Anda di halaman 1dari 51

BASIC LIFE SUPPORT

Wijar Prasetyo, S.Kep.,Ns.,MAN.


Latar belakang
 “ THREEPLE BURDEN DISEASES”

 “THE MOST SILENCE KILLER”

 SKRTN 1991  2001 = 16%  26,4%

 MORTALITY PJK  53,5 PER 100.000


CARDIAC ARREST CHAIN OF SURVIVAL
Four Chains
 Early Access = Pengenalan & Akses Dini

 Early CPR = RJP Dini

 Early Defibrilation = Defibrilasi Dini

 Early Advanced Care = Perawatan Lanjutan


Dini
Early Access
Pengenalan & Akses Dini
 Pengenalan Serangan Jantung
Nyeri dada, berkeringat, mual/muntah, lemas, diraskan ditengah
dada dibelakang tulang dada, menjalar ke bahu, leher, rahang
bawah, kedua lengan atau kadang-kadang ke perut bagian atas.
Gejala ini biasanya berlangsung > 20 menit

 Pengenalan Henti Jantung


Tidak sadar, henti nafas, tidak ada denyut nadi/tanda-tanda
sirkulasi

 Pemanggilan Tim Respon Awal

 Memprioritaskan Ambulan Di Jalan raya

 Memprioritaskan Dan Memberikan Akses Tercepat dalam


penggunaan Elevator Di gedung2 tinggi
Early CPR
RJP Dini
 Kematian Otak terjadi dalam beberapa menit
setelah jantung tidak berdenyut

 RJP harus segera dimulai sesegera mungkin


untuk menyediakan oksigen dan aliran darah
ke otk dan paru serta membuang
karbondioksida

 RJP tidak selalu mengembalikan denyut


jantung tetapi dapat menjaga kelangsungan
hidup organ2 vital sampai bantuan definitife
Early Defibrilation
Defibrilasi Dini
 Defibrilasi dini menunjukkan kecenderungan
meningkatkan angka harapan hidup
penderita henti jantung di luar RS

 Defibrilasi manualprecordial thump,thumpversion tidak


dilakukan :
- jantung tidak akan berespon pada
defibrilasi elektrik
- angka harapan hidup menurun 7-10%
untuk setiap menit penundaan defibrilasi
Early Advanced Care
Perawatan Lanjutan Dini

 Menstabilkan kondisi korban teresusitasi


pada fase paling kritis

 Manajemen jalan nafas lanjutan &


pemberian obat2an
DEFINISI

Memberikan pertolongan hidup dasar


kepada penderita – penderita yang
mengalami keadaan gawat darurat
tanpa bantuan peralatan untuk
menghindari kecacatan dan kematian
TRIMODAL PATTERN OF TRAUMA DEATH

60%

30%
10%

ON SITE PRA DAN INTRA


DI UGD RUMAH
RUMAH SAKIT
SAKIT
PRINSIP DASAR

A - irway
B - reathing
C – irculation
PRINSIP DASAR
 Otak dalam waktu 5 menit tidak mendapatkan Oksigen 
kerusakan sel – sel otak

 Otak dalam waktu 10 menit tidak mendapatkan Oksigen  sel –


sel otak mati

 Perdarahan baik masif maupun sedikit – sedikit dalam jangka


waktu lama  hipoksia seluler  kematian sel & individu

 Diskontinuitas anggota gerak  shock karena nyeri dan atau


perdarahan, juga menimbulkan kecacatan akibat amputasi atau
deformitas

 Transportasi / pengangkutan penderita dalam keadaan gawat


akan menentukan kwalitas hidup penderita apabila dilakukan
dengan cara yang baik dan benar
TUJUAN
1. Memberikan pertolongan pertama dengan memperhatikan
dan membersihkan jalan nafas, usaha untuk bernafas dan
perbaikan kerja pompa jantung dengan jalan pernafasan
buatan dan pijat jantung luar

2. Menghentikan perdarahan yang tampak dari luar dengan cara


yang baik dan benar

3. Membantu meringankan rasa nyeri dari suatu diskontinuitas


tulang dengan jalan pembidaian dan fiksasi yg baik & benar

4. Mengajarkan teknik pembalutan

5. Mengenal prinsip – prinsip dasar transportasi penderita


dengan memperhatikan secara baik aspek jalan nafas, usaha
untuk bernafas dan kerja pompa jantung
Sumbatan (obstruksi) Benda
Asing
 SBA Total  menimbulkan kematian dalam hitungan menit

