Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah yang

kemudian berpengaruh pada organ lain, seperti stroke untuk otak atau penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung. Penyakit ini

menjadi salah satu utama dalam ranah kesehatan masyarakat di Indonesia maupun

di dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terutama terjadi di

negara berkembang pada tahun 2025 dari jumlah total 639 juta kasus di tahun

2000. Jumlah ini diperkirakan menjadi 1,15 miliar kasus di tahun 2025. Prediksi

ini berdasarkan angka penderita hipertensi dan pertambahan penduduk saat ini

(Ardiansyah M. , 2012).

Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang perlu

mendapatkan perhatian. Dampaknya dapat membahayakan keselamatan jiwa.

Hipertensi yang tidak ditertangani dengan baik dapat berujung kematian.

Hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner dan stroke (Fahriza,

2014).

Data Word Health Organization (WHO), bahwa diseluruh dunia

sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang mengidap hipertensi, angka ini

kemungkinan akan meningkat 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap

hipertensi, 333 juta berada di Negara berkembang, termasuk Indonesia Jumlah

penderita hipertensi terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang

28
membesar, prevelensi dunia mencapai 29,2% pada laki-laki dan 24% pada

perempuan (Yonata, 2016).

Kemenkes RI, (2013) menjelaskan hipertensi kini telah menjelma

sebagai penyakit penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan Tubercolosis di

Indonesia, Jumlahnya mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur

Indonesia. Indonesia berada dalam fase transisi epidemiologis yang

mengakibatkan pergeseran pola penyakit dari infeksi menjadi penyakit tidak

menular. Menurut Stefhany (2012), terjadinya transisi epidemiologis ini

disebabkan terjadinya perubahan sosial ekonomi penduduk, lingkungan dan

perubahan struktur penduduk, dimana masyarakat telah mengadopsi dan

berpraktek gaya hidup tidak sehat (Stefhany, 2012).

Berdasarkan Data Riset kesehatan dasar tahun 2018 prevalensi

hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia mengalami

peningkatan dari 25,8% (2013) meningkat menjadi 34,1% (2018), pada tahun

2018 hipertensi pada penduduk umur 18 tahun keatas di Indonesia Prevalensi

hipertensi tertinggi berada diprovinsi Kalimantan Selatan dengan presentase

sebesar 44,1% dan urutan terendah berada di Papua yakni 22,2%. Adapun

provinsi Gorontalo berada diurutan 20 dari 30 provinsi yang ada di Indonesia

(Riskesdas, 2018).

Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Gorontalo tahun 2017 bahwa

jumlah penderita hipertensi kasus baru dan lama tahun 2015 di kota Gorontalo

sebanyak 4.160 dengan jumlah kematian 46 jiwa, tahun 2016 jumlah kasus baru
dan lama penderita hipertensi sebanyak 6.695 dengan jumlah kematian 70 jiwa,

sedangkan pada tahun 2017, jumlah kasus baru dan lama 6.324 dengan jumlah

kematian 57 jiwa, sehingga jika di totalkan jumlah seluruh kasus baru dan lama

sebanyak 173 kematian (Dikes Kota Gorontalo, 2017).

Hipertensi dapat dikendalikan dengan pengobatan farmakologi dan

non-farmakologi. Pengobatan farmakologi merupakan pengobatan menggunakan

obat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah. Pengobatan anti hipertensi

antra lain ACE inhibitor, diauretik, antagonis kalsium, dan vasodilator.

Pengobatan jangka panjang membutuhkan biaya yang cukup dan menimbulkan

efek samping bagi tubuh, disamping itu masyarakat sering tidak mematuhi untuk

minum obat anti hipertensi secara teratur, sehingga masyarakat memilih

menggunakan pengobatan non farmakologi. Pengobatan non farmakologi

merupakan pengobatan tanpa obat-obatan, dengan merubah gaya hidup menjadi

lebih sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat beresiko. Salah satu bentuk

pengobatan non farmakologi dalam mengatasi hipertensi yaitu dengan pengobatan

herbal. Salah satu pengobatan herbal pada penderita hipertensi adalah dengan

minum air kelapa muda (Marlina & Tantan, 2007).

Air kelapa muda mempunyai kandungan seperti gula, protein, kalium,

kalsium, magnesium, vitamin C. Kandugan kalium yang tinggi pada air kelapa

muda dapat menurunkan tekanan darah. Air kelapa muda digunakan dalam

penanganan penyakit hipertensi. Kalium dalam tubuh dapat membuat pembuluh

darah mengalami vasodilatasi, menghambat proses sekresi renin dan hormon

aldosteron sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Fahriza, 2014).


Ada beberapa penelitian yang membuktikan manfaat air kelapa untuk

kesehatan. Pada Penelitian terkait yang pernah dilakukan oleh Sari (2018)

menyatakan tentang dari kedua kelompok memberikan pengaruh yang signifikan

dimana tekanan darah tinggi sesudah diberikan air kelapa hijau muda lebih rendah

dibandingkan sebelum diberikan air kelapa hijau muda (Sari, 2018). Penelitian

selanjutnya oleh (Fahriza, 2014) menyatakan pengaruh terapi herbal air kelapa

muda terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi memberikan

pengaruh pada kategori dewasa (Fahriza, 2014).

Berdasarkan pengambilan data awal di wilayah Puskesmas Telaga Biru

dipreoleh masyarakat yang menderita hipetensi sebanyak 143 orang, laki-laki

berjumlah 27 orang sedangkan perempuan berjumlah 116 orang, pada tahun 2018.

Adapun penanganan yang dilakukan di Puskesmas Telaga Biru untuk mengatasi

penyakit hipertensi petugas Puskesmas Telaga Biru hanya memberikan obat anti

hipertensi, selain itu salah satu program terapi non farmakologi untuk mengatasi

terjadinya hipertensi di Puskesmas Telaga Biru yang sudah berjalan hanyalah

PROLANIS maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian non

farmakologi lainya untuk mencegah hipertensi yaitu dengan pemberian air kelapa

muda terhadap penurunan tekanan darah pada hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.

