Anda di halaman 1dari 38

Mini Project

Gambaran Tingkat Pengetahuan Warga di RW 09


Mengenai Pencegahan Hiperkolesterolemia sebagai Faktor Resiko Penyakit
Tidak Menular (PTM) di Kelurahan Meruya Selatan

Disusun untuk menyelesaikan Program Internsip Kementrian Kesehatan RI


Oleh:

dr. Marlinda

Pembimbing:

dr. Agustina Tiku L. Parura

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS KELURAHAN

MERUYA SELATAN II

DKI JAKARTA

PERIODE 5 NOVEMBER 2018 – 5 MARET 2019

0
Daftar Isi

Daftar Isi 1

Bab I. Pendahuluan 2

1.1 Latar Belakang 2


1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5

Bab II. Tinjauan Pustaka 7

Bab III. Metode Penelitian 24

3.1 Desain Penelitian 24


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 24
3.3 Populasi dan Subjek Penelitian 24
3.4 Kriteria Pemilihan Subjek Penelitian 25
3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data 25
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data 26
Bab IV. Hasil 27

4.1 Keadaan Geografis 27


4.2 Sumber Daya Kesehatan di Puskesmas Meruya Selatan II 28
4.3 Data Penyakit Terbanyak RW 09 29
4.4 Hasil 30

Bab V. Pembahasan 24

Bab VI. Kesimpulan dan Saran 36

Daftar Pustaka 38

Lampiran 39

1
Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Data BPS (2015) menunjukkan bahwa sebanyak 37,1% penduduk pralansia (45-59
tahun) pernah mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, sementara lansia muda
(60-69 tahun) sebesar 48,4%, lansia madya (70-79 tahun) sebesar 57,7%, dan lansia tua (80-
89 tahun) sebesar 64,0% yang mengeluhkan kondisi kesehatannya. Angka kesakitan lansia
tahun 2014 sebesar 25,1%, artinya sekitar satu dari empat lansia pernah mengalami sakit
dalam satu bulan terakhir, penyakit yang sering terjadi pada usia lanjut yaitu Penyakit Tidak
Menular (PTM).

PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit
kronis degeneratif, meliputi jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat PTM terus meningkat dari 41,75%
pada tahun 1995 menjadi 59,7% di 2007.

Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi PTM mengalami kenaikan jika dibandingkan


dengan Riskesdas 2013, antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus,
dan hipertensi. Prevalensi prevalensi stroke naik dari 7% menjadi 10,9%; dan penyakit ginjal
kronik naik dari 2% menjadi 3,8%. hasil pengukuran tekanan darah, hipertensi naik dari
25,8% menjadi 34,1%.Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan dengan
pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, aktivitas fisik, serta
konsumsi buah dan sayur. Sejak tahun 2013 prevalensi proporsi aktivitas fisik kurang juga
naik dari 26,1% menjadi 33,5% hal lainnya adalah proporsi konsumsi buah dan sayur kurang
pada penduduk 5 tahun, masih sangat bermasalah yaitu sebesar 95,5%.

Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif mendatangi
sasaran, karena sebagian besar tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit tidak
menular. Dalam rangka pengendalian PTM antara lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos
Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) yang merupakan
upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat.
Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan,
diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup
berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya. Melalui Posbindu PTM, dapat

2
sesegeranya dilakukan pencegahan faktor resiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat
dapat ditekan.

Tingginya kadar kolesterol di dalam darah merupakan permasalahan yang serius


karena merupakan salah satu faktor risiko dari berbagai macam penyakit tidak menular
seperti jantung, stroke, dan diabetes mellitus. Bedasarkan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan risiko terjadinya ateroklerosis yang merupakan penyebab PJK akan meningkat
apabila kadar kolesterol total di dalam darah melebihi batas normal. Kadar kolesterol yang
berlebih dalam darah akan akan mudah melekat pada dinding pembuluh darah. LDL yang
berlebih melalui proses oksidasi akan membentuk gumpalan yang jika gumpalan semakin
membesar akan membentuk benjolan yang akan mengakibatkan penyempitan saluran
pembuluh darah. Proses ini biasanya disebut dengan atheroklerosis.

Kolesterol juga merupakan faktor risiko hipertensi yang dapat diubah, maka semakin
tinggi kadar kolesterol total maka akan semakin tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi.
Kadar kolesterol darah tinggi banyak dialami oleh penderitahipertensi. Pernyataan ini
diperkuat oleh berbagai penelitian di Amerika yang menyatakan hubungan antara kadar
kolesterol dan tekanan darah tinggi( Harefa, et al., 2009). Tekanan darah meningkat
dikarenakan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang berlebihan (Susilo, et
al., 2011).

Perkiraan angka kematian di dunia pada penyakit jantung koroner dan stroke sekitar
2,6 juta. Angka kematian tertinggi 54% terjadi di Eropa, kemudian Amerika 48%. Wilayah
Afrika 22,6% dan Asia Tenggara 29,0% (World Health Organization, 2013).

Di Indonesia, proporsi penderita kolesterol total tinggi usia 15 tahun keatas adalah
sebesar 35,9%. Penilaian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa kadar kolesterol
diatas normal pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki, perempuan sebesar
39,6% dan laki-laki sebesar 30,05. Sedangkan berdasarkan tempat tinggal menunjukkan
bahwa kadar kolesterol diatas normal pada penduduk perkotaan lebih besar daripada
penduduk pedesaan, penduduk perkotaan sebesar 38,5% dan penduduk pedesaan sebesar
32,1% (RISKESDAS, 2013, p.259). Beberapa faktor yang memengaruhi kadar kolesterol
total adalah pola makan tinggi serat, pola makan tinggi lemak, kebiasaan merokok, jenis
kelamin, obesitas dan aktifitas fisik.

3
Konsumsi serat dapat membantu menurunkan absorpsi lemak dan kolesterol di dalam
darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet serat dengan cara mengkonsumsi
makanan tinggi kacang polong, termasuk kacang merah, mampu menurunkan kadar
kolesterol di dalam darah hingga 10% pada penderita hiperkolesterolemia. Selain itu serat
larut air yang difermentasi dalam usus besar akan menghasilkan asam-asam lemak rantai
pendek yang dapat menghabiskan sintesis kolesterol hati.

