PENGURANGAN RESIKO
PASIEN JATUH
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya setelah mengalami proses penyempurnaan akhirnya “Buku Panduan Pengurangan
Resiko Pasien Jatuh” dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Suatu langkah maju telah
dicapai dalam proses memenuhi hak pasien dan keluarga yang mendapatkan pelayanan bermutu
di Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi.
Sangat disadari bahwa “Buku Panduan Pengurangan Resiko Pasien Jatuh” ini masih
jauh dari kesempurnaan, meskipun demikian dengan segala keterbatasan panduan ini diharapkan
dapat memberikan pemahaman pada semua staf yang terlibat dalam pelaksanaan panduan ini.
Saran dan kritik dari berbagai pihak sebagai bahan penyempurnaan “Buku Panduan
Pengurangan Resiko Pasien Jatuh” ini sangat diharapkan.
Pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan sumbangan
pemikiran semua staf rumah sakit yang terlibat dalam pembuatan “Buku Panduan Pengurangan
Resiko Pasien Jatuh” ini dan semoga dapat bermanfaat.
Ttd
Penyusun
i
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019
TENTANG
ii
Kedokteran.
8. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit , Depkes 1994.
9. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Depkes 2008.
10. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Nomor
781/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Penetapan Komite Mutu.
11. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Nomor
666/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Sasaran Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
12. Keputusan Direktur PT. Rachmi Dewi Medika Prima Nomor
03/SK/PT-RDMP/IX/2016 tentang Penunjukan Direktur Rumah
Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik.
13. Keputusan Direktur PT. Rachmi Dewi Medika Prima Nomor
10/SK/PT-RDMP/VII/2018 tentang Pembentukan Struktur
Organisasi dan Tata KerjaRumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi tentang
Pemberlakuan Panduan Resiko Pasien Jatuh di Rumah Sakit Umum
Rachmi Dewi.
Kedua : Memberlakukan Panduan Resiko Pasien Jatuh di Rumah Sakit Umum
Rachmi Dewi sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Panduan ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan sewaktu-waktu dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan perkembangan yang ada.
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang
belum diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan
diatur kemudian dengan kententuan apabila dikemudian hari terdapat
kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
iii
Ditetapkan di: Gresik
Pada tanggal: 12 September 2019
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
Direktur,
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ........................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I DEFINISI.......................................................................................... 1
1. Latar Belakang ....................................................................... 1
2. Tujuan .................................................................................... 1
3. Pengertian ............................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................... 3
A. Faktor resiko yang sering menyebabkan resiko pasien jatuh .. 3
B. Etiologi pasien jatuh ............................................................... 3
C. Staf yang terlibat dalam pelaksanaan panduan komunikasi ... 3
D. Instalasi/unit pelayanan yang melaksanakan panduan
resiko pasien jatuh ................................................................... 3
E. Kewajiban dan tanggungjawab .............................................. 3
BAB III TATA LAKSANA .......................................................................... 5
A. Tatalaksana untuk pengurangan resiko jatuh ........................... 5
B. Tatalaksana pengkajian resiko jatuh ....................................... 5
C. Tatalaksana pemasangan tanda resiko jatuh ........................... 7
BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................ 9
v
BAB I
DEFINISI
1. LATAR BELAKANG
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cidera pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi atau masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan dan
fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi resiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi resiko cidera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh,
telaah terhadap obat yang digunakan, konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya atau cara
jalan dan keseimbangan, serta alat bantu yang digunakan oleh pasien.
Program ini memonitor baik konsekwensi yang dimaksudkan atau yang tidak sengaja
terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi jatuh. Misalnya : penggunaan
yang tidak benar dari alat penghalang atau pembatasan asupan cairan bila menyebabkan
sirkulasi yang terganggu atau integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus
diterapkan di rumah sakit.
Pengurangan resiko jatuh juga perlu diperhatikan kondisi pasien yang dirawat di
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi, baik yang datang untuk rawat jalan maupun rawat inap.
