dr. Marlinda
Pembimbing:
MERUYA SELATAN II
DKI JAKARTA
0
Daftar Isi
Daftar Isi 1
Bab I. Pendahuluan 2
Bab V. Pembahasan 24
Daftar Pustaka 38
Lampiran 39
1
Bab I
Pendahuluan
Data BPS (2015) menunjukkan bahwa sebanyak 37,1% penduduk pralansia (45-59
tahun) pernah mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir, sementara lansia muda
(60-69 tahun) sebesar 48,4%, lansia madya (70-79 tahun) sebesar 57,7%, dan lansia tua (80-
89 tahun) sebesar 64,0% yang mengeluhkan kondisi kesehatannya. Angka kesakitan lansia
tahun 2014 sebesar 25,1%, artinya sekitar satu dari empat lansia pernah mengalami sakit
dalam satu bulan terakhir, penyakit yang sering terjadi pada usia lanjut yaitu Penyakit Tidak
Menular (PTM).
PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi kuman termasuk penyakit
kronis degeneratif, meliputi jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Jumlah kematian akibat PTM terus meningkat dari 41,75%
pada tahun 1995 menjadi 59,7% di 2007.
Oleh karena itu deteksi dini harus dilakukan dengan secara proaktif mendatangi
sasaran, karena sebagian besar tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit tidak
menular. Dalam rangka pengendalian PTM antara lain dilakukan melalui pelaksanaan Pos
Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM) yang merupakan
upaya monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat.
Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan,
diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup
berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya. Melalui Posbindu PTM, dapat
2
sesegeranya dilakukan pencegahan faktor resiko PTM sehingga kejadian PTM di masyarakat
dapat ditekan.
Kolesterol juga merupakan faktor risiko hipertensi yang dapat diubah, maka semakin
tinggi kadar kolesterol total maka akan semakin tinggi kemungkinan terjadinya hipertensi.
Kadar kolesterol darah tinggi banyak dialami oleh penderitahipertensi. Pernyataan ini
diperkuat oleh berbagai penelitian di Amerika yang menyatakan hubungan antara kadar
kolesterol dan tekanan darah tinggi( Harefa, et al., 2009). Tekanan darah meningkat
dikarenakan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah yang berlebihan (Susilo, et
al., 2011).
Perkiraan angka kematian di dunia pada penyakit jantung koroner dan stroke sekitar
2,6 juta. Angka kematian tertinggi 54% terjadi di Eropa, kemudian Amerika 48%. Wilayah
Afrika 22,6% dan Asia Tenggara 29,0% (World Health Organization, 2013).
Di Indonesia, proporsi penderita kolesterol total tinggi usia 15 tahun keatas adalah
sebesar 35,9%. Penilaian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa kadar kolesterol
diatas normal pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki, perempuan sebesar
39,6% dan laki-laki sebesar 30,05. Sedangkan berdasarkan tempat tinggal menunjukkan
bahwa kadar kolesterol diatas normal pada penduduk perkotaan lebih besar daripada
penduduk pedesaan, penduduk perkotaan sebesar 38,5% dan penduduk pedesaan sebesar
32,1% (RISKESDAS, 2013, p.259). Beberapa faktor yang memengaruhi kadar kolesterol
total adalah pola makan tinggi serat, pola makan tinggi lemak, kebiasaan merokok, jenis
kelamin, obesitas dan aktifitas fisik.
3
Konsumsi serat dapat membantu menurunkan absorpsi lemak dan kolesterol di dalam
darah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet serat dengan cara mengkonsumsi
makanan tinggi kacang polong, termasuk kacang merah, mampu menurunkan kadar
kolesterol di dalam darah hingga 10% pada penderita hiperkolesterolemia. Selain itu serat
larut air yang difermentasi dalam usus besar akan menghasilkan asam-asam lemak rantai
pendek yang dapat menghabiskan sintesis kolesterol hati.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terhadap warga di Posbindu RW 09 dengan meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan
pencegahan hiperkolesterol di Kelurahan Meruya Selatan yang diharapkan mampu
menurunkan angka terjadinya penyakit tidak menular seperti, hipertensi, penyakit jantung
koroner dan stroke.. Responden yang diambil pada mini project ini dari para warga Posbindu
RW 09 Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Kurangnya pengetahuan warga RW 09 pada umumnya terhadap pencegahan
hiperkolesterol di Posbindu RW 09 wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan II, Jakarta Barat, DKI Jakarta, tahun 2018-2019.
