Anda di halaman 1dari 19

DRUG USE EVALUATION UPERIO (SACUBIRTIL/VALSARTAN)

Efektivitas Penggunaan Uperio (Sacubitril/Valsartan) pada Pasien CHF


1. Berdasarkan Dosis Commented [G1]: Mungkin bisa diberi pendahuluan
sedikit apa itu uperio dan indikasinya pada kondisi apa
a. Persentase Perbandingan Dosis Stabil dan Dosis Tidak Stabil

Dosis stabil vs dosis tidak stabil

29%
stabil
tidak stabil
71%

Gambar 6. Diagram Perbandingan Dosis Stabil dan Dosis Tidak Stabil


Berdasarkan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi uperio
dengan dosis stabil adalah 71% dan dosis tidak stabil sebesar 29%. Pada dosis uperio
masih ditemukan penggunaan dosis yang tidak stabil dimana pemberian dosis yang Commented [G2]: Maksudnya apa ya

berubah-ubah. Hal ini terjadi dikarenakan adanya pertimbangan khusus dari dokter
dalam memonitoring kondisi pasien. Dosis tidak stabil pada beberapa pasien terjadi
dengan adanya perubahan dosis. Perubahan dosis yang terjadi adalah dari dosis 25 mg
menjadi 50 mg, 50 mg menjadi 100 mg ataupun sebaliknya. Berdasarkan American
Heart Journal tahun 2018, pemberian dosis terapi uperio kepada pasien perlu
dilakukan titrasi dosis berdasarkan kondisi pasien. Data yang diperoleh menunjukkan
adanya data tekanan darah pasien. Dimana, tekanan darah menentukan titrasi dosis
yang diberikan kepada pasien.
b. Persentase Perbandingan Penggunaan Dosis 50 mg dan Dosis 100 mg

Stabil dosis 50 mg vs stabil dosis 100 mg

18%

Stabil dosis 50 mg
Stabil dosis 100 mg

82%

Gambar 7. Diagram Perbandingan Dosis Stabil 50 mg dan 100 mg


Berdasarkan diagram diatas, menunjukkan bahwa penggunaan dosis stabil 50 mg
memiliki jumlah persentase yang lebih besar yaitu 82%, sedangkan penggunaan dosis
stabil 100 mg memiliki persentase 18%. Berdasarkan Canadian Journal of Cardiology
(2017), dosis awal yang diberikan kepada pasien adalah 50mg b.i.d atau 100 mg sehari
dan dilakukan evaluasi selama 6 minggu, jika diperlukan titrasi dosis dilakukan dengan
meningkatkan dosis menjadi 100mg b.i.d atau 200 mg sehari. Selain itu, Berdasarkan
Nice Guidelines (2015) menyatakan bahwa penggunaan dosis awal untuk
sacubitril/valsartan adalah 50 mg b.i.d dan diamati efektivitasnya selama 2 minggu,
apabila diperlukan dapat dilakukan titrasi dosis menjadi 100 mg b.i.d dan diamati
selama 3 minggu, setelah pemberian dosis 100mg b.i.d selama 3 minggu, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 200mg b.i.d yang digunakan selama 6 minggu. Dosis 200mg b.i.d
merupakan target dosis yang harus dicapai oleh pasien. Namun, penelitian yang
dilakukan oleh American Heart Journal (2018) menyatakan bahwa pemberian dosis
awal dengan dosis 25 mg dapat diberikan sesuai dengan tekanan darah pasien. Apabila
tekanan darah pasien pada saat awal penggunaan adalah 100-120mmHg dapat
menggunakan dosis 25mg b.i.d dan untuk pasien dengan tekanan darah ≥ 120 mmHg
dapat menggunakan dosis 50 mg b.i.d.
Evaluasi dosis pada pasien pengguna uperio di RS Bethesda rata-rata pasien
menggunakan dosis awal 25 mg yang dikonsumsi 2 kali sehari. Sebagai contoh pasien
Tn. W menggunakan tablet uperio 50mg dengan aturan pemakaian 2dd1/2 yang artinya
pasien menggunakan dosis 25 mg b.i.d. Hal ini tidak sesuai dengan Canadian Journal
of Cardiology dan Nice Guidelines yang menyatakan bahwa pasien harus menggunakan
dosis awal 50 mg b.i.d. American Heart Journal juga menyatakan bahwa penggunaan
dosis awal 25 mg diberikan pada pasien dengan TD 100-120mmHg. Pada pasien
tersebut TD saat akan menggunakan Uperio adalah 130/80 mmHg, dosis yang
dianjurkan adalah 50 mg b.i.. Kesimpulannya adalah, pemberian dosis Uperio pada
pasien CHF di RS Bethesda perlu ditinjau kembali penggunaan dosisnya. Dosis yang
diberikan juga perlu memperhatikan tekanan darah pasien sehingga dapat dapat dilihat
efektivitanya. Namun, berdasarkan Canadian Journal of Cardiology (2017), pemberian
titrasi dosis sacubitril/valsartan (Uperio) perlu memperhatikan kondisi dari masing-
masing pasien dengan memperhatikan komorbid atau penyakit penyerta yang dialami
oleh pasien sehingga dapat menghasilkan outcome terapi yang diinginkan.