Banyak penyebab yang mendasari tingginya penderita hiperkoleterolemia salah


satunya adalah gaya hidup. Gaya hidup untuk meningkatkan kesehatan terdiri dari enam
komponen yaitu tanggung jawab terhadap kesehatan, melakukan aktivitas fisik/olahraga,
pemilihan nutrisi, hubungan interpersonal, perkembangan spiritual, dan manajemen stress
(Pender, 1996, p.112).

Berdasarkan data rekapan pasien di RW 09 wilayah kerja Puskesmas Kelurahan


Meruya Selatan II akhir tahun 2018, kasus terbanyak yang ditemukan merupakan kasus
penyakit tidak menular. Kasus penyakit tidak menular ditemukan pada 113 warga dari 162
warga dengan penyakit yang terdata di Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II. Penyakit
tersebut diantaranya hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dyslipidemia, dan hyperuricemia.
Dyslipidemia merupakan masuk dalam sepuluh teratas penyakit tidak menular di RW 09
wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II. Dari survey awal yang diambil pada
pelaksanaan posbindu di kelurahan Meruya selatan 2 memberikan hasil bahwa warga yang
menderita hiperkolesterol paling banyak dibandingkan pengecekan hasil tekanan darah, gula
darah dan asam urat. Hasil yang diperoleh bahwa 5 dari 7 orang warga yang dilakukan
pengecekan kolesterol saat posbindu di rw 09 meruya selatan bulan november itu memberi
hasil kolesterol yang tinggi, hal ini juga terjadi pada bulan desember dan januari.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap warga di Posbindu RW 09 dengan meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan
pencegahan hiperkolesterol di Kelurahan Meruya Selatan yang diharapkan mampu
menurunkan angka terjadinya penyakit tidak menular seperti, hipertensi, penyakit jantung
koroner dan stroke.. Responden yang diambil pada mini project ini dari para warga Posbindu
RW 09 Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Kurangnya pengetahuan warga RW 09 pada umumnya terhadap pencegahan
hiperkolesterol di Posbindu RW 09 wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan II, Jakarta Barat, DKI Jakarta, tahun 2018-2019.

1.3 Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga RW 09 terhadap pencegahan
hiperkolesterol di Posbindu RW 09 wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan II, Jakarta Barat, DKI Jakarta, tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan warga RW 09 terhadap pencegahan
hiperkolesterol di Posbindu RW 09 wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan II, Jakarta Barat, DKI Jakarta, tahun 2018-2019.
b. Meningkatkan pengetahuan warga RW 09 terhadap pentingnya mencegah
kolesterol tinggi sebagai factor resiko penyakit tidak menular.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi penulis dalam
meneliti secara langsung di lapangan.
b. Untuk memenuhi salah satu tugas peneliti dalam menjalani program internsip
dokter umum Indonesia.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan agar masyarakat tahu dan paham tentang
pentingnya pencegahan hiperkolesterol melalui sosialisasi dan penyuluhan para
warga. Selain itu diharapkan agar masyarakat tahu dan paham tentang penyakit tidak
menular terutama penyakit yang dapat disebabkan oleh hiperkolesterol (PJK, Stroke,
dll), serta penyakit yang dimiliki dapat terdeteksi dan diobati lebih dini dengan
adanya Posbindu.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Puskesmas Kelurahan
Meruya Selatan II, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, DKI Jakarta, dalam rangka
meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pencegahan hiperkolesterolemia

5
Posbindu agar semakin banyak penyakit tidak menular yang dapat terdeteksi dan
diobati lebih dini.

6
Bab II
Tinjauan Pustaka
2. Hiperkolesterolemia

2.1 Pengertian Kolesterol


Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL,
total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu
komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak merupakan salah satu zat gizi yang
sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral. Lemak merupakan salah satu sumber energi yang memberikan
kalori paling tinggi. Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak
atau khususnya kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
kita terutama untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga
merupakan bahan dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita
butuhkan tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang
tepat. Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari
lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood). Kolesterol
dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh darah dan
menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu penyempitan atau
pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya penyakit
jantung dan stroke.

Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density
Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot
jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan
kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density
Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu
dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung
lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah.
Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL
dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan
kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang
"baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding
pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang

7
membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan
lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.

Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan senyawa lemak yang


kompleks. Sebagian besar kolesterol yang beredar dalam tubuh manusia dihasilkan
dari dalam tubuh (di hati), mencapai 80% dari total kolesterol. Sisanya (20%)
diperoleh dari makanan. Meski tampak "jahat" sebenarnya kolesterol memiliki banyak
kegunaan dalam tubuh, di antaranya membuat hormon seks, membentuk dinding sel
dan lain-lain.

Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh
tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein.
Lipoprotein dapat dianggap sebagai 'pembawa' (carier) kolesterol dalam darah.

Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan.
Dengan begitu tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah
satunya akibat terlau sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah akan meningkat.

Epidemiologi

Tabel 1. menggambarkan proporsi penduduk >15 tahun dengan kadar


kolesterol total di atas nilai normal merujuk nilai yang ditentukan pada NCEP-ATP III
adalah sebesar 35,9 persen, yang merupakan gabungan penduduk kategori borderline
(nilai kolesterol total 200-239 mg/dl) dan tinggi (nilai kolesterol total >240 mg/dl).

Penilaian berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal didapatkan bahwa


proporsi penduduk dengan kadar kolesterol di atas normal pada perempuan lebih
tinggi dibandingkan pada laki-laki, dan di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan
daerah perdesaan.

8
Tabel 1.
Proporsi kolesterol abnormal penduduk umur ≥15 tahun menurut karakteristik,
Indonesia 2013

Karakteristik Kolesterol abnormal (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 30,0

Perempuan 39,6

Tempat Tinggal

Perkotaan 39,5

Perdesaan 32,1

Indonesia 35,9

2.2 Jenis-Jenis Kolesterol

Ada beberapa jenis kolesterol yang penting untuk diketahui.


1. Kolesterol LDL (low density lipoprotein)
Kolesterol LDL ini adalah kolesterol yang mengangkut paling banyak kolesterol
di dalam darah. LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat, karena kadar LDL
yang tinggi akan menyebabkan mengendapnya kolesterol dalam arteri. Kolesterol
LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner dan merupakan
target utama dalam pengobatan
2. Kolesterol HDL (high density lipoprotein)
Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit. HDL sering disebut
kolesterol baik, karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh
darah arteri kembali ke hati untuk diproses dan dibuang. Jadi HDL mampu

9
mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi (proteksi) dari
aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).

