NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh:
RIAN ISWARDANA
201410201107
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mendapatkan Gelar
Sarjana Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Di Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
Disusun oleh:
RIAN ISWARDANA
201410201107
Tabel 3
Frekuensi Klasifikasi Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi
di Posyandu Lansia Wreda Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul Setelah
Pemberian Rebusan Daun Alpukat
Tekanan darah f % Tekanan darah f %
sistolik diastolik
Normal 2 13,3 Normal 3 20,0
Pre hipertensi 7 46,7 Pre hipertensi 10 66,7
Hipertensi derajat I 5 33,3 Hipertensi derajat I 2 13,3
Hipertensi derajat II 1 6,7 Hipertensi derajat II - 0
Jumlah 15 100 Jumlah 15 100
Tabel 3 menunjukkan tekanan darah (46,7%). Tekanan darah diastolik setelah
sistolik lansia penderita hipertensi di pemberian rebusan daun alpukat masuk
Posyandu Lansia Wreda Pratama dalam kategori pre hipertensi sebanyak 10
Bangunjiwo Kasihan Bantul setelah orang (66,7%).
pemberian rebusan daun alpukat masuk
kategori pre hipertensi sebanyak 7 orang
Tabel 4
Frekuensi Perbedaan Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi
di Posyandu Lansia Wreda Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul Setelah
Pemberian Rebusan Daun Alpukat
Perubahan tekanan darah F % Perubahan tekanan f %
sistolik darah diastolik
Tetap 1 6,7 Tetap 7 46,7
Penurunan 13 86,6 Penurunan 8 53,3
Peningkatan 1 6,7 Peningkatan - 0
Jumlah 15 100 Jumlah 15 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir darah sistolik dan sebagian besar penderita
seluruh penderita sejumlah 13 orang sejumlah 8 orang (53,3%) mengalami
(86,6%) mengalami penurunan tekanan penurunan tekanan darah diastolik.
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Lansia Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Wreda Pratama
Bangunjiwo Kasihan Bantul
Variabel Shapiro Wilk
Statistic p-value
Tekanan darah sistolik pre test 0,912 0,147
Tekanan darah diastolic pre test 0,807 0,005
Tekanan darah sistolik post test 0,931 0,281
Tekanan darah diastolic post test 0,763 0,001
Hasil uji normalitas data tekanan darah rebusan daun alpukat keduanya berdistribusi
sistolic sebelum dan setelah pemberian normal (p>0,05) sehingga digunakan uji
parametric paired sample t-test. Uji sehingga digunakan uji non parametrik
normalitas tekanan darah diastolik sebelum Wilcoxon Sign Rank Test.
dan setelah pemberian rebusan daun alpukat
kedunya berdistribusi tidak normal (p<0,05),
Tabel 6
Hasil Uji Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Alpukat terhadap
Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Pada Lansia
di Posyandu Wreda Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul
Tekanan darah Sebelum Setelah p-value
Mean SD Mean SD
Sistolik 149,93 7,176 140,60 13,705 0,002
Diastolik 85,67 6,779 79,33 5,936 0,008
Hasil uji Wilcoxon perbedaan tekanan Namun, jika perubahan ini disertai dengan
darah sistolik diperoleh p-value (0,002) < faktor yang lain bisa memicu terjadinya
0,05, artinya ada perbedaan yang signifikan penyakit hipertensi (Anggraini, 2009). Hal
tekanan darah sistolik sebelum dan setelah ini didukung dengan hasil penelitian Sari
pemberian rebusan daun alpkuat. Pada (2013) yang menunjukkan adanya hubungan
pengujian tekanan darah diastolik usia dengan kejadian hipertensi pada lansia
menggunakan uji paired sample t-test di Propinsi Sulawesi Selatan. Penelitian
diperoleh p-value (0,008) < 0,05, artinya ada Rahajeng dan Tuminah (2009) juga
perbedaan tekanan darah diastolik sebelum menemukan bahwa pada lansia dibanding
dan setelah pemberian rebusan daun alpukat. umur 55-59 tahun dengan umur 60-64 tahun
Tekanan darah sistolik lansia penderita terjadi peningkatan risiko hipertesi sebesar
hipertensi di Posyandu Lansia Wreda 2,18 kali, umur 65-69 tahun 2,45 kali dan
Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul umur >70 tahun 2,97 kali. Hal ini terjadi
sebelum pemberian rebusan daun alpukat karena pada usia tersebut arteri besar
masuk kategori hipertensi derajat I (73,3%), kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
demikian juga tekanan darah diastolik karena itu darah pada setiap denyut jantung
masuk dalam kategori hipertensi derajat I dipaksa untuk melalui pembuluh darah yang
(60%). sempit daripada biasanya dan menyebabkan
Hipertensi merupakan suatu keadaan naiknya tekanan darah (Sigarlaki, 2006
meningkatnya tekanan darah sistolik dan dalam Novitaningtyas, 2014).