Kualifikasi pasien beresiko jatuh terdiri dari pasien tua, pasien gelisah, pasien anak-anak,
pasien yang tidak sadar, apabila pasien-pasien yang beresiko jatuh tersebut dirawat di Rumah
Sakit Umum Rachmi Dewi maka identifikasi sebagai pasien yang beresiko, diberi tanda
segitiga warna kuning untuk resiko tinggi, serta pemakaian gelang gelang berwarna kuning
bila resiko sedang.
2. TUJUAN
a. Identifikasi pasien yang mempunyai resiko jatuh.
b. Optimalisasi penggunaan assesmen jatuh untuk menentukan kategori resiko jatuh.
c. Membandingkan faktor resiko intrinsik dan ekstrinsik jatuh.
d. Mendiskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor resiko jatuh,
penanganannya dalam meningkatkan pelayanan klinis dan kepuasan pasien, menurunkan
biaya kesehatan.
e. Memahami kunci keberhasilan program resiko jatuh, pencegahan dan penanganannya.
1
f. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan meningkatkan program resiko
jatuh, pencegahan dan penanganannya.
3. PENGERTIAN
a. Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja atau tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke
lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor
fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
b. Definisi resiko jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk
terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja atau seseorang yang istirahat yang
dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti strok, pingsan, dll.
c. Mengurangi resiko jatuh pasien cidera karena jatuh: Jatuh menjadi salah satu bagian
besar dari penyebab cideranya pasien yang sedang di rawat di rumah sakit.
d. Merupakan sistem dan proses yang menghasilkan pengkajian yang akurat dan berulang
secara berkala pada setiap resiko jatuhnya pasien. Hal ini juga berhubungan dengan
pengkajian ulang pola pemberian obat untuk pasien, dimana nomor dan tipe obat dapat
menjadi penyebab langsung meningkatnya resiko pasien jatuh.
e. Menerapkan tindakan-tindakan preventif untuk mengurangi dan menghilangkan segala
riwayat yang telah teridentifikasi.
f. Mengedukasi pasien, keluarga dan staf menjadi bagian yang penting dalam upaya
mengurangi resiko pasien jatuh.
2
BAB II
RUANG LINGKUP
D. Instalasi/unit pelayanan yang terlibat dalam pelaksanaan panduan resiko pasien jatuh :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Bedah Sentral
3
4. Intensive Care Unit
5. Instalasi Rawat Inap
6. Ruang Neo/NICU
7. Kamar Bersalin
8. Instalasi Penunjang Kesehatan lainnya
4
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami panduan resiko pasien jatuh dan
menerapkannya.
b. Menyelidiki semua kejadian pasien jatuh dan memastikan terlaksananya suatu
tindakan untuk mencegah terulangnya kembali kejadian.
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan resiko jatuh dikelola dengan baik oleh Kepala
Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan resiko jatuh pasien.
5
BAB III
TATA LAKSANA
9
c) Kiriman dokter atau bidan luar Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi atau datang
sendiri yang langsung rawat inap oleh perawat atau bidan ruangan .
d) Yang dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care, pengkajian resiko jatuh
dilakukan oleh perawat Instalasi Bedah Sentral.
c. Kriteria pelaksana pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan yang
mempunyai STR.
d. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi dan
monitoring secara langsung pada saat pasien datang dan didokumentasikan pada
asessmen awal pasien. Kemudian evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan
kondisi pasien yang mengarah ke resiko jatuh. Setelah didapatkan evaluasi yang
menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan
sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi tetap resiko rendah maka evaluasi
dihentikan.
e. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan hasil
akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift jaga
selanjutnya.
f. Tingkat resiko :
a) Resiko Rendah (RR) : 0-5
b) Resiko Sedang (RS) : 6-16
c) Resiko Tinggi (RT) : 17-30
g. Intervensi :
a) Pencegahan pasien resiko jatuh dengan skoring 0-5 (resiko rendah) : dilakukan
pengkajian awal, jika pasien tersebut beresiko rendah, maka cukup dilakukan
assesmen ulang selama 1x24 jam tanpa adanya intervensi.
b) Intervensi pencegahan resiko jatuh dengan skoring 6-16 (resiko sedang) :
1) Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi rendah dan roda terkunci
2) Menutup pagar tempat tidur/brankard
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kanan telah dinaikkan
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kiri telah dinaikkan
3) Orientasikan pasien/penunggu tentang lingkungan/ruangan
4) Pastikan pasien memiliki gelang warna kuning sebagai tanda resiko jatuh.