Selain LDL dan HLD ada lagi satu jenis lemak yang berbahaya, yakni trigliserida.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai
organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah dapat
meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar
trigliserida dalam darah seperti kegemukan, minum alkohol, makan gula, makan
lemak. Kadar trigliserida yang tinggi banyak dikaitkan dengan pankreatitis atau
radang pankreas.

2.3 Sumber Kolesterol dan Penyimpanannya dalam Tubuh

Sebagai produk tipikal metabolism hewan, kolesterol terdapat dalam makanan yang
berasal dari hewan misalnya kuning telur, daging, hati, dan otak. Kolesterol terdapat di
jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan
dengan asam lemak rantai-panjang sebagai ester kolesteril. Lipoprotein berdensitas
rendah (LDL) plasma adalah kendaraan untuk membawa kolesterol dan ester kolesteril ke
banyak jaringan. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh lipoprotein berdensitas
tinggi (HDL) plasma dan diangkut ke hati, tempat senyawa ini dieliminasi dari tubuh
tanpa diubah atau setelah diubah menjadi asam empedu dalam proses yang dikenal
sebagai transport kolesterol terbalik.

Kolesterol berasal sama banyak dari makanan dan dari biosintesis. Sekitar separuh
kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoleh
dari makanan. Hati dan usus masing- masing menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total
pada manusia. Hampir semua jaringan yang mengandung sel berinti mampu membentuk
kolesterol, yang berlangsung di reticulum endoplasma dan sitosol.

Kolesterol sangat penting untuk membantu membentuk membrane (selaput)sel tubuh,


juga merupakan isolator (penyekat) bagi syaraf, serta untuk memproduksi hormone
tertentu dalam tubuh. Kolesterol juga diperlukan oleh hati untuk membuat asam empedu
untuk membantu mencerna makanan yang masuk dalam system pencernaan kita. Banyak
orang menjadi bingung karena seringkali menterjemahkan istilah Bahasa asing yang
menerangkan keberadaan atau darimana kolesterol berasal, misalnya disebut dietary
cholesterol sering diterjemahkan secara harfiah saja yang menjadi kolesterol yang ada

10
didalam setiap makanan. Pada hal kolesterol hanya dijumpai pada makanan yang berasal
dari produk hewai seperti, telur, daging, susu, dan keju.

Demikian halnya dengan kolesterol darah, kolesterol darah berasal dari hati, artinya
tidak hanya makanan yang dikonsumsi, kebutuhan kolesterol tubuh dalam sehari 1 g.
tubuh dapat memenuhi kolesterol sendiri.

Mengetahuui kandungan kolesterol dalam makanan akan membantu kita untuk bias
menghindari konsumsi kolesterol dalam jumlah yang tinggi sehingga bias terhindar dari
hiperkolesterolemia. Kandungan kolesterol dalam bahan pangan (Tabel 2).

Tabel 2. Kandungan Kolesterol dalam Bahan Pangan

Makanan Hidangan Kolesterol tiap


hidangan (mg)

Telur ayam 1 butir = 50 gr 270


Kuning telur 1 butir 270
Telur bebek 1 butir = 80 gr 619
Telur puyuh 1 butir = 11 gr 70
Daging ayam 100 gr 39
Hati ayam 90 gr 340
Daging sapi 100 gr 65
Hati sapi 100 gr 323
Otak sapi 100 gr 2054
Ikan mas 100 gr 79
Udang 100 gr 154
Lobster 100 gr 85
Kerang/tiram 2 sendok 30
Daging ketam 2 sendok 50
Kupang 2 sendok 60
Ikan selar 2 sendok 60
Sotong 6 180
Es krim 100 gr 45

11
Keju 100 gr 100
Krim 100 gr 140
Mentega 100 gr 260
Susu sapi 100 gr 13
Sosis 1 30
Lemak sapi 2 sendok 23
Lemak ayam 100 74

Tersedianya makanan cepat saji (fast-food) juga memberikan akses kepada kita
terhadap mkanan berkolesterol semakin dekat dan mudah ditemukan karena
banyaknya warung waralaba. Oleh karena itu perlu juga diketahui kandungan
kolesterol beberapa makanan fast food (Tabel 3).

Diharapkan kita bisa menjaga agar tidak terlalu banyak mengkonsumi


makanan fast food tersebut agar terhindar dari kolesterol tinggi akibat konsumsi
pangan. Pemahaman tentang kandungan koelsterol bahan pangan terutama fast food
akan dapat membantu kita untuk memilih makanan yang baik terutama bagi orang
yang kadar kolesterolnya telah melebihi kententuan. Pengaturan diet dalam menjaga
kesehatan adalah salah satu faktor yang paling mennetukan agar tetap sehat, terutama
terhindar dari hiperkolesterolemia.

Tabel 3. Kandungan kolesterol pada makanan cepat saji (fast food)

Makanan Porsi Kolesterol

Chicken fillet sandwich, plain 182 60 mg


gram

Buritto with beans & cheese 93 gr 14 mg

Fish sanwich with tartar sauce & 183 gr 68 mg

12
cheese

Humberger 226 gr 122 mg

Meat pie 106 gr 25 mg

Mcdonald,s Chicken nugget 72 gr 44 mg

Mcdonald,s Humberger 105 gr 35 mg

Mcdonald,s Cheeseburger 119 gr 30 mg

Mcdonald,s Big Mac 215 gr 45 mg

Mcdonald,s cheese 156 gr 85 mg

Mcdonald,s fillet-O-fish 156 gr 95 mg

Burger King Humbergur Whopper 50 mg

Hot dog 98 gr 160 mg

Penyebab utamanya kebanyakan adalah karena makanan. Tapi selain makanan


ternyata ada penyebab lain yang perlu diketahui.
1. Makanan sehari-hari
(a) Kolesterol umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging kambing,
meski tidak sedikit yang berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak
kelapa. Beberapa makanan yang selama ini diyakini sehat seperti telur, juga
banyak mengandung kolesterol.
(b) Makanan yang terlalu banyak lemak jenuh bisa menyebabkan kolesterol
tinggi, sehingga disarankan untuk bijak mengonsumsi makanan sehari-hari
agar tidak berlebih.
(c) Mulailah menata makanan seperti daging sapi, kambing, susu, telur, mentega
dan keju karena mengandung lemak jenuh.

