PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sistolik ataupun diastolik ≥ 140/90 mmHg (James et al., 2014). Data WHO
meningkat, pada tahun 2025 diprediksi sebanyak 29% orang dewasa yang
hipertensi meninggal dunia setiap tahunnya, dimana 1,5 juta kematian terjadi
sebagai penyebab utama kematian pada pasien. Banyak pasien yang tidak
kasus hipertensi belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran
yaitu hanya 7,2% penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan
hanya 0,4% kasus yang patuh minum obat hipertensi sehingga 76% dari
1
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018, di seluruh dunia,
sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi, angka ini
negara maju hanya 35%. Kawasan Asia Tenggara, terdapat 36% orang dewasa
yang menderita hipertensi dan telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya.
tahun 2025 sekitar 29% atau sekitar 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia
dapat mengakibatkan gagal ginjal, gagal jantung, stroke dan kematian jika
tidak dideteksi secara dini dan ditangani dengan tepat (James et al., 2014).
tekanan darah dapat dikontrol dengan minum obat antihipertensi yang teratur,
2
2
dan
1
pembuluh darah khususnya pada kelompok hipertensi essensial yaitu
sebanyak 497.966 (67,00%) dari total 743.204 kasus penyakit jantung dan
Tengah, 2021).
sebanyak 203 orang, Laki-laki 205 orang. Selanjutnya pada tahun 2022
laki-laki sebanyak 214 orang. Pada tahun 2023 data penderita hipertensi dari
resep, meminum obat secara teratur dan tepat dan merubah gaya hidup. Tujuan
hidup, akan tetapi banyak yang berhenti berobat ketika tubuhnya sedikit
hipertensi agar didapatkan kualitas hidup pasien yang lebih baik. Faktor yang
3
Aktivitas fisik individu tidak dapat dipisahkan dari penyakit kronis yang
kronis. Aktivitas fisik ringan pada individu seperti terlalu lama duduk dapat
pengobatan dari penyakit kronis adalah dengan olah raga secara teratur.
kerusakan organ seperti pada hati, ginjal maupun organ lain. Selanjutnya
diwajibkan untuk mengonsumsi obat setiap hari dan adanya efek samping
proses pengobatan sesuai yang dianjurkan dan diberikan oleh tim medis, yang
2014).
4
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Setiyana, Nabila (2021) tentang
Jawa Baturaja.
apabila ada gejala hipertensi seperti sakit kepala, lemas, nyeri dada dan sesak
nafas dan mengkonsumsi obat anti hipertensi pada saat gejala timbul saja
ketika sudah merasa sembuh maka obat anti hipertensi tersebut pasien
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
kejadian hipertensi.
Kesehatan Masyarakat.
3. Bagi Peneliti
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
140 / 90 mmHg.
khusus dan biasanya dapat ditangani secara mudah, namun bila dibiarkan
infark miokard, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal dan kematian dini.
darah tinggi adalah penyakit yang umum terjadi dalam masyarakat kita.
Keadaan itu terjadi jika tekanan darah pada arteri utama didalam tubuh
terlalu tinggi. Hipertensi kini semakin sering dijumpai pada orang lanjut
usia.
7
Berdasarkan beberapa pengertian hipertensi tersebut maka dapat
mmHg
1. Etiologi
adalah hipertensi yang tidak jelas etiologinya. Lebih dari 90% kasus
lain-lain.
8
2. Klasifikasi Hipertensi
baru pada JNC 7, yaitu terdapat pra hipertensi dimana tekanan darah sistol
pada kisaran 120-139 mmHg, dan tekanan darah diastole pada kisaran 80-
9
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi Menurut WHO
ukuran tekanan darah sistolik dan diastolic dengan merujuk hasil JNC 7 dan WHO
3. Patofisiologi
10
atau korteks adrenal (2% dan 5%) merupakan penyebab utama
normal dan yang terganggu. Hal ini mungkin berperan penting pada
4. Gejala Hipertensi
mudah diamati antara lain yaitu : Gejala ringan seperti pusing atau sakit
kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah,
belakang dan kaku, sulit tidur dan gelisah atau cemas dan kepala pusing,
5. Komplikasi Hipertensi
11
a) Stroke
yang mengalami hal ini akan mati dan tidak dapat berfungsi lagi. Kadang
rentan pecah. Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada
darah pecah karena lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba
nutrisi dan akhirnya mati. Darah yang tersembur dari pembuluh darah
yang pecah tersebut juga dapat merusak sel-sel otak yang berada
disekitarnya.