(Canadian Journal of Cardiology, 2017)

(Canadian Journal of Cardiology, 2017).


(Canadian Journal of Cardiology, 2017)

(American Heart Journal, 2018)


(Nice Guidelines, 2015)

c. Persentase Dosis Tap Up dan Dosis Tap Down (Tirasi)

Dosis Tidak Stabil Tap Up vs Tap Down

Tidak stabil tap up 25 jadi 50


14% mg
Tidak stabil tap up 25 jadi
14% 100 mg

57% Tidak stabil tap up 50 jadi


100 mg
15%
Tidak stabil tap down 50 jadi
25 mg

Gambar 8. Diagram Titrasi Dosis Uperio


Berdasarkan diagram diatas penggunaan dosis dengan tap up dari 25 mg
menjadi 50 mg memiliki persentase terbesar yaitu 57% diikuti dengan pemberian
dosis tidak stabil dari 25 mg menjadi 100 mg sebanyak 15% dan dosis tap up dari
dosis 50 mg menjadi 100 mg sebanyak 14%. Pemberian titrasi dosis memang
diperlukan untuk memperbaiki dan mendapatkan outcome yang lebih baik pada pasien
CHF dengan penyakit penyerta tertentu. Pemberian titrasi dosis sangat perlu
memperhatikan tekanan darah pasien dan durasi penggunaan pada tiap dosisnya
sehingga dosis yang diberikan tidak langsung terlalu tinggi ataupun terlalu drastis
dalam menurunkan dosis. Berdasarkan, Nice Guidelines (2015), titrasi dosis dari 50
mg diberikan selama 3 minggu pemakaian, selanjutnya dosis ditingkatkan menjadi
100 mg dengan waktu pemakaian 3 minggu dan jika dosis ditingkatkan menjadi 200
mg maka diberikan dalam waktu 6 minggu. Setiap pemberian titrasi dosis sangat perlu
mengamati TD pasien, kadar kalium pasien dan juga penyakit penyerta yang dialami
pasien. Apabila kondisi pasien tidak memungkinkan untuk ditingkatkan dosisnya
maka tidak diperlukan untuk tap up dosis.

d. Durasi Penggunaan Uperio

Durasi Penggunaan Uperio


4.00% 4.00%
8.00% 24.00%

12.00%

16.00%
32.00%

0 1 2 3 5 6 7

Gambar 9. Durasi Penggunaan Uperio

Berdasarkan diagram diatas, durasi penggunaan selama 1 bulan memiliki


persentase terbesar yaitu 32% dan untuk persentase terkecil pada durasi penggunaan 9
bulan yaitu 4%. Berdasarkan Canadian Journal of Cardiology tahun 2017, durasi
penggunaan yang dianjurkan adalah minimal 1 tahun untuk dapat mengevaluasi
efektivitas dari uperio atau dapat digunakan minimal 8 bulan. Berdasarkan data yang
dimiliki, hanya ada 1 pasien yang menggunakan uperio paling lama yaitu selama 7
bulan namun belum memnuhi syarat penilaian efektivitas seperti pada guideline.
Sehingga, durasi penggunaan uperio di RS Bethesda perlu dikaji/ditinjau kembali agar
dapat mengevaluasi efektivitas dari uperio tersebut. Monitoring yang perlu dilakukan
adalah monitoring kadar kalium, tekanan darah pasien dan juga clirens creatinine jika
pasien tersebut mengalami gagal ginjal (Shah, A, 2017). Selain hal tersebut perlu
dimonitoring kembali terkait efek samping dari penggunaan uperio.