10
c) Intervensi pencegahan resiko jatuh dengan skoring 17-30 (resiko tinggi) :
1) Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi rendah dan roda terkunci
2) Menutup pagar tempat tidur/brankard
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kanan telah dinaikkan
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kiri telah dinaikkan
3) Orientasikan pasien/penunggu tentang lingkungan/ruangan
4) Beri tanda segitiga kuning pada tempat tidur pasien
5) Pastikan pasien memiliki gelang warna kuning sebagai tanda resiko jatuh
6) Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan persetujuan
keluarga.
4). Pengkajian resiko jatuh pada pasien rawat jalan dengan menggunakan Skala Get Up and
Go Test
a. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan yang akan melakukan
pemeriksaan di poliklinik.
b. Proses skrening dilakukan saat pasien datang dengan menggunakan Skala Get Up
and Go Test.
c. Kriteria pelaksana pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan yang
mempunyai STR, security dan resepsionis.
d. Prosedur pelaksanaan :
a) Petugas ( perawat, bidan, security dan resepsionis ) melakukan skrining awal
asesmen risiko jatuh dengan melakukan pengamatan cara bangun pasien
dariduduk ke berdiri, dari berdiri ke berjalan.
b) Apabila dari berdiri ke berjalan terlihat ada gangguan, tidak stabil,
sempoyongan, maka dilakukan upaya pencegahan risiko jatuh.
c) Berikan informasi kepada pasien atau keluarga bahwa akan dilakukan
pemasangan kalung warna kuning bertuliskan “Resiko Jatuh”
d) Pasang simbol “Resiko Jatuh” berupa kalung berwarna kuning yang bertuliskan
resiko jatuh pada pasien.
- Jika pasien pria yang beresiko jatuh maka yang memasang tanda harus
petugas pria
11
- Jika pasien wanita yang beresiko jatuh makan yang memasang tanda harus
petugas wanita
e. Intervensi :
a) Edukasi yang dapat diberikan antara lain :
1) Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien mulai saat diruang
tunggu hingga selesai mendapat pelayanan.
2) Beritahu pasien atau keluarga untuk memanggil petugas RS jika
membutuhkan sesuatu.
3) Beritahu keluarga atau pasien untuk duduk diposisi yang paling dekat
dengan ruang periksa poliklinik
4) Beritahu keluarga jika pasien dengan resiko jatuh tinggi akan diberikan
pelayanan terlebih dahulu.
b) Upaya pencegahan yang dapat dilakukan :
1) Lakukan pendampingan oleh petugas medis meskipun ada keluarga
pengantar.
2) Gantilah alas kaki pasien dengan alas kaki anti licin.
3) Tempatkan pasien pada kursi roda atau brakar sesuai kondisi pasien.
4) Pasang kalung resiko jatuh pada pasien.
5. Contoh prosedur pemasangan tanda pasien resiko jatuh sebagai berikut :
a. Perawat memberi salam sesuai dengan waktu pasien dikaji pertama kali (pagi atau
siang atau sore atau malam).
b. Perawat memperkenalkan diri : nama, unit kerja.
c. Perawat menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan tanda resiko jatuh sesuai
dengan standar prosedur operasional, misalnya : “Untuk keselamatan
Bapak/Ibu/Anak, saya akan memasang gelang berwarna kuning pada pasien yang
beresiko sedang. Sedangkan jika resiko tinggi kami akan menambahkan segitiga
resiko jatuh warna kuning pada bed. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
Bapak/Ibu/Anak ini benar mempunyai resiko jatuh sedang atau tinggi dan untuk
mengingatkan kami selalu waspada pada kondisi Bapak/Ibu/Anak selama berada di
rawat inap.