Beberapa penelitian air kelapa muda sudah dilakukan tetapi jenis

kelapa yang di gunakan yaitu air kelapa muda hibrida untuk potensi Gorontalo air

kelapa muda hibrida berdasarkan pengamatan susah di temui atau di peroleh

sehingga peneliti tertarik untuk menggunakan air kelapa muda lain yang layak
digunakan yaitu air kelapa muda viridis, kondisi dari air kelapa muda viridis yaitu

mudah di peroleh dan banyak di jumpai di Gorontalo, sedangkan kandungan air

kelapa muda viridis sudah sama persis dengan kandungan yang terdapat pada air

kelapa muda hibrida tetapi air kelapa muda viridis belum pernah dilakukan

penelitian sebelumnya.

Dari penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Telaga Biru

Kabupaten Gorontalo kerena belum terdapat penelitian mengenai pengaruh

pemberian air kelapa muda terhadap penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dan

melihat masih banyak masyarakat yang mengonsumsi obat-obatan untuk

mengatasi hipertensi. Maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian

tentang pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap penurunan tekanan darah

pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Telaga Biru Kabupaten

Gorontalo.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Telaga Biru Kabupaten

Gorontalo?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Telaga Biru

Kabupaten Gorontalo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi penurunan tekanan darah pada penderita

hipertensi di Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo

b. Untuk menganalisis pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Telaga

Biru Kabupaten Gorontalo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi pada jurusan

keperawatan politeknik kesehatan Gorontalo.

b. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian

selanjutnya apabila meneliti topik yang sama dan tambahkan variabel

perancu.
2. Manfaat Praktis

a. Institusi

Sebagai masukan untuk institusi Puskesmas Telaga Biru Kabupaten

Gorontalo agar dapat di manfaatkan dalam pemberian informasi pada

penderita hipertensi di Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.

b. Profesi

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan perencanaan bagi tenaga

kesehatan terutama perawat agar lebih meningkatkan perhatian dalam

memberikan pelayanan dan pendidikan pada penderita hipertensi.

c. Bagi Masyarakat

penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi penderita hipertensi

agar dapat memahami tentang kegunaan dari air kelapa muda terhadap

penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.

E. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan penelitian bahwa ada peneliti yang hampir sama dengan penelitian

yang dilakukan.

Tabel 1: Perbedaan dengan penelitian sebelumnya

Uraian Tamuu (2017) Fadlillah (2018) Yunus (2019)

Jenis Exkperimental Quasy Pra- Experiment


penelitian Designt dengan Exprerimen dengan rancangan One
rancangan One Grup design dengan Grup Pre- Test dan
Pre-Tes dan Post Test rancangan non Post- Tes Design
equivalent
control grup
dengan tehnik
purposive
sampling

Variabel Air kelapa muda Air kelapa muda Air kelapa muda viridis
Bebas hibrida hibrida umur 6 bulan keatas

Variabel Penurunan tekanan Penurunan Penurunan tekanan


Terikat darah tekanan darah darah

Populasi Semua wanita Semua penderita Populasi dalam


menopause penderita hipertensi di penelitian ini adalah
hipetensi di Mejing Wetan semua penderita
Puskesmas Limboto Gamping Sleman hipertensi di
Yogyakarta Puskesmas Telaga Biru

Sampel Sampel penelitian ini Sampel dalam Sampel penelitian ini


sebanyak 30 wanita penelitian ini sebanyak 16 penderita
menopause sebanyak 24 hipertensi Pre-Post
reponden, 12
Eksperiment, 12
kontrol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Air Kelapa Muda

1. Pengertian Air Kelapa Muda

Minum air kelapa murupakan aktivitas yang sudah biasa dilakukan

oleh masyarakat tropis dalam berbagai suasana, mulai dari sekedar pelepas

dahaga, teman saat makan dan pengobatan. Keampuhan air kelapa muda untuk

menyembuhkan beberapa penyakit telah lama diketahui dan digunakan hingga

sekarang (Vita, 2016).

Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein, lemak,

gula, sejumlah vitamin, asam amino dan hormone pertumbuhan. Kandungan

gula maksimal, yaitu 3 gram per 100 ml air kelapa, tercapai pada bulan

keenam umur buah,. Jenis gula yang terkandung glukosa, fruktosa, sukrosa,

dan sorbitol dan terdapat vitamin C (Vita, 2016).

Air kelapa terkandung 670 mg kalium per 300 ml. kalium

(potasium) berperan penting dalam menjaga tekanan darah dan kesehatan

jantung. Komponen kalium dalam air kelapa lebih tinggi dibanding

natriumnya, dan sesuai dengan elektrolit yang dalam tubuh kita. Ion kalium ini

membantu kontraksi otot jantung. Oleh karena itu, Badan Kesehatan Dunia

(WHO) merekomendasikan untuk mengomsumsi minuman tinggi kalium,

guna mengurangi resiko hipertensi dan stroke (Vita, 2016).

Vitamin C yang ada pada air kelapa muda berfugsi sebagai

antioksidan yang meningkatkan sistesis atau mencegah penguraian nitrogen

28
monoksida, suatu gas yang dihasilkan secara alami dibagian dalam arteri dan

berfugsi menjaga pembuluh darah tetap lentur dan serta lebih mudah

mengembang sehingga mampu menurunkan tekanan darah sistol (Yahya,

2010).

2. Jenis-jenis Air Kelapa Muda

a. Kelapa Genjah

Kelapa genjah adalah jenis kelapa yang memiliki umur relatif muda

yaitu sekitar empat sampai lima tahun dengan tinggi yang sangat rendah

atau bisa dibilang sangat pendek dibanding kelapa lainnya. Buah kelapa

gajah ini memiliki banyak manfaat yaitu mengobati penyakit, membantu

memperindah tubuh, dan memiliki daya ekonomi yang tinggi. Jenis pohon

ini dapat tumbuh dimana saja asal mendapat air dan sinar matahari yang

cukup, karena ukuranya, kelapa gajah juga dapat ditanam dipekarangan

rumah (Vita, 2016).

b. Kelapa Gading

Kelapa gading merupakan salah satu jenis kelapa yang memiliki

buah berwarna kunig seperti gading, jenis kelapa ini cukup cepat berbuah.