(Canadian Journal of Cardiology, 2017).

2. Berdasarkan Perkembangan Diagnosis Pasien

(Wang, et al., 2019)


Menurut Wang, et al (2019), Penggunaan ARNI mampu memperbaiki ukuran
ventrikel kiri dan memperbaiki kondisi hipertrofi dibandingkan dengan penggunaan
ACEI atau ARB pada pasien gagal jantung dengan pengurangan ejeksi fraksi, bahkan
setelah follow-up jangka pendek. Penggunaan ARNI sedini mungkin akan
memberikan benefit yang lebih besar untuk perbaikan remodeling jantung untuk
penggunaan minimal 3 bulan.
Menurut Kario (2018), Sacubitril/Valsartan memiliki selektivitas tinggi dalam
menghambat neprilysin dan reseptor AT I. Dalam kasus hipertensi dan gagal jantung,
sistem renin-angiotensin teraktivasi yang ditunjukkan dengan adanya retensi natrium
dan air, vasokonstriksi, aktivasi simpatetik, dan remodeling jantung. Hipertensi bisa
ditandai dengan kurangnya aktivasi dari A-Natriuretic Peptide (ANP) dan B-
Natriuretic Peptide (BNP). Neprilysin merupakan suatu enzim yang akan memecah
beberapa peptide vasoaktif endogen seperti ANP dan BNP.
Sacubitril sendiri merupakan prodrug (AHU377) yang akan diubah secara
enzimatis menjadi bentuk aktif (LBQ657) dimana akan menghambat neprilysin
sehingga akan mencegah pemecahan peptide vasoaktif. Peningkatan peptide vasoaktif
dan aktivitas Angiotensin Receptor Blocker (ARB) akan secara sinergis bekerja
menurunkan tekanan darah, large artery stiffness, dan hipertrofi dan fibrosis jantung.
Penggunaan sacubitril/valsartan memiliki efek sinergis dalam efek natriuresis/diuresis
dan penurunan tekanan darah yang lebih baik daripada inhibitor renin-angiotensin
monoterapi (ACEI/ARB). Commented [G3]: Taruh di awal sedikit

Menurut Li et al (2019), Sacubitril/Valsartan lebih efektif dalam mengontrol


tekanan darah daripada Angiotensin Receptor Blocker (ARB). Menurut Kairo (2014),
Penggunaan Sacubitril/Valsartan efektif untuk mengontrol tekanan darah pada pasien
hipertensi dengan populasi ASIA. Menurut Canadian Journal of Cardiology,
efektivitas sacubitril/valsartan dalam mengontrol tekanan darah dapat dilihat setelah
minimal penggunaan selama 8 bulan pertama.
Berdasarkan data yang didapatkan terkait penggunaan sacubitril/valsartan di
RS. Bethesda, terdapat beberapa kelompok pasien yang menerima terapi
sacubitril/valsartan. Berdasarkan diagnosa dokter, kelompok pasien yang
mendapatkan terapi sacubitril/valsartan ditunjukkan pada tabel 1. Pasien yang paling
banyak mendapatkan terapi sacubitril/valsartan adalah pasien dengan diagnosa CHF
(Congestive Heart Failure).

