa dari kedua kelompok Pendidik Eksperim Kont f Peres
an en rol en
responden sebagian besar berjenis (%)
Tidak 9 7 16 44,4
kelamin perempuan yaitu sebanyak 24 Sekolah
SD/ 3 6 9 25
Sederajat
orang (66,8%), dan responden dengan SMP/ 5 4 9 25
Sederajat
jenis kelamin laki-laki 12 orang (33,3%). SMA/ 1 1 2 5,6
Sederajat
Total 18 18 36 100
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel 4.3 dapat di
Responden berdasarkan usia di
wilayah kerja puskesmas Batuyang ketahui bahwa sebagian besar tingkat
Kec. Peringgabaya tahun 2022
pendidikan responden yang tidak sekolah
Kelompok
Usia Eksper Kontro F Peresen
imen l (%) yaitu sebanyak 16 orang (44,4%), tingkat
45-50 3 8 11 30,6
tahun pendidikan SD/Sederajat sebanyak 9
51-65 12 8 20 55,6
tahun
orang (25%), tingkat pendidikan
66-75 3 2 5 13,8
tahun
Total 18 18 36 100 SMP/Sederajat sebanyak 9 orang (25%),
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat di
dan tingkat pendidikan SMA/Sederajat
ketahui bahwa sebagian besar responden
sebanyak 2 orang (5,6%).
Tabel 4.4 Distribusi jumlah Tabel 4.6 Distribusi jumlah
klasifikasi tekanan darah tinggi di klasifikasi tekanan darah tinggi di
wilayah kerja Puskesmas Batuyang. wilayah kerja Puskesmas Batuyang.
No. Klasifikasi N Persenta No. Klasifikasi N Persentase
se 1 Grade 1/Hipertensi 3 16,7
1 Grade 1/Hepertensi 12 66,7 Ringan
Ringan 2 Grade 2/Hipertensi 1 55,5
2 Grade 2/Hipertensi 6 33,3 Sedang 0
Sedang 3 Grade 3/Hipertensi 5 27,8
Total 18 100 Berat
Berdasarkan Tabel 4.4 jumlah Tot 1 100
al 8
responden dengan hipertensi grade 1 yaitu Berdasarkan Tabel 4.6 jumlah

sebanyak 12 orang (66,7%), dan responden dengan hipertensi grade 1 yaitu

hipertensi grade 2 sebanyak 6 orang sebanyak 3 orang (16,7%), hipertensi

(33,3%). grade 2 sebanyak 10 orang (55,5%), dan

hipertensi grade 3 sebanyak 5 orang


Tabel 4.5Distribusi jumlah
klasifikasi tekanan darah tinggi di (27,8%).
wilayah kerja Puskesmas Batuyang.
No. Klasifikasi N Persenta Tabel 4.7 Distribusi jumlah
se
klasifikasi tekanan darah tinggi di
1 Grade 1/Hipertensi 14 77,8
Ringan wilayah kerja Puskesmas Batuyang.
2 Grade 2/Hipertensi 4 22,2 No. Klasifikasi N Persentase
Sedang 1 Normal 5 27,8
Total 18 100 2 High normal 8 44,4
Berdasarkan Tabel 4.5 jumlah
3 Grade 27,8
1/Hipertensi 5
responden dengan hipertensi grade 1 yaitu Ringan
Total 18 100
sebanyak 14 orang (77,8%), dan Berdasarkan Tabel 4.7 jumlah