13
(d) Makanan yang mengandung minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau
mentega juga memiliki banyak lemak jenuh. Lemak jenuh juga sering
didapati pada makanan ringan yang mengandung margarin, yang
menggunakan minyak goreng dan kue-kue.
2. Berat badan
(a) Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan tapi lebih banyak
efek buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan
trigliserida dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
3. Kurang bergerak
Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk
banyak bergerak. Coba perhatikan apakah kegiatan sobat lebih banyak duduk atau
tidur dan jarang berjalan kaki. Kurang bergerak dapat meningkatkan LDL
(kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
4. Umur dan jenis kelamin
Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol biasanya cenderung naik. Pada
pria, kadar kolesterol umumnya terus menerus meningkat setelah usia 50 tahun.
Pada wanita, kadar kolesterol tinggal akan turun saat menopause, setelah itu
kolesterolnya cenderung tinggi seperti pada pria.
5. Penyakit tertentu
Bisa saja sobat sudah berusaha menjauhi makanan berlemak tapi ternyata
kolesterol masih tinggi. Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes atau
hipotiroidisme dapat menyebabkan kolesterol tinggi.
6. Sejarah keluarga
Jika salah satu anggota keluarga punya masalah kolesterol tinggi maka berhati-
hatilah karena risiko memiliki kolesterol tinggi juga bisa terjadi.
7. Merokok
Merokok dapat menurunkan kolesterol baik, sehingga yang beredar di tubuh
hanya kolesterol jahat. Kolesterol jahat ini jika tidak dikendalikan bisa berakibat
fatal.

a. Tanda-Tanda Kolesterol
Secara fisik kolesterol bisa dikenali dengan kondisi badan yang sering menggangu
dan membuat tubuh merasa tidak nyaman.Berikut ini beberapa tanda-tanda kolesterol
yang seharusnya anda waspadai karena merupakan indikasi tingkat kadar kolesterol
yang tinggi.
1. Sering Kesemutan pada Kaki dan Tangan
Biasanya orang yang memiliki kolesterol tinggi sering mengalami kesemutan
pada kaki dan tangan. Rasa kesemutan ini terjadi karena aliran darah yang tidak

14
mencukupi pada syarat kaki dan tangan. Biasanya rasa kesemutan ini terjadi
ketika seseorang sedang duduk dalam waktu yang cukup lama atau aktivitas lain
yang melibatkan kaki dan tangan. Apabila anda salah satu yang sering mengalami
hal ini, anda perlu mewaspadai dan periksalah kadar kolesterol anda di rumah
sakit atau dokter keluarga anda.
2. Cepat Pegal-Pegal di bagaian Tangan dan Kaki
Selain kesemutan kaki dan tangan pada pengidap kolesterol tinggi sering merasa
pegal-pegal. Rasa pegal ini datang begitu saja meskipun tidak melakukan aktifitas
yang berat atau membutuhkan tenaga yang cukup tinggi. Apabila hal ini sering
terjadi pada anda maka waspadai gejala kolesterol tinggi ini.
3. Tengkuk dan Pundak Menjadi Tidak Nyaman
Tanda-tanda kolesterol juga bisa dikenali apabila seseorang sering merasakan
berat pada tengkuk tanpa sebab yang pasti. Tengkuk menjadi terasa berat
meskipun tidak membawa beban, hal ini juga terjadi di pundak. Pundak akan
terasa pegal dan mengakibatkan badan terasa tidak nyaman sama sekali
4. Sering Pusing
Gejala kolesterol selanjutnya adalah seringnya pusing pada bagian belakang
kepala. Hal ini terjadi karena terjadinya penyempitan di pembuluh darah yang
mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke kepala. Bahaya yang timbul jika
tidak segera diatasi adalah pecahnya pembuluh darah dan menyebabkan stroke.
5. Cepat Mengantuk
Orang yang sering mengantuk ditengarai memiliki kadar kolesterol yang tinggi,
hal ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki kadar trigliserida diatas 600
bahkan 700 mg. Kadar trigliserida yang aman itu antara 150 hingga 200 mg, jadi
sudah terlampaui banyak sekali. Hal ini sungguh tidak baik untuk kesehatan dan
menyebabkan penyempitan lemak jahat di pembuluh darah yang mengalirkan
darah ke otak. Jika aliran darah ke otak terganggu maka asupan oksigen tidak
mencukupi sehingga seseorang mudah merasa mengantuk dan malas untuk
mengerjakan sesuatu.
6. Dada Sebelah Kiri Sering Nyeri
Nyeri pada dada sebelah ini terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah
disekitar jantung. Jantung merupakan organ penting untu memompa darah untuk
dialirkan keseluruh tubuh. Jika ada penyempitan disekitar jantung maka orang

15
akan merasa seperti tertusuk dibagian dada sebelah kiri. Waspadai gejala
kolesterol ini karena bisa menyebabkan gangguan jantung.

b. Cara Mencegah Kolesterol

Kolesterol ditengarai sebagai pemicu berbagai gangguan kesehatan, seperti


hipertensi, gangguan jantung, hingga stroke. Sebenarnya kolesterol adalah unsur yang
dibutuhkan oleh tubuh, kadar yang berlebihan dalam tubuhlah yang menyebabkan
berbagai penyakit.

