Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM KARDIOVASKULER
(STENOSIS MITRAL)

KELOMPOK I

ANDI FTIRIANI
ASRINI PUSPITA SALAM
MUH. SYAFAR PURWANTO
SELLY DJAFAR

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MAKASSAR
2017
BAB I

PENDAHULUAN

Prevalensi kejadian mitral stenosis di Amerika Serikuat yaitu 0,1% dan di

Eropa berdasarkan Euro Heart Survey mencapai 9%. Angka kejadian di Negara

maju 4 kali lebih rendah dibandingkan di Negara berkembang walaupun

penurunan insidensi di Negara maju cenderung tidak tampak karena angka

imigrasi yang cukup tinggi.Negara berkembang yang menempati 67% penduduk

di dunia diperkirakan mempunyai tendensi multiple episode infeksi yang tinggi

sehingga mengakibatkan severitas stenosis lebih berat dan lebih dini.Angka

kejadian penyakit mitral stenosis di Indonesia tidak diketahui dengan pasti.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Hasnul et al (2015), mitral stenosis yang

disebabkan oleh demam rematik di RSUP Dr. M. Djamil Padang selama 4 tahun

(2009-2012) sebanyak 17,6% dari seluruh katup.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi

Katup mitral terletak di antara atrium kiri dan ventrikel kiri.Katup

mitral terbuka untuk peningkatan tekanan ketika atrium kiri terisi dengan

darah. Darah mengalir ke dalam ventrikel kiri jantung yang mengembang

(diastole). Kemudian menutup ketika jantung berkontraksi (sistole) dan darah

masuk ke aorta. Proses ini sangat penting untuk fungsi jantung. Kadang-

kadang katup mitral tidak menutup dengan benar; ini dikenal sebagai prolaps

katup mitral.

Hal ini dapat menyebabkan darah bocor dengan cara yang salah, yang

dikenal sebagai regurgitasi, yang menyebabkan sesak napas, jantung

berdebar, dan nyeri dada. Namun, dalam banyak kasus, masih ada katup yang

cukup ketat untuk mencegah regurgitasi, begitu banyak orang tidak tahu

bahwa mereka memiliki prolaps katup mitral.Kadang-kadang, prolaps katup

mitral dapat menyebabkan endokarditis infektif.Ini adalah bentuk infeksi

yang membuat jantung berdebar, dan harus diobati dengan antibiotik.


B. Definisi

Stenosis katup mitral merupakan penyempitan pada lubang katup mitral

yang akan meyebabkan meningkatnya tahanan aliran darah dari atrium kiri ke

ventrikel kiri. Mitral stenosis adalah suatu penyempitan jalan aliran darah ke

ventrikel.Penyempitan katup mitral menyebabkan katup tidak terbuka dengan

cepat dan menghambat aliran darah antara ruang-ruang jantung kiri.Ketika

katup mitral menyempit (stenosis), darah tidak dapat dengan efisien melewati

jantung. Kondisi ini menyebabkan seseorang menjadi lemah dan nafas

menjadi pendek serta gejala lainnya (Kasron, 2012)

Mitral Stenosis adalah perubahan penebalan progresif dan kontraktur

daun katup mitral dan korda tendinae yang menyebabkan penyempitan

orifisium dan obstruksi aliran darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri secara

progresif.Normalnya, lubang katup mitral selebar tiga jari.Dalam kasus

stenosis berat, lebar lubang menyempit menjadi sebesar pensil.Atrium kiri

berdilatasi dan mengalami hipertrofi karena sulit sekali untuk memindahkan

darah ke ventrkel, dan disebabkan pula oleh peningkatan volume darah atrium

yang kini harus ditanggungnya.Karena tidak ada katup yang melindungi vena

pulmonal dari aliran balik darah atrium, sirkulasi pulmonal menjadi

terkongesti.Tekanan darah pulmonal yang tinggi pada akhirnya dapat memicu

gagal ventrikel kanan. (Smeltsher, 2013)

C. Etiologi

Penyebab tersering dari mitral stenosis adalah demam reumatik.

Penyebab yang agak jarang antara lain: mitral stenosis kongenital, lupus
eritematosus sistemik (SLE), artrithis rheumatoid (RA), atrial myxoma dan

endocarditis bacterial. Selain itu, virus seperti coxsackie diduga memegang

peranan pada timbulnya penyakit katup jantung kronis. Gejala dapat dimulai

dengan suatu episode atrial fibrilasi atau dapat dicetuskan oleh kehamilan dan

stres lainnya terhadap tubuh misalnya infeksi (pada jantung, paru-paru) atau

gangguan jantung yang lain.

Stenosis katup mitral hampir selalu disebabkan oleh demam reumatik,

yang pada saat ini sudah jarang ditemukan di Amerika Utara dan Eropa

Barat.Karena itu, di wilayah tersebut stenosis katup mitral terjadi terutama

pada orang tua yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-

kanak dan mereka tidak mendapatkan antibiotik.Di bagian dunia lainnya,

demam rematik sering terjadi dan menyebabkan stenosis katup mitral pada

dewasa, remaja dan kadang pada anak-anak.Yang khas adalah jika

penyebabnya demam reumatik, daun katup mitral sebagian bergabung

menjadi satu.

