Anda di halaman 1dari 43

PANDUAN

PENGURANGAN RESIKO
PASIEN JATUH

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya setelah mengalami proses penyempurnaan akhirnya “Buku Panduan Pengurangan
Resiko Pasien Jatuh” dapat diselesaikan sesuai dengan harapan. Suatu langkah maju telah
dicapai dalam proses memenuhi hak pasien dan keluarga yang mendapatkan pelayanan bermutu
di Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi.
Sangat disadari bahwa “Buku Panduan Pengurangan Resiko Pasien Jatuh” ini masih
jauh dari kesempurnaan, meskipun demikian dengan segala keterbatasan panduan ini diharapkan
dapat memberikan pemahaman pada semua staf yang terlibat dalam pelaksanaan panduan ini.
Saran dan kritik dari berbagai pihak sebagai bahan penyempurnaan “Buku Panduan
Pengurangan Resiko Pasien Jatuh” ini sangat diharapkan.
Pada kesempatan ini disampaikan rasa terima kasih atas perhatian dan sumbangan
pemikiran semua staf rumah sakit yang terlibat dalam pembuatan “Buku Panduan Pengurangan
Resiko Pasien Jatuh” ini dan semoga dapat bermanfaat.

Ditetapkan di: Gresik


Pada tanggal: 12 September 2019
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi

Ttd

Penyusun

i
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN RESIKO PASIEN JATUH


DI RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, maka diperlukan


Panduan Resiko Pasien Jatuh.
b. bahwa untuk kepentingan tersebut di atas, perlu diterbitkan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 th 2014 tentang Klasifikasi
dan Perizinan Rumah Sakit
5. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 th 2017 tentang Keselamatan
Pasien.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1691/MENKES/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan

ii
Kedokteran.
8. Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Rumah Sakit , Depkes 1994.
9. Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Depkes 2008.
10. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Nomor
781/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Penetapan Komite Mutu.
11. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Nomor
666/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Sasaran Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
12. Keputusan Direktur PT. Rachmi Dewi Medika Prima Nomor
03/SK/PT-RDMP/IX/2016 tentang Penunjukan Direktur Rumah
Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik.
13. Keputusan Direktur PT. Rachmi Dewi Medika Prima Nomor
10/SK/PT-RDMP/VII/2018 tentang Pembentukan Struktur
Organisasi dan Tata KerjaRumah Sakit Umum Rachmi Dewi Gresik.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi tentang
Pemberlakuan Panduan Resiko Pasien Jatuh di Rumah Sakit Umum
Rachmi Dewi.
Kedua : Memberlakukan Panduan Resiko Pasien Jatuh di Rumah Sakit Umum
Rachmi Dewi sebagaimana terlampir dalam keputusan ini.
Ketiga : Panduan ini harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan sewaktu-waktu dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan perkembangan yang ada.
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang
belum diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan
diatur kemudian dengan kententuan apabila dikemudian hari terdapat
kesalahan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

iii
Ditetapkan di: Gresik
Pada tanggal: 12 September 2019
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
Direktur,

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN J UDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ........................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I DEFINISI.......................................................................................... 1
1. Latar Belakang ....................................................................... 1
2. Tujuan .................................................................................... 1
3. Pengertian ............................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................... 3
A. Faktor resiko yang sering menyebabkan resiko pasien jatuh .. 3
B. Etiologi pasien jatuh ............................................................... 3
C. Staf yang terlibat dalam pelaksanaan panduan komunikasi ... 3
D. Instalasi/unit pelayanan yang melaksanakan panduan
resiko pasien jatuh ................................................................... 3
E. Kewajiban dan tanggungjawab .............................................. 3
BAB III TATA LAKSANA .......................................................................... 5
A. Tatalaksana untuk pengurangan resiko jatuh ........................... 5
B. Tatalaksana pengkajian resiko jatuh ....................................... 5
C. Tatalaksana pemasangan tanda resiko jatuh ........................... 7
BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................ 9

v
BAB I
DEFINISI

1. LATAR BELAKANG
Jumlah kasus jatuh menjadi bagian yang bermakna penyebab cidera pasien rawat
inap. Dalam konteks populasi atau masyarakat yang dilayani, pelayanan yang diberikan dan
fasilitasnya, rumah sakit perlu mengevaluasi resiko pasien jatuh dan mengambil tindakan
untuk mengurangi resiko cidera bila sampai jatuh. Evaluasi bisa meliputi riwayat jatuh,
telaah terhadap obat yang digunakan, konsumsi alkohol, penelitian terhadap gaya atau cara
jalan dan keseimbangan, serta alat bantu yang digunakan oleh pasien.
Program ini memonitor baik konsekwensi yang dimaksudkan atau yang tidak sengaja
terhadap langkah-langkah yang dilakukan untuk mengurangi jatuh. Misalnya : penggunaan
yang tidak benar dari alat penghalang atau pembatasan asupan cairan bila menyebabkan
sirkulasi yang terganggu atau integrasi kulit yang menurun. Program tersebut harus
diterapkan di rumah sakit.
Pengurangan resiko jatuh juga perlu diperhatikan kondisi pasien yang dirawat di
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi, baik yang datang untuk rawat jalan maupun rawat inap.
Kualifikasi pasien beresiko jatuh terdiri dari pasien tua, pasien gelisah, pasien anak-anak,
pasien yang tidak sadar, apabila pasien-pasien yang beresiko jatuh tersebut dirawat di Rumah
Sakit Umum Rachmi Dewi maka identifikasi sebagai pasien yang beresiko, diberi tanda
segitiga warna kuning untuk resiko tinggi, serta pemakaian gelang gelang berwarna kuning
bila resiko sedang.

