Anda di halaman 1dari 57

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap bangsa yang maju harus memiliki pondasi generasi yang sehat.
Keseimbangan semua aspek harus dijaga. Mulai dari aspek ekonomi, budaya,
pendidikan dan kesehatan. Kriteria kesehatan dapat dilihat mulai dari tingkat
pendidikan SD, SMP dan SMA. Pendidikan SD merupakan awal dari proses
terbentuknya tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak sekolah sangat
dipengaruhi dari apa yang dia konsumsi. Sumber makanan yang dikonsumsi anak
sekolah dapat diperoleh dari bekal makanan yang dia bawa dan makanan yang
tersedia di kantin sekolah.
Pedagang kantin sekolah adalah orang orang yang menangani bahan
pangan mulai dari persiapan, pengolahan, sampai dengan penyajian. Makanan dan
minuman yang di jual harus bersih dan sehat. Pedagang harus memperhatikan
makananan yang disediakan mulai dari bahan, pengolahan, penyajian, dan
penyimpanan. Pedagang juga harus mengetahui ciri-ciri makanan yang tidak aman
untuk dikonsumsi bagi anak-anak yang dapat mengakibatkan munculnya masalah
kesehatan mulai dari nyeri tenggorokan, muntah, diare sampai keracunan
makanan sehingga dapat menurunkan prestasi anak sekolah.
Survei oleh BPOM tahun 2004 di sekolah dasar (seluruh Indonesia) dan
sekitar 550 jenis makanan yang diambil untuk sampel pengujian menunjukkan
bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan.
Disebutkan bahwa 56% sampel mengandung rhodamin dan 33% mengandung
boraks. Survei BPOM tahun 2007, sebanyak 4.500 sekolah di Indonesia,
membuktikan bahwa 45% jajanan anak sekolah berbahaya. 2
Hal ini terbukti dari hasil monitoring dan verifikasi profil keamanan
Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) nasional tahun 2008 yang dilakukan oleh
SEAFAST dan Badan POM RI mengungkapkan bahwa >70% penjamah PJAS
menerapkan praktek keamanan pangan yang kurang baik termasuk higiene dari

1
penjamah PJAS. Pada tahun 2012-2014 BPOM melakukan pengujian terhadap
PJAS dari 17.500 SD dan MI di seluruh Indonesia. Pada tahun 2012 dari 7200
sampel yang diperiksa 76,11% sampel memenuhi syarat dari target 70%. Pada
tahun 2013 dari 15.917 sampel yang diperiksa 80,79% sampel memenuhi syarat
dari target 80%, tetapi pada tahun 2014 terjadi penurunan PJAS yang memenuhi
syarat, dari 10.429 sampel yang diperiksa hanya 76,81% yang memenuhi syarat
dari target 90%. Hasil sampling dan pengawasan rutin oleh Badan POM RI dari
tahun 2008-2010, PJAS yang tidak memenuhi syarat berkisar antara 40-44%.
PJAS tidak memenuhi persyaratan keamanan pangan disebabkan oleh
penyalahgunaan bahan berbahaya (misalnya formalin, boraks, rhodamin B,
methanyl yellow), penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) berlebih, tercemar
logam berat dan pestisida, serta buruknya higiene dan sanitasi yang menyebabkan
rendahnya kualitas mikrobiologis. 3
Pedagang kantin seharusnya memperhatikan keamanan pangan yang
mereka jual. Makanan yang mereka jual harus memperhatikan kebutuhan gizi
anak sekolah. Kantin sekolah harus bersih, sehat dan aman. Kantin sekolah harus
menyediakan tempat cuci tangan, air mengalir, sabun serta saluran air. Hal ini
perlu adanya pengawasan dan kerja sama antara pihak sekolah dan pedagang
dalam meningkatkan kesehatan anak sekolah.
MIN 19 Meruya Selatan di definitifkan pada tahun 2010 dengan kepala
madrasah Bapak Masturo, S. Ag. Secara geografis letak MIN 19 Jakarta berada di
perbatasan dengan kabupaten Tangerang. Penduduk di lingkungan MIN 19
Jakarta cukup padat dengan tingkat ekonomi menengah bawah sedangkan suku
dan agama penduduk bersifat heterogin tetapi mayoritas beragama Islam.
Lingkungan MIN 19 Jakarta adalah komplek perumahan dan berbatasan dengan
perkampungan penduduk sehingga memberikan suasana yang cukup tenang dan
nyaman untuk pelaksanaan KBM.
Dari survey awal kantin MIN 19 memiliki 10 orang pedagang yang
menjual makanan dan minuman yang berbeda-beda. Daya tampung kantin tidak
mencukupi dengan jumlah anak sekolah yang ada sehingga menyebabkan anak
sekolah berdesakan saat jam istirahat. Sabun dan tempat mencuci tangan juga

2
belum tersedia di kantin ini. Jarak kantin sekolah dengan tempat sampah dan toilet
juga kurang ideal.
Berdasarkan latar belakang di atas perlu adanya peningkatan pengawasan,
kesadaran pedagang dari segi pengetahuan dan pelaksanaan, peningkatan fasilitas
kantin. Hal ini diwujudkan dengan koordinasi pihak terkait. Dengan demikian
saya tertarik untuk mengangkat judul meningkatkan pengetahuan dan praktek
pedagang kantin MIN 19.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pengetahuan pedagang kantin di MIN 19 Jakarta
mengenai pentingnya kantin sehat ?
2. Bagaimana hasil penyuluhan mengenai kantin sehat bagi pedagang
kantin di MIN 19?
3. Apakah intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan pedagang kantin dalam mewujudkan kantin sekolah sehat
di MIN 19 ?
1.3 Tujuan Kegiatan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Meningkatkan pengetahuan pedagang kantin dalam mewujudkan
kantin sekolah sehat di MIN 19
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat pengetahuan pedagang kantin di MIN 19 Jakarta
mengenai pentingnya kantin sehat
2. Mengetahui hasil penyuluhan mengenai kantin sehat bagi pedagang
kantin di MIN 19
3. Mengetahui intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan pedagang kantin dalam mewujudkan kantin sekolah sehat
di MIN 19

3
1.4 Manfaat Kegiatan
1.4.1 Bagi Puskesmas
Menjadi salah satu inovasi dalam upaya meningkatkan pengetahuan
pedagang kantin SD MIN 19 di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Meruya Selatan II
1.4.2 Bagi Sekolah
1. Meningkatkan pengetahuan pedagang kantin di MIN 19 Jakarta
mengenai pentingnya kantin sehat
2. Meningkatkan kesadaran dan peran serta siswa dan warga sekolah
MIN 19 Jakarta dalam upaya peningkatan pengetahuan kantin sehat
1.4.3 Bagi Penulis
1. Mendapatkan tambahan pengetahuan tentang program pembinaan
kantin sekolah sehat di Puskesmas dalam lingkup wilayah kerjanya.
2. Mengetahui permasalahan yang dihadapi dalam menjalankan program
kantin sekolah sehat.
3. Mendapatkan tambahan ilmu pengetahuan dari saran dan umpan balik
dalam menjalankan mini project.
4. Sebagai pemenuhan syarat dalam Program Internsip Dokter Indonesia.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan Pedagang
2.1.1 Keamanan Pangan
Menurut Kemenkes RI (2011), keamanan pangan adalah suatu kondisi
atau upaya untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan
manusia.
Makanan yang kita makan hendaknya bergizi, bersih, aman dan sehat.
Bergizi adalah mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Bersih adalah
tidak dicemari kotoran yang dapat menimbulkan penyakit. Aman dan sehat adalah
belum kadaluwarsa dan bebas dari bahan yang bersifat racun bagi tubuh. Makanan
belum tentu aman dan sehat karena mungkin mengandung bahan pewarna dan
pengawet yang peruntukannya bukan untuk makanan.
Bahan pewarna diberikan pada makanan agar makanan terlihat lebih
menarik. Ada 2 macam bahan pewarna yaitu alami dan sintetik. Pewarna alami
diambil dari tumbuhan, misalnya warna kuning dari kunyit, warna merah dari
tomat atau bit, warna cokelat dari caramel. Sedangkan pewarna sintetik dibuat
dengan menggunakan bahan kimia. Makanan yang sering diberi warna adalah
sirup, minuman ringan, permen dan selai. Beberapa pewarna yang terlarang dan
berbahaya yang sering ditenukan pada makanan adalah kuning metanil dan
rhodamin B berwarna merah. Kedua pewarna ini dapat menyebabkan Kanker,
karenanya perlu dihindari. Cirinya antara lain warna nya mencolok, cenderung
berpendar dan banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogeny
(misalnya pada kerupuk).
Bahan pengawet biasa nya digunakan untuk membuat makanan menjadi
lebih awet, tidak cepat basi. Banyak makanan yang dicampuri dengan bahan
pengawet yang dilarang dan berbahaya bagi kesehatan, misalnya boraks dan
formalin. Penggunaan boraks sering ditemukan pada pembuatan bakso, mie