5
Posbindu agar semakin banyak penyakit tidak menular yang dapat terdeteksi dan
diobati lebih dini.
6
Bab II
Tinjauan Pustaka
2. Hiperkolesterolemia
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density
Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan, termasuk ke sel otot
jantung, otak dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan
kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density
Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu
dibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung
lebih banyak lemak daripada HDL sehingga ia akan mengambang di dalam darah.
Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL
dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan penempelan
kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang
"baik" karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding
pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang
7
membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan
lemak lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh
tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein.
Lipoprotein dapat dianggap sebagai 'pembawa' (carier) kolesterol dalam darah.
Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan.
Dengan begitu tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah
satunya akibat terlau sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah akan meningkat.
Epidemiologi
8
Tabel 1.
Proporsi kolesterol abnormal penduduk umur ≥15 tahun menurut karakteristik,
Indonesia 2013
Jenis Kelamin
Laki-laki 30,0
Perempuan 39,6
Tempat Tinggal
Perkotaan 39,5
Perdesaan 32,1
Indonesia 35,9
9
mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi (proteksi) dari
aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
Selain LDL dan HLD ada lagi satu jenis lemak yang berbahaya, yakni trigliserida.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai
organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah dapat
meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar
trigliserida dalam darah seperti kegemukan, minum alkohol, makan gula, makan
lemak. Kadar trigliserida yang tinggi banyak dikaitkan dengan pankreatitis atau
radang pankreas.
Sebagai produk tipikal metabolism hewan, kolesterol terdapat dalam makanan yang
berasal dari hewan misalnya kuning telur, daging, hati, dan otak. Kolesterol terdapat di
jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan
dengan asam lemak rantai-panjang sebagai ester kolesteril. Lipoprotein berdensitas
rendah (LDL) plasma adalah kendaraan untuk membawa kolesterol dan ester kolesteril ke
banyak jaringan. Kolesterol bebas dikeluarkan dari jaringan oleh lipoprotein berdensitas
tinggi (HDL) plasma dan diangkut ke hati, tempat senyawa ini dieliminasi dari tubuh
tanpa diubah atau setelah diubah menjadi asam empedu dalam proses yang dikenal
sebagai transport kolesterol terbalik.
Kolesterol berasal sama banyak dari makanan dan dari biosintesis. Sekitar separuh
kolesterol tubuh berasal dari proses sintesis (sekitar 700 mg/hari) dan sisanya diperoleh
dari makanan. Hati dan usus masing- masing menghasilkan sekitar 10% dari sintesis total
pada manusia. Hampir semua jaringan yang mengandung sel berinti mampu membentuk
kolesterol, yang berlangsung di reticulum endoplasma dan sitosol.
10
didalam setiap makanan. Pada hal kolesterol hanya dijumpai pada makanan yang berasal
dari produk hewai seperti, telur, daging, susu, dan keju.
Demikian halnya dengan kolesterol darah, kolesterol darah berasal dari hati, artinya
tidak hanya makanan yang dikonsumsi, kebutuhan kolesterol tubuh dalam sehari 1 g.
tubuh dapat memenuhi kolesterol sendiri.
Mengetahuui kandungan kolesterol dalam makanan akan membantu kita untuk bias
menghindari konsumsi kolesterol dalam jumlah yang tinggi sehingga bias terhindar dari
hiperkolesterolemia. Kandungan kolesterol dalam bahan pangan (Tabel 2).
11
Keju 100 gr 100
Krim 100 gr 140
Mentega 100 gr 260
Susu sapi 100 gr 13
Sosis 1 30
Lemak sapi 2 sendok 23
Lemak ayam 100 74
Tersedianya makanan cepat saji (fast-food) juga memberikan akses kepada kita
terhadap mkanan berkolesterol semakin dekat dan mudah ditemukan karena
banyaknya warung waralaba. Oleh karena itu perlu juga diketahui kandungan
kolesterol beberapa makanan fast food (Tabel 3).