12
d. Prosedur konfirmasi : konfirmasi ulang kepada perawat, pasien dan keluarga
dilakukan pada setiap shift tentang kondisi pasien.
e. Ucapkan terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya.
6. Upaya pencegahan pasien jatuh melalui modifikasi faktor lingkungan, antara lain :
a. Pemasangan tanda peringatan lantai basah.
b. Pemasangan pegangan tangan pada dinding kamar mandi.
13
BAB IV
DOKUMENTASI
14
1. Formulir Skala Humpty Dumpty
2. Formulir Skala Morse
3. Formulir Skala Ontario
4. Formulir Skala Get Up and Go Test
5. Foto Pemasangan Gelang Kuning, Segitiga Resiko Jatuh dan Kalung Resiko Jatuh Pasien
Rawat Jalan
6. Standart Prosedur Operasional (SPO)
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Kursi, sandal yang tidak licin
2. Bel tempat tidur, segitiga resiko jatuh, kancing gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.
2. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan.
3. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh dengan menggunakan Skala Morse
Fall.
4. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah, sedang atau resiko tinggi)
5. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Pakaikan gelang warna kuning pada pasien beresiko jatuh sedang.
b. Untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi menggunakan gelang warna kuning
dan segitiga resiko jatuh pada tempat tidur pasien
c. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi
dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN DEWASA
No.
No. Dokumen Halaman
Revisi
048/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 2 dari 2
0
d. Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang mengarah
ke resiko jatuh.
e. Setelah didapatkan evaluasi yang menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut
beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi
tetap resiko rendah maka evaluasi dapat dihentikan.
f. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan
hasil akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift
jaga selanjutnya.
6. Berikan intervensi pasien sesuai dengan standar resiko pasien jatuh.
7. Tempatkan pasien yang memerlukan perhatian di dekat kantor perawat.
8 Pastikan pintu kamar tidak terkunci setiap saat.
9. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan pada pasien.
10 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.
Pengertian Pemasangan gelang resiko jatuh adalah proses kegiatan identifikasi dengan
pemasangan gelang resiko jatuh berwarna kuning kepada pasien yang memiliki
resiko jatuh.
Persiapan alat :
1. Gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Siapkan gelang warna kuning.
2. Sampaikan salam.
3. Perkenalkan diri dan jelaskan maksud dan tujuan.
”Assalamu’alaikum/ selamat pagi/siang/malam ibu nama saya .....akan
memasangkan gelang berwarna kuning dengan tujuan untuk memberikan tanda
kepada pasien yang memiliki resiko jatuh”.
4. Pasangkan gelang berwarna kuning pada pasien.
5. Beritahukan kepada pasien bahwa gelang berwarna kuning harus selalu
terpasang selama pasien dirawat.
6. Ucapkan terima kasih kepada pasien/ keluarga.
PEMASANGAN GELANG RESIKO JATUH
049/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 2 dari 2
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien bayi yang
telah mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Segitiga resiko jatuh.
Prosedur pelaksanaan :
1. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh dengan menggunakan Skala Humpty
Dumpty
2. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah atau resiko tinggi)
3. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Tempel tanda segitiga resiko jatuh di box bayi dan depan pintu ruang bayi.
b. Lakukan intervensi jatuh sesuai dengan standar resiko pasien jatuh.
4. Tempatkan bayi pada box bayi.
5. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan pada pasien.
Instalasi Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Ruang Neo/NICU
ASSESMEN DAN ASSESMEN ULANG RESIKO PASIEN JATUH
Pengertian Melakukan pengkajian dan pengkajian ulang pada pasien resiko jatuh yang dirawat
di rumah sakit untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
Tujuan Mendapatkan informasi dan data terbaru perkembangan pasien.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur 1. Ucapkan Salam dan perkenalkan diri.