 Gejala SBA  Korban tidak dapat berbicara, bernafas,


batuk, Wheezing (SBA sebagian), (mungkin cyanosis),
korban akan memegang lehernya dengan ibu jari dan
telunjuk

 Penyebab SAB :
1. Dalam : Jatuhnya lidah ke belakang dan menutup faring,
darah dari cedera kepala/wajah, regurgitasi isi lambung
2. Luar : makanan, gigi palsu dll

 Tindakan Pertolongan  Heimlich (abdominal)


thrustdewasa,anak1-8 th /chest thrust gemuk/hamil , back blow-
manuver sandwich
RESUSITASI JANTUNG PARU

Urut – urutan :
 Periksa apakah keadaan aman untuk penolong dan
penderita
 Periksa Respons Korban  SHAKE & SHOUT  :
• Ada respons : posisi aman
• Tidak ada respons :
 Chin Lift & Head Tilt

 Periksa Pernafasan : LOOK – LISTEN – FEEL (10


detik )
RESUSITASI JANTUNG PARU

CHIN LIFT & HEAD TILT


RESUSITASI JANTUNG PARU
 LOOK – LISTEN – FEEL :
• Gasping – Gurgling – Agonal Breathing : bukan usaha
nafas
• Ada nafas : observasi
• Tidak ada nafas :
 Kompresi Jantung LuarBoehm,1878 :
• Tentukan lokasi tangan  1/3 bawah Sternum
• Tempatkan pangkal pergelangan tangan satu dengan
yang lain pada lokasi tersebut
• Kompresi Jantung dengan posisi tegak lurus diatas
korban, kompresi sedalam 4-5 cm
• Lakukan 100 kali per menit atau 30 kompresi dan 2
nafas buatan
RESUSITASI JANTUNG PARU
1. Lakukanlah Chin Lift dan Head Tilt
2. Tutup hidung dengan ibu jari dan telunjuk
3. Bukalah mulut sedikit dan dagu tetap dalam posisi terangkat
4. Tarik nafas dalam lalu tutuplah mulut korban dengan bibir
penolong sepenuhnya. Pastikan bahwa mulut penolong
sepenuhnya menutupi mulut korban
5. Berikan hembusan nafas kedalam mulut korban sambil
memperhatikan gerakan dinding dada
Lakukan hal diatas sebanyak 2 kali

Setelah itu, lakukan kembali “ Look – Listen – Feel “


Bila tidak ada gerakan dinding dada, periksalah jalan nafas akan
kemungkinan adanya Obstruksi seperti benda asing, posisi kepala
seperti Chin Lift atau Head Tilt yang kurang
Jangan mencoba untuk memberikan lebih dari 2 kali usaha nafas
buatan
NAFAS BUATANTossach,1744
KAPAN HARUS BERHENTI

1. Bila pertolongan lain datang

2. Bila setelah 30 menit  korban tidak


menunjukkan tanda – tanda kehidupan
atau ada tanda – tanda kehidupan

3. Bila penolong kelelahan


Aplikasi Pocket Mask
 sebuah barrier device untuk melakukan rescue
breathing

 memiliki katup satu arah untuk mencegah


bercampurnya sekresi antara korban dan penolong

 merupakan plastik kuat dengan bantalan tepi


berbentuk segitiga

 dapat melingkupi hidung dan mulut korban, bagian


tersempit masker diletakkan pada hidung korban
AHA 2015
AHA 2010
Simplified Universal CPR
Guidelines 2010 AHA
PERDARAHAN

Tujuan :
 Menghindari shock

 Menghindari nekrosis jaringan/organ,


amputasi anggota gerak dan organ yang
tidak perlu
CARA – CARA MENGHENTIKAN PERDARAHAN