Kelapa gading dapat berbuah pada umur tiga tahun. Jenis kelapa ini juga

memiliki daun yang sebagianya juga berwarna kuning (Vita, 2016).

c. Kelapa Hijau

Kelapa hijau merupakan jenis kelapa yang termasuk golongan

kelapa dalam. Kelapa ini memiliki ukuran yang besar dan tinggi serta

buahnya memiliki ukuran yang cukup besar, sama seperti kelapa pada
umumnya, kelapa ini juga bermanfaat mencegah dan mengobati berbagai

macam penyakit (Vita, 2016).

d. Kelapa Kopyor

Kelapa kopyor salah satu jenis kelapayang disebabkan kelainan

genetik pada buah kelapa. Beberapa kelainan dari kelapa ini yaitu daging

buah yang terlepas dari tempurungnya dan juga empuk, jumlah air buah

kelapa kopyor sedikit dan memiliki aroma yang berbeda dari buah kelapa

pada umumnya (Vita, 2016).

e. Kelapa Hibrida

Kelapa hibrida merupakan hasil dari persilangan untuk

mendapatkan varientas unggul. Kelebihan dari kelapa ini yaitu cepat

berbuah pada umur hingga empat tahun. Buah yang menghasilkan cukup

besar dengan tingkat produksi yang tinggi. Pohonnya dapat tumbuh

dengan baik hingga ketinggian 450m diatas permukaan laut (Vita, 2016).

f. Kelapa Sawit

Kelapa sawit adalah jenis kelapa industry yang paling diminati

karena menghasilkan minyak, baik itu minyak masak, minyak industry

maupun minyak biodiesel. Kelapa sawit dapat tumbuh di daratan hingga

ketinggian 500 m diatas permukaan laut, pohon kelapa sawit tumbuh

dengan baik di daerah tropis dengan iklim dan curah hujan yang stabil

(Vita, 2016).
3. Manfaat Air Kelapa Muda

a. Membantu menurunkan berat badan.

b. Menjaga sistem kekebalan tubuh.

c. Mencegah terjadinya batu ginjal.

d. Memulihkan rasa pusing akibat mabuk (Vita, 2016).

4. Keuntungan Air Kelapa Muda

Keuntungan meminum air kelapa muda, khususnya kelapa muda, bagi

kesehatan tubuh kita, sebelum kita mendalami sifat-sifat unggul air kelapa

muda berikut sebagai di antranya (Vita, 2016).

a. Air kelapa muda ternyata lebih bernutrisi ketimbang susu penuh (whole

milk) karena tidak mengandung kolestrol dan rendah lemak.

b. Air kelapa dapat memperbaiki sirkulasi darah dan dikenal mampu

membersihkan saluran pencernaan.

c. Air kelapa muda tidak hanya akan membuat sistem kekebalan tubuh lebih

baik, tetapi juga membantu tubuh melawan beberapa jenis virus penyebab

penyakit.

d. Bagi pengidap penyakit batu ginjal, biasakanlah meminum air kelapa

muda membantu memecahkan batu ginjal dan mempermudahkan

mengeluarkannya dari dalam tubuh.

e. Air kelapa juga dikenal sejak dahulu dapat menyembuhkan gangguan

saluran kencing.
f. Air kelapa muda yang rasanya lembut sangat kaya akan elektrolit dan

potasium. Potasium atau dikenal juga dengan kalium ini dapat membantu

tubuh mengatur tekanan darah dan fungsi organ jantung (Vita, 2016).

Pada penelitian Tamuu (2017) menyatakan air kelapa muda merupakan

salah satu solusi yang dapat digunakan untuk menambah asupan kalium agar

dapat menyeimbangi kadar natrium sehingga tekanan darah kita terjaga. Air

kelapa muda ini mempunyai kandungan kalium sebesar 290 mg per 100 ml.

jumlah tersebut termasuk tinggi sehingga dapat digunakan sebagai terapi pada

pasien hipetensi untuk mengontrol tekanan darahnya agar tidak terlalu tinggi

(kecuali pada orang yang mempuyai komplikasi hipertensi dengan gagal

ginjal tidak diperbolehkan tinggi asupan kalium karena memperparah

keadaan). Air kelapa muda merupakan minuman yang memiliki kandungan

gizi, elektrolit, dan kalium tinggi yang dapat bermanfaat untuk mengimbangi

kadar natrium dalam tubuh (Tamuu, 2017).

5. Komposisi air kelapa

Komposisi air kelapa tergantung dari varietas, derajat maturitas (umur),

dan faktor iklim. Air kelapa muda yang bisa digunakan berasal dari buah

kelapa varitas viridis umur 6 bulan keatas, air kelapa umur 6 bulan ke astas

dipilih karena mmpunyai kandungan kadar kalium tertinggi. Pemilihan viridis

dikarenakan beberapa hasil penelitian mendapatkan varientas ini memiliki

kandungan kalium yang cukup tinggi. Air kelapa muda selain bisa untuk

mengobati penurunan tekanan darah, bisa juga digunakan untuk mengobati

diare, membersihkan saluran pencernaan, rasa pusing mabuk, demam


berdarah, luka bakar dan berbagai penyakit yang lain. Air kelapa tidak

mengandung kolestrol dan rendah lemak, sehingga bernutrisi jika

dibandingkan dengan susu penuh (whole milk) (Darmawan, 2013).