Tabel 5. Jumlah Pasien Yang Mendapatkan Terapi Sacubitril/Valsartan


Berdasarkan Diagnosa
Jumlah Pasien yang mendapatkan
Diagnosa
Terapi Sacubitril/Valsartan (orang)
NSTEMI, CHF 1
CHF, low EF 1
CHF, ec IHD, CAD post stent 1
DM tipe 2, no proteinuria ec
nephropati diabetik, hiperurisemia, 1
CHF ec IHD, MR severe
CHF, low EF bln II 1
Chronic Ischemic heart disease 1
hypertensive heart disease without
1
congestive heart failure
Advanced heart failure 2
ACS 1
Edema pulmo, CHF, DM 2 obes ,
1
pleuropneumonia dextra
Edema pulmo, CHF, low ef 30% bln
1
III
ishemic heart disease 1
Acute subendocardial myocardial
1
infraction
CHF, AF 2
advanced heart failure, AF 1
CHF, udem pulmo 1
UA, ACS 1
STEMI Anterior 1
stroke infark, hipertensi 1
paroxismal AF, CHF low EF 1
Hypertensive heart disease without
1
congestive heart failure
CHF, AF, low EF 1
CHF 11

Pasien Sarjono (01196820) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 6


September 2019 dengan diagnosa NSTEMI dan CHF dan tekanan darah sebesar 90/60
mmHg. Pada tanggal 21 September 2019, pasien mendapat diagnose CHF dengan
ejeksi fraksi rendah dan tidak terdapat data tekanan darah pasien pada tanggal tersebut.
Pada tanggal 22 Oktober 2019, data tekanan darah pasien sebesar 110/70mmHg dan
belum ada perubahahn diagnose untuk kondisi pasien. Pada pasien ini, tidak terdapat
data pasien untuk 8 bulan penggunaan uperio sehingga belum dapat dilakukan evaluasi
efektivitas penggunaan uperio pada pasien.
Pasien Wahyudi (01182246) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 5
Januari 2019. Pasien ini merupakan pasien yang cukup rutin menjalani pengobatan dan
kontrol tekanan darah sehingga terdapat data pengukuran tekanan darah pasien dari 1
bulan pertama sampai bulan ke 7. Berdasarkan tabel, tekanan darah pasien mulai dari 1
bulan pertama sampai ke bulan ke-7 memenuhi target tekanan darah pasien dengan
diagnosis CHF dan DM yaitu < 140/90 mmHg. Namun, belum dapat dilakukan evaluasi
efektivitas penggunaan upperio pada pasien ini karena masih kekurangan data pasien
untuk 1 bulan berikutnya.
Tabel 6. Durasi Penggunaan Uperio vs Tekanan Darah Pasien Wahyudi
Pengukuran Bulan Ke-
Tekanan Darah
Setelah Penggunaan Tanggal Pengukuran
(mmHg)
Sacubitril/Valsartan
1 2 Februari 2019 130/90
2 2 Maret 2019 130/90
3 12 April 2019 100/80
4 4 Mei 2019 110/70
5 15 Juni 2019 130/80
6 13 Juli 2019 130/90
7 10 Agustus 2019 130/90

Pasien Suharjanto (01957661) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 14