2. TUJUAN
a. Identifikasi pasien yang mempunyai resiko jatuh.
b. Optimalisasi penggunaan assesmen jatuh untuk menentukan kategori resiko jatuh.
c. Membandingkan faktor resiko intrinsik dan ekstrinsik jatuh.
d. Mendiskripsikan kebutuhan akan perlunya pemahaman faktor resiko jatuh,
penanganannya dalam meningkatkan pelayanan klinis dan kepuasan pasien, menurunkan
biaya kesehatan.
e. Memahami kunci keberhasilan program resiko jatuh, pencegahan dan penanganannya.
1
f. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan meningkatkan program resiko
jatuh, pencegahan dan penanganannya.

3. PENGERTIAN
a. Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja atau tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke
lantai, dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor
fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
b. Definisi resiko jatuh merupakan pengalaman pasien yang tidak direncanakan untuk
terjadinya jatuh, suatu kejadian yang tidak disengaja atau seseorang yang istirahat yang
dapat dilihat karena suatu kondisi adanya penyakit seperti strok, pingsan, dll.
c. Mengurangi resiko jatuh pasien cidera karena jatuh: Jatuh menjadi salah satu bagian
besar dari penyebab cideranya pasien yang sedang di rawat di rumah sakit.
d. Merupakan sistem dan proses yang menghasilkan pengkajian yang akurat dan berulang
secara berkala pada setiap resiko jatuhnya pasien. Hal ini juga berhubungan dengan
pengkajian ulang pola pemberian obat untuk pasien, dimana nomor dan tipe obat dapat
menjadi penyebab langsung meningkatnya resiko pasien jatuh.
e. Menerapkan tindakan-tindakan preventif untuk mengurangi dan menghilangkan segala
riwayat yang telah teridentifikasi.
f. Mengedukasi pasien, keluarga dan staf menjadi bagian yang penting dalam upaya
mengurangi resiko pasien jatuh.

2
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Faktor resiko yang sering menyebabkan pasien jatuh adalah :


1. Riwayat jatuh sebelumnya.
2. Gangguan kognitif.
3. Gangguan keseimbangan, gaya berjalan atau kekuatan.
4. Gangguan mobilitas.
5. Penyakit neurologi, seperti stroke dan parkinson.
6. Gangguan muskuluskeletal, seperti osteoporosis, penyakit kardiovaskuler, penyakit paru
dan diabetes.
7. Masalah nutrisi.
8. Medikamentosa (terutama konsumsi > 4 jenis obat).

B. Etiologi pasien jatuh :


1. Ketidaksengajaan 31% (tiga puluh satu persen).
2. Gangguan gaya berjalan atau keseimbangan 17% (tujuh belas persen).
3. Vertigo 13% (tiga belas persen).
4. Serangan jatuh (drop attack) 10% (sepuluh persen).
5. Hipotensi postural 3% (tiga persen).
6. Gangguan visus 3% (tiga persen).
7. Tidak diketahui 18% (delapan belas persen).

C. Staf yang terlibat dalam pelaksanaan panduan resiko pasien jatuh :


1. Staf medis, keperawatan
2. Staf Kesehatan lainnya

D. Instalasi/unit pelayanan yang terlibat dalam pelaksanaan panduan resiko pasien jatuh :
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Bedah Sentral
3
4. Intensive Care Unit
5. Instalasi Rawat Inap
6. Ruang Neo/NICU
7. Kamar Bersalin
8. Instalasi Penunjang Kesehatan lainnya