hipertensi grade 2 sebanyak 4orang responden yang mengalami tekanan darah

(22,2%). normal yaitu sebanyak 5 orang (27,8%),

hipertensi high normal sebanyak 8 orang


(44,4%), dan hipertensi grade 1 yaitu Tabel 4.9 Uji Wilcoxon
tekanan darah systole dan diastolpada
sebanyak 5 orang (27,8%). kelompok kontrol
Tekanan Rank N Perse Mean Asym
ANALISA BIVARIAT Darah n pre- p.Sig
(%) Post (2-
(mmH tailed
Tabel 4.9 Uji Normalitas Data g) )
Penuruna 4 22,2
Pretest n
Shapiro – Wilk Systole- 151,7- 0,063
Hipertens Eksperimen Kontrol postest Peningka 0 0 150
i Df Sig Df Sig systole tan
TD 18 002 18 000 Sama 14 77,8
Total 18 100
Prettes
Penuruna 8 44,4
TD 18 003 18 000
Pretest n 80,5-
Posttes Diastole- Peningka 3 16,7 76,6 0,088
Berdasarkan Tabel 4.8 Uji Postest tan
Diastole Sama 7 38,9
Normalitas data di dapatkan bahwa Total 18 100

perhitungan signifikansi Shapiro – Wilk =


Dari hasil uji data pada tabel 4.9
0,00 < 0,005 nilai data tidak berdistribusi
ditemukan bahwa sebagaian besar
normal, karena data tidak berdistribusi
responden pada kelompok kontrol yang
normal maka pengujian yang digunakan
mengalami tekanan darah sistol sama atau
untuk pengambilan hipotesis yaitu
tidak berubah yaitu sebanyak yang tidak
menggunakan penghitungan statistik non
berubah yaitu sebanyak 14 orang
parametrik, yaitu dengan uji Wilcoxon
(77,8%), yang mengalami penurunan
sebagai pengganti pengujian statistik
tekanan darah systole yaitu sebanyak 4
parametrik T sample test.
orang (22,2%), dan yang mengalami

peningkatan tidak ada (0%). Sedangkan

untuk tekanan darah diastole ditemukan

bahwa sebagian besar responden yang


mengalami tekanan darah diastole sama Penur 17 94,4
Pretest unan
Diastol
atau tidak berubah yaitu sebanyak 7 orang e- 96,7- 000
Penin 0 0
Postest gkata 77,22
(38,9%), yang mengalami penurunan Diastol n
e
tekanan darah diastole yaitu sebanyak 8 Sama 1 5,6

Total 18 100
orang (44,4%), dan yang mengalami
pada tabel 4.10 ditemukan bahwa
peningkatan tekanan darah diastole juga
sebagian besar responden mengalami
sebanyak 3 orang (16,7%)
penurunan tekanan darah systole

Pada uji wilcoxon SPSS 16 juga sebanyak 18 orang (100%), tidak

didapatkan bahwa nilai p untuk tekanan ditemukan responden yang mengalami

darah systole yaitu 0,063 (p> 0,05) dan peningkatan tekanan darah systole (0%),

nilai p untuk tekanan darah diastole yaitu dan tidak ditemukan juga reponden yang

0,088 (p> 0,05), hal ini menunjukkan tidak mengalami perubahan tekanan

bahwa tidak ada perubahan yang darah systole (0%).

signifikan pada kelompok kontrol


Untuk tekanan darah diastole

Tabel 4.10 Uji Wilcoxon ditemukan sebagian responden yang


tekanan darah systole dan diastol pada
kelompok eksperimen mengalami penurunan tekanan darah

diastole 17 orang (94,4%), yang tidak


Tekan Rank N Perse Mean Asy
an n pre- mp.
Darah (%) Post Sig mengalami perubahan tekanan darah
(mm (2-
Hg) taile diastole 1 orang (5,6%), dan tidak
d)
Penur 18 100
Pretest unan
ditemukan responden yang mengalami
Systole Penin 0 0
- gkata 168,0 000 peningkatan tekanan darah diastole (0%)
postest n 6-
systole Sama 0 0 130,2
Total 18 100 8
Pada uji Wilcoxon SPSS 16 juga keadaan dimana seseorang mengalami

didapatkan bahwa nilai p untuk tekanan peningkatan tekanan darah di atas

darah sistole pada kelompok eksperimen normal yang mengakibatkan

yaitu o,oo (p<0,05) dan nilai p untuk peningkatan angka morbiditas dan

tekanan darah diastole yaitu 0,00 angka kematian (mortalitas),

(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa (Indrayani, 2011).