tekanan darah diastolik secara terus menerus Hasil penelitian ini sesuai dengan
atau tidak teratur (Bilotta, 2012). Konita (2014) yang menyimpulkan
Pada lanjut usia, tekanan darah akan berdasarkan jenis kelamin, hipertensi lansia
naik secara bertahap. Elastisitas Jantung wanita lebih banyak ditemukan yaitu
pada orang berusia 70 tahun menurun sekitar sebanyak 8 lansia dan pria sebanyak 3
50% dibanding orang berusia 20 tahun, lansia. Sedangkan menurut Ana (2010)
maka dari itu tekanan darah wanita dan pria mengatakan jika wanita rentan terkena
tua itu relative tinggi (Stanley 2007). penyakit hipertensi karena rata-rata berat
Meningkatnya tekanan darah seiring dengan badan wanita lebih besar dari pada pria,
bertambahnya usia memang sangat umum. selain itu wanita juga memiliki aktifitas fisik
Hal ini disebabkan adanya perubahan alami yang lebih sedikit dibandingkan dengan pria.
pada jantung, pembuluh darah, dan hormon.
Status responden yang seluruhnya Hasil pengukuran perbedaan tekanan
tidak memiliki pekerjaan (100%) juga darah sebelum dan setelah pemberian
mempengaruhi tekanan darah pekerjaan rebusan daun alpukat menujukkan hampir
Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak seluruh penderita sejumlah 13 orang
banyak sehingga dapat meningkatkan (86,6%) mengalami penurunan tekanan
kejadian hipertensi (Kristanti. 2012). darah sistolik dan sebagian besar penderita
Menurut Waspadji (2001) dalam sejumlah 8 orang (53,3%) mengalami
Sulistyowati (2010) arus tekanan darah dan penurunan tekanan darah diastolik. Hasil
hipertensi yang lebih tinggi terdapat pada penelitian ini sesuai dengan Faridah (2014)
golongan sosial ekonomi rendah. yang menunjukkan bahwa hampir seluruh
Tekanan darah sistolik lansia penderita penderita hipertensi mengalami penurunan
hipertensi di Posyandu Lansia Wreda tekanan darah sistole dan diastole antara
Pratama Bangunjiwo Kasihan Bantul setelah sebelum dan setelah pemberian rebusan
pemberian rebusan daun alpukat masuk daun alpukat.
kategori pre hipertensi sebanyak 7 orang Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan
(46,7%), demikian juga dengan tekanan bahwa pemberian rebusan daun alpukat
darah diastolik setelah pemberian rebusan menyebabkan penurunan tekanan darah.