Langkah-langkah berikut diketahui dapat mengendalikan kadar kolesterol dalam


darah.
1. Mengetahui kadar kolesterol
Periksakan kadar kolesterol Anda secara reguler. Umumnya dokter menyarankan
agar kadar kolesterol total seseorang berada di bawah 200 mg/dL, dengan kadar
LDL (kolesterol jahat) di bawah 130, dan HDL (kolesterol baik) berada di atas
40. Jika hasil tes Anda tidak konsisten berada dalam rentang angka tersebut,
dokter cenderung menyarankan untuk melakukan tes ulang, jika hasilnya tetap
maka Anda akan segera menjalani terapi pengendalian kolesterol.
2. Menjaga keseimbangan berat badan
Jika bobot tubuh Anda berlebih, menguranginya adalah salah satu cara untuk
mengendalikan kadar kolesterol darah. Penelitian telah menunjukkan bahwa berat
badan yang berlebih mengganggu proses metabolisme tubuh menghancurkan
lemak. Sehingga sekalipun Anda hanya mengonsumsi sedikit lemak, tidak terlihat
penurunan kadar kolesterol yang berarti. Mengurangi 2,5 - 4,5 kg dapat
memperbaiki kadar kolesterol. Namun tak perlu melakukan diet ketat. Upayakan
saja penurunan berat sebanyak 0,3 - 0,5 kg dalam seminggu.
3. Aktvitas fisik rutin
Salah satu cara mengendalikan kadar kolesterol adalah berolahraga secara rutin.
Jalan kaki atau jenis olahraga ringan lain yang dilakukan secara rutin, akan
membantu meningkatkan kadar HDL. Pastikan saja bahwa Anda berolahraga 30
menit setiap hari, 5 hari dalam seminggu.
4. Berkenalan dengan lemak baik
Jika telah terdiagnosa bahwa kadar kolesterol Anda tergolong tinggi, dokter
biasanya memberi saran agar Anda menurunkan konsumsi lemak. Hati-hati,
jangan menghentikan konsumsi lemak, melainkan menguranginya. Sebaiknya
Anda mengonsumsi jenis makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal,

16
seperti selai kacang, avokad, minyak Zaitun dan kanola, serta kacang-kacangan.
Penelitian telah membuktikan bahwa jenis lemak ini membantu menurunkan
kadar LDL dan trigliserida dalam darah, dan meningkatkan HDL.

5. Mengonsumsi multivitamin
Sekalipun telah mengonsumsi makanan sehat, tetap ada kemungkinan tubuh kita
kekurangan unsur nutrisi tertentu. Untuk mengatasi kondisi ini, para ahli
kesehatan menyarankan untuk mengonsumsi multivitamin/makanan suplemen
untuk mencukupi kebutuhan dasar nutrisi dan menurunkan risiko penyakit
jantung dan stroke. Pilihlah multivitamin yang mengandung asam folat, vitamin
B6 dan vitamin B12, karena ketiganya memiliki manfaat penting menjaga
kesehatan jantung.

2.6 Penyakit yang ditimbulkan oleh kolesterol

1. Penyakit Jantung Koroner


Penderita kadar kolesterol tinggi khususnya LDL adalah sasaran utama untuk
menderita penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner. Fakta
menunjukan 80% pasien penyakit jantung meninggal mendadak karena penyakit
jantung koroner, dan bahkan 50% di antaranya tanpa gejala sebelumnya.

Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang membentuk
plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot
jantung tidak menerima aliran darah.

Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Selain
LDL, faktor risiko lain yang harus diukur dan diketahui adalah:

a. Merokok
b. HDL rendah (< 40 mg/dl)
c. Hipertensi (tekanan darah tinggi): 140/90 atau sedang dalam pengobatan
antihipertensi
d. Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun
e. Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit
jantung/stroke:

o Jika Pria : < 55 tahun

17
o Jika Wanita : < 65 tahun

Gejala-gejala penyakit jantung koroner adalah:

a. Rasa tertekan (seperti ditimpa beban, nyeri, terjepit, diperas, terbakar) di


dada, dan dapat menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung
b. Tercekik atau sesak selama lebih dari 20 menit
c. Keringat dingin, lemah, jantung berdebar, dan pingsan
d. Semakin kurang istirahat, tetapi bertambah berat dengan

Cara mencegah LDL tinggi adalah dengan mengatur konsumsi makanan yang
masuk ke dalam tubuh, antara lain dengan:

a. Mengonsumsi sayur dan buah-buahan yang berserat tinggi dan kacang-


kacangan seperti kedelai (tempe, tahu, susu kedelai).

b. Mengonsumsi vitamin C dan E. Vitamin C biasanya terdapat pada buah


belimbing, mangga, aneka jenis jeruk, kedondong, pepaya,rambutan, stroberi,
atau kiwi. Sedangkan vitamin E dapat kita temukan di almond, alpukat, atau
biji bunga matahari.

c. Makanan yang mengandung beta glucan seperti apel, pepaya, pir, wortel,
kapri, buncis, kecipir, kacang panjang, kacang hijau, kacang merah, dan
beras merah. Beta glucan mampu mengendalikan kadar kolesterol dalam
darah dengan mengontrol penyerapan dan produksi kolesterol.

d. Menjaga berat badan agar seimbang, karena orang yang memiliki berat lebih
cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi yang disebabkan karena
terjadinya penumpukan trigliserida di balik lipatan kulit.

e. Lakukan olah raga teratur agar metabolisme tubuh dapat bekerja dengan
baik, sehingga tidak terjadi penimbunan lemak dan kolesterol.

2. Penyakit Stroke

18
Selain dapat menyumbat pembuluh darah ke Jantung, plak aterosklerosis juga
dapat akan menyumbat pembuluh darah otak sehingga otak tidak menerima
aliran darah, atau yang sering disebut dengan stroke.

Waspadai gejala-gejala serangan stroke:

a. Gejala yang sifatnya ringan: Bicara tiba-tiba jadi pelo


b. Gejala yang sifatnya berat: Kelumpuhan anggota gerak tubuh, wajah menjadi
tidak simetris atau bahkan jika terjadi perdarahan otak dapat menyebabkan
KEMATIAN.
3. Diabetes Melitus (Kencing Manis)
Diabetes Melitus atau Kencing Manis adalah keadaan dimana kadar gula darah
melebihi batas normal. Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang
tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.

jantung koroner, Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena
bentuknya lebih padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga
sangat mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih
dalam (Aterogenik).

Sehingga pada penderita Diabetes Melitus kematian utama disebabkan oleh


penyakit kardiovaskuler. Pasien Diabetes Melitus sangat penting untuk menekan
kolesterol khususnya LDL hingga <100mg/dL. Hal ini disebabkan karena
Diabetes Melitus adalah kondisi yang dianggap sama dengan orang yang terkena
penyakit jantung koroner.

Bahkan pada pasien Diabetes Melitus yang sudah terkena penyakit target LDL-
nya lebih rendah lagi yakni <70 mg/dL. Kadar gula darah yang tinggi dan
berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan
menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan pasien dengan diabetes
cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.

4. Disfungsi Ereksi (Gangguan Ereksi)


Salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi para lelaki dewasa adalah
ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai
untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan, atau yang disebut
disfungsi ereksi.