Tabel 2
Komposisi Air Kelapa Muda

Komposisi Jumlah Komposisi Jumlah


Kalori 17,4 kkal2) Kadar mineral: 1)
1. Nitrogen (N) 432 mg/l
Kadar air 95,5% 2) 2. Fosfor (P) 186 mg/l
Kadar lemak < 0,1 % 2) 3. Kalium (K) 7300 mg/l
Kadar protein 4. Kalsium ( Ca) 994 ml/l
Kadar abu 5. Magnesium (mg) 262 mg/l
Kadar karbohidrat 6. Clorida (Cl) 183 mg/l 2)
Kadar gula total 7. Sulfur (S) 35,40 ppm
Kadar gula reduksi 5,4 % 1) 8. Besi (Fe) 11,54 ppm
9. Mangan (Mn) 49 ppm
Jenis asam amino3) : 10. Seg (Zn) 18 ppm
1. Glumat (GLU) 14,50% 11. Tembaga (Cu) 0,80 ppm
2. Arginin (ARG) 12,75%
3. Leusin (LEU) 4,18% Jenis vitamin2) :
4. Lisin (LYS) 4,51% VitaminC2.2-3,4
mg/100 ml
5. Prolin (PRO) 4,12% Vitamin B Kompleks :
6. Aspartam (ASP) 360% 1. Asam nikotinat 64 ug/ 100
ml
7. Tirosin (TYR) 283% 2. Asam pantotenat 52 ug/ 100
ml
8. Alanin (ALA) 2,41% 3. Biotin 2 ug/ 100 ml
9. Histidin (HIS) 2,05% 4. Vitamin B2 <0,01 ug/
100 ml
10. Fenillalanin (PHE) 1,23% 5. Asam folat 0,3 ug/ 100
ml
11. Serin (SER) 0,91% 6. Vitamin B1 Sedikit
12. Sistein (CYS) 1,17% 7. Piridoksin Sedikit
( SUMBER : DARMAWAN, 2013).

Kandungan gula yang terdapat dalam air kelapa bersifat alami dan

tidak diproses seperti minuman lain yang diberi tambahan gula. ‘segel’ buah
kelapa berupa tempurung yang amat keras dan tertutup rapat menjamin

kemurnian dan kesegaran yang bisa bertahan lama. Kemasan alamiah ini

merupakan keunggulan buah kelapa yang tak dimiliki buah lain (Vita, 2016).

Tabel 3
Kandungan air kelapa muda per 100 gram

Zat Gizi Air Kelapa Muda

Kalori (K) 17,0


Protein (gram) 0,20
Lemak (gram) 1,00
Karbohidrat (gram) 3,80
Kalsium (mg) 15,00
Fosfor (mg) 8,00
Besi (mg) 0,20
Vitamin C (mg) 1,00

Air (gram) 95,50


(SUMBER : Vita, 2016).

Hasil analisis menunjukkan air kelapa muda mengandung air 95%,

protein 0,1%, lemak kurang dari 0,1%, karbohidrat 4,0%. Air kelapa muda

juga mengandung vitamin C 2,2-3,4 mg/ 100 ml dan vitamin B kompleks yang

terdiri atas asam nikotinat, asam pantotenat, biotin, asam folat, vitamin B1,

dan sedikit piridoksin. Air kelapa tidak hanya berisi air, tetapi juga

mengandung nutrisi. Dalam 30 ml air kelapa terkandung 61 mg potasium

(kalium), 5,45 mg sodium, dan 1,3 mg gula (Vita, 2016).

Nilai gizi, terutama mineral, komposisi tertingginya dikandung

dalam buah kelapa berumur 8 bulan kandugan mineral K (kalium atau

potasium) pada air kelapa adalah yang paling banyak. Mineral kalium yang
stinggi ini mampu memulihkan stamina. Mengomsumsi mineral K juga dapat

menurunkan hipertensi, serta membantu mempercepat absorpsi obat-obat

dalah darah (Vita, 2016).

6. Efek Samping Air Kelapa Muda

a. Kandungan Diuretik Alami

Ini adalah efek samping lain saat seseorang mengkonsumsi terlalu banyak

air kelapa. Air kelapa memiliki sifat diaretik, maksudnya terlalu banyak

mengonsumsi menyebabkan naiknya laju urinasi yang mengharuskan

seseorang rajin untuk mengunjungi toilet beberapa kali. Pada dasarnya

diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin

sehingga air kelapa juga bisa dijadikan obat bagi kasus tertentu.

b. Penyebab Ketidakseimbangan Elektrolit

Kandungan kalium yang tinggi dari air kelapa adalah salah satu alasan

dianjurkan untuk meminumnya. Tapi air kelapa juga berakibat fatal jika

dikonsumsi secara berlebihan karena mengakibatkan kondisi yang disebut

hiperkalemia, yang akhirnya menimbulkan kondisi serius. Hiperkalemia

menyebabkan badan terasa lelah, otot terasa lemas dan dalam beberapa

menit korban mungkin kehilangan kesadarannya atau pingsan.

c. Efek Pencahar Alami Bagi Tubuh

Terlalu banyak konsumsi air kelapan bisa berbahaya jika minum terlalu

banyak bisa menimbulkan efek pencahar pada sistem pencernaan manusia.

Karena air kelapa adalah pencahar alami yang mungkin tidak cocok untuk

beberapa orang yang memiliki masalah dengan buang air besar. Laktatif
atau obat pencahar adalah obat yang menginduksi gerakan usus yang

berarti melunakkan tinja sehingga akan memudahkan proses buang air

besar.

d. Meningkatkan Kadar Gula Darah Tubuh

Air kelapa mungkin tidak termasuk minuman bergula tapi juga tetap

mengandung karbohidrat dan kalori. Orang dengan gula darah tinggi

sebaiknya tidak meminumnya setiap hari. Karena air kelapa bukan pilihan

terbaik sebagai minuman sehari-hari, terutama pada air kelapa kemasan

pabrik yang mungkin memiliki kadar tambahan dalam varian rasa tertentu

(Vita, 2016).

B. Tinjauan tentang Hipentensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatau keadaan dimana terjadi peningkatan

tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa pemeriksaan

tekanan darah yang di sebabkan satu atau beberapa faktor resiko yang tidak

berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara

normal.

Hipertensi berkaitan dngan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan

darah diastolik atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat didefinisiskan sebagai

tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg

dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi di

definisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90

mmHg (Wijaya, 2013).


2. Klasifikasi

a. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi

1) Hipertensi Esensial (primer)

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi dimana

sampai saat ini belum di ketahui penyebabnya secara pasti. Beberapa

faktor yang mempengaruhi dalam terjadinya hipertensi esensial, seperti

: faktor genetik, stress dan psikologis, serta faktor lingkungan dan diet

(peningkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau

kalsium).

Peningkatan tekanan darah tidak jarang merupakan satu –

satunya tanda hipertensi primer. Umumnya gejala baru terlihat setelah

terjadi komplikasi pada organ target seperti ginjal, mata, otak dan

jantung.