September 2019 dengan diagnosa CHF sejak tanggal 6 September 2019. Pada tanggal 4
Oktober 2019, pasien mendapat diagnose CHF dengan ejeksi fraksi rendah bulan ke II dan
tidak terdapat data tekanan darah pasien. Oleh karena ini, pada pasien ini tidak terdapat data
pasien untuk 8 bulan penggunaan uperio sehingga belum dapat dilakukan evaluasi efektivitas
penggunaan uperio pada pasien.
Pasien Jasirun Winarso (00558586) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 16
September 2019 dengan diagnose CHF dan tidak terdapat data tekanan darah pasien sehingga
untuk pasien ini tidak dapat dilakukan evaluasi efektivitas penggunaan uperio.
Pasien Lego Priyo Handoko (00483040) menggunakan uperio pertama kali pada
tanggal 23 Mei 2019 dengan diagnose Chronic Ischemic Heart Disease dan tidak terdapat data
tekanan darah pasien. Pada tanggal 20 Juni 2019, pasien mendapat diagnose CHF dan tidak
terdapat data tekanan darah pasien. Data tekanan darah pasien hanya terdapat pada tanggal 20
Agustus 2019 (3 bulan setelah penggunaan uperio) dan tanggal 19 Sepetember 2019 (4 bulan
setelah penggunaan uperio) yaitu sebesar 130/80mmHg dan 140/80mmHg. Dengan demikian,
data pasien masih belum cukup untuk dilakukan evaluasi efektivitas penggunaan uperio.
Pasien Sri Hartatik (02079713) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 14
September 2019 dengan diagnose CHF dengan tekanan darah sebesar 110/70mmHg. Pada
tanggal 11 Oktober 2019, pasien mendapat diagnose hypertensive heart disease without
congestive heart failure dengan tekanan darah sebesar 100/70mmHg. Pada pasien ini, belum
terdapat cukup data pasien untuk dilakukan evaluasi efektivitas penggunaan uperio.
Pasien Angki Purdono (02070033) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 12
Maret 2019 dengan diagnose CHF.dan tidak terdapat data tekanan darah pasien. Pada tanggal
15 Oktober 2019, pasien mendapat diagnose advanced heart failure dengan tekanan darah
pasien sebesar 90/60mmHg. Pada pasien ini, belum terdapat cukup data pasien untuk dilakukan
evaluasi efektivitas penggunaan uperio.
Pasien Kris Yuniarti (01735646) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 16
September 2019 dengan diagnosa CHF dan tekanan darah sebesar 140/110mmHg. Pada
tanggal 3 Oktober 2019 dan 16 Oktober 2019 terdapat data tekanan darah pasien sebesar
130/80mmHg dan 120/80mmHg. Pada pasien ini, belum terdapat cukup data pasien untuk
dilakukan evaluasi efektivitas penggunaan uperio.
Pasien Harjiyo (00623824) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 6 Agustus
2019 dengan diagnose Edema pulmo, CHF, DM tipe 2 obesitas dan pleuropneumonia dextra
dan tidak terdapat data tekanan darah pasien. Pada tanggl 16 Agustus 2019, pasien mendapat
diagnose CHF dengan data tekanan darah pasien 120/80mmHg. Pada tanggal 12 Sepetember
2019, pasien masih dengan diagnose CHF memiliki tekanan darah sebesar 130/80mmHg. Pada
tanggal 18 Oktober 2109, pasien mendapat diagnose Edema pulmo, CHF dengan ejeksi fraksi
rendah 30% bulan ke III dengan tekanan darah pasien sebesar 120/80mmHg. Pada pasien ini,
belum terdapat cukup data pasien untuk dilakukan evaluasi efektivitas penggunaan uperio.
Pasien Sugiyati (00150265) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 8 Juli 2019
dengan diagnose CHF dan tekanan darah pasien sebesar 120/70mmHg. Pada tanggal 9
September 2019, terdapat data tekanan darah pasien sebesar 120/80mmHg. Pada pasien ini,
belum terdapat cukup data pasien untuk dilakukan evaluasi efektivitas penggunaan uperio.
Pasien Ridho Nugroho Zendrato (00605200) menggunakan uperio pertama kali pada
tanggal 16 Juli 2019 dengan diagnosa IHD (Ishemic Heart Disease) dengan tekanan darah
110/70 mmHg. Pada tanggal 27 Agustus 2019, pasien mendapat diagnose acute
subendocardial myocardial infraction dengan tekanan darah 110/80 mmHg. Kemudian
pengukuran tekanan darah terakhir diambil pada bulan ke-3 yaitu sebesar 90/60 mmHg.
Efektivitas penggunaan uperio pada pasien belum dapat dinilai karena penerimaan terapi masih