19
Pembentukan plak aterosklerosis akibat kolesterol tinggi dapat terjadi pada
pembuluh darah penis (penyumbatan pada arteri dorsalis penis) sehingga
menyebabkan penis tidak mendapatkan aliran darah yang cukup untuk ereksi.

20
Bab III
Metode Penelitian

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan
pengetahuan mengenai pencegahan hiperkolesterol pada warga di Posbindu RW 09. Posbindu
disertai penyuluhan tentang kolesterol dan penyakit tidak menular serta pemantauan secara
berkelanjutan di Posbindu diharapkan dapat mengurangi penyakit tidak menular. Penelitian
ini disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi terhadap variabel yang diteliti yaiu variabel
pengetahuan mengenai pencegahan hiperkolesterol terhadap faktor resiko penyakit tidak
menular

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Posbindu RW 09 Kelurahan Meruya Selatan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan tanggal 11 November 2018 sampai 20 Februari 2019.

3.3 Populasi dan Subjek Penelitian


1. Populasi penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua warga peserta Posbindu RW 09 selama 11 November 2018 sampai 20 Februari 2019.

2. Populasi target Penelitian


Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai maka populasi dalam penelitian ini adalah
semua warga peserta Posbindu RW 09 selama 11 November 2018 sampai 20 Februari 2019.

3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah populasi target yang masuk kriteria inklusi yang berjumlah
20 warga.

21
3.4 Kriteria Pemilihan Subjek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
Warga peserta Posbindu RW 09 yang aktif selama 11 November 2018 sampai 20
Februari 2019.
2. Kriteria Eksklusi
Warga peserta Posbindu RW 09 yang menolak berpartisipasi dalam penelitian

3.5 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

1. Teknik Pengumpulan Data


Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti dengan
menggunakan teknik wawancara untuk warga Posbindu RW 09.

2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang
pengetahuan pencegahan hiperkolesterol sebagai factor resiko penyakit tidak menular.
Pengetahuan reponden tentang pencegahan hiperkoelsterolemia dianggap baik bila benar
menjawab 8-10 pertanyaan, cukup bila benar 5-7 pertanyaan dan kurang bila hanya
menjawab <5 pertanyaan.
Tabel 2 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan Pencegahan Hiperkolesterol
Skor Tingkat Pengetahuan
<5 Kurang
5-7 Cukup
8-10 Baik

3.6 Teknik Pengolahan


1. Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga dapat di proses
lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan data sehingga jika terjadi
kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera dilaksanakan.
2. Pengkodean (Coding)
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya, menjadi
bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
3. Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.
4. Pembersihan Data (Cleaning data)

22
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi
kemungkinan kesalahan.

23
Bab IV
Hasil Penelitian

4.1. Keadaan Geografis

Kelurahan Meruya Selatan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan


Kembangan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat, dengan ketinggian ± 7 meter di atas
permukaan laut dengan luas wilayah 280 Ha dengan jumlah penduduk 19.759 jiwa. Curah
hujan di tempat ini rata-rata 2,50 mm/tahun. Suhu udara rata-rata 37-40º C Kelurahan Meruya
Selatan terdiri dari 11 Rukun Warga yang terbagi menjadi 82 Rukun Tetangga dengan
batasan–batasan sebagai berikut:
Sebelah Utara : batas kelurahan Meruya Utara
Sebalah Selatan : Kelurahan Joglo
Sebalah Timur : Kelurahan Karang Mulia dan Karang Timur
Sebalah Barat : Kelurahan Srengseng

Gambar 1. Peta Kecamatan Kembangan

24
Kelurahan Meruya Selatan memiliki dua puskesmas kelurahan yaitu Puskesmas
Kelurahan Meruya Selatan I dan Meruya Selatan II yang memiliki wilayah kerja masing–
masing. Yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II adalah Rukun
Warga 02, 03, 05, dan 09. Sisanya menjadi wilayah kerja dari Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan I. Gedung Puskesmas Meruya Selatan II seluas 240 m² terletak diatas tanah seluas
600 m². Jarak dari pusat kantor kecamatan ± 5 km, dari pusat kantor kota administrasi ± 2,5
km, dan jarak dari pusat pemerintahan DKI Jakarta ± 15 km, dihubungkan dengan jalan
negara / kabupaten. Alat transportasi yang dapat digunakan adalah kendaraan umum B03 dan
kendaraan roda 2 (ojek).

4.2 Sumber Daya Kesehatan di Puskesmas Meruya Selatan II


A. Data Kepegawaian

No Sumber Daya Manusia Jumlah


.
1 Dokter umum 3 orang
2 Dokter gigi 1 orang
3 Bidan 2 orang
4 Perawat 2 orang
5 Asisten apoteker 1 orang
6 Sanitarian 1 orang
7 Non Kesehatan 2 orang
8 Keamanan 3 orang
9. Petugas Kebersihan 2 orang
Jumlah 19 orang

4.3.1 Data Penyakit Terbanyak RW 09 di Dalam Gedung

RT NAMA PENYAKIT
Hipertensi DM Dislipidemia Hiperuricemia Penyakit
Jantung
RT 1 12 5 8 0 7
RT 2 8 8 4 2 2
RT 3 13 5 5 2 0
RT 4 9 4 2 1 1
RT 5 13 5 1 0 3
RT 6 17 3 5 4 3
JUMLAH 72 30 25 9 16

25
RT NAMA PENYAKIT
Stroke Batu TB Gangguan Jiwa Asma
Ginjal Bronkiale
RT 1 2 0 2 0 0
RT 2 0 0 1 2 0
RT 3 1 0 0 0 1
RT 4 3 1 0 0 3
RT 5 2 0 0 2 3
RT 6 0 1 1 2 1
JUMLAH 8 2 4 6 8

4.3.2 Data Screening hasil pemeriksaan di Posbindu RW 09

RT NAMA PENYAKIT
November Desember Januari Februari
Tekanan 2 2 1 1
darah tinggi
Kolesterol 5 5 4 2
tinggi
Gula darah 1 1 0 2
tinggi
Asam urat 2 1 2 0
tinggi
Obesitas 15 13 15 0
JUMLAH 20 20 20 20
Peserta

4.4 Hasil

4.4.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Warga

Tabel 4.4 Pengetahuan Responden Mengenai Hiperkolesterol

Status Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Baik 8 40.00
Cukup 6 30.00
Kurang 6 30.00

26
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
baik yaitu sejumlah 8 responden (40,00 %), cukup baik sejumlah 6 responden (30,00 %), dan
berpengetahuan kurang sejumlah 6 orang (60,00%).