2) Hipertensi sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat

diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk dikendalikan

dengan obat-obatan. Penyebab hiprtensi sekunder diantaranya berupa

kelainan ginjal seperti tumor, diabetes resistensi insulin,

hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan seperti kontrasepsi oral

dan kortikosteroid.

b. Klasifikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi

Klasifikasi Hipertensi munurut Journal Watch, New Hypertension

Guidelines : JNC VIII dalam Monintja dan Angeline (2008) yaitu:


Tabel 4
Derajat Hipertensi
Derajat Hipertensi Sistolik Diastolik
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Pre hipertensi 120-129 mmHg 80-89 mmHg
Hipertensi tingkat I 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi tingkatII ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
(Sumber: JNC, 2008)

3. Etiologi

Penyebab terjadinya hipetensi menurut Triyanto (2014) terbagi menjadi :

a. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah hipertensi esensial atau hipertensi yang 90% tidak di

ketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi esensial di antranya :

1) Genetik ; individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,

berisiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka yang

tidak.

2) Jenis kelamin dan usia ; laki –laki berusia 35-50 tahun dan wanita

pasca menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi.

3) Diet ; komsumsi diet tinggi garam atau kandungan lemak, secara

langsung berkaitan dengan berkembangnya penyakit hipertensi.

4) Berat badan /obesitas ( 25% lebih berat diatas berat badan ideal ) juga

sering dikaitkan dengan berkembangnya hipertensi.

5) Gaya hidup merokok dan komsumsi alkohol dapat meningkatkan

tekana darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetap

diterapkan).
a. Hipertensi Sekunder (5-10%)

Hipertensi sekunder adalah jenis hiprtensi yang penyebabnya diketahui.

Beberapa gejala atau penyakit yang menyebabkan hipertensi jenis ini antra

lain:

1) Coarctationaorta , yaitu penyempitan aortacongenital yang mungkin

terjadi pada beberapa tingkat aorta torasik atau aorta abdominal.

Penyempitan ini menghambat aliran darah melalui lengkungan aorta

dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas area konstriksi.

2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal. Penyakit ini merupakan

penyebab utama hipertensi sekunder. Hipertensi renovaskuler

berhubungan dengan penyempitan satu atau lebih arteri besar , yang

secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal

pada pasien dengan hipertensi disebabkan oleh aterosklerosis atau

fibrous dysplasia (pertumbuhan abnormal jaringan fibrous). Penyakit

parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi, serta perubahan

struktur serta fugsi ginjal.

3) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen). Oral kontrasepsi yang

berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme

renin –aldosteron –mediate volume expansion. Dengan penghentian

oral kontrasepsi, tekanan darah kembali normal stelah beberapa bulan.

4) Gangguan endokrin. Difungsi medulla adrenal atau korteks adrenal

dapat menyebkan hipetensi sekunder.


5) Kegemukan (obesitas) dan gaya hidup yang tidak aktif (malas

berolahraga)

6) Stres, yang cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk

sementara waktu.jika stres telah berlalu maka tekanan darah biasanya

akan kembali normal.

7) Kehamilan

8) Luka bakar

9) Peningkatan volume intravascular

10) Merokok nikotin dalam rokok dapat merangsang pelepasan

katekolamin peningkatan katekolamin ini mengakibatkan iritabilitas

miokardial, peningkatan denyut jantung, serta menyebabakan

vasokontriksi yang kemudian meningkatkan tekanan darah.

b. Patofisiologi

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui

beberapa cara yaitu jantung mempompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih

banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan

menjadi kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung

memompa darah melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung

dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan dapat

menyebabkan naiknya tekanan (Triyanto, 2014).

5. Manifestasi Klinis

gejala klinis menurut Wijaya (2013) yakni:


a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intracranial.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi

c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomelurus

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

(Wijaya, 2013).

6. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Klinis menurut Wijaya (2013) yakni:

a. Farmakologi

Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat

berikut :

1) Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg per hari dengan dosis tunggal

pada pagi hari (pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila

disertai hemokonsentrasi/udem paru)

2) Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.

3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikan 20

mg dua kali sehari (kontraindikasi untuk penderita asma).

4) Katopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari

(kontraindikasi pada kehamilan selama janin hidup dan penderita

asma).

5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bias dinaikan 10 mg dua kali

sehari.
b. Nonfarmakologi

Berikut ini beberapa Langkah awal yang biyasanya dilakukan untuk

mengubah pola hidup penderita, yakni dengan cara:

1) Menurunkan berat badan sampai batas ideal

2) Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan, atau

kadar kolestrol darah tinggi.

3) Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium

klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium,magnesium

dan kalium yang cukup.

4) Mengurangi komsumsi alkohol.

5) Berhenti merokok

6) Olahraga erobik yang tidak terlalu berat(penderita hipertensi esensial

tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan darahnya

terkendali) (Wijaya, 2013).

7. Komplikasi

a. Stroke

Stroke dapat timbul akibat pendarahan karena tekanan tinggi di otak atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak (Ardiansyah, 2012).

b. Jantung

Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan

penyakit jantung koroner.

c. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila

tidak di obati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.

d. Ginjal

Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah

tinggi dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan di dalam ginjal

akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak

di butuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi pen

umpukan di dalam tubuh.

e. Mata

Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati hipetensi

dan dapat menimbulkan kebutaan (Wijaya, 2013).

C. Kaitan Antara Air Kelapa Muda dan Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang ditandai

dengan adanya peningkatan tekanan darah diatas normal dengan sistolik di atas

140 mmHg dan diastolik dia atas 90 mmHg. Hipertensi juga sering menyebabkan

keadaan yang berbahaya karena gejala yang ditimbulkan dari hipertensi tidak

disadari dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang berarti bagi penderita. Gaya

hidup yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji, makanan

yang berkolestrol, dan kurangnya aktifitas fisik dapat meningkatkan angka

kejadian hipertensi (Susilo, 2011).

Pengobatan penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan dengan non

farmakologi bisa dengan menggunakan air kelapa muda (Bogedanta, 2013).