E. Kewajiban dan tanggungjawab staf :


1. Seluruh Staf Rumah Sakit
a. Memahami resiko pasien jatuh
b. Melakukan tata laksana pasien jatuh dan membuat laporan insiden keselamatan
pasien
2. Perawat yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien)
a. Bertanggung jawab melakukan pengkajian dengan melakukan identifikasi resiko
jatuh dengan menggunakan :
a) Skala Humpty Dumpty : 0 hari - 13 tahun
b) Skala Morse : 18 tahun s/d 60 tahun
c) Skala Ontario : > 60 tahun
d) Skala Get Up and Go Test : untuk pasien rawat jalan.
b. Melakukan pemasangan gelang warna kuning untuk pasien beresiko jatuh sedang,
gelang warna kuning dan segitiga warna kuning untuk pasien resiko tinggi.
c. Untuk pasien bayi segitiga kunign resiko jatuh dipasang pada box bayi dan pintu
ruang bayi.
d. Pasien rawat jalan yang beresiko rendah berikan edukasi sesuai dengan kebutuhan
pasien. Sedangkan untuk pasien resiko tinggi berikan kalung kuning dan edukasi.
e. Memperhatikan kondisi lingkungan pasien meliputi :
a) Peralatan yang digunakan mudah dijangkau
b) Penerangan cukup
c) Kebisingan terkontrol
d) Fasilitas dan peralatan yang digunakan
3. Kepala Instalasi/Kepala Ruangan

4
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami panduan resiko pasien jatuh dan
menerapkannya.
b. Menyelidiki semua kejadian pasien jatuh dan memastikan terlaksananya suatu
tindakan untuk mencegah terulangnya kembali kejadian.
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan panduan resiko jatuh dikelola dengan baik oleh Kepala
Instalasi.
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan resiko jatuh pasien.

5
BAB III
TATA LAKSANA

A. Skrening pengurangan resiko jatuh


Skrening pengurangan resiko jatuh di Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi adalah dengan
menggunakan pengkajian sebagai berikut :
1. Skala Humpty Dumpty : 0 hari - 13 tahun
2. Skala Morse : 18 tahun s/d 60 tahun
3. Skala Ontario : > 60 tahun
4. Skala Get Up and Go Test : untuk pasien rawat jalan.

B. Tata laksana pengkajian resiko jatuh


1. Pengkajian resiko jatuh pada bayi/anak-anak dengan Scoring Humpty Dumpty
a. Pengkajian resiko jatuh merupakan assesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien
masuk rumah sakit.
b. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien :
a) Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan rawat
inap, pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat IGD.
b) Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian resiko jatuh
dilakukan oleh perawat atau bidan asisten dokter.
c) Kiriman dokter atau bidan luar Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi atau datang
sendiri yang langsung rawat inap oleh perawat atau bidan ruangan .
d) Yang dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care, pengkajian resiko jatuh
dilakukan oleh perawat Instalasi Bedah Sentral.
e) Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi, pengkajian dilakukan
perawat atau bidan ruangan.
c. Kriteria pelaksana pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan yang
mempunyai STR.
d. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi dan
monitoring secara langsung pada saat pasien datang dan didokumentasikan pada
asessmen awal pasien. Kemudian evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan
6
kondisi pasien yang mengarah ke resiko jatuh. Setelah didapatkan evaluasi yang
menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan
sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi tetap resiko rendah maka evaluasi
dihentikan.
e. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan hasil
akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift jaga
selanjutnya.
f. Tingkat resiko :
a) Skor 7-11 : Resiko Rendah
b) Skor > 12 : Resiko Tinggi
g. Intervensi :
a) Bila pada pasien standar resiko rendah (Skor 7-11), maka intervensinya sebagai
berikut :
1) Memastikan tempat tidur atau brankard dalam posisi roda terkunci.
2) Pagar sisi tempat tidur atau brankard dalam posisi berdiri atau terpasang.
3) Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan.
4) Berikan penjelasan pada orang tua tentang pencegahan jatuh.
b) Bila pasien standar resiko tinggi (Skor > 12), maka intervensinya sebagai berikut :
1) Memastikan tempat tidur atau brankard dalam posisi roda terkunci.
2) Pagar sisi tempat tidur atau brankard dalam posisi berdiri atau terpasang.
3) Lingkungan bebas dari peralatan yang tidak digunakan.
4) Berikan penjelasan pada orang tua tentang pencegahan jatuh.
5) Pasang gelang warna kuning pada tangan kanan pasien.
6) Mobilisasi pasien “harus” didampingi oleh petugas (perawat/bidan).
7) Pasang “segitiga resiko jatuh warna kuning pada bed pasien.
c) Pada pasien bayi tempel tanda segitiga resiko jatuh warna kuning pada box bayi
dan pintu ruang neonatus dan NICU sebagai tanda resiko jatuh.
Pemasangan tanda segitiga warna kuning pada tempat tidur pasien dan
pemasangan gelang warna kuning pada gelang pasien, jika pengkajian resiko
jatuh tinggi >12.
2. Pengkajian resiko jatuh pada dewasa dengan Skala Morse Fall Scale
7
a. Pengkajian resiko jatuh merupakan assesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien
masuk rumah sakit.
b. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien :
a) Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan rawat
inap, pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat IGD.
b) Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian resiko jatuh
dilakukan oleh perawat atau bidan asisten dokter.
c) Kiriman dokter atau bidan luar Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi atau datang
sendiri yang langsung rawat inap oleh perawat atau bidan ruangan .
d) Yang dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care, pengkajian resiko jatuh
dilakukan oleh perawat Instalasi Bedah Sentral.
e) Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi, pengkajian dilakukan
perawat atau bidan ruangan.
c. Kriteria pelaksana pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan yang
mempunyai STR.
d. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi dan
monitoring secara langsung pada saat pasien datang dan didokumentasikan pada
asessmen awal pasien. Kemudian evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan
kondisi pasien yang mengarah ke resiko jatuh. Setelah didapatkan evaluasi yang
menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan
sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi tetap resiko rendah maka evaluasi
dihentikan.
e. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan hasil
akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift jaga
selanjutnya.
f. Tingkat resiko :
a) Skoring 0-24 : Resiko Rendah
b) Skoring 25-50 : Resiko Sedang
c) Skoring > 50 : Resiko Tinggi
g. Intervensi :
a) Intervensi pencegahan resiko jatuh dengan skoring 0-24 (resiko rendah) :
8
1) Pastikan bel mudah dijangkau.
2) Roda tempat tidur posisi terkunci.
3) Posisi tempat tidur pada posisi terendah.
4) Pagar pengaman tempat tidur dinaikkan.
b) Intervensi pencegahan resiko jatuh dengan skoring 25-50 (resiko sedang) :
1) Pastikan bel mudah dijangkau.
2) Roda tempat tidur posisi terkunci.
3) Posisi tempat tidur pada posisi terendah.
4) Pagar pengaman tempat tidur dinaikkan.
5) Pasang gelang warna kuning pada tangan kanan pasien.
6) Mobilisasi pasien didampingi keluarga atau petugas.
c) Intervensi pencegahan resiko jatuh dengan skoring > 50 (resiko tinggi) :
1) Pastikan bel mudah dijangkau.
2) Roda tempat tidur posisi terkunci.
3) Posisi tempat tidur pada posisi terendah.
4) Pagar pengaman tempat tidur dinaikkan
5) Mobilisasi pasien harus didampingi keluarga atau petugas.
6) Pasang gelang warna kuning pada tangan kanan pasien.
7) Pasang segitiga resiko jatuh warna kuning pada bed pasien.
8) Tempatkan pasien pada kamar yang paling dekat dengan nurse station jika
memungkinkan.
9) Kunjungi, monitor dan edukasi pasien setiap 1 jam.
3). Pengkajian resiko jatuh pada geriatri dengan Skala Sydney Scoring.
a. Pengkajian resiko jatuh merupakan assesmen awal yang harus dilengkapi saat pasien
masuk rumah sakit.
b. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien :
a) Saat datang berobat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang memerlukan rawat
inap, pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat IGD.
b) Berobat di poliklinik yang memerlukan rawat inap, pengkajian resiko jatuh
dilakukan oleh perawat atau bidan asisten dokter.