b) Penyakit Jantung
12
ini mengakibat peningkatan beban kerja jantung yang pada
dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah kedistal dapat
d) Aneurisme
bisa timbul karena dinding pembuluh darah aorta terpisah atau disebut
diamana gejalanya adalah sakit kepala yang hebat, sakit di perut sampai ke
pinggang belakang dan di ginjal. aneurisme pada perut dan dada penyebab
13
utamanya pengerasan dinding pembuluh darah karena proses penuaan
6. Pencegahan Hipertensi
tindakan pencegahan yang baik (stop High Blood Pressure), antara lain
darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat
14
d. Olahraga teratur.
seperti tinju, gulat, atau angkat besi, karena latihan yang berat bahkan
bernyanyi.
7. Penatalaksanaan
yatiu < 140/90 mmHg dan untuk individu berisiko tinggi seperti diabetes
15
melitus, gagal ginjal target tekanan darah adalah < 130/80 mmHg,
1) Non Farmakologis
30-50% daripada yang aktif. Oleh karena itu, aktivitas fisik antara
16
d. Menurunkan konsumsi kafein dan alcohol
resiko hipertensi
2. Farmakologis
adalah suka menurut perintah, taat pada perintah atau aturan. Sedangkan
17
patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan
sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang
1. Pengertian
Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
tidak mematuhi tujuan atau mungkin melupakan begitu saja atau salah
2016).
a. Pendidikan
18
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
yang aktif.
sebaliknya.
melakukan kunjungan.
19
d. Pengetahuan
3. PengukuranKepatuhan
20
lima cara yang dapat digunakan untuk mengukur kepatuhan pada
20
pasien, yaitu :
mereka sendiri.
keadaan pasien.
lainnya.
21
Dokter. Prosedur ini mungkin adalah prosedur yang paling
22
perilaku sehat.
20
c. Dukungan sosial, dukungan sosial dari anggota keluarga dan
pasien.
menjalani pengobatan.
23
C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
(Notoatmodjo, 2018).
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan
menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang
24
tertentu. Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2018), salah
2. Tingkat Pengetahuan
dan penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
yaitu:
a. Tahu (Know)
bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
b. Memahami (Comprehention)
25
objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
d. Analisis (Analysis)
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu sama lain.
e. Sintesis (Syntesis)
suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
f. Evaluasi (Evaluation)
26
menggunakan kriteria - kriteria yang telah ada (Wawan A dan
Dewi , 2010).
yaitu Cara Tradisional atau Non Ilmiah, dan Cara Modern. (Wawan, A
yang lain. Itulah sebabnya cara ini disebut trial (coba) dan error
2) Secara Kebetulan
27
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas
pengetahuan.
dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
yaitu:
28
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
2) Pekerjaan
waktu.
3) Umur
kematangan jiwa.
29
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
2) Sosial Budaya
Dewi, 2010).
D. Landasan Teori
yang berhubungan dengan kepatuhan pasien dalam minum obat anti hipertensi
pasien dalam minum obat anti hipertensi dihubungkan oleh faktor predisposisi
E. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah kelanjutan dari kerangka teori atau landasan teori
Kerangka pikir dalam penelitian ini adalah untuk meneliti mengenai hubungan
30
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kerangka pikir berikut ini:
F. Hipotesis
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2023 dan akan
1. Variabel
adalah pengetahuan.
2. Definisi Operasional
32
a. Kepatuhan minum obat
skor kuesioner.
b. Pengetahuan
33
Hasil ukur : 2 = Baik jika diperoleh skor 76% - 100% dari
skor kuesioner .