kurang dari 8 bulan. Namun, potensial efek samping hipotensi perlu diperhatikan melihat
tekanan darah pasien mencapai 90/60 mmHg.
Pasien David Diono (01191088) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 3 Mei
2019 dengan diagnosa CHF (Chronic Heart Failure) dengan tekanan darah 120/80 mmHg.
Pasien tidak mengalami perkembangan diagnosis. Namun, pengukuran tekanan darah terakhir
diambil pada bulan ke-4 yaitu sebesar 90/60 mmHg. Efektivitas penggunaan uperio pada pasien
belum dapat dinilai karena penerimaan terapi masih kurang dari 8 bulan. Namun, potensial efek
samping hipotensi perlu diperhatikan melihat tekanan darah pasien mencapai 90/60 mmHg.
Pasien Mukidi (01047668) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 17
September 2019 dengan diagnosa CHF (Chronic Heart Failure) dengan tekanan darah 130/80
mmHg. Pasien tidak dapat diikuti perkembangannya karena tidak ada data perkembangan lebih
lanjut. Efektivitas penggunaan uperio pada pasien belum dapat dinilai karena penerimaan terapi
masih kurang dari 8 bulan.
Pasien Sunarsidi (02062983) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 16 April
2019 dengan diagnosa CHF (Chronic Heart Failure) with Atrial Fibrilation (AF) dengan
tekanan darah 130/80 mmHg. Pada tanggal 13 Mei 2019, pasien mendapat diagnose Advanced
Heart Failure and Atrial Fibrilation dengan tekanan darah 120/80 mmHg. Pengukuran tekanan
darah terakhir diambil setelah 1 bulan penggunaan uperio dengan tekanan darah yaitu sebesar
120/80 mmHg. Efektivitas penggunaan uperio pada pasien belum dapat dinilai karena
penerimaan terapi masih kurang dari 8 bulan.
Pasien Farid Ahdiat (02072494) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 17
September 2019 dengan diagnosa CHF (Chronic Heart Failure) dan udem pulmo tanpa adanya
data pengukuran tekanan darah. Pada tanggal 30 September 2019, pasien mendapat diagnose
advanced heart failure dengan tekanan darah 90/60 mmHg. Efektivitas penggunaan uperio
pada pasien belum dapat dinilai karena penerimaan terapi masih kurang dari 8 bulan. Namun,
potensial efek samping hipotensi perlu diperhatikan melihat tekanan darah pasien mencapai
90/60 mmHg.
Pasien Prihartono (01152761) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 3
Oktober 2019 dengan diagnosa CHF (Chronic Heart Failure) tanpa data tekanan darah dan
tanpa adanya perkembangan diagnosis pasien. Efektivitas penggunaan uperio pada pasien
belum dapat dinilai karena penerimaan terapi masih sangat minim.
Pasien Muhammad Wahyudi (01192354) menggunakan uperio pertama kali pada
tanggal 10 Oktober 2019 dengan diagnosa HHD (Hypertension Heart Disease without
congestive heart failure (LVH) dengan tekanan darah 120/80 mmHg. Pasien tidak dapat diikuti
perkembangannya karena tidak ada data perkembangan lebih lanjut. Efektivitas penggunaan
uperio pada pasien belum dapat dinilai karena penerimaan terapi masih kurang dari 8 bulan.
Pasien Supardjono (01192353) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 22
Oktober 2019 dengan diagnosa CHF, AF, dan low EF dengan tekanan darah 110/80 mmHg.
Pasien tidak dapat diikuti perkembangannya karena tidak ada data perkembangan lebih lanjut.
Efektivitas penggunaan uperio pada pasien belum dapat dinilai karena penerimaan terapi masih
kurang dari 8 bulan.
Pasien Lucia Chris Ardiati (01196557) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal
6 September 2019 tanpa keterangan data diagnosa. Namun, didapatkan data tekanan darah
pasien pada tanggal 15 Oktober 2019 sebesar 110/80 mmHg. Efektivitas penggunaan uperio
pada pasien belum dapat dinilai karena penerimaan terapi masih kurang dari 8 bulan.
Pasien Sutrisno (02042687) menggunakan uperio pertama kali pada tanggal 7
September 2019 tanpa keterangan data diagnose dengan nilai tekanan darah pasien sebesar
130/80 mmHg. Efektivitas penggunaan uperio pada pasien belum dapat dinilai karena
penerimaan terapi masih kurang dari 8 bulan. Commented [G4]: Harusnya bisa direkap jadi satu tabel
agar mudah menyimpulkan dan membandingkan