9
c) Kiriman dokter atau bidan luar Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi atau datang
sendiri yang langsung rawat inap oleh perawat atau bidan ruangan .
d) Yang dilakukan tindakan operasi dengan One Day Care, pengkajian resiko jatuh
dilakukan oleh perawat Instalasi Bedah Sentral.
c. Kriteria pelaksana pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan yang
mempunyai STR.
d. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi dan
monitoring secara langsung pada saat pasien datang dan didokumentasikan pada
asessmen awal pasien. Kemudian evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan
kondisi pasien yang mengarah ke resiko jatuh. Setelah didapatkan evaluasi yang
menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan
sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi tetap resiko rendah maka evaluasi
dihentikan.
e. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan hasil
akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift jaga
selanjutnya.
f. Tingkat resiko :
a) Resiko Rendah (RR) : 0-5
b) Resiko Sedang (RS) : 6-16
c) Resiko Tinggi (RT) : 17-30
g. Intervensi :
a) Pencegahan pasien resiko jatuh dengan skoring 0-5 (resiko rendah) : dilakukan
pengkajian awal, jika pasien tersebut beresiko rendah, maka cukup dilakukan
assesmen ulang selama 1x24 jam tanpa adanya intervensi.
b) Intervensi pencegahan resiko jatuh dengan skoring 6-16 (resiko sedang) :
1) Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi rendah dan roda terkunci
2) Menutup pagar tempat tidur/brankard
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kanan telah dinaikkan
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kiri telah dinaikkan
3) Orientasikan pasien/penunggu tentang lingkungan/ruangan
4) Pastikan pasien memiliki gelang warna kuning sebagai tanda resiko jatuh.
10
c) Intervensi pencegahan resiko jatuh dengan skoring 17-30 (resiko tinggi) :
1) Memastikan tempat tidur/brankard dalam posisi rendah dan roda terkunci
2) Menutup pagar tempat tidur/brankard
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kanan telah dinaikkan
- Beri tanda (√) apabila pagar sebelah kiri telah dinaikkan
3) Orientasikan pasien/penunggu tentang lingkungan/ruangan
4) Beri tanda segitiga kuning pada tempat tidur pasien
5) Pastikan pasien memiliki gelang warna kuning sebagai tanda resiko jatuh
6) Lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan persetujuan
keluarga.
4). Pengkajian resiko jatuh pada pasien rawat jalan dengan menggunakan Skala Get Up and
Go Test
a. Pengkajian resiko jatuh dilakukan pada pasien rawat jalan yang akan melakukan
pemeriksaan di poliklinik.
b. Proses skrening dilakukan saat pasien datang dengan menggunakan Skala Get Up
and Go Test.
c. Kriteria pelaksana pengkajian resiko jatuh dilakukan oleh perawat atau bidan yang
mempunyai STR, security dan resepsionis.
d. Prosedur pelaksanaan :
a) Petugas ( perawat, bidan, security dan resepsionis ) melakukan skrining awal
asesmen risiko jatuh dengan melakukan pengamatan cara bangun pasien
dariduduk ke berdiri, dari berdiri ke berjalan.
b) Apabila dari berdiri ke berjalan terlihat ada gangguan, tidak stabil,
sempoyongan, maka dilakukan upaya pencegahan risiko jatuh.
c) Berikan informasi kepada pasien atau keluarga bahwa akan dilakukan
pemasangan kalung warna kuning bertuliskan “Resiko Jatuh”
d) Pasang simbol “Resiko Jatuh” berupa kalung berwarna kuning yang bertuliskan
resiko jatuh pada pasien.
- Jika pasien pria yang beresiko jatuh maka yang memasang tanda harus
petugas pria