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data sekunder
kepada responden untuk diisi dan dijawab sesuai dengan apa yang
diketahui responden.
positif, jika dijawab benar diberi skor 1 dan jika dijawab salah diberi
34
Untuk kepatuhan pertanyaan nomor 5 dan 9 merupakan pertanyaan
penilaian pernyataan positif, jika dijawab benar diberi skor 1 dan jika
dijawab benar diberi skor 0 dan jika dijawab salah diberi skor 1
E. Pengolahan Data
selanjutnya dianalisa.
kesalahan,
penelitian.
35
F. Analisis Data
variabel bebas dan variabel terikat yang termasuk dalam penelitian dengan
menggunakan rumus:
f
P= x 100%
n
Dimana:
P = Persentase
f = Frekuensi
n = Jumlah sampel
(O−E)²
x² = ∑
E
Penguji hipotesis:
a. Jika nilai p ≤ 0,05 berarti secara statistik ada hubungan yang bermakna
(H0 ditolak)
b. Jika nilai p > 0,05 secara statistik tidak ada hubungan bermakna (H0
diterima).
36
G. Penyajian Data
Data yang sudah diolah dan dianalisa akan disajikan dalam bentuk
1. Populasi
2. Sampel
Keterangan
N = Jumlah Populasi
n = Jumlah Sampel
37
N
n= 2
1+ N (d ❑❑)
187
n=
1+ 187 ( 0 ,1 ) ²
187
n=
2 ,87
n = 65
responden.
sebagai berikut:
a. Kriteria inklusi
sebelumnya
38
4) Dapat membaca dan menulis
Nosarara
b. Kriteria eksklusi
39
DAFTAR PUSTAKA
Arovah 2021. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Pada
Pasien yang berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bangkinang, Skripsi,
Fakultas Farmasi, Universitas Tarumanegara.
Aulia Rizki. 2013. hubungan pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat pasien
hipertensi di instalasi rawat jalan RSUD Dr. Moewardi Soerakarta. Skripsi
A. Wawan dan Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia, Nuha Medik, Yogyakarta.
BPOM, 2016, Kepatuhan Pasien: Faktor Penting Dalam Keberhasilan Terapi, info
POM, Vol 7, No.5.
Departemen Kesehatan RI, 2013, Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana
Penyakit Hipertensi, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular
DepKes RI, Jakarta.
40
Departemen Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, 2017, Pedoman Teknis
Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi, Direktorat Pengendalian
Penyakit Tidak Menular, Palu, Sulawesi Tengah.
Elsanty, S. 2009. Panduan Hidup Sehat Bebas Kolesterol, Stroke, Hipertensi &
Serangan Jantung. Yogyakarta: Araska.
Jaya. 2009. Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo
Tanjung Sumatera Barat. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Sumawa P.M.R., Wullur A.C. and Yamlean P.V.Y., 2015, Evaluasi Kerasionalan
Penggunaan Obat 12 Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Rawat Inap di
RSUP PROF . DR . R . D . Kandou Manado Periode Januari-Juni 2014,
Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi.
Kemenkes RI, 2016, Info Datin Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 109 (1), 1–8. Terdapat di:
http://www.depkes.go.id/download.phpfile=download/pusdatin/infodatin.p
df
KemenKes RI, 2017, Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2015, Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Marliani, L. 2007. 100 Question & Answers Hipertensi. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo Gramedia.
Nisa. 2012. Hubungan pola makan dengan penderita hipertensi. Jakarta. FKM UI
41
Notoatmodjo, S. 2012. Pendidikan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Soegeng santosa, Anne lis. 2010. Penyakit Jantung : Hipertensi & Nutrisi.
Penerbit Bumi Aksara. Jakarta
Wibawa R.A., 2018, Hubungan Antara Cara Bayar Dengan Kepatuhan berobat
Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan, Terdapat di: http://digilib.uns.ac.id
[diakses tanggal 11 Agustus 2023].
42