2. Pastikan identitas pasien.
3. Ciptakan suasana yang nyaman.
4. Tanyakan keluhan pasien.
5. Kaji skala resiko jatuh pasien berdasarkan format sesuai dengan usia pasien.
6. Catat dalam lembar assesmen resiko jatuh pasien.
7. Lakukan assesmen ulang pengkajian resiko jatuh pasien setiap hari.
a. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi
dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
b. Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang
mengarah ke resiko jatuh.
c. Setelah didapatkan evaluasi yang menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut
beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan sampai 1x24 jam, dan bila hasil
evaluasi tetap resiko rendah maka evaluasi dapat dihentikan.
d. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga.
Dan hasil akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan
kepada shift jaga selanjutnya.
8. Lakukan intervensi sesuai dengan nilai resiko jatuh pasien.
9. Ucapkan terima kasih.
10. Dokumentasikan dalam rekam medis pasien.
Instalasi terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Unit Care
3. Ruang Neo/NICU
4. Kamar Bersalin
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN ANAK
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Kursi, sandal yang tidak licin
2. Bel tempat tidur, segitiga resiko jatuh, kancing gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Ucapkan salam
2. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan menggunakan Skala Humpty
Dumpty
3. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh
4. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah, sedang atau resiko tinggi)
5. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Pakaikan gelang warna kuning pada gelang untuk pasien beresiko jatuh
sedang.
b. Untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi menggunakan gelang
warna kuning dan segitiga resiko jatuh pada tempat tidur pasien
c. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi
dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang
mengarah ke resiko jatuh
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN ANAK
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Kursi, sandal yang tidak licin
2. Bel tempat tidur, segitiga resiko jatuh, kancing gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Ucapkan salam
2. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan menggunakan Skala Ontario
Modified Stratify-Sidny Scoring.
3. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh
4. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah, sedang atau resiko tinggi)
5. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Pakaikan gelang warna kuning pada gelang untuk pasien beresiko jatuh
sedang.
b. Untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi menggunakan gelang
c. warna kuning dan segitiga resiko jatuh pada tempat tidur pasien, serta
lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan persetujuan
keluarga.
d. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan
evaluasi dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
e. Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang
mengarah ke resiko jatuh.
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN GERIATRI
No.
No. Dokumen Halaman
Revisi
053/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 3 dari 2
0
f. Setelah didapatkan evaluasi yang menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut beresiko
rendah, maka evaluasi dilanjutkan sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi tetap
resiko rendah maka evaluasi dapat dihentikan.
g. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan
hasil akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift
jaga selanjutnya.
6. Berikan intervensi pasien sesuai dengan standar resiko pasien jatuh.
7. Tempatkan pasien yang memerlukan perhatian di dekat kantor perawat.
8 Pastikan pintu kamar tidak terkunci setiap saat.
9. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan pada pasien.
10 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.
Prosedur 1. Siapapun yang mengetahui / melihat terjadinya IKP terutama dapat melaporkan
kepada Sekretariat Tim Keselamatan Pasien
2. Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan formulir yang tersedia atau
dapat membuat laporan di Sekretariat Tim KeselamatanPasien paling lambat 2 x
24 jam
Laporan meliputi :
a. Kejadian tidak diharapkan ( KTD )
b. Kejadian nyariscedera ( KNC / Near Miss )
c. Kejadian sentinel dan lain – lain.
PROSEDUR PELAPORAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cidera akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Alat tulis dan form
2. Kalung resiko jatuh, brancard/kursi roda
Prosedur pelaksanaan :
1. Petugas ( perawat, bidan, security dan resepsionis ) melakukan skrining awal
asesmen risiko jatuh dengan melakukan pengamatan cara bangun pasien
dariduduk ke berdiri, dari berdiri ke berjalan.
2. Apabila dari berdiri ke berjalan terlihat ada gangguan, tidak stabil,
sempoyongan, maka dilakukan upaya pencegahan risiko jatuh.
3. Berikan informasi kepada pasien atau keluarga bahwa akan dilakukan
pemasangan kalung warna kuning bertuliskan “Resiko Jatuh”
4. Pasang simbol “Resiko Jatuh” berupa kalung berwarna kuning yang bertuliskan
resiko jatuh pada pasien.
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT
JALAN