11
- Jika pasien wanita yang beresiko jatuh makan yang memasang tanda harus
petugas wanita
e. Intervensi :
a) Edukasi yang dapat diberikan antara lain :
1) Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien mulai saat diruang
tunggu hingga selesai mendapat pelayanan.
2) Beritahu pasien atau keluarga untuk memanggil petugas RS jika
membutuhkan sesuatu.
3) Beritahu keluarga atau pasien untuk duduk diposisi yang paling dekat
dengan ruang periksa poliklinik
4) Beritahu keluarga jika pasien dengan resiko jatuh tinggi akan diberikan
pelayanan terlebih dahulu.
b) Upaya pencegahan yang dapat dilakukan :
1) Lakukan pendampingan oleh petugas medis meskipun ada keluarga
pengantar.
2) Gantilah alas kaki pasien dengan alas kaki anti licin.
3) Tempatkan pasien pada kursi roda atau brakar sesuai kondisi pasien.
4) Pasang kalung resiko jatuh pada pasien.
5. Contoh prosedur pemasangan tanda pasien resiko jatuh sebagai berikut :
a. Perawat memberi salam sesuai dengan waktu pasien dikaji pertama kali (pagi atau
siang atau sore atau malam).
b. Perawat memperkenalkan diri : nama, unit kerja.
c. Perawat menjelaskan maksud dan tujuan pemasangan tanda resiko jatuh sesuai
dengan standar prosedur operasional, misalnya : “Untuk keselamatan
Bapak/Ibu/Anak, saya akan memasang gelang berwarna kuning pada pasien yang
beresiko sedang. Sedangkan jika resiko tinggi kami akan menambahkan segitiga
resiko jatuh warna kuning pada bed. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa
Bapak/Ibu/Anak ini benar mempunyai resiko jatuh sedang atau tinggi dan untuk
mengingatkan kami selalu waspada pada kondisi Bapak/Ibu/Anak selama berada di
rawat inap.

12
d. Prosedur konfirmasi : konfirmasi ulang kepada perawat, pasien dan keluarga
dilakukan pada setiap shift tentang kondisi pasien.
e. Ucapkan terima kasih atas pengertian dan kerjasamanya.
6. Upaya pencegahan pasien jatuh melalui modifikasi faktor lingkungan, antara lain :
a. Pemasangan tanda peringatan lantai basah.
b. Pemasangan pegangan tangan pada dinding kamar mandi.