Air kelapa muda mengandung beberapa kandungan seperti gula, vitamin

C, magnesium dan kalium. Kalium yang membantu tubuh untuk

menyeimbangkan fungsi natrium dalam ketidakseimbangan tekanan darah normal

makin memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit jantung dan hipertensi

(Bogadenta, 2013).

Kalium dalam tubuh dapat membantu pembuluh darah mengalami

vasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah, menghambat proses sekresi enzim

dan hormon aldosteron sehingga dapat menurunkan tekanan darah (Fahriza,

2014).

Ion kalium yang terkandung dalam air kelapa muda yang dapat

menurunkan kerja sistem syaraf simpatis yaitu membuat tubuh menjadi lebih

rileks sehingga terjadi penurunan frekuensi denyut jantung. Ion kalium juga

merangsang dilatasi atau pelebaran pembuluh darah dengan cara menurunkan

potensial membrane atau teganganan permukaan sel sehingga kontraksi otot polos

dihambat, dan terjadi penurunan total Total Peripheral Resistance (TPR) yaitu

pembuluh darah menjadi melebar yang menyebabkan tekanan darah menurun

(Suhanda, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Binaiyati (2017)

Menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik sebelum di berikan air

kelapa muda dan sesudah diberikan air kelapa muda. Hal ini karena pengaruh air

kelapa muda mengandung kalium yang tinggi pada air kelapa muda (Binaiyati,

2017).
Selain kandungan kalium, yang terdapat pada air kelapa muda yaitu

magnesium yang dapat menurunkan tekanan darah dengan bekerja secara alami

seperti calsium channe blocker yang mengikat kalium dan vasodilatasi endotelium

(Suridaty, 2012).

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan kajian teori tersebut, maka dapat dirumuskan kerangka

konsep sebagai berikut:

Variabel bebas Variabel Terikat

Air kelapa Muda Tekanan darah

Keterangan:
Dependen

Independen

Pengaruh

Gambar 1
Kerangka konsep
E. Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Telaga Biru Kabupaten

Gorontalo.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh pemberian air kelapa muda terhadap penurunan tekanan

darah pada penderita hipertensi di Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian atau metode Pra-

Expriment yang bersifat One grup pre-test dan post-test design. Dalam penelitian

ini peneliti ingin menganalisis Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap

Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Telaga Biru

Kabupaten Gorontalo. Dimana peneliti meneliti satu kelompok digunakan dalam

penelitian, dilakukan observasi pertama (pretest) yang kemungkinan menguji

perubahan-perubahan terjadi setelah diintervensi, kemudian dilakukan post tes

untuk menguji adanya perubahan yang terjadi setelah diberi intervensi

(Notoatmodjo, 2012).

B. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga

Biru Kabupaten Gorontalo dan waktu penelitian pada bulan April sampai dengan

Mei.

C. Variabel Penelitian

Adapun variabel dalam penelitian ini terbagi atas:

1. Variabel independen : Air kelapa muda

2. Variabel dependen : Penurunan Tekanan Darah

28
29

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1

Definisi
Variabel Parameter Alat Ukur Skala Kategori
Operasional
Variabel Air kelapa Air kelapa SOP - -
Bebas : muda adalah muda pemberian
Air salah satu viridis air kelapa
Kelapa solusi yang diberikan 2 muda
Muda digunakan kali sehari
untuk sebanyak
menurunkan 250cc
tekanan dara
pada
hipertensi
Variabel Tekanan Pengukuran Sphygmom Interval Sistolik
Terikat : darah adalah tekanan anometer 1. Normal : <120 mmHg
Penurunan kekuatan darah clok 2. Pre Hipertensi : 120-129
Tekanan yang sistolik dan mmHg
Darah dihasilakn diastolik 3. Hipertensi tingkat I : 140-
dinding arteri menggunak 159 mmHg
dengan an 4. Hipertensi tingkat II :
memompa tensimeter >160 mmHg
darah dari spigmoman Diastolik
jantung ometer clok 1. Normal : <80 mmHg
yang telah 2. Pre Hipertensi : 80-89
dikalibrasi, mmHg
serta 3. Hipertensi tingkat I : 90-
stetoskop.. 99 mmHg
4. Hipertensi tingkat II :
>100 mmHg
E. Populasi , Sampel dan Kriteria

25
1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini yakni semua penderita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Telaga Biru Kabupaten Gorontalo.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi terjangkau yang dapat digunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sementara sampling adalah

proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili populasi yang

ada (Nursalam, 2016). Adapun teknik penarikan sampel pada penelitian ini

menggunakan metode Purposive Sampling, berdasarkan Rumus besar

sampel menurut (Dahlan, 2016), yaitu


2
( Zα +Zβ ) S
n 1=n2= ( x 1−x 2 )
Keterangan :
n1 = n2  Besar Sampel
Zα  Kesalahan Tipe I sebesar 5% sehingga Zα = 1,64
Zβ  Kesalahan Tipe II sebesar 10% sehingga Zβ = 1,28
x1 – x2  Selisih minimal rerata penurunan Tekanan Darah yang
dianggap bermakna (x1 – x2 = 55 – 50,63 = 4,37)
menurut pe-nelitian sebelumnya oleh (Fahriza, 2014)
S  Standar deviasi salah satu variabel independen peneliti sebelum-
nya yaitu S = 5,913
Perhitungan besar sampel menurut (Dahlan, 2016) yaitu :
2
( Zα +Zβ ) S
n 1=n2= (
x 1−x 2 )
2
( 1,64+ 1,28 ) 5,913
¿( 55−50,63 )
2
( 2,92 ) 5,913
¿( )
4,37
2
17,265
¿ ( 4,37 )
¿ 3,95082
¿ 15,60=16 orang

Menurut (Dharma, 2011) Koreksi atau penambahan jumlah

sampel berdasarkan prediksi sampel drop out (DO) dari penelitian

yaitu dengan DO 15% dengan rumus :

n
n' =
1−f

Keterangan

n' = Besar sampel setelah dikoreksi

n = Jumlah sampel berdasarkan estimasi sebelumnya

f = Prediksi persentase sampel drop out

Perhitungan kriteria drop out penelitian menurut Kelana Kusuma

Dharma (2011), yaitu :

n 16 16 16
n' = = = = =18,83=19 sampel
1−f 1−15 % 1−0,15 0,85

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus yang ada, maka

sampel minimal yang digunakan adalah 16 orang, dan jumlah sampel ditambah

15% dengan maksud untuk mengatasi responden yang mengalami drop out yaitu

pasien meninggal dalam masa penelitian, atau pasien pindah alamat dan tidak

diketahui alamat rumah yang baru, serta pasien yang tiba-tiba mengeluhkan gejala

sementara penelitian secara mendadak, sehingga total sampel yang akan

digunakan adalah 19 orang.