 Bila perdarahan tampak jelas dari luar, ambil kasa/kain/


pembungkus bersih, teteskan larutan Antiseptik (jika ada) dan
lakukan bebat tekan pada tempat timbulnya perdarahan. Luka
tidak perlu dicuci kecuali pada gigitan binatang
 Bila perdarahan terjadi pada Anggota Gerak baik Atas maupun
Bawah, dapat dilakukan elevasi anggota gerak bersangkutan
untuk mengurangi resiko perdarahan yang tidak mau berhenti
 Pada Pembuluh Darah Besar yang terdapat didekat lokasi
perdarahan dapat dilakukan penekanan, penekanan akan lebih
efektif apabila ada tulang yang terletak didekat Pembuluh Darah
Besar tersebut
 Tidak boleh dilakukan pemasangan Tourniquet pada Proximal
tempat terjadinya perdarahan karena dapat menimbulkan
Nekrosis Jaringan
 Bila ada Fraktur terbuka, lakukan Traksi dan Fiksasi maka
perdarahan akan segera berhenti
 Bila perdarahan tidak berhenti dengan cara – cara diatas,
lakukan:
• Modified Tourniquet : dengan jalan membuat Tourniquet dari
kain kasa atau bahan lain
• Pada daerah perdarahan, tempatkan kasa/kain/pembungkus
lain dan diberi larutan Antiseptik, libatkan kain atau
pembungkus lain dan putarkan kain tersebut pada lokasi
perdarahan sampai terjadi penekanan pada lokasi
perdarahan
• Cara ini harus dilakukan selama 5 menit dan kemudian
dilepaskan (dikendorkan) selama 10 menit dan bebat kembali
selama 5 menit dan seterusnya sampai ada pertolongan
definitive
• Bila terpaksa dilakukan pemasangan Tourniquet pada daerah
Proximal perdarahan, pemasangan tidak boleh melebihi 15
menit dan setiap 15 menit Tourniquet harus dilepaskan
selama 5 menit
 Bila ada luka terbuka pada Abdomen atau
Thorax dan terdapat Organ tubuh yang
keluar, tutup dengan kasa steril yang
diberi larutan Antiseptik dan difiksasi.
Jangan mencoba untuk memasukkan
kembali organ – organ tubuh bilamana
ada organ tubuh yang tampak dari luar
 Bila ada benda asing yang menyebabkan
perdarahan, benda asing tsb tidak boleh
dicabut seberapapun besarnya benda
asing tsb
CARA2
MENGHENTIKAN PERDARAHAN

PENEKANAN LANGSUNG PADA TITIK PERDARAHAN


CARA2
MENGHENTIKAN
PERDARAHAN

Penekanan pada pembuluh darah besar yang berdekatan dengan lokasi perdarahan
CARA2 MENGHENTIKAN PERDARAHAN

Pemakaian Modified Tourniquet pada perdarahan


TEHNIK PEMBIDAIAN,
FIKSASI & PEMBALUTAN
Ciri – ciri diskontinuitas anggota
gerak :

1. Nyeri
2. Anggota gerak menjadi lebih pendek
dari sisi lainnya
3. Deformitas (perubahan bentuk anggota
gerak)
4. Krepitasi
5. Perdarahan apabila Fraktur Terbuka
Tujuan Pembidaian :

 Mengurangi rasa nyeri


 Mengatasi perdarahan bilamana ada
 Memudahkan transportasi korban
 Mengurangi kecacatan akibat
kesalahan pertolongan
 Mencegah amputasi anggota gerak
Cara :
 Buat penyangga dari bahan yang keras (2 buah)
 Bidai dipasang melewati paling tidak 2 sendi
 Lakukan traksi searah anggota gerak sebelum
bidai dipasang
 Balutlah anggota gerak, ujung distal anggota
gerak harus terlihat
 Setelah dipasang, pastikan denyutan Arteri
didaerah distal pemasangan bidai
 Bidai tidak boleh dipasang terlalu erat, observasi
nadi dilakukan selama transportasi
Pembalutan

Tujuan :
1. Mempertahankan keadaan asepsis

2. Sebagai penekan untuk menghentikan

3. perdarahan

4. Imobilisasi

5. Penunjang bidai
Prinsip2
 Rapi
 Menutupi luka
 Tidak terlalu longgar/erat & bila perlu perkuat dengan
plester  pembalut akan bergeser terutama pada
bagian tubuh yang bergerak
 Balutan dipasang pada anggota tubuh pada posisi
seperti pada waktu akan diangkat / dalam perjalanan
 Bagian distal anggota tubuh yang dibalut hendaknya
tetap terbuka untuk mengawasi perubahan
(pucat/cyanosis, nyeri, teraba dingin, terasa
kebal/kesemutan
TRANSPORTASI
Syarat :
 Pastikan kondisi pasien stabil (ABC)
 Pengangkutan tidak dapat dilakukan seorang
diri kecuali dalam keadaan tertentu
 Pada penderita trauma, HARUS dilakukan
stabilisasi tulang leher dan kepala dengan
bidai khusus
 Perhatikan bahwa kepala , leher dan tubuh
harus dalam posisi lurus dan tidak tertekuk
apabila hendak mengangkut pasien
Collar Brace IN-LINE POSITION
& BANTAL PASIR
Long Spine Board ;
Scoop Stretcher ; Bidai

Anda mungkin juga menyukai