13
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Formulir Skala Humpty Dumpty


2. Formulir Skala Morse
3. Formulir Skala Ontario
4. Formulir Skala Get Up and Go Test
5. Foto pemasangan gelang kuning, segitiga resiko jatuh dan kalung resiko jatuh pasien rawat
jalan
6. Standar Prosedur Operasional (SPO)

14
1. Formulir Skala Humpty Dumpty
2. Formulir Skala Morse
3. Formulir Skala Ontario
4. Formulir Skala Get Up and Go Test
5. Foto Pemasangan Gelang Kuning, Segitiga Resiko Jatuh dan Kalung Resiko Jatuh Pasien
Rawat Jalan
6. Standart Prosedur Operasional (SPO)

PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN DEWASA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


048/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
15 September 2016

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Kursi, sandal yang tidak licin
2. Bel tempat tidur, segitiga resiko jatuh, kancing gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.
2. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan.
3. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh dengan menggunakan Skala Morse
Fall.
4. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah, sedang atau resiko tinggi)
5. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Pakaikan gelang warna kuning pada pasien beresiko jatuh sedang.
b. Untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi menggunakan gelang warna kuning
dan segitiga resiko jatuh pada tempat tidur pasien
c. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi
dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN DEWASA

No.
No. Dokumen Halaman
Revisi
048/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 2 dari 2
0
d. Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang mengarah
ke resiko jatuh.
e. Setelah didapatkan evaluasi yang menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut
beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi
tetap resiko rendah maka evaluasi dapat dihentikan.
f. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan
hasil akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift
jaga selanjutnya.
6. Berikan intervensi pasien sesuai dengan standar resiko pasien jatuh.
7. Tempatkan pasien yang memerlukan perhatian di dekat kantor perawat.
8 Pastikan pintu kamar tidak terkunci setiap saat.
9. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan pada pasien.
10 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.

Instalasi 1. Instalasi Rawat Inap


terkait 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Intensif Care Unit
6. Kamar Bersalin
7. Ruang Neo/NICU
PEMASANGAN GELANG RESIKO JATUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


049/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
15 September 2016

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

Pengertian Pemasangan gelang resiko jatuh adalah proses kegiatan identifikasi dengan
pemasangan gelang resiko jatuh berwarna kuning kepada pasien yang memiliki
resiko jatuh.

Tujuan 1. Memberi identitas pasien dengan resiko jatuh.


2. Meningkatkan mutu pelayanan serta meningkatkan keselamatan pasien

Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi


NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh

Prosedur Persiapan pasien :


Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.

Persiapan alat :
1. Gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Siapkan gelang warna kuning.
2. Sampaikan salam.
3. Perkenalkan diri dan jelaskan maksud dan tujuan.
”Assalamu’alaikum/ selamat pagi/siang/malam ibu nama saya .....akan
memasangkan gelang berwarna kuning dengan tujuan untuk memberikan tanda
kepada pasien yang memiliki resiko jatuh”.
4. Pasangkan gelang berwarna kuning pada pasien.
5. Beritahukan kepada pasien bahwa gelang berwarna kuning harus selalu
terpasang selama pasien dirawat.
6. Ucapkan terima kasih kepada pasien/ keluarga.
PEMASANGAN GELANG RESIKO JATUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman

049/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 2 dari 2

Instalasi terkait 1. Instalasi Bedah Sentral


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Intensif Care Unit (ICU)
4. Kamar Bersalin
5. Ruang Neo/NICU
6. Rawat Inap
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PADA BAYI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


050/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 1 dari 1
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
15 September 2016

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien bayi yang
telah mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Segitiga resiko jatuh.
Prosedur pelaksanaan :
1. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh dengan menggunakan Skala Humpty
Dumpty
2. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah atau resiko tinggi)
3. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Tempel tanda segitiga resiko jatuh di box bayi dan depan pintu ruang bayi.
b. Lakukan intervensi jatuh sesuai dengan standar resiko pasien jatuh.
4. Tempatkan bayi pada box bayi.
5. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan pada pasien.
Instalasi Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Ruang Neo/NICU
ASSESMEN DAN ASSESMEN ULANG RESIKO PASIEN JATUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


051/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 1 dari 1
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
15 September 2016

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

Pengertian Melakukan pengkajian dan pengkajian ulang pada pasien resiko jatuh yang dirawat
di rumah sakit untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
Tujuan Mendapatkan informasi dan data terbaru perkembangan pasien.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur 1. Ucapkan Salam dan perkenalkan diri.
2. Pastikan identitas pasien.
3. Ciptakan suasana yang nyaman.
4. Tanyakan keluhan pasien.
5. Kaji skala resiko jatuh pasien berdasarkan format sesuai dengan usia pasien.
6. Catat dalam lembar assesmen resiko jatuh pasien.
7. Lakukan assesmen ulang pengkajian resiko jatuh pasien setiap hari.
a. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi
dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
b. Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang
mengarah ke resiko jatuh.
c. Setelah didapatkan evaluasi yang menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut
beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan sampai 1x24 jam, dan bila hasil
evaluasi tetap resiko rendah maka evaluasi dapat dihentikan.
d. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga.
Dan hasil akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan
kepada shift jaga selanjutnya.
8. Lakukan intervensi sesuai dengan nilai resiko jatuh pasien.
9. Ucapkan terima kasih.
10. Dokumentasikan dalam rekam medis pasien.
Instalasi terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Unit Care
3. Ruang Neo/NICU
4. Kamar Bersalin
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


