Anda di halaman 1dari 20

Oleh Ridzotullahmad Nurchakim (Edo)

Puskesmas Peneleh
Dinas Kesehatan Kota Surabaya

Gizi Seimbang Anak Sekolah


dan Kantin Sehat sebagai Upaya
Peningkatan Kesehatan
Penunjang Prestasi Siswa

disampaikan dalam

Forum Pertemuan Kepala Sekolah dan Guru UKS se Kecamatan Genteng


Kamis, 4 Maret 2010
Karakteristik Anak Sekolah
1. Usia Sekolah adalah Usia Puncak
Pertumbuhan

- Usia 7-13 tahun -> Pertumbuhan Pusat


Kedua setelah Masa Balita
- Pendidikan dan Perkembangan Mental
dibangun dengan seimbang
- Asupan Gizi Penting untuk keduanya
2. Usia yang Selalu Aktif

- Semakin tinggi tingkat aktifitas


tubuh, kebutuhan makanan
dengan zat gizi akan semakin
banyak.
- Sehingga Pengetahuan mengenai
gizi penting
3. Perubahan Sikap terhadap Makanan

- Perubahan ini dapat dipengaruhi oleh


faktor luar, pengaruh dari teman-
teman, iklan TV, dll
- Sehingga perlu didampingi
Permasalahan Gizi dan
Kesehatan Anak Sekolah
 Anemia (Kekurangan Fe)
ditandai dengan mudah mengantuk, kurang konsentrasi belajar,
lemah, letih, dan lesu.

 Obesitas
akibat asupan yang terlalu berlebih dan pemilihan makanan
ataupun jajanan yang tidak seimbang (tinggi Karbohidrat).

 Kekurangan Energi dan Zat Gizi Makro/Mikro lainnya


Beberapa jajanan hanya tinggi gula bahkan ada yang kalori
kosong dan penuh dengan Food Additive (Bahan Tambahan
Makanan)
Hubungan Makanan dan Prestasi
Belajar Siswa ?
 ??????????????
FAKTA !!!
1. BADAN Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) berkesimpulan 45% jajanan pangan
olahan dan siap saji di lingkungan sekolah
tercemar bahaya pangan mikrobiologis dan
kimia.
2. Produk makanan itu umumnya terkontaminasi
mikroba yang dapat menyebabkan diare dan
bahan kimia seperti formalin, borax dan zat
pewarna tekstil yang bila dikonsumsi secara
akumulatif dapat menimbulkan kanker.
Lanjutan Fakta =
3. Dari 2.000 makanan yang disurvei di lingkungan
sekolah, 45% tercemar bahaya pangan. Wujud fisik
makanan berbahaya yang ditemukan di sekolah
umumnya berbentuk, jelly, sirup, kerupuk, snack,
dan sebagainya (Aziza_BP POM 2007).

4. sekolah dan kampus merupakan lokasi berisiko


paling tinggi kedua terjadinya Kejadian Luar Biasa
(KLB) keracunan pangan yakni 15,64%. BPOM
mencatat, lokasi KLB keracunan makanan yang lain
adalah rumah tangga, 62,57%, asrama sebanyak
8,94%, kantor/pabrik, 8,38%, hotel dan restoran
sebanyak 1,68% dan di supermarket atau pasar
sebanyak 1,68% serta rumah sakit 1,12%.
sehingga diperlukan

SISTEM KEAMANAN PANGAN


DI SEKOLAH
KANTIN SEKOLAH

(Komitmen dan Pengetahuan Kesehatan Pihak


Sekolah, Guru, dan Wali Murid, serta Penjaja
Makanan di Sekolah
didukung dengan
Metode Pengawasan/Monev yang Tepat)
Kenapa Kantin Sekolah ???
merupakan tempat strategis bagi siswa
karena selain sebagai tempat makan,
tempat beristirahat setelah belajar,
sebagai tempat pembelajaran
kewirausahaan,
juga sebagai tempat yang
mempunyai pengaruh besar
terhadap kesehatan siswa.
 Kantinperlu mendapatkan perhatian
yang lebih banyak supaya semua
aspek tujuan kantin dapat terealisasi.