A. Efek Samping Potensial Penggunaan Uperio


Efek samping merupakan timbulnya reaksi yang merugikan dan tidak diinginkan
sebagai dampak dari intervensi suatu pengobatan atau terapi obat. Pada evaluasi penggunaan
obat Sacubitril/Valsartan di RS Bethesda Yogyakarta periode peresepan September –
Oktober 2019 pada pasien CHF juga dilakukan analisis mengenai timbulnya efek samping
potensial yang dialami pasien selama menjalani terapi pengobatan Sacubitril/Valsartan yang
terkemas dalam produk uperio. Tujuan dari penggunaan obat Sacubitril/Valsartan pada
pasien CHF adalah perubahan/penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik serta
tercapainya tekanan darah terkontrol (<140/90 mmHg) (Li, Q., et al., 2019).
Efek sinergis dari sacubitril dan valsartan adalah vasodilatasi sistemik, kemudian
aktivitas diuresis dan natriuresis juga meningkat, sehingga menurunkan resistensi pembuluh
darah perifer dan kontraksi volume plasma yang secara sinergis dapat menurunkan tekanan
darah (Li, Q., et al., 2019). Namun, dengan adanya aktivitas sinergis dari kedua obat
antihipertensi tersebut dapat menimbulkan potensi efek samping hipotensi dan hiperkalemia
yang lebih tinggi.
Berdasarkan Shah, A., et al., 2017, penggunaan Sacubitril/Valsartan dapat
menimbulkan efek samping, beberapa diantaranya adalah hipotensi, hyperkalemia,
peningkatan serum kreatinin, lemas, dan batuk (Shah, A., et al., 2017). Kemudian
berdasarkan penelitian yang dilakukan Deewan, P., et al., 2019 mendapatkan data efek
samping potensial tiga tertinggi yang muncul pada penggunaan Sacubitril/Valsartan vs
Enalapril adalah batuk, hipotensi dan hyperkalemia (Tabel 7.) (Deewan, P., et al., 2019).
Kemudian berdasarkan guideline Canadian Journal of Cardiology 2017 menyatakan bahwa
kelompok sacubitril / valsartan memiliki proporsi pasien dengan hipotensi (110/60 mmHg)
yang lebih tinggi dibanding enalapril, namun memiliki risiko gangguan ginjal, hiperkalemia,
dan batuk yang lebih kecil dibanding enalapril (Ezekowitz, J. A., et al., 2017).
Tabel 7. Efek samping Sacubitril/Valsartan

(Shah, A., et al., 2017)

Tabel 8. Efek samping Sacubitril/Valsartan vs Enalapril

(Deewan, P., et al., 2019)


Tabel 9. Tekanan Darah Rendah Pasien RS Bethesda Pengguna Obat Sacubitril/Valsartan Peresepan Septembern – Oktober 2019
No TD Sebelum pakai Uperio (mmHg) TD Sesudah pakai uperio (mmHg) Durasi pakai uperio (hari)
1 90/60 110/70 46
2 130/80 130/90 238
3 110/70 100/70 17
4 140/110 120/80 24
5 120/80 120/80 62
6 120/70 120/80 63
7 110/70 90/60 104
8 120/80 90/60 99
9 130/80 120/80 27
10 130/70 100/80 158
11 120/80 90/60 133
PROFIL DURASI PENGOBATAN UPERIO PASIEN
DENGAN PEMANTAUAN TEKANAN DARAH
133 hari (90/60) 46 hari (110/70)

158 hari (100/80) 238 hari 130/90)

27 hari (120/80) 17 hari (100/70)

99 hari (90/60) 24 hari (120/80)

104 hari (90/60) 62 hari (120/80)


63 hari (120/80)

Gambar 10. Profil Durasi Pengobatan vs Tekanan Darah

Berdasarkan data yang dieroleh, didapatkan 25 pasien memiliki riwayat pengobatan


Sacubitril/Valsartan dengan durasi pasien CHF menggunakan Sacubitril/Valsartan terlama ada
1 pasien terhitung dari Januari – Oktober 2019 dan yang paling sebentar ada 1 pasien terhitung
dari 24 September – 11 Oktober 2019. Dari 25 pasien yang diikuti perkembangannya hanya 11
pasien yang memiliki data tekanan darah pada saat pertama kali penggunaan uperio vs
penggunaan terakhir uperio yang terdata.
Dari 11 pasien yang memiliki data tekanan darah selama penggunaan, tidak didapatkan
pasien yang memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg yang artinya tekanan darah pasien
terkontrol (Li, Q., et al., 2019). Namun, setelah follow up tekanan darah dengan durasi yang
berbeda seperti pada Gambar 1. Didapatkan 3 pasien memiliki tekanan darah < 100/60 mmHg
yang artinya tergolong hipotensi (Ezekowitz, J. A., et al., 2017).
Pada pengukuran tekanan darah di awal penggunaan uperio, didapatkan 1 pasien CHF
yang mengalami hipotensi dan setelah follow up dengan durasi berbeda didapatkan 3 pasien
mengalami hipotensi. Namun, belum dapat diprediksi secara pasti apakah hipotensi yang
dialami pasien akibat dari penggunaan uperio atau tidak karena tidak ada data mengenai
pengobatan lain yang digunakan, serta terdapat banyak penyakit penyerta selain CHF yang
dialami pasien.
Tekanan Darah Rendah Sebelum
Menggunakan Uperio