052/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
15 September 2016

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Kursi, sandal yang tidak licin
2. Bel tempat tidur, segitiga resiko jatuh, kancing gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Ucapkan salam
2. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan menggunakan Skala Humpty
Dumpty
3. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh
4. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah, sedang atau resiko tinggi)
5. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Pakaikan gelang warna kuning pada gelang untuk pasien beresiko jatuh
sedang.
b. Untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi menggunakan gelang
warna kuning dan segitiga resiko jatuh pada tempat tidur pasien
c. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan evaluasi
dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang
mengarah ke resiko jatuh
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN ANAK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


052/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 2 dari 2
d. Setelah didapatkan evaluasi yang menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut
beresiko rendah, maka evaluasi dilanjutkan sampai 1x24 jam, dan bila hasil
evaluasi tetap resiko rendah maka evaluasi dapat dihentikan.
e. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga.
Dan hasil akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan
kepada shift jaga selanjutnya.
6. Berikan intervensi pasien sesuai dengan standar resiko pasien jatuh.
7. Tempatkan pasien yang memerlukan perhatian di dekat kantor perawat.
8 Pastikan pintu kamar tidak terkunci setiap saat.
9. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan pada pasien.
10 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.

Instalasi terkait 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Intensif Care Unit
6. Kamar Bersalin
7. Ruang Neo/NICU
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN GERIATRI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


053/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
15 September 2016

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cacat akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Kursi, sandal yang tidak licin
2. Bel tempat tidur, segitiga resiko jatuh, kancing gelang warna kuning.
Prosedur pelaksanaan :
1. Ucapkan salam
2. Jelaskan maksud dan tujuan tindakan dengan menggunakan Skala Ontario
Modified Stratify-Sidny Scoring.
3. Lakukan identifikasi/assesmen resiko jatuh
4. Tetapkan kriteria resiko jatuh pasien (rendah, sedang atau resiko tinggi)
5. Berikan intervensi hasil penilaian resiko jatuh pasien.
a. Pakaikan gelang warna kuning pada gelang untuk pasien beresiko jatuh
sedang.
b. Untuk pasien dengan resiko jatuh tinggi menggunakan gelang
c. warna kuning dan segitiga resiko jatuh pada tempat tidur pasien, serta
lakukan pemasangan fiksasi fisik apabila diperlukan dengan persetujuan
keluarga.
d. Proses pelaksanaan assesmen resiko pasien jatuh telah dilakukan
evaluasi dan monitoring secara langsung pada saat pasien datang.
e. Evaluasi dilanjutkan kembali apabila ada perubahan kondisi pasien yang
mengarah ke resiko jatuh.
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN GERIATRI

No.
No. Dokumen Halaman
Revisi
053/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 3 dari 2
0
f. Setelah didapatkan evaluasi yang menunjukkan hasil bahwa pasien tersebut beresiko
rendah, maka evaluasi dilanjutkan sampai 1x24 jam, dan bila hasil evaluasi tetap
resiko rendah maka evaluasi dapat dihentikan.
g. Evaluasi pasien resiko jatuh dilakukan setiap shift oleh perawat/bidan jaga. Dan
hasil akhir dari penilaian resiko jatuh selama shift harus disampaikan kepada shift
jaga selanjutnya.
6. Berikan intervensi pasien sesuai dengan standar resiko pasien jatuh.
7. Tempatkan pasien yang memerlukan perhatian di dekat kantor perawat.
8 Pastikan pintu kamar tidak terkunci setiap saat.
9. Dokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan pada pasien.
10 Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga.

Instalasi 1. Instalasi Rawat Inap


terkait 2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Intensif Care Unit
PROSEDUR PELAPORAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
054/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 1 dari 2
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
15 September 2016

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And


Pengertian Insiden Keselamatan Pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada
pasien. Kesalahan yang mengakibatkan IKP dapat terjadi pada :
1. Diagnostik : kesalahan atau keterlambatan diagnosis
2. Treatment : kesalahan pada operasi, prosedur atau tes, pelaksanaanterapi
3. Preventive : tidak memberikan terapi profilaktif, monitoring atau followup yang
tidak sesuai pada suatu pengobatan
4. Other : gagal melakukan komunikasi, gagal alat atau sistem lain

Tujuan 1. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien.


2. Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada akar masalah.
3. Untuk memperoleh data / angka insiden keselamatan pasien.
4. Upaya pencegahan terjadinya kejadian / insiden keselamatan pasien berikutnya.
5. Didapatkannnya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada pasien.

Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi


NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh

Prosedur 1. Siapapun yang mengetahui / melihat terjadinya IKP terutama dapat melaporkan
kepada Sekretariat Tim Keselamatan Pasien
2. Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan formulir yang tersedia atau
dapat membuat laporan di Sekretariat Tim KeselamatanPasien paling lambat 2 x
24 jam
Laporan meliputi :
a. Kejadian tidak diharapkan ( KTD )
b. Kejadian nyariscedera ( KNC / Near Miss )
c. Kejadian sentinel dan lain – lain.
PROSEDUR PELAPORAN INSIDEN
KESELAMATAN PASIEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


054/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 2 dari 2
Instalasi terkait 1. Laboratorium
2. Instalasi Farmasi
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Unit Care
5. Ruang Neo/NICU
6. Kamar Bersalin
7. Instalasi Gawat Darurat
8. Instalasi Bedah Sentral
9. Instalasi Rawat Jalan
10. Radiologi
11. Security
12. Bagian Umum
13. CS
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN
RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


055/SKP/SPO/RSURD/I/2019 0 1 dari 3
Ditetapkan,
Direktur
Standar Prosedur
Tanggal Terbit
Operasional
12 September 2019

dr. S. Henry Wibowo, MARS., Sp. And

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas rumah sakit terhadap pasien yang telah
mendapatkan pelayanan di rumah sakit agar terhindar dari cidera akibat jatuh.
Tujuan 1. Agar semua pasien diidentifikasi resiko jatuh.
2. Untuk mencegah cidera akibat jatuh.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman selama mendapatkan pelayanan di rumah
sakit.
Kebijakan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi
NOMOR: 674/SK.DIR/1001/IX/2019 tentang Kebijakan assesmen resiko jatuh
Prosedur Persiapan pasien :
Pasien atau keluarga diberi tahu tentang maksud dan tujuan serta prosedur tindakan
yang akan dilakukan.
Persiapan alat :
1. Alat tulis dan form
2. Kalung resiko jatuh, brancard/kursi roda
Prosedur pelaksanaan :
1. Petugas ( perawat, bidan, security dan resepsionis ) melakukan skrining awal
asesmen risiko jatuh dengan melakukan pengamatan cara bangun pasien
dariduduk ke berdiri, dari berdiri ke berjalan.
2. Apabila dari berdiri ke berjalan terlihat ada gangguan, tidak stabil,
sempoyongan, maka dilakukan upaya pencegahan risiko jatuh.
3. Berikan informasi kepada pasien atau keluarga bahwa akan dilakukan
pemasangan kalung warna kuning bertuliskan “Resiko Jatuh”
4. Pasang simbol “Resiko Jatuh” berupa kalung berwarna kuning yang bertuliskan
resiko jatuh pada pasien.
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN RAWAT
JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


056/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 2 dari 3
a. Jika pasien pria yang beresiko jatuh maka yang memasang tanda harus
petugas pria
b. Jika pasien wanita yang beresiko jatuh makan yang memasang tanda
harus petugas wanita
Form Pengkajian :
No. Penilaian/Pengkajian Ya Tidak
a. Cara berjalan pasien (salah satu atau lebih)
1. Tidak seimbang/sempoyongan/ limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu kruk, tripot,
kursi, orang lain.
b. Menopang saat akan duduk : tampak memegang
pinggiran kursi atau meja / benda
lain penopang saat akan duduk

No. Hasil Penilaian/Pengkajian Ket


1. Tidak Beresiko Tidak ditemukan a dan b
2. Resiko Rendah Ditemukan salah satu dari a atau b
3. Resiko Tinggi Ditemukan a dan b

No. Hasil Kerja Tindakan Ya Tidak Ket


1. Tidak Beresiko Tidak ada tindakan
2. Resiko Rendah Edukasi
3. Resiko Tinggi Pasang penanda
kalung berwarna
kuning, berikan
edukasi dan cara
pencegahan.
PENATALAKSANAAN RESIKO JATUH PASIEN
RAWAT JALAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


056/SKP/SPO/RSURD/IX/2016 0 3 dari 3

Edukasi yang dapat dilakukan:


1. Anjurkan keluarga untuk selalu mendampingi pasien mulai saat diruang
tunggu hingga selesai mendapat pelayanan.
2. Beritahu pasien atau keluarga untuk memanggil petugas RS jika
membutuhkan sesuatu.
3. Beritahu keluarga atau pasien untuk duduk diposisi yang paling dekat
dengan ruang periksa poliklinik
4. Beritahu keluarga jika pasien dengan resiko jatuh tinggi akan diberikan
pelayanan terlebih dahulu.
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan :
1. Lakukan pendampingan oleh petugas medis meskipun ada keluarga
pengantar.
2. Gantilah alas kaki pasien dengan alas kaki anti licin.
3. Tempatkan pasien pada kursi roda atau brakar sesuai kondisi pasien.
4. Pasang kalung resiko jatuh pada pasien.

Instalasi terkait 1. Instalasi Rawat Inap


2. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi Rawat Jalan
4. Instalasi Bedah Sentral
5. Intensif Care Unit
6. Kamar Bersalin
7. Security
8. Bagian Umum
9. FO

Anda mungkin juga menyukai