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)


Laki-Laki 0 0
Perempuan 20 100

Dari penelitian di dapatkan tidak ada responden yang berjenis kelamin laki-laki (0%),
dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (100%).

Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase (%)


Tidak Sekolah 0 0
SD 5 25
SMP 4 20
SMA/Sederajat 11 55
Perguruan Tinggi 0 0

Pendidikan terakhir seluruh responden yang berjumlah 20 orang, yaitu tamat SD,
SMP dan SMA.

Tabel 4.3 Pekerjaan Responden

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


Ibu Rumah Tangga 15 75
PNS 0 0
Pegawai Swasta 0 0
Wiraswasta/ lain-lain 5 25

Pekerjaan responden yang berjumlah 15 orang, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan 5
orang responden sebagai wiraswasta. Tidak ada responden yang memiliki pekerjaan sebagai
PNS dan pegawai swasta.

27
Bab V
Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik


mengenai Posbindu yaitu sebanyak 7 responden (77,77%), berpengetahuan cukup yaitu
sebanyak 1 orang (11,11%) dan sisanya berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 1 responden
(11,11%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar kader telah memiliki pengetahuan yang
baik mengenai Posbindu. Sebagian responden belum dapat menjawab pertenyaan mengenai
urutan 5 meja Posbindu. Kurangnya pengetahuan responden ini dapat disebabkan karena
sebagian responden belum menghafalkan urutan meja Posbindu, kurangnya keaktifan
responden dalam mengikuti pembinaan Posbindu yang diadakan oleh penulis dan petugas
kesehatan setempat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang berpengetahuan baik
mengenai senam kaki diabetes yaitu sebanyak 6 responden (66,66%), berpengetahuan cukup
yaitu sebanyak 2 orang (22,22%) dan sisanya berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 1
responden (11,11%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar kader telah memiliki
pengetahuan yang baik mengenai senam kaki diabetes. Sebagian responden belum dapat
menjawab pertanyaan mengenai urutan langkah-langkah senam kaki diabetes. Kurangnya
pengetahuan responden ini dapat disebabkan karena sebagian responden belum menghafalkan
urutan langkah-langkah senam kaki diabetes, kurangnya keaktifan responden dalam
mengikuti pembinaan senam kaki diabetes yang diadakan oleh penulis, dan kurangnya
kesadaran responden akan pentingnya senam kaki diabetes bagi peserta Posbindu.
Pengumpulan data mengenai evaluasi pengetahuan kader Posbindu RW 09 dilakukan
setelah diadakannya pembinaan mengenai Posbindu dan senam kaki diabetes, yang
dilanjutkan dengan pelaksanaan Posbindu setiap bulan, yaitu setiap hari kamis di minggu
kedua dalam bulan tersebut. Pembinaan mengenai Posbindu dilakuakan oleh Penulis, ibu
Made dari Puskesmas Kecamatan Kembangan, dan tim KPLDH di RPTRA Manuver RW 09
pada tanggal 19 Juli 2018. Pembinaan mengenai senam kaki diabetes dilaukan oleh Penulis di
RPTRA Manuver pada tanggal 19 dan 27 Juli 2018. Pelaksanaan Posbindu disertai dengan
praktik senam kaki diabetes dilakukan pada tanggal 9 Agustus dan 13 September 2018 untuk
membimbing kader dalam melaksanakan Posbindu dan melatih peserta Posbindu mengenai
senam kaki diabetes.

28
Mengingat jumlah penduduk RW 09 yang mengalami penyakit PTM cukup banyak
yaitu 72 orang dengan penyakit hipertensi, 30 orang dengan penyakit diabetes melitus, dan 25
orang dengan penyakit dislipidemia, disertai dengan permintaan dari perwakilan warga di
RW 09 untuk diadakannya kegiatan Posbindu, maka dibentuklah Posbindu PTM bersama tim
KPLDH pada tanggal 19 Juli 2018. untuk menemukan kasus penyakit tidak menular serta
konsultasi untuk mencegah dan menanggulangi dampak dari penyakit tidak menular tersebut.
Pembinaan Posbindu bagi kader-kader RW 09 diperlukan dalam pembentukan
Posbindu PTM agar para kader Posbindu dapat mewujudkan Posbindu PTM yang
berkesinambungan dan manfaatnya dapat dirasakan oleh warga RW 09. Sebagaimana tertera
dalam petunjuk teknis Posbindu PTM oleh Kemenkes RI pelatihan kader tersebut bertujuan
agar kader dapat memahami dan melakukan hal-hal berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang PTM, faktor risiko, dampak, dan pengendalian
PTM.
2. Memberikan pengetahuan tentang Posbindu PTM.
3. Memberikan kemampuan dan ketrampilan dalam memantau faktor risiko PTM.
4. Memberikan ketrampilan dalam melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya

Pelatihan senam kaki diabetes bagi kader-kader RW 09 diperlukan dalam inovasi


pelaksanaan Posbindu untuk mengkampanyekan senam kaki diabetes bagi masyarakat,
khususnya warga RW 09, yang belum mengetahui apa itu senam kaki diabetes. Senam kaki
diabetes diperkenalkan dan dilatih kepada kader dan warga RW 09 karena senam ini memiliki
manfaat yang besar yaitu dapat menurunkan kadar gula darah dan mencegah komplikasi
penyakit diabetes terutama pada kaki. Selain itu, senam ini sangat mudah dilakukan dan dapat
dilakukan di mana saja, sehingga mudah diterapkan sehari-hari oleh warga.
Saat pelaksanaan Posbindu tanggal 9 Agustus dan 13 September 2018, Posbindu dapat
dilaksanakan dengan baik, benar, dan teratur. Pada Posbindu pertama, persediaan stick cek
kolesterol Posbindu mengalami kekurangan karena banyaknya permintaan warga untuk cek
kadar kolesterol. Pada Posbindu kedua, tidak terjadi kekurangan dan kesalahan pada
pelaksanaannya. Pelatihan senam kaki diabetes pada Posbindu pertama dihadiri 12 orang
peserta dan pada Posbindu kedua dihadiri 10 orang peserta. Pelatihan senam kaki diabetes
diawali dengan penjelasan apa itu senam kaki diabetes, apa manfaatnya, dan bagaimana cara
menerapkannya. Pelatihan senam kaki diabetes berjalan dengan baik, dan antusias warga juga
baik.
Bab VI

29
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan warga peserta


Posbindu RW 09 mengenai pencegahan hiperkolesterolemia sudah cukup baik, setelah
dilakukan pemberian materi berupa penyuluhan tentang pentingnya menjaga kolesterol
normal sebagai pencegah terjadi penyakit tidak menular.