5
basah, lontong, dan ketupat. Sedangkan formalin sering ditemukan pada mie
basah, tahun dan ikan segar atau hasil laut. Boraks dan formalin ini juga dapat
menyebabkan Kanker, karena nya sudah dilarang dan perlu dihindari.
Badan penyedap digunakan untuk menyedapkan dan mengharumkan
makanan. Bahan penyedap ada yang bersifat alami dan sintetis. Bahan yang alami
berasal dari tumbuhan sperti : daun pandan, bawang merah, bawang putih,
ketumbar, dan sebagainya. Bahan yang sintesis biasanya terdapat pada makanan
dan minuman pabrik, seperti sirup dan kue. Salah satu penyedap rasa dan aroma
yang banyak dikenal adalah vetsin atau bumbu masak. Pemerintah menganjurkan
agar penggunaan vetsin ini tidak berlebihan.
Bahan pemanis buatan digunakan umtun membuat rasa manis pada
makanan yang tidak atau hamper tidak mempunyai kalori. Biasanya digunakan
pada makanan buat penderita Diabetes mellitus atau keperluan diet. Penggunaan
pemanis buatan ini harus dilakukan secara terkontrol sesuai batasan yang
diperbolehkan. Namun hati-hati terhadap pemanis buatan (gula biang) yang biasa
dipakai oleh penjual kue dan minuman.
Sumber ketidakamanan pangan dapat berasal dari berbagai cemaran, baik
yang merupakan cemaran biologis, cemaran kimia, maupun cemaran fisik. Selain
berbagai cemaran tersebut, pangan juga dapat menjadi tidak aman karena kondisi
bahan baku, bahan tambahan, dan peralatan yang digunakan dalam proses
pengolahan pangan. Sementara itu, lingkungan dan penjamah yang terlibat dalam
proses pengelolaan pangan juga dapat turut berperan serta dalam menentukan
kondisi keamanan pangan tersebut.
Cemaran biologis
Cemaran biologis pada umumnya disebabkan oleh rendahnya kondisi
higiene dan sanitasi. Contoh cemaran biologis yang umum mencemari makanan,
adalah Salmonella pada unggas. Salmonella dapat ditularkan dari kulit telur yang
kotor, E.coli O157-H7 pada sayuran mentah, daging cincang (kontaminasi dapat
berasal dari kotoran hewan maupun pupuk kandang yang digunakan dalam proses
penanaman sayur), Clostridium perfringens pada umbi-umbian (kontaminasi
dapat berasal dari debu dan tanah) dan Listeria monocytogenes pada makanan

6
beku. Cemaran biologis ini dapat mencemari makanan pada berbagai tahapan
pengelolaan makanan, mulai dari tahap pemilihan bahan pangan, penyimpanan
bahan pangan, persiapan dan pemasakan bahan pangan, pengemasan makanan
matang, penyimpanan makanan matang dan pendistribusiannya serta pada saat
makanan dikonsumsi.
Cemaran kimia
Cemaran kimia dapat berasal dari lingkungan yang tercemar limbah
industri, radiasi, dan penyalahgunaan bahan berbahaya yang dilarang untuk
pangan, yang ditambahkan kedalam pangan. Contoh bahan yang terkategori bahan
berbahaya adalah formalin, rhodamin B, boraks, dan methanil yellow.
1. Formalin jika terpapar ke selaput lendir saluran pencernaan dapat
mengakibatkan luka korosif disertai mual, muntah, rasa perih yang hebat dan
perforasi lambung. Efek sistemik dapat berupa depresi susunan sarf pusat,
koma, kejang, albuminaria, hematuria dan asidosis metabolik. Dosis fatal
formalin melalui saluran pencernaan pernah dilaporkan sebesar 30 ml.
2. Boraks bila tertelan dapat menimbulkan efek negatif pada susunan saraf pusat,
ginjal dan hati. Dosis fatal untuk dewasa berkisar antara 15-20 gram, dan
anak-anak 3-6 gram.
3. Rhodamin B dapat menumpuk di lemak, jika terpapar zat ini dalam waktu
yang lama dapat mengakibatkan gangguan fungsi hati hingga kanker hati.
4. Methanyl yellow dappat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, diare,
panas, malaise, dan hipotensi. Paparan dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan kanker kandung kemih.
Dari hasil pengawasan oleh BPOM dalam beberapa tahun terakhir, ada
empat jenis bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam makanan, yaitu
formalin, boraks, pewarna tekstil rhodamin b dan methanyl yellow.
Tanda pangan jajanan mengandung formalin :
1. Bakso memiliki tekstur sangat kenyal dan tidak rusak sampai dua hari pada
suhu ruang.

7
2. Mi basah lebih mengkilap, tidak lengket satu sama lain dan tidak basi sampai
dua hari pada suhu ruang dan bertahan lebih dari lima belas hari pada lemari
es.
3. Tahu memilki tekstur keras, kenyal tetapi tidak padat, tidak rusak sampai tiga
hari dalam suhu ruang dan dapat tahan sampai lima belas hari dalam lemari es.
Tanda pangan jajanan mengandung boraks :
1. Bakso tampak berwarna agak putih dan bertekstur sangat kenyal.
2. Mi basah tampak mengkilap, tidak lengket satu sama lain, tidak gampang
putus dan tekstur sangat kenyal.
3. Lontong bertekstur sangat kenyal, berasa tajam dan berasa getir saat
dikonsumsi
Tanda pangan jajaan mengandung pewarna rhodamin B dan methanyl yellow :
1. Warna mencolok, mengkilap, kadang warna tidak merata
2. Timbul rasa pahit dan gatal di tenggorokan setelah mengkonsumsinya
3. Warnanya membekas di tangan
Tanda roti dan kue basah tercemar kuman patogen :
1. Bentuk sudah tidak utuh lagi
2. Tampak jamur yang ciri-cirinya seperti kapas halus warna putih, abu-abu
3. Kemasan tidak utuh
4. Bau tak sedap
5. Terasa pahit atau tidak enak
Tanda buah yang tercemar kuman patogen :
1. Buah pisang, jeruk, apel tampak seperti ada bagian yang mulai rusak (hitam
bekas memar); atau sudah ada bagian yang tampak busuk.
2. Bila membeli buah potong perhatikan apakah tangan dan alat yang digunakan
untuk mengambil dan memotong buah tersebut bersih atau tidak. 1
Cemaran Fisik
Cemaran fisik dapat berupa: rambut yang berasal dari penjamah makanan
yang tidak menutup kepala saat bekerja, potongan kayu, Cemaran fisik ini dapat
berasal dari bahan pangan, dari penjamah makanan (pakaian dan perhiasan), dan
dari fasilitas yang tersedia pada saat pengolahan, seperti peralatan yang

8
dipergunakan (alat yang terbuat dari bahan besi), hama, dan lingkungan (dapat
diakibatkan dari pembangunan di sekitar pengolahan bahan pangan). Cemaran
fisik ini dapat mencemari makanan pada tahapan : pemilihan, penyimpanan,
persiapan, dan pemasakan bahan pangan, pengemasan, penyimpanan dan
pendistribusian makanan matang serta pada saat makanan dikonsumsi.
2.1.2 Dampak Buruk Menjual Makanan yang Tidak Aman
Mengonsumsi pangan yang tidak aman akan menimbulkan gangguan
kesehatan. Gangguan kesehatan ini berupa gejala ringan seperti pusing dan mual,
atau yang serius seperti mual-muntah, keram perut, keram otot, lumpuh otot,
diare, cacat dan meninggal dunia. Cacat permanen terhadap pertumbuhan dan
perkembangan janin dapat terjadi karena ketika ibu sedang hamil mengalami
keracunan pangan.
Peristiwa keracunan pangan karena pangan tidak aman tidak hanya
berdampak buruk bagi konsumen atau korban, tetapi berdampak buruk secara
sosial dan ekonomi bagi keluarga, bagi produsen atau industri pangan, dan bagi
pemerintah. Pada tabel berikut disajikan berbagai kemungkinan risiko kesehatan,
sosial dan ekonomi bagi korban dan keluarganya, dan bagi produsen pangan yang
tidak aman, dan pemerintah.
Pada tabel di bawah ini dilampirkan berbagai dampak buruk konsumsi
pangan yang tidak aman.