3. Pengambilan sampel per desa


31
Sampel desa Dumati yaitu :ni = x 19=¿ 4,11 = 4
143

49
Sampel desa Tulandenggi yaitu :ni = x 19=¿ 6,51 = 6
143

8
Sampel desa Pantungo yaitu :ni = x 19=¿ 1,06 = 1
143

8
Sampel desa Timuato yaitu :ni = x 19=¿ 0,06 =1
143

11
Sampel desa Ulapato A yaitu :ni = x 19=¿1,46 = 1
143

6
Sampel desa Pentadio Barat yaitu :ni = x 19=¿ 0,79 = 1
143

11
Sampel desa Pentadio Timur yaitu :ni = x 19=¿ 1,46 = 1
143

10
Sampel desa Tinelo yaitu :ni = x 19=¿ 1,32= 1
143

1
Sampel desa Lupoyo yaitu :ni = x 19=¿ 0,13 = 1
143

1
Sampel desa Talumelito yaitu :ni = x 19=¿ 0,13 = 1
143

7
Sampel desa Ulapato B yaitu :ni = x 19=¿ O,93 = 1
143

Dengan demikian, besar sampel minimal adalah 19orang.

3. Kriteria Sampel

Kriteria sampel bertujuan untuk membantu peneliti untuk

mengurangi bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-

variabel kontrol ternyata mempunyai pengaruh terhadap variabel

yang kita teliti (Nursalam, 2016).


Sampel pada penelitian ini adalah penderita hipertensi dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

1) Penderita Hipertensi dengan tingkat I sistolik ≥140 - ≤160

mmHg dan sistolik ≥90 mmHg

2) Kesadaran compos mentis

3) Umur ≥18 tahun dan <60 tahun

4) Penderita hipertensi yang tidak sedang mengkomsumsi obat

anti hipertensi.

b. Kriteria Eksklusi

1) Penderita hipertensi yang memiliki penyakit penyerta

seperti ginjal dan asam urat.

2) Penderita hipertensi yang sudah terkena komplikasi

penyakit seperti stroke

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012)

Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah lembar Obsevasi

tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan eksperimen menggunakan

spigmomanometer air raksa yang telah dikalibrasi terlebih dahulu, Stetoskop, SOP

pemeriksaan Tekanan Darah, SOP pemberian air kelapa muda, dan lembar

persetujuan menjadi Responden. Selama penelitian berlangsung peneliti dibantu

oleh asisten peneliti dimana perannya sebagai dokumntasi dan membantu peneliti
dalam mempersiapakan alat dan bahan untuk terapi seperti, botol yang berisi air

kelapa muda dan gelas ukur.

G. Tehnik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari data responden melalui lembar observasi

yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur tekanan darah sebelum dan

sesudah dilakukan pemberian air kelapa muda.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh lansung dari data Dinas Kesehatan Kota Gorontalo,

Puskesmas Telaga biru Kabupaten Gorontalo, serta literature buku-buku

yang berhubungan dengan penelitian serta pendukung lainnya.

H. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Setiadi (2013) pengolahan data pada dasarnya merupakan

suatu proses untuk memperoleh data atau ringkasan berdasarkan suatu

kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga

menghasilkan informasi yang di perlukan (Setiadi, 2013).

Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan

data di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu.

1. Editing.

Kegiatan dalam penyuntingan adalah memeriksa kembali seluruh

kelengkapan hasil observasi yang telah terkumpul agar tidak terjadi

kesalahan.
2. Coding.

Data yang terkumpul diberikan kode terhadap jawaban atau nilai pada

setiap responden sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.

3. Processing.

Yaitu semua isian terisi dan benar, langkah selanjutnya adalah

memproses data agar dapat dianalisa. Proses data dilakukan dengan cara

mengentry data hasil kuesioner ke computer.

4. Cleaning.

Yaitu kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dientry

apakah ada kesalahan atau tidak.

2. Penyajian Data (data presentase)

Data statistik perlu disajikan dalam bentuk yang mudah dibaca dan

dimengerti. Penyajian data menggunakan tabel, yaitu penyajian dalam bentuk

angka (data numeric) yang disusun dalam kolom dan baris dengan tujuan

untuk menunjukkan frekuensi kejadian dalam kategori yang berbeda.

3. Analisa Data

Data yang terkumpul kemudian diolah dalam bentuk tabel, kemudian

dianalisa. Peneliti ini menggunakan:

a. Analisis Univariat

Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat

tergantung dari jenis datanya.Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel


(Notoatmodjo, 2012). Data yang akan yang akan diteliti adalah data

numeric menggunakan nilai mean atau rata-rata, median dan standard

deviasi.

Menghitung distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel

dapat menggunakan rumus:

f
p= x 100 %
n

Keterangan:

p=Persentase

f =Frekuensi

n=Total Sampel

Dalam penelitian ini analisa univariat meliputi variabel dependen

perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan pemberian air kelapa

muda, dan variabel perancu yaitu usia dan jenis kelamin dengan menggunakan

bantuan program SPSS.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel

yaitu variabel bebas dan variabel terikat yang diduga berhubungan atau

berkorelasi (Notoatmodjo, 2012).

Dalam penelitian ini analisa bivariat menggunakan program SPSS

untuk melihat perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan

pemberian air kelapa muda hijau dengan menggunakan uji t-Test

berpasangan.
Uji t-Test berpasangan termasuk dalam uji statistik parametrik,

menggunakan uji t-Test, apabila data yang dikumpulkan dari dua sampel

yang saling berhubungan, artinya bahwa satu sampel akan mempunyai dua

data. Rancangan ini paling umum dikenal dengan rancangan pre-post,

artinya membandingkan rata-rata nilai pre test dan post test dari satu sampel

(Riwidikdo, 2008).