5.2 Saran

1. Penulis berharap agar warga di RW 09 dapat melanjutkan pola diet yang baik sebagai
pencegah kolesterol dan aktivitas olahraga yang telah dilakukan setiap hari rabu
secara berkesinambungan, disertai dengan penyuluhan mengenai apa itukolesterol
pada penderita penyakit tidak menular dan pada warga yang beresiko. Sehingga warga
RW 09 memiliki pengetahuan yang lebih mengenai kolesterol sebagai salah satu
faktor resiko penyakit tidak menular.

2. Penulis berharap agar warga RW 09 dapat melakukan pengulangan materi pencegahab


kolesterol dengan sesama warga sekitar yang berkesinambungan setiap jangka waktu
tertentu. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan keilmuan warga
RW 09.

30
Daftar Pustaka

Mansjoer A, dkk (2001), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta

Brunner & Suddart, (2003), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta

Lab UPF Ilmu Penyakit Dalam (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Dalam, RSDS, Surabaya.

Soeparman Waspadji (2006), Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta

Suparto, H. Sehat Menjelang Usia Senja. 2008. PT Remaja rosdakarya. Bandung

Lars Heslet.1991.kolesterol(judul asli: cholesterol). Penerbit Kesaint Blanc.jakarta

31
Lampiran 1 Kuesioner

KUESIONER PENGETAHUAN TENTANG POSBINDU DAN SENAM KAKI DIABETES

TERHADAP KADER POSBINDU RW 09

Nama : Alamat :

Usia : Pendidikan :

Pekerjaan : Tanggal :

Silahkan jawab pertanyaan di bawah ini dengan benar

32
1. Apa yang ibu ketahui tentang kolesterol ?

a. Salah satu komponen lemak yang sangat penting untuk membangun dinding sel

(membran sel) dalam tubuh dan berbahaya jika kelebihan

b. Banyak terdapat pada makanan yang berminyak

c. Lemak yang berbahaya

2. Apakah penyebab utama peningkatan kolesterol dalam darah ?

a. Kurang berolahraga

b. Berat badan berlebihan

c. Faktor keturunan dan konsumsi lemak yang tinggi

3. Apa saja sumber bahan makanan yang mengandung kolesterol tinggi ?

a. Jeroan, otak, kuning telur, udang, santan, dan mayonaise

b. 4 dari jawaban A

c. ≤ dari 3 jawaban A

4. Apa keuntungannya jika kita membatasi dan mengurangi konsumsi makanan yang

kolesterolnya tinggi ?

a. Kadar kolesterol dalam darah terkontrol yaitu kadar LDL (lemak jahat) rendah dan

HDL (lemak baik) tinggi

b. Kadar kolesterol dalam darah terkontrol

c. Tidak tahu (lanjut no.9)

5. Bagaimana cara ibu mengetahui kadar kolesterol didalam darahnya normal ?

a. Mengukur kadar kolesterol darah secara rutin minimal 3 bulan sekali

b. Memperkirakan dari tanda dan gejala yang dirasakan

c. Membatasi konsumsi sumber lemak


6. Apakah akibatnya bagi kesehatan jika mengkonsumsi makanan yang mengandung

kolesterol tinggi ?

a. Tidak ada efek yang diakibatkan

b. Pusing dan tidak nafsu makan

c. Dapat menyebabkan penyakit-penyakit degeneratif seperti hiperkolesterolemia,

jantung koroner maupun stroke

7. Bahan makanan apa saja yang dianjurkan pada diet dislipidemia untuk menurunkan

kolesterol darah ?

a. Karbohidrat kompleks, daging tanpa kulit, ikan, kacang-kacangan, semua sayuran

yang diolah tanpa minyak dan buah-buahan segar

b. Konsumsi sayuran dan buah

c. Bahan makanan yang digoreng dengan minyak

8. Bahan makanan apa saja yang tidak dianjurkan pada diet dislipidemia untuk

mempertahankan kadar kolesterol darah tetap normal ?

a. Sayuran dan buah-buahan yang segar

b. Kacang-kacangan dan produk makanan jadi

c. Daging yang berlemak, jeroan, kue-kue yang berlemak, kuning telur, gorengan dan

santan kental

9. Apakah ibu mengetahui berapa lemak jenuh yang dianjurkan untuk diet dislipidemia ?

a. <7 % dari energi total

b. 10 % dari total energi

c. 10-15 % dari total energi

10. Bagaimana cara yang tepat untuk mengurangi lemak jenuh dalam makanan ?

a. Memasak dengan cara merebus, mengukus, mengetim dan menghindari makanan

cepat saji
b. Memasak dengan cara menggoreng

c. Mengkonsumsi daging dengan kulitnya

11. Berapa kadar kolesterol yang normal ?

a. <200 mg/hari

b. >200 mg/hari

c. Tidak tahu

12. Apakah anda setuju bahwa stress salah satu faktor pemicu yang dapat meningkatkan

kadar kolesterol dalam darah ?

a. Tidak setuju

b. Setuju

c. Sangat setuju

13. Apa yang anda ketahui tentang lemak trans ?

a. Jenis lemak yang berbahaya bagi manusia yang berasal dari produk ruminansia dan

penggunaan minyak secara berulang-ulang untuk menggoreng.

b. Perubahan dari lemak baik menjadi lemak jahat

c. Lemak yang terdapat pada gorengan

14. Apa saja contoh makanan yang tinggi lemak trans ?

a. Daging yang berlemak, gorengan yang menggunakan minyak berulang-ulang,

margarin, mentega

b. Gorengan

c. Daging yang berlemak

15. Apakah dampaknya jika kita sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak trans ?

a. Kadar kolesterol dalam darah meningkat yang menyebabkan hiperkolesterolemia

b. Mual dan pusing

c. Tidak tahu

Anda mungkin juga menyukai