ada perubahan yang signifikan terhadap Hipertensi pada usia lanjut sering

tekanan darah setelah diberikan madu terjadi dan harus diatasi, peran

sehingga Ho ditolak dan Ha diterima perawat dalam perawatan hipertensi

yang berbunyi bahwa “Ada Pengaruh adalah memberikan edukasi, nasehat,

Pemberian Madu Terhadap Penurunan menajemen nonfarkologi dan

Tekanan Darah Pada Penderita hipertensi pengurangan tekanan darah, perawat

di Wilayah Kerja Puskesmas Batuyang bekerja dalam merawat pasien

Kec.Pringgabaya Tahun 2022” hipertensi dengan menajemen

nonfarmakologi antara lain


PEMBAHASAN
memodifikasi gaya hidup
1. Identifikasi Tekanan Darah Sebelum
berhubungan dengan diet, aktifitas
Diberikan Madu Pada Penderita
fisik, berat badan, strees, merokok
Hipertensi
dan konsumsi alkohol.
Berdasarkan hasil penelitian
2. Pengaruh Pemberian Madu Terhadap
menunjukkan sebelum di berikan
Penurunan Tekanan Darah
madu rata-rata tekanan darah 168,6
Berdasarkan hasil penelitian
mmHg. Hipertensi adalah suatu
diatas, didapatkan kesimpulan bahwa
pemberian madu memiliki pengaruh madu dan diukur tekanan darah

terhadap penurunan tekanan darah di setelah 15, 30 dan 60 menit setelah

karenakan dari hasil penelitian pemberian madu yang dilakukan pada

terhadap 18 responden pada 100 responden yang diantaranya 50

kelompok eksperimen didapatkan responden perempuan dan 50

rata-rata tekanan darah sebelum responden laki – laki dengan nilai p

diberikan madu (pre-test) adalah tekanan darah sistolik yaitu 0,000,

sebesar 168,6/96,7 mmHg dan setelah tekanan darah diastolik dengan nilai p

diberikan madu (pos-test) didapatkan = 0,05 dan heart rate dengan nilai p =

tekanan darah terapi pemberian madu 0,05.

rata-rata tekanan darah menurun yaitu Hipertensi dapat diatasi

menjadi 130,28/77,22 mmHg, dengan pengobatan non-farmakologis,

Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satunya adalah dengan

Rahimatul Aini (2018), mengatakan mengonsumsi madu. Madu berasal

bahwa pemberian madu merupakan dari nektar bunga yang diproses

salah satu terapi komplementer untuk secara alami oleh lebah menjadi suatu

menurunkan tekanan darah. Hasil cairan manis yang mengandung gula,

penelitian ini sejalan dengan protein, enzim, vitamin, mineral dan

penelitian yang dilakukan oleh komponen fenolat seperti flavonoid

Olusola, dkk (2013) yang menyatakan (Arawwawala and Hewageegana,

bahwa mengonsumsi madu dapat 2017). Flvoid memiliki beragam

memberikan efek menurukan tekanan manfaat untuk tubuh, seperti dapat

darah dengan memberikan 20 ml memperbaiki sel yang rusak akibat


radikal bebas dan dapat mencegah didapatkan nilai p untuk tekanan

hipertensi. darah systole yaitu 0,000 (p<0,05)

Antioksidan dalam madu dan nilai p untuk tekanan arah

dapat memperbaiki tekanan oksidatif diastole yaitu 0,000 (p<0,05).

dan menekan atau mengurangi c. Hasil penelitian dari kelompok

peningkatan tekanan darah. Tekanan kontrol dan kelompok eksperimen

oksidatif berperan penting pada didapatkan bahwa ada pengaruh

keseimbangan mekanisme dari pemberian madu terhadap

vasokontriksi dan vasodilatasi penurunan tekanan darah pada

(Erejuwa, Sulaiman, Wahab., 2012). penderita hipertensi di wilayah

kerja Puskesmas Batuyang


SIMPULAN DAN SARAN
Kec.Pringgabaya Tahun 2023.
1. Kesimpulan
2. Saran
a. Hasil penelitian pengukuran
a. Bagi Pelayanan Keperawatan
tekanan darah prites dan postest
Diharapkan perawat dalam
pada kelompok kontrol didapatkan
pelayanan kesehatan dapat
nilai p untuk tekanan darah systole
memberikan informasi tentang
yaitu 0,063 (p>0,05) dan nilai
pengaruh terapi pembeian madu
puntuk tekanan darah diastole
dalam menurunkan tekanan darah
yaitu 0,088 (p>0,05).
bagi penderita hipertensi.
b. Hasil penelitian pengukuran
b. Bagi Institusi Pendidikan
tekanan darah pritest dan postest
Diharapkan penelitian ini
pada kelompok eksperimen
dapat dijadikan sebagai refrensi
dan digunakan bagi mahasiswa Pengetahuan Tentang Hipertensi Dan

dalam bidang kesehatan yaitu Perilaku Diet Hipertensi Pada Pasien

pemberian terapi alternatif madu Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas

terhadap penurunan tekanan darah Wirobrajan Yogyakarta, 99–108. Gloria

bagi penderita hipertensi. M, B., Butcher,

c. Bagi Peneliti Selanjutnya


Indrayani. (2011). Rencana Aksi
Hasil penelitian ini diharapkan Percepatan Penurunan Angka
Kematian Ibu Di Indonesia.
dapat digunakan sebagai bahan Jakarta: Kementrian Kesehatan
Ri.
acuan dan tambahan untuk
Kemenkes.Ri. (2014). Pusdatin
melakukan penelitian selanjutnya Hipertensi. Infodatin,
(Hipertensi), Hal 1–7.
mengenai hipertensi. Notoatmodjo . (2012). Metode Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka
DAFTAR PUSTAKA Cipta
Priantono,. (2010). Dislipidemia. Kapita
Adhania, C., Wiwaha, G., & Fianza, P. Selekta Kedokteran. Essentials
(2016). Prevalensi Penyakit Of Medicine. Edisi Iv. Buku Ii.
Tidak Menular Pada Fasilitas Jakarta: Fakultas Kedokteran
Kesehatan Tingkat Pertama Di Universitas Indonesia.
Kota Bandung Tahun 2013-
2015. 3(38), 204–211. Rahimatul Aini (2018), Pengaruh
Pemberian Madu Terhadap
Arawwawala, L.D.A.M., Hewageegana, Perubahan Tekanan Darah Pada
H.G.S.P. (2017). Health Benefits Penderita Hipertensi Di Wilayah
And Traditional Uses Of Honey: Kerja Upk Puskesmas
A Review Journal Of Apitherapy Khatulistiwa Kecamatan
2:9-14. Doi: Pontianak Utara
10.5455/Ja.20170208043727
Riskesdas. (2018). Kementrian Kesehatan
Firmawati, E., Mahdiatur, R. Z., & Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan.
Teguh, S. (2011). Pengaruh Blog
Sastroasmoro, S Dan Ismael, S. (2011).
Edukatif Tentang Hipertensi Terhadap Dasar-Dasar Metodologi
Penelitian Klinis. Binarupa
Aksara : Jakarta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Susilo, Y., Wulandari, A. (2011). Cara
Jitu Mengatasi Hipertensi.
Yogyakarta: Penerbit Andi
World Health Organization. (2016). A
Global Brief On Hypertension:
Silent Killer, Global Public
Health Crisis.

Anda mungkin juga menyukai