Menurut (Sugiyono, 2010) rumusan t-Test yang digunakan untuk

menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkolerasi ditunjukkan pada

rumus di dibawah ini:

x́ 1−x́ 2
t=
s 21 s22 s s2
√ + −2r 1
n1 n2 ( )( )
√ n1 √ n2
Keterangan :

x́ 1=Rata−rata sampel 1
x́ 2=Rata−rata sampel 2
s1=Simpangan baku sampel 1
s2=Simpangan baku sampel 2

s21=Variasi sampel 1
s22=Variasi sampel 2
r =Korelasi antara dua sampel

Uji t-Test berpasangan adalah uji statistik parametrik untuk menguji

hipotesis kompratif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau

rasio, menggunakan uji t-Test berpasangan juga jika datanya berdistribusi normal

(Sugiyono, 2010).
Analisis untuk kompratif numerik berpasangan 2 kelompok adalah uji t

berpasangan bila sebaran data normal. Bila sebaran data tidak normal, uji yang

digunakan adalah uji wilcoxon (Dahlan, 2016).

Uji Wilcoxon adalah uji statistik non parametrik yang digunakan untuk

menguji hipotesis kompratif dua sampel yang berkolerasi bila datanya berbentuk

ordinal (berjenjang) (Sugiyono, 2010).

I. Etika Penelitian

Menurut (Notoatmodjo, 2012) Prinsip dasar dalam kaidah etika

penelitian anatra lain adalah sebagai berikut:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek

untuk memeberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati harkat dan

martabat subjek penelitian, peneliti seyogyanya mempersiapkan formulir

persetujuan subjek (inform concent).

2. Menghormati privasi dan keberhasilan subjek penelitian (respect for

privacy and confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak

untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh
sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas

dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti seyogyanya cukup menggunakan

coding sebagai pengganti identitas responden.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an inclusivences)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan peneliti

perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

sama, tanpa membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya.

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing

harms and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya, dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun

kematian subjek penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. yogjakarta: Diva Press.

Binaiyati, S. (2017). Pengaruh Terapi Air Kelapa Muda Terhadap Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi di Mejing Wetan Gamping Sleman
Yogyakarta.
Bogadenta, A. (2013). Manfaat Air Kelapa dan Minyak Kelapa. Yogyakarta:
Flash Books.
Dahlan, M. S. (2014). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat dan Multivariat di Lengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS Seri
1 Edisi 6. Jakarta: Empidemiologi Indonesia.
Dahlan, S. (2016). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.
Darmawan, B. A. (2013). Diet Sehat Air Kelapa. Jakarta: Medpress.
Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan
Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info
Media.
DIKESPROV. (2014). Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo.
Fahriza, T. S. (2014). Pengaruh Terapi Herbal Air Kelapa Muda Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Desa
Tambahrejo Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, Mahasiswa Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.
Gandari, M. K. (2016). Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Banjar Pisang
Desa Taro Kabupaten Gianyar, Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Bina Usada Bali.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2016). Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta:
Salemba Medika Dimensi.
Pratama, Y. A. (2016). Hipertensi Sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke. 18.
Sari, N. D. (2018). Efektifitas Air Kelapa Hijau Muda Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Posyandu Usila Puskesmas Perak
Timu Surabaya, Program DIII Keperawatan STIKES Hang Tuah
Surabaya.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan Edisi 2.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian . Bandung: Alfabeta.
Suhanda, L. S. (2018). Mitos atau Fakta Air Kelapa Muda Meredakan Hipertensi.
Retrieved mei 13, 2018, from ilmagiindonesia.org:
http://www.ilmagiindonesia.org/air-kelapa-muda-meredakan-hipertensi/
Suridaty, N. A. (2012). Pengaruh Kurma Deglet Nour Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Primer. Jurnal Ilmiah
Keperawatan STIKES Hang Tuah Surabaya.
Susilo, Y. W. (2011). Cara Jitu Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Tamuu, R. N. (2017). Pengaruh Air Kelapa Muda Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Menopause di Puskesmas Limboto Kabupaten Gorontalo.
Triyanto, E. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Vita, D. (2016). Kelapa Muda Pelepas Dahaga Sejuta Khasiat. Surabaya:
Stomata.
Wijaya, S. A. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Dewasa
Teori dan Contoh Askep. Yogjakarta: Nusa Medika.
Yahya, F. (2010). Terapi Hipertensi Program 8 Minggu Menurunkan Tekanan
Darah Tinggi dan Mengurangi Resiko Serangan Jantung dan Stroke
Secara Alami. Bandung Mizan Pustaka.
Yonata, A. P. (2016). Hipertensi Sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke,
Mahasiswa Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Cara pemberian Air Kelapa Muda

Cara pemberian air kelapa muda yang dilakukan oleh penelitian

Fahriza, dkk (2014):

a. Bahan

1) Air kelapa muda viridis

b. Alat

a. Gelas ukur

b. Botol berukuran 1000 ml

c. Cara pemberian

a. Gunakan buah kelapa muda varitas biasa yang umur 6 bulan keatas

b. Kemudian mengambil air kelapa muda sebanyak 1 gelas atau 250 cc

c. Selanjutnya air kelapa diberikan 2 kali sehari pagi dan sore dalam 14 hari
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Pemeriksaan Tekanan Darah

a. Alat dan Bahan :

1) Sphygmomanometer Clock

2) Stetoskop

b. Prosedur Kerja

1) Petugas mencuci tangan

2) Petugas menyiapkan alat dan bahan

3) Petugas menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

4) Ator posisi pasien

5) Letakan lengan yang hendak diukur pada posisi terlentang

6) Lengan baju di buka

7) Pasang manset pada lengan kanan / kiri

8) Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra

9) Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba

10) Letakan diafgma stetoskop di atas nadi brakhialis dan kempeskan balon

udara manset secara perlahan dan berkesinambungan dengan memutar

sekrup pada pompa udara berlawanan arah jarum jam

11) Catat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali.

Nilai ini menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi

12) Petugas membaca hasil tekanan darah

13) Petugas melepaskan manset pada lengan

14) Petugas mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai