tekanan arteri pulmonalis dan ventrikel kanan pada jantung Kriteria hipertensi pulmonal : saat tekanan pada arteri pulmonalis lebih dari 25mmHg saat beristirahat atau 30mmHg saat aktivitas Nilai tekanan arteri pulmonal pada orang dewasa : 14mmHg saat istirahat Hipertensi pulmonal dibagi menjadi dua bagian : primer dan sekunder Hipertensi pulmonal primer (HPP) : bila tidak ditemukan etiologinya yang jelas atau idiopatik Hipertensi pulmonal skunder (HPS) : merupakan kondisi yang lebih umum yang banyak disebabkan penyakit jantung (PPOK/ Kelainan katub jantung) Hipertensi pulmonal menyebabkan pengerasan pembuluh darah Jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru Pembuluh darah makin kaku dan menebal Tekanan darah dan aliran darah terganggu RVH suplai darah ke paru berkurang gagal jantung kanan Sejalan hal tersebut, aliran ke jantung kiri juga menurun, sehingga darah kaya oksigen tidak mencukupi kebutuhan, terutama saat aktivitas Hipertensi pulmonal pasif Karena kelainan jantung ( MS,MI,LVH) mengharuskan tekanan arteri pulmonalis meningkat Hipertensi pulmonal reaktif Reaksi peningkatan tek vena pulmonalis pada pasien MS,MI,LVH terjadi resistensi aliran darah paru meningkat, maka tekanan arteri pulmonalis juga meningkat Aliran darah ke paru meningkat peningkatan aliran darah pada paru, maka juga memerlukan tekanan darah yang tinggi Vaskulari paru berkurang Terjadi pada emboli paru yang berulang sehingga menyumbat arteri dan arteriol dalam paru, emfisema dan fibrosis paru akan meningkatkan tekanan arteri pulmonalis Gagal jantung kanan (pengerasan pemb darah paru) Edema paru karena gaya hidrostatik kapiler yang mendorong filtrasi akan meningkat Dyspnea saat aktivitas, hilang saat istirahat Nyeri dada Kelemahan Mudah letih Sinkop Tanda tanda gagal jantung kanan (edema perifer, murmur, asites) Perubahan EKG (RVH), gel P yang tinggi Non invasif Ekokardiografi (cek katub, shunt, LVH) Tes berjalan 6 mnt Tes fungsi paru Ro thorax (bayangan arteri pulmonalis dan RVH) EKG( RAH, RVH) CT Scan (membedakan primer/sekunder) Invasif Kateterisasi jantung(mengukur tek ventikel kanan dan resistensi pemb darah paru) Tes vasodilator(utk mengetahui respon klien terhadap blok kanal kalsium jangka panjang) Biopsi paru (jarang dilakukan) Manajemen medis : antihipertensi Manajemen umum : pengukuran tekanan paru, pemantauan jantung, pembatasan diet, istirahat ditempat tidur selama episode akut Terapi obat : vasodilator untuk menurunkan hipertensi pulmonal Pembedahan : transplantasi paru/jantung ketika gagal jantung/hipertensi paru tidak dapat disembuhkan Pengkajian Riwayat / faktor resiko(obest, perokok, DM, HT) Riwayat kepatuhan minum obat anti hipertensi Riwayat pemeriksaan tekanan darah Pemeriksaan fisik Breath(sesak nafas, batuk, nyeri) Blood/kardiovaskuler (TD meningkat, gagal jantung kanan, saturasi O2 rendah) Pemeriksaan diagnostik Gangguan pertukaran gas Nyeri Kelebihan vol cairan Penurunan curah jantung Intoleransi aktivitas Cemas