12
cheese
13
(d) Makanan yang mengandung minyak kelapa, minyak kelapa sawit atau
mentega juga memiliki banyak lemak jenuh. Lemak jenuh juga sering
didapati pada makanan ringan yang mengandung margarin, yang
menggunakan minyak goreng dan kue-kue.
2. Berat badan
(a) Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan tapi lebih banyak
efek buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan
trigliserida dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
3. Kurang bergerak
Tubuh manusia didesain untuk selalu bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk
banyak bergerak. Coba perhatikan apakah kegiatan sobat lebih banyak duduk atau
tidur dan jarang berjalan kaki. Kurang bergerak dapat meningkatkan LDL
(kolesterol jahat) dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
4. Umur dan jenis kelamin
Setelah mencapai usia 20 tahun, kadar kolesterol biasanya cenderung naik. Pada
pria, kadar kolesterol umumnya terus menerus meningkat setelah usia 50 tahun.
Pada wanita, kadar kolesterol tinggal akan turun saat menopause, setelah itu
kolesterolnya cenderung tinggi seperti pada pria.
5. Penyakit tertentu
Bisa saja sobat sudah berusaha menjauhi makanan berlemak tapi ternyata
kolesterol masih tinggi. Memiliki penyakit tertentu seperti diabetes atau
hipotiroidisme dapat menyebabkan kolesterol tinggi.
6. Sejarah keluarga
Jika salah satu anggota keluarga punya masalah kolesterol tinggi maka berhati-
hatilah karena risiko memiliki kolesterol tinggi juga bisa terjadi.
7. Merokok
Merokok dapat menurunkan kolesterol baik, sehingga yang beredar di tubuh
hanya kolesterol jahat. Kolesterol jahat ini jika tidak dikendalikan bisa berakibat
fatal.
a. Tanda-Tanda Kolesterol
Secara fisik kolesterol bisa dikenali dengan kondisi badan yang sering menggangu
dan membuat tubuh merasa tidak nyaman.Berikut ini beberapa tanda-tanda kolesterol
yang seharusnya anda waspadai karena merupakan indikasi tingkat kadar kolesterol
yang tinggi.
1. Sering Kesemutan pada Kaki dan Tangan
Biasanya orang yang memiliki kolesterol tinggi sering mengalami kesemutan
pada kaki dan tangan. Rasa kesemutan ini terjadi karena aliran darah yang tidak
14
mencukupi pada syarat kaki dan tangan. Biasanya rasa kesemutan ini terjadi
ketika seseorang sedang duduk dalam waktu yang cukup lama atau aktivitas lain
yang melibatkan kaki dan tangan. Apabila anda salah satu yang sering mengalami
hal ini, anda perlu mewaspadai dan periksalah kadar kolesterol anda di rumah
sakit atau dokter keluarga anda.
2. Cepat Pegal-Pegal di bagaian Tangan dan Kaki
Selain kesemutan kaki dan tangan pada pengidap kolesterol tinggi sering merasa
pegal-pegal. Rasa pegal ini datang begitu saja meskipun tidak melakukan aktifitas
yang berat atau membutuhkan tenaga yang cukup tinggi. Apabila hal ini sering
terjadi pada anda maka waspadai gejala kolesterol tinggi ini.
3. Tengkuk dan Pundak Menjadi Tidak Nyaman
Tanda-tanda kolesterol juga bisa dikenali apabila seseorang sering merasakan
berat pada tengkuk tanpa sebab yang pasti. Tengkuk menjadi terasa berat
meskipun tidak membawa beban, hal ini juga terjadi di pundak. Pundak akan
terasa pegal dan mengakibatkan badan terasa tidak nyaman sama sekali
4. Sering Pusing
Gejala kolesterol selanjutnya adalah seringnya pusing pada bagian belakang
kepala. Hal ini terjadi karena terjadinya penyempitan di pembuluh darah yang
mengalirkan darah yang mengandung oksigen ke kepala. Bahaya yang timbul jika
tidak segera diatasi adalah pecahnya pembuluh darah dan menyebabkan stroke.
5. Cepat Mengantuk
Orang yang sering mengantuk ditengarai memiliki kadar kolesterol yang tinggi,
hal ini biasanya terjadi pada orang yang memiliki kadar trigliserida diatas 600
bahkan 700 mg. Kadar trigliserida yang aman itu antara 150 hingga 200 mg, jadi
sudah terlampaui banyak sekali. Hal ini sungguh tidak baik untuk kesehatan dan
menyebabkan penyempitan lemak jahat di pembuluh darah yang mengalirkan
darah ke otak. Jika aliran darah ke otak terganggu maka asupan oksigen tidak
mencukupi sehingga seseorang mudah merasa mengantuk dan malas untuk
mengerjakan sesuatu.
6. Dada Sebelah Kiri Sering Nyeri
Nyeri pada dada sebelah ini terjadi karena adanya penyempitan pembuluh darah
disekitar jantung. Jantung merupakan organ penting untu memompa darah untuk
dialirkan keseluruh tubuh. Jika ada penyempitan disekitar jantung maka orang
15
akan merasa seperti tertusuk dibagian dada sebelah kiri. Waspadai gejala
kolesterol ini karena bisa menyebabkan gangguan jantung.
16
seperti selai kacang, avokad, minyak Zaitun dan kanola, serta kacang-kacangan.
Penelitian telah membuktikan bahwa jenis lemak ini membantu menurunkan
kadar LDL dan trigliserida dalam darah, dan meningkatkan HDL.
5. Mengonsumsi multivitamin
Sekalipun telah mengonsumsi makanan sehat, tetap ada kemungkinan tubuh kita
kekurangan unsur nutrisi tertentu. Untuk mengatasi kondisi ini, para ahli
kesehatan menyarankan untuk mengonsumsi multivitamin/makanan suplemen
untuk mencukupi kebutuhan dasar nutrisi dan menurunkan risiko penyakit
jantung dan stroke. Pilihlah multivitamin yang mengandung asam folat, vitamin
B6 dan vitamin B12, karena ketiganya memiliki manfaat penting menjaga
kesehatan jantung.
Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang membentuk
plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot
jantung tidak menerima aliran darah.
Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Selain
LDL, faktor risiko lain yang harus diukur dan diketahui adalah:
a. Merokok
b. HDL rendah (< 40 mg/dl)
c. Hipertensi (tekanan darah tinggi): 140/90 atau sedang dalam pengobatan
antihipertensi
d. Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun
e. Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit
jantung/stroke:
17
o Jika Wanita : < 65 tahun
Cara mencegah LDL tinggi adalah dengan mengatur konsumsi makanan yang
masuk ke dalam tubuh, antara lain dengan:
c. Makanan yang mengandung beta glucan seperti apel, pepaya, pir, wortel,
kapri, buncis, kecipir, kacang panjang, kacang hijau, kacang merah, dan
beras merah. Beta glucan mampu mengendalikan kadar kolesterol dalam
darah dengan mengontrol penyerapan dan produksi kolesterol.
d. Menjaga berat badan agar seimbang, karena orang yang memiliki berat lebih
cenderung memiliki kadar kolesterol tinggi yang disebabkan karena
terjadinya penumpukan trigliserida di balik lipatan kulit.
e. Lakukan olah raga teratur agar metabolisme tubuh dapat bekerja dengan
baik, sehingga tidak terjadi penimbunan lemak dan kolesterol.
2. Penyakit Stroke
18
Selain dapat menyumbat pembuluh darah ke Jantung, plak aterosklerosis juga
dapat akan menyumbat pembuluh darah otak sehingga otak tidak menerima
aliran darah, atau yang sering disebut dengan stroke.
jantung koroner, Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena
bentuknya lebih padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga
sangat mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih
dalam (Aterogenik).
Bahkan pada pasien Diabetes Melitus yang sudah terkena penyakit target LDL-
nya lebih rendah lagi yakni <70 mg/dL. Kadar gula darah yang tinggi dan
berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan
menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan pasien dengan diabetes
cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.
19
Pembentukan plak aterosklerosis akibat kolesterol tinggi dapat terjadi pada
pembuluh darah penis (penyumbatan pada arteri dorsalis penis) sehingga
menyebabkan penis tidak mendapatkan aliran darah yang cukup untuk ereksi.
20
Bab III
Metode Penelitian
3. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian adalah populasi target yang masuk kriteria inklusi yang berjumlah
20 warga.
21
3.4 Kriteria Pemilihan Subjek Penelitian
1. Kriteria Inklusi
Warga peserta Posbindu RW 09 yang aktif selama 11 November 2018 sampai 20
Februari 2019.
2. Kriteria Eksklusi
Warga peserta Posbindu RW 09 yang menolak berpartisipasi dalam penelitian
2. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis tentang
pengetahuan pencegahan hiperkolesterol sebagai factor resiko penyakit tidak menular.
Pengetahuan reponden tentang pencegahan hiperkoelsterolemia dianggap baik bila benar
menjawab 8-10 pertanyaan, cukup bila benar 5-7 pertanyaan dan kurang bila hanya
menjawab <5 pertanyaan.
Tabel 2 Klasifikasi Tingkat Pengetahuan Pencegahan Hiperkolesterol
Skor Tingkat Pengetahuan
<5 Kurang
5-7 Cukup
8-10 Baik
22
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk mengkoreksi
kemungkinan kesalahan.
23
Bab IV
Hasil Penelitian
24
Kelurahan Meruya Selatan memiliki dua puskesmas kelurahan yaitu Puskesmas
Kelurahan Meruya Selatan I dan Meruya Selatan II yang memiliki wilayah kerja masing–
masing. Yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Meruya Selatan II adalah Rukun
Warga 02, 03, 05, dan 09. Sisanya menjadi wilayah kerja dari Puskesmas Kelurahan Meruya
Selatan I. Gedung Puskesmas Meruya Selatan II seluas 240 m² terletak diatas tanah seluas
600 m². Jarak dari pusat kantor kecamatan ± 5 km, dari pusat kantor kota administrasi ± 2,5
km, dan jarak dari pusat pemerintahan DKI Jakarta ± 15 km, dihubungkan dengan jalan
negara / kabupaten. Alat transportasi yang dapat digunakan adalah kendaraan umum B03 dan
kendaraan roda 2 (ojek).
RT NAMA PENYAKIT
Hipertensi DM Dislipidemia Hiperuricemia Penyakit
Jantung
RT 1 12 5 8 0 7
RT 2 8 8 4 2 2
RT 3 13 5 5 2 0
RT 4 9 4 2 1 1
RT 5 13 5 1 0 3
RT 6 17 3 5 4 3
JUMLAH 72 30 25 9 16
25
RT NAMA PENYAKIT
Stroke Batu TB Gangguan Jiwa Asma
Ginjal Bronkiale
RT 1 2 0 2 0 0
RT 2 0 0 1 2 0
RT 3 1 0 0 0 1
RT 4 3 1 0 0 3
RT 5 2 0 0 2 3
RT 6 0 1 1 2 1
JUMLAH 8 2 4 6 8
RT NAMA PENYAKIT
November Desember Januari Februari
Tekanan 2 2 1 1
darah tinggi
Kolesterol 5 5 4 2
tinggi
Gula darah 1 1 0 2
tinggi
Asam urat 2 1 2 0
tinggi
Obesitas 15 13 15 0
JUMLAH 20 20 20 20
Peserta
4.4 Hasil
26
Tabel diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan
baik yaitu sejumlah 8 responden (40,00 %), cukup baik sejumlah 6 responden (30,00 %), dan
berpengetahuan kurang sejumlah 6 orang (60,00%).
Dari penelitian di dapatkan tidak ada responden yang berjenis kelamin laki-laki (0%),
dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (100%).
Pendidikan terakhir seluruh responden yang berjumlah 20 orang, yaitu tamat SD,
SMP dan SMA.
Pekerjaan responden yang berjumlah 15 orang, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan 5
orang responden sebagai wiraswasta. Tidak ada responden yang memiliki pekerjaan sebagai
PNS dan pegawai swasta.
27
Bab V
Pembahasan
28
Mengingat jumlah penduduk RW 09 yang mengalami penyakit PTM cukup banyak
yaitu 72 orang dengan penyakit hipertensi, 30 orang dengan penyakit diabetes melitus, dan 25
orang dengan penyakit dislipidemia, disertai dengan permintaan dari perwakilan warga di
RW 09 untuk diadakannya kegiatan Posbindu, maka dibentuklah Posbindu PTM bersama tim
KPLDH pada tanggal 19 Juli 2018. untuk menemukan kasus penyakit tidak menular serta
konsultasi untuk mencegah dan menanggulangi dampak dari penyakit tidak menular tersebut.
Pembinaan Posbindu bagi kader-kader RW 09 diperlukan dalam pembentukan
Posbindu PTM agar para kader Posbindu dapat mewujudkan Posbindu PTM yang
berkesinambungan dan manfaatnya dapat dirasakan oleh warga RW 09. Sebagaimana tertera
dalam petunjuk teknis Posbindu PTM oleh Kemenkes RI pelatihan kader tersebut bertujuan
agar kader dapat memahami dan melakukan hal-hal berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang PTM, faktor risiko, dampak, dan pengendalian
PTM.
2. Memberikan pengetahuan tentang Posbindu PTM.
3. Memberikan kemampuan dan ketrampilan dalam memantau faktor risiko PTM.
4. Memberikan ketrampilan dalam melakukan konseling serta tindak lanjut lainnya
29
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Penulis berharap agar warga di RW 09 dapat melanjutkan pola diet yang baik sebagai
pencegah kolesterol dan aktivitas olahraga yang telah dilakukan setiap hari rabu
secara berkesinambungan, disertai dengan penyuluhan mengenai apa itukolesterol
pada penderita penyakit tidak menular dan pada warga yang beresiko. Sehingga warga
RW 09 memiliki pengetahuan yang lebih mengenai kolesterol sebagai salah satu
faktor resiko penyakit tidak menular.
30
Daftar Pustaka
Mansjoer A, dkk (2001), Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta
Brunner & Suddart, (2003), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta
Lab UPF Ilmu Penyakit Dalam (1994), Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit
Dalam, RSDS, Surabaya.
31
Lampiran 1 Kuesioner
Nama : Alamat :
Usia : Pendidikan :
Pekerjaan : Tanggal :
32
1. Apa yang ibu ketahui tentang kolesterol ?
a. Salah satu komponen lemak yang sangat penting untuk membangun dinding sel
a. Kurang berolahraga
b. 4 dari jawaban A
c. ≤ dari 3 jawaban A
4. Apa keuntungannya jika kita membatasi dan mengurangi konsumsi makanan yang
kolesterolnya tinggi ?
a. Kadar kolesterol dalam darah terkontrol yaitu kadar LDL (lemak jahat) rendah dan
kolesterol tinggi ?
7. Bahan makanan apa saja yang dianjurkan pada diet dislipidemia untuk menurunkan
kolesterol darah ?
8. Bahan makanan apa saja yang tidak dianjurkan pada diet dislipidemia untuk
c. Daging yang berlemak, jeroan, kue-kue yang berlemak, kuning telur, gorengan dan
santan kental
9. Apakah ibu mengetahui berapa lemak jenuh yang dianjurkan untuk diet dislipidemia ?
10. Bagaimana cara yang tepat untuk mengurangi lemak jenuh dalam makanan ?
cepat saji
b. Memasak dengan cara menggoreng
a. <200 mg/hari
b. >200 mg/hari
c. Tidak tahu
12. Apakah anda setuju bahwa stress salah satu faktor pemicu yang dapat meningkatkan
a. Tidak setuju
b. Setuju
c. Sangat setuju
a. Jenis lemak yang berbahaya bagi manusia yang berasal dari produk ruminansia dan
margarin, mentega
b. Gorengan
15. Apakah dampaknya jika kita sering mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak trans ?
c. Tidak tahu