 Kantinsehat dapat dilaksanakan


meliputi :
- pembangungan sarana pendukung
- dan kesiapan menu makanan yang
sesuai standar kesehatan
A.Sarana kantin yang perlu dipersiapkan
dengan baik meliputi :
 tempat memasak
 tempat cuci perabotan
 tempat cuci tangan
 tempat menyimpan makanan dan
menghidangkan makanan
 tempat pembuangan sampah dan juga
kebersihan ruangan kantin.
B. Peningkatan Kualitas Makanan (Gizi) yang Diharuskan

untuk Dihidangkan dan Diperdagangkan Harus


Meliputi 3 Aspek berikut :
1. Aspek Keamanan
2. Aspek Gizi
3. Aspek Ekonomis Makanan dan minuman yang
diperdagangkan harus mempunyai nilai
ekonomis yang dapat dijangkau oleh kemampuan
keuangan siswa.
1. ASPEK KEAMANAN
Bahan makanan dan minuman harus meminimalkan penggunaan
bahan pengawet, penyedap rasa, bahan pengembang atau
bahan kimia lain.

 Zat terlarang yang terkandung dalam bahan


makanan:
1. Zat pewarna yang dilarang, antara lain auramine,
metanil yellow, chrysoidine, rhodamin, burn
umber. Zat pewarna yang dimaksud dipergunakan
untuk pewarna industri tekstil dan lain-lain.
2. Zat pengawet, seperti nitrofuran, asam
benzoate, dan kloroform. Formalin dan boraks juga
berada di antara pengawet yang dilarang karena
bukan untuk digunakan pada makanan.
3. Zat pemanis, sakharin dan siklamat
Bahaya yang mengancam:

 Zat pewarna seperti rhodamin, jika dikonsumsi secara berlebihan


akan menyebabkan kanker hati beberapa tahun mendatang.

 Vetsin atau mono sodium glutamate (MSG) yang dikonsumsi secara


berlebihan bisa menyebabkan kanker. Dalam jangka pendek bisa
juga menyebabkan pusing dan mual.

 Formalin dan boraks bisa membuat gangguan pencernaan, muntah-


muntah, hingga depresi system saraf.

 Pencemaran timbal (Pb) pada makanan yang dijajakan di


pinggir jalan tidak bisa diremehkan karena bisa mengakibatkan
infertilitas, kelumpuhan, mual, dan muntah-muntah, sakit kepala,
hingga kesulitan berpikir.

 Selain timbale, makanan jajanan yang tidak higienis sangat


mungkin tercemar bakteri E.coli. Bakteri ini menyebabkan sakit
perut, diare dan gangguan pencernaan lainnya.
1. ASPEK GIZI

 Jenis makanan dan minuman harus


banyak mengandung kandungan gizi yang
tinggi sesuai dengan kebutuhan siswa.
 Karena anak usia sekolah masih dalam
masa pertumbuhan, maka zat gizi yang
dibutuhkan adalah Karbohidrat, Protein,
Lemak serta Vitamin dan Mineral yang
cukup.
Kebutuhan Gizi dan Syarat
Makanan Anak Sekolah
 Kebutuhan Gizi anak usia sekolah 1500-1900
Kalori
 Anak laki-laki lebih banyak melakukan aktivitas
fisik sehingga lebih banyak membutuhkan
sumber energi dibandingkan anak perempuan.
Sedangkan anak perempuan pada saat ini
sudah mengalami masa haid sehingga
memerlukan lebih banyak sumber protein, zat
besi dari usia sebelumnya.
 Output :

1. Menurunnya prosentase siswa yang anemia


2. Meningkatnya grafik kesehatan siswa
 Kegiatan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penataan fisik kantin yang meliputi tempat untuk


memasak, menyimpan,dan menghidangkan
makanan serta tempat cuci perabot dan tempat cuci
tangan.

2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kantin


yang bersih dan sehat oleh guru olahraga dan
Pembina UKS.

3. Peningkatan kualitas makanan


yang disediakan oleh kantin.

4. Penyediaan informasi-informasi mengenai


pengolahan, penyajian, dan pengemasan produk
makanan secara ramah lingkungan dan sehat
(Sosialisasi dan Penyuluhan)

Anda mungkin juga menyukai