Keparahan dampak buruk yang terjadi kare

9
2.1.3 Menu Makanan yang Sehat
Makanan bergizi seimbang adalah makanan yang komposisinya
mengandung tiga kelompok fungsi utama zat gizi : sumber tenaga, sumber zat
pengatur dan sumber zat pembangun dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan
dan tidak kekurangan. Sumber zat tenaga diperlukan untuk mendukung kegiatan
bergerak, bekerja dan kegiatan lainnya yang memerlukan tenaga. Sumber zat
pembangun diperlukan untuk mendukung pertumbuhan badan, mengganti dan
memelihara sel-sel, seperti sel-sel darah merah. Sumber zat pengatur diperlukan
untuk mengatur dan memperlancar pekerjaan dalam tubuh. Zat gizi itu ada 5 yaitu
zat karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Karbohidrat terdapat dalam
makanan pokok (nasi, roti, ubi, sagu) yang menghasilkan tenaga. Protein terdapat
dalam banyak lauk, tempe, kacang-kacangan dan dalam daging, ikan, telur
(hewani). Lemak banyak terdapat dalam lauk pauk (daging lemak dan minyak
goreng). Mineral banyak terdapat dalam lauk pauk (sayuran). Misalnya Fe (zat
besi) terdapat dalam bayam, kangkung, dan sayuran hijau lainnya. Vitamin
banyak terdapat dalam semua makanan terutama dalam sayur-sayuran dan buah-
buahan segar. Vitamin A berperan dalam proses pertumbuhan tubuh utama nya
untuk penglihatan. Vitamin B1 berperan dalam metabolism karbohidrat dalam
tubuh. Vitamin B12 berperan dalam pembentukan sel darah merah. Vitamin C
berperan dalam pemeliharaan jaringan dan peningkatan daya tahan tubuh terhadap
penyakit. Vitamin D diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Vitamin E
berfungsi sebagai antioksidan. Vitamin K befungsi dalam proses pembekuan
darah. Peranan ai tidak boleh dilupakan. Tanpa air fungsi kelima zat tersebut tidak
dapat berjalan.
Beberapa masalah gizi yang sering ditemukan dan berdampak pada
prestasi belajar dan pertumbuhan fisik peserta didik SD/MI adalah: KEP, AGB,
GAKY, KVA dan gizi lebih.
1. KEP (Kurang Energi Protein) yang diakibatkan karena jumlah makanan yang
mengandung energy dan protein kurang dari yang dibutuhkan tubuh. KEP
dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga mudah sakit dan

10
prestasi belajar menurun. Bagi perempuan yang mengalami KEP dan
berlangsung lama akan berpengaruh pada keterlambatan menstruasi pertama.
2. AGB ( Anemia Gizi Besi ) yaitu rendahnya kadar Hb dalam sel darah merah.
Terjadi kalau seseorang kurang makan makanan yang mengandung zat
besi(seperti hati, daging, telur, sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan).
AGB ditandai dengan 5L (lemah, letih, lesu, lelah dan lalai) dan sering diikuti
rasa pusing, mata berkunang-kunang serta muka, telapak tangan dan kuku
pucat.
3. GAKY ( Gangguan Akibat Kurang Yodium) yang terjadi karena kurangnya
asupan yodium dalam makanan sehari-hari yang berlangsung dalam waktu
lama. Tanda-tanda fisik yang mudah dikenali adalah gondok. Seseorang anak
yang terkena GAKY biasanya menjadi lamban dan sulit menerima pelajaran.
Mengatasinya dengan cara mengkonsumsi garam beryodium secara teratur
atau minum kapsul minyak beryodium.
4. KVA ( Kurang Vitamin A) yang terjadi karena jumlah asupan vitamin A tidak
memenuhi kebutuhan tubuh. Tanda – tanda fisik sulit dikenali orang awam.
Akibat KVA adalah menurunnya fungsi penglihatan, penurunan daya tahan
tubub terhadap infeksi sehingga penderita mudah sakit. 2
2.2 Praktek Pedagang Dalam Menjual Jajanannya
2.2.1 Pangan Jajanan Anak Sekolah
Pangan jajanan menurut WHO (1996) didefinisikan sebagai makanan dan
minuman yang dipersiapkan dan/atau dijual oleh pedagang kaki lima dan di
tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung dimakan atau dikonsumsi
tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut.
Jenis jajanan anak sekolah :
1. Makanan sepingan
Jajanan berat yang bersifat mengenyangkan, contohnya mie ayam, bakso,
bubur, nasi goreng, dan lain-lain.

11
2. Camilan
Dikonsumsi diluar makanan utama. Dibagi menjadi dua jenis yaitu camilan
basah dan camilan kering. Camilan basah contohnya gorengan, lemper, kue
lapis, donat, agar-agar. Camilan kering contohnya brondong jagung, keripik,
biskuit, kue kering, permen.
3. Minuman
Dibagi menjadi dua jenis, yaitu yang disajikan dalam gelas dan disajikan
dalam kemasan. Minuman yang disajikan dalam gelas contohnya air putih, es
teh, air jeruk, dan berbagai minuman campur (es cendol, es campur, es buah,
es doger). Minuman yang disajikan dalam kemasan contohnya minuman
ringan dalam kemasan (soda, teh, sari buah)
4. Buah. 3
2.2.2 Mengolah dan Menyajikan Makanan yang Sehat
Bahan pangan mentah (bahan baku) dapat menjadi rusak dan busuk karena
beberapa penyebab, tetapi yang paling utama adalah kerusakan atau kebusukan
karena mikroba. Mutu dan keamanan suatu produk pangan sangat tergantung pada
mutu dan keamanan bahan bakunya. Oleh karena itu, untuk dapat menghasilkan
produk pangan yang bermutu dan aman dikonsumsi, bahan baku harus dipilih
terlebih dahulu. Berbagai kelompok bahan pangan memiliki tanda-tanda spesifik
jika sudah mengalami kerusakan.
Tanda-tanda kerusakan ikan karena mikroba adalah:
1. Adanya bau busuk karena gas amonia, sulfida atau senyawa busuk lainnya
2. Terbentuknya lendir pada permukaan ikan
3. Adanya perubahan warna yaitu kulit dan daging ikan menjadi kusam atau
pucat
4. Adanya perubahan daging ikan yang tidak kenyal lagi
5. Tumbuhnya kapang pada ikan kering.
BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan atau
minuman dan biasanya bukan merupakan ingredient khas makanan, mempunyai
atau tidak mempunyai nilai gizi yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam
makanan untuk tujuan teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan,

12
perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan atau pengangkutan makanan,
untuk menghasilkan atau diharapkan menghasilkan suatu komponen atau
mempengaruhi sifat khas pangan tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan tersebut, BTP digolongkan menjadi 11 jenis yaitu: pewarna, pemanis
buatan, pengawet, antioksidan, antikempal, penyedap/penguat rasa, pengatur
keasaman, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi/pemantap/pengental,
pengeras, dan sekuestran/pengikat logam. Berbagai bahan berbahaya juga
terkadang digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses pengolahan pangan.
Berbagai bahan tambahan pangan yang diperbolehkan untuk digunakan
berdasarkan Permenkes RI No. 1168/Menkes/Per/X/1999 adalah sebagai berikut:
1. Antioksidan, merupakan senyawa yang dapat memperlambat oksidasi di
dalam bahan pangan. Contohnya: asam askorbat, asam eritorbat, butil
hidroksianil.
2. Antikempal (Anticaking Agent), yaitu bahan tambahan pangan yang dapat
mencegah mengempalnya pangan berupa serbuk juga mencegah
mengempalnya bahan yang berupa tepung. Contohnya: kalsium silikat, Na-
silikoaluminat.
3. Pengatur Keasaman (Acidity Regulator) yaitu bahan tambahan pangan yang
digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba dan dapat bertindak sebagai
pengawet. Contohnya: asam asetat, asam sitrat, asam fumarat.
4. Pemanis buatan (Artificial Sweetener), merupakan zat yang dapat
menimbulkan rasa manis atau dapat membantu penerimaan terhadap rasa
manis tersebut, sedangkan kalori yang dihasilkannya jauh lebih rendah
daripada gula. Contohnya: siklamat dan sakarin.
5. Pemutih dan Pematang Tepung (Flour Treatment Agent), merupakan bahan
tambahan pangan yang digunakan pada bahan tepung dan produk olahannya,
dengan maksud karakteristik warna putih yang merupakan ciri khas tepung
yang bermutu baik tetap terjaga. Contohnya: benzoil peroksida.
6. Pengemulsi, Pemantap, dan Pengental (Emulsifier, Stabilizer, Thickener)

13
adalah bahan tambahan pangan yang dapat membantu terbentuknya atau
memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Contohnya:
gelatin, polisorbat, pektin.
7. Pengawet (Preservative) adalah senyawa yang mampu menghambat dan
menghentikan proses fermentasi, pengasaman atau bentuk kerusakan lainnya,
atau bahan yang dapat memberikan perlindungan bahan pangan dari
pembusukan. Contohnya: asam benzoat, asam sorbat, asam propionat, nitrit,
nitrat.
8. Pengeras (Firming Agent) merupakan suatu bahan tambahan pangan yang
dapat memperkeras atau mencegah melunaknya pangan. Contohnya:
aluminium sulfat dan kalsium klorida.
9. Pewarna (Colour) adalah bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki
warna pada makanan agar kelihatan menarik. Contohnya: betakaroten dan
karamel.
10. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa (Flavour, Flavour Enhancer)
merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambah atau
mempertegas rasa dan aroma. Contohnya: Monosodium glutamate (MSG),
vetsin, micin, atau penyedap masakan.
11. Sekuestran (Sequestrant) merupakan bahan penstabil yang digunakan dalam
berbagai pengolahan bahan makanan, dapat mengikat logam dalam bentuk
ikatan kompleks sehingga dapat mengalahkan sifat dan pengaruh buruk logam
tersebut. Contohnya: kalsium dinatrium edetat, asam fosfat dan garamnya. 5
Penyimpanan Bahan Pangan
Penyimpanan yang baik dapat menjamin mutu dan keamanan bahan dan
produk pangan yang diolah. Berikut merupakan tata cara penyimpanan yang baik
untuk diterapkan:
1. Terdapat tempat penyimpanan bahan pangan, tempat penyimpanan makanan
jadi yang akan disajikan, tempat penyimpanan bahan bukan pangan dan
tempat penyimpanan peralatan.
2. Tempat penyimpanan bahan mentah termasuk bumbu dan BTP harus terpisah
dengan produk atau makanan yang siap disajikan