daun alpukat masuk dalam kategori pre Tapi pada tekanan darah post sistolik dan
hipertensi sebanyak 10 orang (66,7%). Hasil disatolik ada penderita yang mengalami
penelitian ini sesuai dengan Faridah (2014) tekanan darah tetap sejumlah 9,5% dan yang
yang menunjukkan bahwa antara sebelum mengalami peningkatan tekanan darah
dan setelah pemberian rebusan daun alpukat sejumlah 4,9%. Untuk tekanan darah post
hampir seluruh penderita hipertensi diastole yang mengalami tekanan darah
mengalami penurunan tekanan darah systole tetap sejumlah 11,9% dan yang mengalami
yaitu sejumlah 85,7%, dan didapatkan peningkatan tekanan darah sejumlah 2,4%.
sebelum dan setelah pemberian rebusan Hal tersebut dapat terjadi karena dalam
daun alpukat tekanan darah diastole hampir penelitian ini penderita hipertensi tidak
seluruhnya mengalami penurunan yaitu dikontrol dalam hal pola makan, minuman,
sejumlah 85,7%. Setelah diberikan rebusan gaya hidup, dan stress, penderita hanya tidak
daun alpukat (Persea Americana Mill) diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat
penderita menyatakan frekwensi buang air anti hipertensi selama dilakukan perlakuan.
kecil meningkat. Hasil uji statistik menunjukkan ada
Dalam daun Alpukat terdapat pengaruh pemberian rebusan daun alpukat
kandungan Flavonoid. karena terhadap penurunan tekanan darah penderita
daun alpukat mengandung zat flavonoid hipertensi pada lansia usia 60-74 tahun di
yang berkhasiat sebagai Posyandu Wreda Pratama Bangunjiwo
diuretik yang salah satu kerjanya yaitu Kasihan Bantul. Hasil penelitian ini sesuai
dengan mengeluarkan dengan temuan pada penelitian sebelumnya
sejumlah cairan dan elektrolit maupun zat- yang dilakukan oleh Camalia (2017) yang
zat yang bersifat menunjukkan terdapat pengaruh pemberian
toksik. Dengan berkurangnya jumlah air dan air rebusan daun alpukat terhadap penurunan
garam dalam tekanan darah pada lansia dengan hipertensi
tubuh maka pembuluh darah akan longgar di BPLU Senja Cerah Provinsi Sulawesi
sehingga tekanan Utara.
darah perlahan-lahan mengalami penurunan Daun Alpukat berperan sebagai
(Utami, 2008). diuretik karena daun alpukat dipercaya
menambah volume urine yang hasilkan saat Faculty of Medicine, University of Riau
urinas. Efek penambahan volume urine Pekanbaru.
adalah mengurangi tekanan darah dan Anna, M. (2011). Efek Seduhan Daun
masalah batu ginjal. Diuretik diakui sebagai Alpukat ( Persea American Mill)
cara ampuh menganani hipertensi dan batu Terhadap Tekanan Darah.
ginjal yang di sarankan oleh WHO pada Http://repositori.unand .ac.id/17830/.
tahun 2003 dan japan Nuclear Cycle Diaskes Pada Tanggal 12 Juli 2018.
Development Institute (JNC) VII. Ekstrak Arikunto, S., (2010). Prosedur Penelitian
daun alpukat berguna untuk meningkatkan Suatu Pendekatan Praktik, Rineka
pengeluaran jumlah urine. Dosisnya adalah Cipta, Jakarta.
100 mg ekstrak daun alpukat/ kg berat Bilotta, K. (2012). Kapita Selekta Penyakit
badan. Daun ini juga bisa digunakan sebagai dengan Implikasi Keperawatan. Edisi 2.
peluruh kencing dan antibakteri Jakarta: EGC.
(Staphylococcus, Sp.,pseudomonas, Sp., Camalia, I.F. (2017). Pengaruh Pemberian
Escherichea., Sp) (Wardany, 2015). Daun Air Rebusan Daun Alpukat Terhadap
Alpukat ini secara empiris dipercayai Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia
sebagai diuretik yaitu menambah volume dengan Hipertensi di BPLU Senja
urin yang dihasilkan saat urinasi untuk Cerah Provinsi Sulawesi Utara. e-
mengurangi tekanan darah. Kandungan journal Keperawatan (eKp). Volume
kimia daun alpukat diantaranya saponin, Nomor 2 November.
tanin, phlobatanin, flavanoid, alkaloid, dan Damayanti, D. (2011). Aneka Resep Jus &
polisakarida. Flavonoid pada daun alpukat Sayuran Berkhasiat Obat Penyembuh
memiliki fungsi menurunkan tekanan darah Beragam Penyakit. Yogyakarta: Araska.
(Anna, 2011). Faridah V.N (2014). Rebusan Daun Alpukat
SIMPULAN DAN SARAN (Persea Americana Mill) Dapat
Ada pengaruh pemberian rebusan Menurunkan Tekanan Darah Sistolik
daun alpukat terhadap penurunan tekanan Dan Diastolik Penderita Hipertensi Usia
darah penderita hipertensi pada lansia usia 45-59 Tahun Di Desa Turi Lamongan,
60-74 tahun di Posyandu Wreda Pratama Jurnal Surya 01(17):64-74
Bangunjiwo Kasihan Bantul. Hidayat, A. A. (2007). Riset Keperawatan
Bagi penderita Hipertensi di dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Posyandu Wreda Pratama Kasihan Bantul Salemba Medika
Penderita hipertensi hendaknya Sugiyono. (2010). Statistika untuk
memanfaatkan rebusan daun alpukat sebagai Penelitian. Bandung: CV Alfabeta
salah satu pengobatan non farmakologi Novitaningtyas, T. (2014). Hubungan
terhadap tekanan darah tinggi pada lanjut Karakteristik (Umur, Jenis Kelamin,
usia. Tingkat Pendidikan) dan Aktivitas Fisik
DAFTAR PUSTAKA dengan Tekanan Darah Pada Lansia di
Kelurahan Makamhaji Kecamatan
Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Anggraini, D. A., Waren, A., Situmorang, Naskah Publikasi. Program Studi Gizi
E., Asputra, H., & Siahaan, S. S. (2009). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
.Faktor-faktor yang Berhubungan Muhammadiyah Surakarta.
dengan Kejadian Hipertensi pada Nugroho. W.(2014). Keperawatan gerontik
Pasienyang Berobat di Poliklinik & geriantri edisi 3. Jakarta : EGC.
Dewasa Puskesmas Bangkinang Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013).
Periode JanuariSampai Juni 2008.
Badan Penelitian dan
PengembangaKesehatan Kementerian
RI tahun 2013. Diakses: 17 Oktober
2017, dari
http://www.depkes.go.id/resources/dow
nload/general/Hasil%20Riskesdas%
02013.pdf.
Santoso, S. S; Suharjo, (2013). Obat
Tradisional dari Pengobatan
Trdadisonal (BATTRA) DI DKI
Jakarta, DI Yogyakarata dan Surabaya,
Media Limbung Kesehatan 13(1);6-8.
Shadine, M. (2010). Mengenal Penyakit
Hipertensi, Diabetes, Stroke &
Serangan Jantung. Jakarta: Keen Books
Stanley., M, & Beare, P. G. (2007). Buku
Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2.
Jakarta: EGC
Tilong, Adi. (2014). Waspada penyakit-
penyakit mematikan tanpa gejala
menyolok. Yogyakarta : buku biru.
Undang – Undang RI No.23 tahu1992.
Utami, I. W. (2008). Pengaruh Pemberian
Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea
Americana Mill) Terhadap Aktivitas
Diuretik Tikus Putih Jantan Sprague-
Dawley. Skripsi. Fakultas Kedokteran
Hewan Institut Pertanian Bogor.
Wardany, H. K. (2015). Sehat Tanpa Obat
Dengan Alpukat (Ed. 2) Yogyakarta:
Rapha Publishing