9%

< 100/60 mmHg


> 100/60 mmHg

91%

Gambar 11. Tekanan Darah Rendah Sebelum Menggunakan Uperio

Tekanan Darah Sesudah


Menggunakan Uperio

27%
< 100/60 mmHg
> 100/60 mmHg
73%

Gambar 12. Tekanan Darah Rendah Sesudah Menggunakan Uperio


Kemudian untuk efek samping potensial lainnya seperti batuk juga ditemukan pada
beberapa pasien. Pada pasien dengan inisial F (RM 02072494) didapatkan data bahwa pasien
mengalami keluhan batuk bahkan disertai darah. Adapun pasien lain dengan inisial K (RM
01735646) didapatkan data juga mengalami batuk. Namun dari 2 kasus batuk yang ditemukan
tidak didapatkan data waktu muncul keluhan tersebut, apakah sebelum penggunaan uperio atau
setelah penggunaan uperio. Sehingga kejadian batuk yang muncul pad pasien tidak dapat
dipastikan efek samping uperio melainkan masih dalam status potensial.
Kemudian untuk efek samping hiperkalemia dan keluhan lainnya tidak didapatkan data
karena kurangnya hasil laboratorium yang didapat serta perolehan data keluhan pasien yang
minim. Sehingga, sejauh ini efek samping potensial yang muncul pada pasien CHF di RS
Bethesda yang menggunakan uperio adalah hipotensi dan batuk.

KESIMPULAN
1. Efektivitas penggunaan Uperio pada pasien CHF dengan periode peresepan September –
Oktober di RS Bethesda Yogyakarta tidak dapat ditentukan karena pengobatan
menggunakan uperio pada pasien CHF tidak ada yang mencapai durasi 8 bulan.
Berdasarkan guideline utama (Canadian Journal of Cardiology, 2017) untuk penilaian
efektivitas penggunaan Sacubitril/Valsartan adalah minimal 8 bulan.
2. Efek samping potensial yang terjadi pada pasien CHF yang menggunakan uperio adalah
hipotensi (tekanan darah < 100/60 mmHg) dengan pemantauan tekanan darah setelah
penggunaan uperio.
3. Profil usia yang terdapat pada sebaran data penelitian dibagi menjadi 2 kelompok besar
yaitu > 65 tahun (geriatric) dengan jumlah 5 orang dan < 65 tahun (dewasa) dengan jumlah
20 orang.
4. Profil diagnosis yang terdapat pada sebaran data penelitian adalah dengan penyakit CHF
dengan penyakit penyerta antara lain STEMI, CAD, DM, Stroke Iskemik, ACS,
Hipertensi, dan Edema Pulmo.
5. Profil dosis yang terdapat pada sebaran data penelitian adalah:
a. Dosis stabil 71% vs Dosis tidak stabil 29%
b. Dosis stabil 50 mg 82% vs Dosis stabil 100 mg 18%
c. Dosis tidak stabil tap up 25 jadi 50 mg 57% vs Dosis tidak stabil tap up 25 jadi 100
mg 15%
d. Dosis tidak stabil tap up 50 jadi 100 mg 14% vs Dosis tidak stabil tap down 50 jadi
25 mg 14%
6. Profil durasi yang terdapat pada sebaran data penelitian adalah:
a. 0 bulan  6 pasien (24%)
b. 1 bulan  8 pasien (32%)
c. 2 bulan  4 pasien (16%)
d. 3 bulan  3 pasien (12%)
e. 5 bulan  2 pasien (8%)
f. 6 bulan  1 pasien (4%)
g. 7 bulan  1 pasien (4%)

Anda mungkin juga menyukai