14
3. Penyimpanan bahan pangan dan produk pangan harus sesuai dengan suhu
penyimpanan yang dianjurkan.
Jika menyimpan makanan mentah dan matang dalam lemari pendingin
yang sama, maka simpanlah:
1. Daging yang tidak beku dan akan segera dimasak pada rak paling bawah dan
dikemas dalam wadah tertutup atau kantung plastik.
2. Telur pada rak yang telah disediakan. Telur dicuci terlebih dahulu sebelum
disimpan
3. Sayuran dan buah di rak tengah
4. Makanan matang pada rak paling atas dikemas dalam wadah tertutup atau
kantung plastik
5. Semua makanan matang dan yang mudah rusak disimpan pada suhu dingin

(lebih baik < 50C). Jangan menyimpan makanan terlalu lama meskipun di
dalam lemari pendingin. Panaskan kembali makanan yang akan disajikan
setelah disimpan di dalam lemari pendingin.
Hindari terlalu sering membuka lemari pendingin. Jika lemari pendingin
sering dibuka, suhu di dalamnya tidak terjaga dengan baik, terutama di daerah
beriklim panas. Sediakan tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan bukan
pangan seperti bahan pencuci peralatan dan minyak tanah. Bahan berbahaya
seperti pembasmi serangga, tikus, kecoa, bakteri dan bahan berbahaya lainnya
tidak boleh disimpan di tempat pengelolaan makanan. Tempat penyimpanan harus
mudah dibersihkan dan bebas dari hama seperti serangga, binatang pengerat,
burung, dan mikroba, serta harus ada sirkulasi udara yang cukup.
Tata Cara Pengolahan Pangan
Tata cara pengolahan pangan yang baik dan benar dapat menjaga mutu
dan keamanan hasil olahan pangan. Tata cara pengolahan yang salah dapat
menyebabkan kandungan gizi dalam pangan hilang secara berlebihan. Secara
alamiah beberapa jenis vitamin (B dan C) rentan rusak akibat pemanasan. Bahan
pangan yang langsung terkena air rebusan akan menurun nilai gizinya terutama

15
vitamin-vitamin larut air (B kompleks dan C), sedangkan vitamin larut lemak
(ADEK) kurang terpengaruh. Pangan menjadi tidak aman dikonsumsi jika dalam
pengolahannya ditambahkan BTP yang melampaui batas yang diperbolehkan.Tata
cara pengolahan pangan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Semua jenis pangan segar harus dicuci dengan air bersih yang mengalir
sebelum diolah
2. Pangan beku
a. Pencairan pangan beku dilakukan dalam wadah tertutup atau dengan
menggunakan air mengalir
b. Pangan yang sudah tidak beku harus segera dimasak, tidak boleh
dibekukan kembali, karena pembekuan berulang akan menyebabkan
pangan mudah ditumbuhi mikroba
3. Masaklah bahan pangan terutama daging, unggas, telur dan pangan asal laut
dengan sempurna sampai seluruhnya terpapar panas. Untuk daging dan
unggas, pastikan bahwa semua bagian daging tidak berwarna merah muda lagi
4. Masaklah pangan seperti sup dan pangan lain yang direbus sampai mendidih
selama sedikitnya 1 menit
5. Jika harus memanaskan, panaskan kembali makanan matang sampai panasnya
menyeluruh.
Kebersihan Peralatan
1. Gunakanlah peralatan yang mudah dibersihkan. Peralatan yang terbuat dari
stainless steel umumnya mudah dibersihkan. Karat dari peralatan logam dapat
menjadi bahaya kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat menjadi
bahaya fisik jika masuk ke dalam pangan.
2. Bersihkan permukaan meja tempat pengolahan pangan dengan deterjen/sabun
dan air bersih dengan benar.
3. Bersihkan semua peralatan termasuk pisau, sendok, panci, piring setelah
dipakai dengan menggunakan deterjen/sabun dan air panas.
Sanitasi Air dan Lingkungan
Bahan baku termasuk air dan es dapat terkontaminasi oleh mikroba patogen
dan bahan kimia berbahaya. Lingkungan yang kotor dapat menjadi sumber bahaya

16
yang mencemari pangan, baik bahaya fisik, kimia maupun biologis. Sebagai
contoh bahaya fisik berupa pecahan gelas yang terserak dimana-mana dapat
masuk ke dalam pangan. Demikian juga, obat nyamuk yang disimpan tidak pada
tempatnya dapat tercampur dalam pangan secara tidak sengaja. Mikroba yang
tumbuh dengan baik di tempat yang kotor mudah sekali masuk ke dalam pangan.
Berikut upaya sanitasi air dan lingkungan yang dapat diterapkan:
1. Menggunakan air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Air
harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat membahayakan
kesehatan.
2. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau
air minum. Air yang akan digunakan untuk memasak atau mencuci bahan
pangan harus memenuhi persyaratan bahan baku air minum.
3. Air yang disimpan dalam ember harus selalu tertutup, jangan dikotori dengan
mencelupkan tangan. Gunakan gayung bertangkai panjang untuk
mengeluarkan air dari ember/wadah air.
4. Menjaga kebersihan ketika memasak sehingga tidak ada peluang untuk
pertumbuhan mikroba.
5. Menjaga dapur dan tempat pengelolaan makanan agar bebas dari tikus, kecoa,
lalat, serangga dan hewan lain.
6. Tutup tempat sampah (terpisah antara sampah kering dan sampah basah)
dengan rapat agar tidak dihinggapi lalat dan tidak meninggallkan bau busuk
serta buanglah sampah secara teratur di tempat pembuangan sampah
sementara (TPS).
7. Membersihkan lantai dan dinding secara teratur.
8. Pastikan saluran pembuangan air limbah (SPAL) berfungsi dengan baik.
9. Sediakan tempat cuci tangan yang memenuhi syarat.
Jagalah Pangan pada Suhu Aman
Mikroba dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruang. Dengan
menjaga suhu dibawah 5º atau diatas 60º, pertumbuhan mikroba lebih lambat.

17
Jangan membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam
1. Simpan segera semua pangan yang cepat rusak dalam lemari pendingin
(sebaiknya disimpan di bawah suhu 5o C)
2. Pertahankan suhu pangan lebih dari 60o C sebelum disajikan
3. Jangan menyimpan pangan terlalu lama dalam lemari pendingin
4. Jangan biarkan pangan beku mencair pada suhu ruang
Beberapa cara mencairkan makanan yang beku adalah dengan memindahkannya
dari freezer ke bagian terbawah kulkas, dengan mengairinya menggunakan air
mengalir, saat dimasak, dan menggunakan microwave. 5
2.3 Kantin Sekolah
2.3.1 Kantin Sekolah
Kantin sekolah adalah tempat penjualan makanan dan minuman yang
dikelola oleh masyarakat sekolah, berada dalam pekarangan sekolah dan dibuka
selama hari sekolah. Tujuan kantin sekolah adalah menyediakan makanan dan
minuman bagi peserta didik sekolah selama berada di sekolah. Ditinjau dari aspek
kesehatan, tujuan penyediaan makanan di kantin sekolah, adalah : menambah atau
melengkapi makanan peserta didik baik kuantitas maupun kualitasnya, mendidik
peserta didik untuk dapat memilih makanan bergizi, memperkenalkan makanan
baru sebagai variasi hidangan, meningkatkan selera makan, menimbulkan rasa
akrab antar teman dan pertemuan social yang menyenangkan, melatih peserta
didik untuk disiplin, sabar dan tertib. Persyaratan kantin sekolah adalah :
1. Direncanakan dan dikelola dengan baik,
2. Makanan di kantin harus dipersiapkan dengan memperhatikan kebersihan,
kesehatan dan keamanan makanan, baik dalam pemilihan bahan, cara
pemasakan, penyajian maupun penanganannya.
3. Makanan yang dijual seyogyanya yang bergizi yang sesuai untuk peserta
didik.
4. Menghindari menjual makanan yang dapat merusak gigi dan kesehatan pada
umumnya seperti : makanan yang terlalu manis, lengket, terlalu panas atau
terlalu dingin, termasuk juga minuman berenergi dan rokok.

18
5. Dalam makanan dan minuman yang dijual tidak digunakan zat pewarna dan
zat pengawet yang terlarang. Demikian pula tidak digunakan bahan penyedap
secara berlebihan. Apabila digunakan bahan pemanis buatan, agar digunakan
bahan yang aman sesuai batasan diperbolehkan.2
Pedagang kantin merupakan orang yang menangani bahan pangan mulai
dari persiapan, pengolahan, sampai dengan penyajian. Menurut Depkes RI (2001),
penjamah makanan dalam melakukan kegiatan pelayanan penanganan pangan
harus memenuhi persyaratan antara lain:
1. Tidak menderita penyakit yang mudah menular misalnya batuk, pilek,
influenza, diare dan penyakit perut serta penyakit sejenisnya
2. Menutup luka (pada luka terbuka/bisul atau luka lainnya)
3. Menjaga kebersihan tangan, rambut, kuku dan pakaian
4. Memakai celemek dan tutup kepala
5. Mencuci tangan setiap kali hendak menangani makanan. 

Selain itu, penjamah makanan dalam memberikan pelayanan dilarang :
1. Menjamah makanan tanpa alat perlengkapan atau tanpa alas tangan
2. Sambil merokok, menggaruk anggota badan (telinga, hidung, mulut atau
bagian lainnya)
3. Batuk atau bersin dihadapan pangan jajanan yang disajikan dan atau tanpa

menutup mulut atau hidung. 5
2.3.2 Standard Kantin Sekolah
Kantin sekolah sehat memiliki sarana & prasarana sebagai berikut :
1. Sumber Air Bersih
Kantin sehat harus mempunyai suplai air bersih yang cukup, baik untuk
kebutuhan pengolahan maupun untuk kebutuhan pencucian dan pembersihan.
Sumber air dapat diperoleh dari PAM maupun dari air tanah (sumur). Air yang
akan digunakan memasak dan disimpan dalam ember, harus menggunakan
gayung bertangkai panjang untuk mengeluarkan air dari ember/wadah air, jangan
mengotori air dengan mencelupkan tangan ke dalam ember/wadah air.

19
Ember/wadah air harus selalu tertutup. Syarat-syarat air yang digunakan adalah
air harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat membahayakan
kesehatan seseorang, tidak berwarna dan berbau, memenuhi persyaratan kualitas
air bersih dan atau air minum dan untuk air yang akan digunakan untuk memasak
atau mencuci bahan pangan harus memenuhi persyaratan bahan baku air minum.
2. Tempat Penyimpanan
Baik kantin tertutup maupun kantin terbuka mempunyai persyaratan
tempat penyimpanan yang sama. Keduanya harus mempunyai tempat
penyimpanan bahan baku, tempat penyimpanan makanan jadi yang akan
disajikan, tempat penyimpanan bahan bukan pangan dan tempat penyimpanan
peralatan. Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari hama
seperti serangga, binatang pengerat seperti tikus, burung, atau mikroba dan ada
sirkulasi udara. Penyimpanan bahan baku dan produk pangan harus sesuai dengan
suhu penyimpanan yang dianjurkan. Untuk bahan mentah termasuk bumbu dan
bahan tambahan pangan (BTP) tempat penyimpanannya harus terpisah.
Kedua jenis kantin tersebut pun harus menyediakan tempat khusus untuk
menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan pencuci dan minyak tanah.
Bahan berbahaya seperti pemberantas serangga, tikus, kecoa, bakteri dan bahan
berbahaya lainnya tidak boleh disimpan di kantin. Kantin juga mempunyai tempat
penyimpanan peralatan makan yang bebas pencemaran (lemari). Peralatan harus
mudah dibersihkan, kuat dan tidak mudah berkarat. Permukaan peralatan yang
kontak langsung dengan pangan harus halus, tidak bercelah, tidak mengelupas,
dan tidak menyerap air Peralatan bermotor seperti pengaduk dan blender
hendaknya dapat dibongkar agar bagian-bagiannya mudah dibersihkan.
3. Tempat Pengolahan/ Tempat Persiapan Makanan
Ruang pengolahan atau persiapan makanan mempunyai persyaratan yang
sama, baik untuk kantin ruang tertutup maupun kantin ruang terbuka. Ruangan ini
harus selalu dalam keadaan bersih dan terpisah dari ruang penyajian dan ruang
makan dan harus tertutup. Terdapat tempat/meja yang permanen dengan
permukaan halus, tidak bercelah dan mudah dibersihkan. Ruang pengolahan tidak
berdesakan sehingga setiap karyawan yang sedang bekerja dapat leluasa bergerak.

20
Ventilasi yang cukup harus tersedia agar udara panas dan lembab di dalam
ruangan pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar.
Terdapat lampu penerangan yang cukup terang sehingga karyawan dapat
mengerjakan tugasnya dengan baik, teliti dan nyaman. Lampu penerangan tidak
berada langsung di atas meja pengolahan pangan. Jika lampu berada langsung di
atas tempat pengolahan, lampu tersebut harus diberi penutup/pelindung.
4. Tempat Penyajian dan Ruang Makan
Kantin ruang tertutup maupun kantin ruang terbuka harus mempunyai
tempat penyajian makanan seperti lemari display, etalase atau lemari kaca yang
memungkinkan konsumen dapat melihat makanan yang disajikan dengan jelas.
Tempat penyajian atau display makanan ini harus selalu tertutup untuk
melindungi makanan dari debu, serangga dan hama lainnya.
Makanan camilan harus mempunyai tempat penyajian yang terpisah dari tempat
penyajian makanan sepinggan. Makanan camilan yang dikemas dapat digantung
atau ditempatkan dalam wadah dan disajikan pada tempat yang terlindung dari
sinar matahari langsung atau debu. Khusus untuk buah potong harus mempunyai
tempat display tersendiri dan dijaga kebersihannya, terhindar dari kontaminasi
debu, serta sedapat mungkin dalam keadaan dingin/didinginkan.
Ruang makan di kantin seyogyanya menyediakan meja dan kursi dalam jumlah
yang cukup dan nyaman. Meja dan kursi tersebut harus selalu dalam keadaan
bersih, tidak berdesakan sehingga setiap konsumen dapat leluasa bergerak.
Permukaan meja harus mudah dibersihkan. Ruang makan pada kantin ruang
tertutup harus mempunyai ventilasi yang cukup agar udara panas dan lembab di
dalam ruangan pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar
sedangkan untuk kantin yang menggunakan koridor, taman atau halaman sekolah
sebagai tempat makan, tempat tersebut harus selalu dijaga kebersihannya, rindang
(tidak terkena matahari langsung jika tidak ada atap), ada pertukaran udara, serta
jauh dari tempat penampungan sampah, WC dan pembuangan limbah minimal 20
meter.

21
5. Fasilitas Sanitasi
Fasilitas sanitasi pada kantin tertutup maupun kantin di ruang terbuka
mempunyai persyaratan yang sama yaitu: tersedia bak cuci piring dan peralatan
dengan air mengalir serta rak pengering, tersedia wastafel dengan sabun/detergen
dan lap bersih atau tisue di tempat makan dan di tempat pengolahan/persiapan
makanan, tersedia suplai air bersih yang cukup, baik untuk kebutuhan pengolahan
maupun untuk kebutuhan pencucian dan pembersihan dan tersedia alat
cuci/pembersih yang terawat baik seperti sapu lidi, sapu ijuk, selang air, kain lap,
sikat, kain pel, dan bahan pembersih seperti sabun/deterjen dan bahan sanitasi.
6. Perlengkapan Kerja dan Penyimpanan Uang di Kasir
Perlengkapan kerja karyawan kantin yang harus disediakan antara lain
baju kerja, tutup kepala, dan celemek berwarna terang, serta lap yang bersih. Jika
tidak memungkinkan menggunakan tutup kepala, rambut harus tertata rapi dengan
dipotong pendek atau diikat. Berkenaan dengan tempat penyimpanan uang, maka
uang harus mempunyai tempat penyimpanan khusus yang terpisah dan berada
jauh dari tempat penyajian atau display makanan siap saji karena uang merupakan
sumber kontaminasi mikroba yang sering tidak kita sadari. Sebaiknya orang yang
menerima pembayaran (kasir) tidak merangkap sebagai pengolah dan/atau penyaji
makanan, agar tidak terjadi pemindahan mikroba melalui uang.
7. Tempat Pembuangan Limbah (Padat,Cair dan Gas)
Baik kantin yang tertutup maupun kantin di ruang terbuka mempunyai
persyaratan pembuangan limbah yang sama, antara lain : (1) tempat sampah atau
limbah padat di kantin harus tersedia dan jumlahnya cukup serta selalu tertutup, di
dalam maupun di luar kantin harus bebas dari sampah. Jarak kantin dengan tempat
penampungan sampah sementara minimal 20 meter. Sampah harus dibuang secara
berkala dan teratur dan dibuang pada tempatnya, (2) terdapat selokan atau saluran
pembuangan air (termasuk air limbah dan berfungsi dengan baik serta mudah
dibersihkan bila terjadi penyumbatan), dan (3) terdapat lubang angin yang
berfungsi untuk mengalirkan udara segar dan membuang limbah gas hasil
pemasakan makanan.6

22
2.3.2 Pengawas Kantin Sekolah
Tim keamanan pangan sekolah adalah komponen utama dalam manajemen
keamanan pangan sekolah mandiri. Sebagai komponen utama, tim bertanggung
jawab kepada kepala sekolah untuk memastikan bahwa semua aspek untuk
mencapai keamanan pangan telah dilakukan dengan baik.
1. Ketua Tim
a. Ketua tim adalah guru UKS. Ketua tim bertugas sebagai berikut:

b. Memimpin tim dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah.
c. Menyusun target pelaksanaan kegiatan.
d. Bertanggung jawab agar kegiatan keamanan pangan (penyusunan,
sosialisasi, pelaksanaan, pemantauan) berjalan dengan baik dan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan.
e. Melakukan evaluasi keberhasilan pelaksanaan keamanan pangan sekolah.
2. Inspektur Pangan Cilik
Inspektur pangan cilik dibentuk dari dokter kecil, tugasnya adalah:
a. Menjalankan tugas sebagai pengawas lapang.
b. Melakukan notifikasi elektronik dengan bimbingan anggota 
senior.

c. Memberi contoh perilaku sehat pada sesama siswa

23
Bab III
Metode Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan pengetahuan pedagang kantin sekolah mengenai kantin sehat di
MIN 19 Jakarta Barat. Pedagang kantin diharapkan dapat menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Dengan terwujudnya kantin sehat di MIN 19
dapat meningkatkan derajat kesehatan peserta didik dan meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN 19 Jakarta Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan tanggal 27 Juli 2018 sampai 25 September 2018.
3.3 Populasi dan Subjek Penelitian
1. Populasi penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam
penelitian ini adalah semua pedagang kantin sekolah MIN 19 Jakarta
Barat selama 27 Juli 2018 sampai 25 September 2018.
2. Populasi target Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam
penelitian ini adalah semua pedagang kantin sekolah MIN 19 Jakarta
Barat selama 27 Juli 2018 sampai 25 September 2018.
3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah populasi target yang masuk kriteria
inklusi yang berjumlah 10 pedagang kantin sekolah.
3.4 Kriteria Pemilihan Subjek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
Pedagang kantin sekolah MIN 19 Jakarta Barat.

24
2. Kriteria Eksklusi
Pedagang kantin sekolah MIN 19 Jakarta Barat yang menolak
berpartisipasi dalam penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
Teknik Pengumpulan Data
Penyuluhan tentang kantin sehat kepada pedagang kantin MIN 19
Jakarta Barat. Membentuk inspektur pangan cilik yang terdiri dari 30
murid. Menyiapkan form kuisioner yang akan diisi oleh inspektur pangan
cilik setiap harinya. Evaluasi kegiatan dilakukan oleh peneliti setiap
minggu.
Tekhnik Pengolahan Data
1. Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga
dapat di proses lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat
pengumpulan data sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan
dapat segera dilaksanakan.
2. Pengkodean (Coding)
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya,
menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
3. Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.
4. Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk
mengkoreksi kemungkinan kesalahan.
3.7 Intervensi Kegiatan
Intervensi kegiatan dilakukan pada tanggal 13 September 2018
dengan pemberian sabun cuci tangan kepada pedagang kantin sekolah.
Intervensi ini dilakukan untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat pedagang kantin sekolah. Diharapkan dengan hygiene pedagang

25
kantin sekolah yang baik dapat meningkatkan prestasi peserta didik.
Evaluasi kegiatan dilakukan pada tanggal 25 September 2018
dengan post test terhadap pedagang kantin.

26
BAB 4
HASIL KEGIATAN
4.1. Gambaran Umum Puskesmas Meruya Selatan II
Kelurahan Meruya Selatan merupakan salah satu kelurahan yang terletak
di Kecamatan Kembangan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat. Dengan
luas 280 Ha. Ketinggian tanah dari permukaan laut ± 7 m. Curah hujan di tempat
ini rata-rata 2,50 mm/tahun. Suhu udara rata-rata 37-40 ºC. jarak dari pusat kantor
kecamatan kurang lebih 5 km, dari pusat kantor kota administrasi kurang lebih 2,5
km, dan jarak dari pusat pemerintahan DKI Jakarta kurang lebih 15 km,
dihubungkan dengan jalan Negara/kabupaten. Alat transportasi yang dapat
digunakan adalah kendaraan umum (B 03) dan kendaraan roda dua (ojek).
4.1.1. Keadaan Geografis Puskesmas Meruya Selatan II

Batas-batas Kelurahan Meruya Selatan adalah sebagai berikut :


sebelah utara : Berbatas dengan wilayah puskesmas Meruya Selatan 1
sebelah selatan : Kelurahan Joglo

27
sebelah barat : Kelurahan Karang Mulia dan Karang Timur
sebelah timur : Kelurahan Srengseng
Kelurahan Meruya Selatan terdiri atas 11 RW dan 82 RT yang mempunyai
2 Puskesmas yaitu Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan I dengan Wilayah kerja
RW 01, 04, 06, 07, 08, 10 dan 11, sedangkan Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan II dengan wilayah kerja Rw 02, 03, 05 dan 09 .
4.1.2. Keadaan Demografis Puskesmas Meruya Selatan II
Jumlah penduduk 19.759 jiwa
4.1.3. Sumber Daya Kesehatan
Sumber Daya Manusia yang ada di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan
II adalah sebagai berikut :
- Dokter Umum : 3 orang
- Dokter Gigi : 1 orang
- Bidan : 3 orang
- Perawat : 3 orang
- Asisten apoteker : 1 orang
- Sanitarian : 1 orang
- Non kesehatan : 2 orang
- Petugas Kebersihan : 2 orang
- Petugas Keamanan : 3 orang dibagi 24 jam shift 2
4.1.4. Sarana Pelayanan Kesehatan
Gedung Puskesmas seluas 240 m² terletak diatas tanah seluas 600 m².
Terdiri dari lantai 1 dan lantai 2. Lantai I : Loket, Ruang data, Pelayanan
KIA, KB, BPU, Apotek,
Lantai II : BPG, Gudang obat, Mushola.
4.2 Profil Sekolah
A. LINGKUNGAN MADRASAH
Secara geografis letak MIN 19 Jakarta berada di perbatasan dengan
kabupaten Tangerang. Penduduk di lingkungan MIN 19 Jakarta cukup padat
dengan tingkat ekonomi menengah bawah sedangkan suku dan agama
penduduk bersifat heterogin tetapi mayoritas beragama Islam.

28
Lingkungan MIN 19 Jakarta adalah komplek perumahan dan
berbatasan dengan perkampungan penduduk sehingga memberikan suasana
yang cukup tenang dan nyaman untuk pelaksanaan KBM.
B. KEADAAN MADRASAH
1. Profil Madrasah
a. Sejarah
Pada tahun 1998 mulai dioperasikan dengan menerima siswa baru
untuk Kelas Jauh ( KJ ) MIN 07 Cengkareng dengan kepala madrasah
Bapak M. Sani, S. Ag dan PLH Bapak Asmadih, S. Pd.
MIN 19 Meruya Selatan di definitifkan pada tahun 2010 dengan
kepala madrasah Bapak Masturo, S. Ag. Beliau memimpin selama 5 tahun
(2006 – 2011) dan dengan kebijakan Kanwil Depag DKI Jakarta
dimutasikan ke MIN 09 Petukangan Selatan Jakarta Selatan. Sebagai
pengganti beliau adalah Bapak Asim, MA. Terhitung mulai bulan
Desember 2011 – September 2014, dan digantikan oleh Ibu Kholidah, S.
Pd pada bulan Oktober 2014 – Agustus 2016, kemudian digantikan oleh
ibu Hj. Muliati, S. Ag. Terhitung mulai bulan September 2016 sampai
sekarang.
b. Status Tanah
MIN 19 Jakarta didirikan diatas tanah milik Kementerian Agama
belum bersertifikat tapi sedang dalam proses, luas tanah 3000 m2. luas
bangunan 2100 m2 dengan 3 lantai.
4.3 Profil Kantin
Kantin MIN 19 terdiri dari 8 kios yang menjual berbagai macam
makanan dan 2 kios yang menjual minuman.
Makanan yang dijual Karakteristik Penjual
Minuman dingin Ny.T, 45 Tahun, pendidikan terakhir SD
Goreng-gorengan Ny. M, 41 Tahun, pendidikan terakhir SMP
Indomie dan camilan Tn.Y, 60 Tahun, pendidikan terakhir SD

29
Goreng-gorengan Ny. S, 40 Tahun, pendidikan terakhir SD
Minuman dingin Ny. L, 19 tahun, pendidikan terakhir SMA
Camilan Ny. W, 48 Tahun, pendidikan terakhir SD
Lumpia Ny. D, 37 Tahun, pendidikan terakhir SMP
Tokoyaki Ny. N, 34 Tahun, pendidikan terakhir SMP
Cireng Tn. T, 28 Tahun, pendidikan terakhir SMP
Indomie Ny. I, 38 Tahun, pendidikan terakhir SD
Tabel 4.1 Profil Kantin
4.4 Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dari tanggal 27 Juli 2018 hingga
25 September 2018.
Tanggal Kegiatan
27 Juli 2018 Peninjauan awal lingkungan kantin
2 Agustus 2018  Pre test terhadap pedagang kantin
 Penyuluhan kantin sehat kepada pedagang
kantin
 Penyuluhan Lima Kunci Keamanan Pangan
untuk Anak Sekolah dan pelatihan inspektur
pangan cilik
10 September 2018  Pengumpulan laporan inspektur pangan cilik
 Diskusi dengan penanggung jawab kantin,
penanggung jawab keuangan,penanggung
jawab kesiswaan dan guru UKS
13 September 2018 Penyerahan sabun cuci tangan kepada pedagang
kantin
25 September 2018 Penyuluhan kantin sehat dibantu oleh inspektur
pangan cilik
Post test terhadap pedagang kantin
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan

30
4.5 Hasil

Keberhasilan penyuluhan yang dinilai dengan adanya peningkatan


pengetahuan pedagang kantin sekolah dapat dilihat dari perbandingan jawaban-
jawaban pre-test sebelum dilakukan penyuluhan dengan post-test setelah
dilakukan penyuluhan dengan memberikan beberapa pertanyaan secara tertulis.
Pre-test dan post-test dilakukan terhadap 10 pedagang kantin sekolah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan mereka sebelum ataupun sesudah penyuluhan.
Pre-test dan post-test memuat 10 pertanyaan yang sama dan dilakukan selama 25
menit. Pertanyaan pre test dan post test terlampir.
Adapun peningkatan hasil post test setelah dilakukan penyuluhan adalah rerata
meningkat 46,29 % dibandingkan pre test. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan setelah pemberian materi.
Perbandingan nilai rata-rata Pre test dan Post test

Pedagang Kantin Pre Test Post Test


Ny. T 50 90
Ny. M 60 90
Tn. Y 50 90
Ny. S 60 70
Ny. L 40 60
Ny. W 50 100
Ny. D 70 90
Ny. N 60 70
Tn. T 30 40
Ny. I 70 90
Jumlah 540 790

Tabel 4.2 Pre Test dan Post Test Pedagang Kantin

31
Nilai rata-rata pre test = 540/10 = 54
Nilai rata-rata post test = 790/10 = 79
Kenaikan nilai rata-rata = 79-54 = 25
Presentasi kenaikan nila rata-rata = 25/54 x 100%
= 46,29 %
4.6 Laporan Inspektur Keamanan Cilik
Dari laporan yang didapatkan oleh inspektur keamanan cilik tanggal 3
Agutus 2018 – 25 September 2018, didapatkan masalah berupa :
1. Kantin yang kurang bersih
2. Jajanan dijual terlalu dekat dengan tempat sampah
3. Tempat sampah yang tidak tertutup
4. Tidak semua makanan terdapat penutup makanan
5. Meja tempat menyajikan makanan tidak bersih
6. Tidak ada alat untuk mencegah binatang mendekati makanan
7. Tidak terdapat wastafel dan sabun cuci tangan
8. Pedagang kantin tidak memakai tutup kepala, celemek dan sarung
tangan
9. Ada penjual yang merokok
10. Pencahayaan kantin yang kurang
Hasil laporan ini kemudian didiskusikan ke kepala sekolah dan guru
penanggung jawab kantin agar didapatkan solusi. Solusi yang didapatkan
kemudian dipaparkan kepada pedagang kantin. Setelah dilakukan rapat antara
penanggung jawab kantin, penanggung jawab keuangan,penanggung jawab
kesiswaan dan guru UKS pada tanggal 10 September 2018, didapatkan laporan
dari inspektur pangan cilik tanggal 11-25 September 2018, sebagai berikut :
1. Kantin dan lingkungannya menjadi lebih bersih
2. Makanan sudah ditutup dengan penutup makanan
3. Tidak ada penjual yang merokok
4. Pedagang kantin mencuci tangan dengan air yang mengalir dan
menggunakan sabun cuci tangan.

32
4.7 Hambatan
1. Suasana penyuluhan pedagang kantin kurang kondusif karena saat
penyuluhan di aula tidak memakai mic jadi suara kurang jelas
terdengar
2. Terdapat pedagang kantin yang tidak kooperatif
3. Tidak terdapat wastafel di kantin sekolah
4. Laporan inspektur pangan cilik tidak dapat dilakukan setiap hari
karena terbentur dengan adanya kegiatan di MIN 19
5. Kantin MIN 19 masih kekurangan wastafel dan pencahayaan karena
terbatasnya dana.

33
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan upaya peningkatan pengetahuan kantin sehat
kepada pedagang kantin di MIN 19, dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat pengetahuan pedagang kantin di MIN 19 Jakarta Barat
meningkat. Peningkatannya dapat dilihat dari kenaikan nilai dari pre
test ke post test.
2. Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan
pedagang kantin tentang kantin sehat adalah penyuluhan terhadap
pedagang kantin dan pembentukan inspektur pangan cilik untuk
mengawasi pedagang kantin di sekolah setiap hari, penyerahan sabun
cuci tangan kepada pedagang kantin MIN 19 dan ditunjuk satu
pedagang kantin yang bertugas untuk mengawasi pedagang kantin
yang lainnya dalam hal cuci tangan yang baik dan benar.
5.2 Saran
Bagi Sekolah
1. Membangun wastafel, sabun cuci tangan dan pengering tangan di
setiap kios dan lingkungan kantin, serta menyediakan tissue / lap
tangan.
2. Menyediakan tempat sampah yang tertutup di setiap kios dan di
lingkungan kantin
3. Memasang lampu di kantin sehingga pencahayaan di kantin bisa
menjadi lebih baik
4. Menyediakan alat pencegah binatang mendekati makanan
Bagi pedagang kantin
1. Selalu menggunakan penutup makanan pada makanan yang dijual
2. Memperhatikan kebersihan area kerja dan kebersihan diri untuk
mencegah tidak higienisnya makanan

34
3. Harus mempunyai kebiasaan mencuci tangan terlebih dahulu. Mencuci
tangan dengan menggunakan sabun dan air yang mengalir
4. Selalu menjaga kualitas makanan dan minuman yang mereka jual
Bagi Puskesmas
1. Menjadikan program inspektur pangan cilik sebagai inovasi dalam
meningkatkan pengetahuan pedagang kantin sekolah mengenai kantin
sehat
2. Membentuk inspektur pangan cilik di sekolah lainnya.
3. Mempromosikan program Lima Kunci Keamanan Pangan ke sekolah,
restoran, warung makan dan masyarakat lainnya.

35
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Bina Gizi . 2011. Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar.


Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
2. Kementerian Kesehatan RI. 2016. Materi KIE Kesehatan Bagi Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang
Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta.
4. BPOM RI. 2012. Peran Komunitas Sekolah untuk Penjaminan Keamanan
Pangan. Jakarta : Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan.
Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
5. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Mandiri Pendidikan Kesehatan di
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
6. WHO. 2006. Five Keys to Safer Food Manual . Switzerland : WHO
Department of Food Safety, Zoonoses and Foodborne Disease.
7. BPOM RI. 2012. 5 Kunci Keamanan Pangan untuk Anak Sekolah.
8. BPOM RI. 2012. E-notifikasi AN-PJAS. Jakarta: Direktorat Surveilan dan
Penyuluhan Keamanan Pangan.

36
Lampiran

PEMBINAAN KANTIN SEHAT SD MIN 19 JAKARTA BARAT

PRE TEST/POST TEST

Nama :
Usia :
Makanan yang dijual :

1. Lokasi kantin sekolah harus jauh dari sumber pencemaran seperti …


a. tempat cuci tangan
b. WC/kamar mandi
c. tempat duduk peserta didik
d. tempat duduk pedagang kantin

2. jarak kantin dengan tempat penampungan sampah sementara


minimal….
a. 10 meter
b. 20 meter
c. 30 meter
d. 40 meter

3. Contoh bahaya fisik pada pangan adalah…..


a. bakteri
b. formalin
c. boraks
d. rambut

37
4. Contoh bahaya kimia pada pangan adalah …..
a. bakteri
b. formalin
c. virus
e. rambut

5. Contoh bahaya biologi pada pangan adalah…..


a. bakteri
b. formalin
c. boraks
d. rambut

6. Yang bukan termasuk alat pelindung diri pada pedagang kantin


adalah…
a. masker
b. sarung tangan
c. kacamata
d. celemek

7. Perilaku/kebiasaan yang seharusnya tidak dilakukan pedagang kantin


adalah…
a. mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
b. bersin atau batuk ke arah makanan
c. memotong kuku secara teratur
d. menjaga kebersihan diri

8. Upaya yang dilakukan saat memilih pangan yang aman adalah …


a. pangan dalam keadaan terbuka
b. warna makanan sangat mencolok
c. mengamati label makanan
d. warna makanan kadang tidak merata

38
9. Pedagang kantin sekolah harus…
a. terserang penyakit menular
b. bersih dan rapi
c. mencuci tangan jika ingat
d. mencuci tangan dengan air yang tidak mengalir

10. Tujuan kantin sekolah seperti di bawah ini, kecuali..


a. menambah dan melengkapi makanan peserta didik
b. melatih peserta didik untuk disiplin
c. supaya peserta didik tidak repot membawa bekal makanan dari rumah
d. peserta didik dapat memilih makanan yang bergizi

39
KUESIONER e-NOTIFIKASI AKSI NASIONAL PJAS

Petunjuk pengisian :
• Berilah tanda √ sesuai dengan jawabanmu 

• Isilah titik-titik dengan singkat dan jelas 

Hari/tanggal :
Namamu :
Kelas :
Asal Sekolah :
Alamat Sekolah :
1. Apakah di sekolahmu ada kantin tempat pedagang menjual pangan?
a. Ada
b. Tidak
2. Apakah kantin sekolahmu dekat dengan tempat-tempat yang disebutkan
dibawah ini? 

a. Tempat sampah
b. Kamar kecil/toilet/WC
c. 
Selokan
d. Tidak berdekatan dengan ketiganya 

3. Apakah tersedia alat-alat kebersihan (seperti sapu, lap pel) di kantin

sekolahmu? 

a. Ada
b. Tidak
4. Apakah di kantin sekolahmu ada tempat cuci tangan?
a. Ada
b. Tidak
5. Apakah di tempat cuci tangan tersedia sabun untuk cuci tangan?

40
a. Ada
b. Tidak

6. Jika terdapat kantin, apakah ada program kantin sehat/perlombaan kantin


sehat di sekolahmu?
a. Ada
b. Tidak
7. Pernahkah sekolahmu mendapat kunjungan mobil laborotarium keliling?
a. Pernah
b. Tidak
8. Pernahkan sekolahmu mendapatkan kunjungan dari Petugas dari Dinas

Kesehatan atau dari Balai POM?
a. Pernah
b. Tidak
9. Dalam rangka apa mereka mengunjungi sekolahmu?
a. Audit kantin
b. Penyuluhan

c. Pameran
d. Lainnya................... 

10. Apa informasi yang mereka berikan saat mengunjungi sekolahmu?
a. Cara cuci tangan yang benar
b. Ciri-ciri pangan jajanan yang sehat
c. Ciri-ciri pangan jajan berbahaya
d. Lainnya…………….
11. Apakah informasi itu sudah kamu terapkan di kehidupan sehari-hari?
a. Sudah
b. Belum
12. Jika belum, mengapa? Sebutkan alasannya!
a. Tidak mengerti yang mereka bicarakan

41
b. Sulit untuk dilakukan
c. Tidak mau menerapkan
d. Lainnya…………….

42
KUESIONER e-NOTIFIKASI KEAMANAN PJAS
Petunjuk pengisian :
• Berilah tanda √ sesuai dengan jawabanmu 

• Isilah titik-titik dengan singkat dan jelas 

Hari/ tanggal :
Nama :
Kelas :
Asal sekolah :
Alamat sekolah :
Tempat jajan kamu : 

1. Hari ini kamu jajan apa di sekolah?

• Makanan sepinggan/jajanan berat
a. gado-gado b. siomay c. bakso d. batagor e.soto
f.lainnya…..
• Makanan camilan/snack
a. gorengan b. lemper c. kue lapis d. donat
e.keripik
f. biscuit g. lainnya…..
• Minuman
a. es buah b. es campur c. minuman soda d. teh e. sari buah
f. lainnya
• Buah
a.rujak b. buah potong lainnya…..
2. Dalam seminggu, berapa kali kamu jajan pangan yang kamu tuliskan di
atas?.......kali
3. Jajanan yang kamu beli, terkemas atau tidak?
a. Terkemas (pangan terkemas) b. Tidak (pangan siap saji)

43
Bila jawabannya terkemas, lanjutkan ke bagian A1 dan bila tidak terkemas
lanjutkan ke bagian A2.
A. PRODUK PANGAN
A.1. Pangan terkemas

 Nama produk 
 a. ada b.tidak ada
 Komposisi 
 a. ada b.tidak ada
 Keterangan kedaluwarsa 
 a. ada b.tidak ada
 Bila ada, bagaimana menulisnya?
a. sebaiknya digunakan sebelum 
:
b. tanggal kedaluwarsa :
c. exp date :
d. 
best before :
e. 
best of used by :
f. 
sell by date :

 Nomor pendaftaran

MD.................... ML..................... P-IRT…………….
 Alamat produsen/importir 
 a. ada b.tidak ada
 Berat bersih / Isi bersih 
 a. ada b.tidak ada
 Tanggal dan / atau Kode Produksi a. ada b.tidak ada 

A.2. Pangan siap saji
 Makanan sepinggan dan camilan/snack
1. Jika kamu membeli makanan yang berkuah (seperti soto), apakah
kuahnya dipisahkan lebih dulu sebelum disajikan?
a. ya
b. tidak
2. Coba lihat penataan camilan yang dijual, bagaimana pedagang

menata makanannya?

a. setiap jenis ditempatkan terpisah
b. semua jenis ditempatkan di satu wadah 


44
3. Apakah wadah tempat meletakkan pangan bersih? 

a. ya
b. tidak
Jika tidak, benda asing apa yang ada di dalam wadah tempat
meletakkan pangan?
a.Rambut b.kuku c.stapler d. batu e. kayu f.
kaki binatang g. lainnya.................
4. Pangan yang dijual, diletakan dimana oleh pedagang? 

a. di meja dan tidak ditutup b. di meja dan ditutup 
 c. diletakan
di dalam etalase 

5. Makanan yang dijual dibungkus atau tidak? 

a.ya
b.tidak
6. Jika dibungkus, apakah ada stapler pada bungkus makanan?
a.ya
b.tidak
7. Jika tidak dibungkus, apa yang digunakan untuk membungkus
makanan tersebut ketika ada yang membeli?

a.Kertas koran b.kertas bekas c.kertas putih polos d. kantong
plastik e. styrofoam f. kertasnasi(berwarna coklat)
 Minuman
8. Untuk minuman dingin (misalnya es campur, es buah), apakah
disajikan dingin?
a.ya
b.tidak
9. Apakah pedagang minuman menggunakan es batu untuk minuman
yang dijualnya?

a.ya

45
b.tidak
10. Jika menggunakan es batu, coba tanyakan apakah es batu dibuat
sendiri atau membeli?
a. membuat sendiri b.membeli dari orang lain
11. Jika membuat sendiri, asal airnya darimana?
a. Air PAM b. air sumur c. air galon d. lainnya..................
12. Air apa yang digunakan untuk membuat minuman yang dijual
tersebut?
a. air mentah b. air yang dimasak c. air mentah yang dicampur
air masak
 Buah
13. Jika kamu membeli buah, coba tanyakan apakah buah tersebut
sudah dicuci dengan air bersih?
a.sudah
b.belum
14. Coba lihat pisau yang digunakan pedagang buah, bersih atau tidak?
a.bersih
b.tidak
B. LINGKUNGAN KANTIN SEKOLAH/LOKASI PANGAN DI JUAL
1. Bagaimana lingkungan di kantin sekolah/lokasi pangan jajanan
dijual di sekolahmu?
a. Bersih b. Kurang bersih c.Kotor
2. Bagaimana kantin atau gerobak tempat berjualan?
a. Bersih b. Kurang bersih c.Kotor
3. Apakah pangan jajanan dijual jauh dari tempat sampah? 

a.ya
b.tidak
4. Apakah pangan jajanan dijual jauh dari toilet / kamar kecil / WC?
a.ya
b.tidak
5. Apakah meja tempat menyajikan pangan selalu bersih?

46
a.ya
b.tidak
6. Apakah ada alat yang digunakan untuk mencegah binatang
mendekati makanan?
a.ada
b.tidak
Bila ada, alat apakah itu?
a. Lilin b.lampu UV c.lem penjebak lalat
d.lainnya.......
C. KEADAAN PEDAGANG YANG MENANGANI PANGAN JAJANAN
1. Apakah pedagang memegang jajanan dengan menggunakan alat?
a.ya
b.tidak
Bila ya, alat apa yang dipakai?
a. penjepit b. sendok c.garpu
2. Bagaimana penampilan pedagang?
a.memakai celemek
b.berambut gondrong
c.terdapat luka di jarinya
d.memakai topi/tutup kepala
e.memakai perhiasan di tangannya
f.lainnya………..
Jika penjual memiliki luka di jarinya, apa yang kamu lihat dengan
luka itu?
a.luka dibiarkan terbuka
b.luka ditutup dengan kain kasa/perban
c.luka ditutup dengan plester
3. Selama berjualan dan menangani pangan, apakah pedagang
sering.......

47
a.Merokok
b.Memegang rambut, hidung, wajah
c.Meludah
d.Lainnya.......

e.Tidak melakukan hal-hal yang telah disebutkan di atas
D. SUDAH AMANKAH PANGAN YANG KAMU MAKAN?
1. Ketika kamu jajan, apakah ada pangan yang sudah basi?
a.ada
b.tidak
Jika ada, bagaimana kondisi pangan tersebut?

a.Bau busuk/ bau menyimpang/ bau asam

b.Berlendir
c.Teksturnya sudah menjadi lunak
d.Jamuran
e. Lainnya.........................
2. Bagaimana warna minuman atau camilan yang kamu beli?

a.warnanya mencolok dan sangat cerah
b.warna kurang mencolok
c.tidak berwarna 

3. Setelah makan /minum jajanan tersebut, apa yang kamu
rasakan?

a.sakit perut b.mual c.pusing d.kenyang e.gatal-gatal f.sakit
tenggorokan g.sesak napas 

4. Apakah ada pangan yang kemasannya sudah rusak?(misalnya
kemasannya bolong, sobek) 

a.ada
b.tidak

48
49
50
51
52
53
54
55
56
57

Anda mungkin juga menyukai