Stenosis katup mitral juga bisa merupakan suatu kelainan bawaan.Bayi

yang lahir dengan kelainan ini jarang bisa bertahan hidup lebih dari 2 tahun,

kecuali jika telah menjalani pembedahan. Miksoma (tumor jinak di atrium

kiri) atau bekuan darah dapat menyumbat aliran darah ketika melewati katup

mitral dan menyebabkan efek yang sama seperti stenosis katup mitral.

D. Manifestasi Klinis

1. Gejala pertama yang sering kali muncul adalah dyspnea saat beraktivitas

berat (karena hipertensi vena pulmonal).


2. Keletihan progresif (akibat curah jantung yang rendah), batuk kering atau

mengi, hemoptisis, palpitasi, ortopnea, diyspnea nocturnal pariksismal

(PND) dan infeksi pernapasan berulang dapat terjadi.

3. Nadi sering kali tidak teratur dan lemah (karena fibrilasi atrial) dapat

terjadi.

4. Jika stenosisnya berat, tekanan darah di dalam atrium kiri dan tekanan

darah di dalam paru-paru meningkat, sehingga terjadi gagal jantung,

dimana cairan tertimbun di dalam paru-paru (edema pulmoner). Penderita

yang mengalami gagal jantung akan mudah merasakan lelah dan sesak

nafas.

5. Warna semu kemerahan di pipi menunjukkan bahwa seseorang menderita

stenosis katup mitral. Tekanan tinggi pada vena paru-paru dapat

menyebabkan vena atau kapiler pecah dan terjadi perdarahan ringan atau

berat ke dalam paru-paru. Pembesaran atrium kiri bisa mengakibatkan

fibrilasi atrium, dimana denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur.

6. Dengan menggunakan stetoskop akan terdengar murmur jantung yang

khas ketika darah mengalir/menyembur melalui katup yang menyempit

dari atrium kiri.

E. Patofisiologi

Stenosis mitral terjadi karena adanya fibrosis dan fusi komisura katup

mitral pada waktu penyembuhan demam rematik. Bakteri Streptococus Beta

Hemolitikus Group A dapat menyebabkan terjadinya demam rematik.

Terbentuknya sekat jaringan ikat tanpa pengapuran mengakibatkan lubang


katup mitral pada waktu diastolik lebih kecil dari normal.Berkurangnya luas

efektif lubang mitral menyebabkan berkurangnya daya alir katup mitral. Hal

ini akan meningkatkan tekanan di ruang atrium kiri, sehingga timbul

perbedaan tekanan antara atrium kiri dan ventrikel kiri waktu diastolik. Jika

peningkatan tekanan ini tidak berhasil mengalirkan jumlah darah yang cukup

untuk memenuhi kebutuhan tubuh, akan terjadi bendungan pada atrium kiri

dan selanjutnya akan menyebabkan bendungan vena dan kapiler paru.

Bendungan ini akan menyebabkan terjadinya sembab alveolar. Pecahnya

vena bronkialis akan menyebabkan hemoptisis.

Pada tahap selanjutnya tekanan arteri pulmonal akan meningkat,

kemudian terjadi pelebaran ventrikel kanan dan insufisiensi pada katup

tricuspid atau pulmonal. Akhirnya vena-vena sistemik akan mengalami

bendungan pula. Bendungan hati yang berlangsung lama akan mengalami

gangguan fungsi hati. Kompensasi pertama tubuh untuk menaikkan curah

jantung adalah takikardi. Tetapi kompensasi ini tidak selamanya menambah

curah jantung karena akan mengurangi masa pengisian diastolic. Regangan

pada otot-otot atrium akan menyebabkan gangguan elektris sehingga terjadi

fibrilasi atrium. Hal ini akan menggangggu pengisian ventrikel dari atrium

dan memudahkan pembentukan thrombus di atrium kiri.

F. Penatalaksanaan

Tidak ada pengobatan yang dibutuhkan jika gejala-gejala tidak

ditemukan atau hanya ringan saja. Prinsip dasar penatalaksanaan adalah

melebarkan lubang katup mitral yang menyempit. Rujukan ke rumah sakit


hanya dibutuhkan untuk diagnosis atau penanganan gejala yang

berat.Intervensi dapat berupa bedah dan non bedah.Tidak ada obat yang dapat

mengoreksi suatu defek katup mitral .Hanya saja obat-obatan tertentu dapat

digunakan untuk mengurangi gejala dengan mempermudah kerja pemompaan

jantung dan mengatur irama jantung.

Pengobatan farmakologis hanya diberikan apabila ada tanda-tanda

gagal jantung, aritmia ataupun reaktivasi reuma. Obat seperti beta-blocker

(Acebutolol, metoprolol, metoprolol suksinat, propranolol), digoxin,

amiodarone, dilitiazem, heparin dan verapamil dapat memperlambat denyut

jantung dan membantu mengendalikan fibrilasi atrium. Diuretik dapat

mengurangi tekanan darah dalam paru-paru dengan cara mengurangi volume

sirkulasi darah.Jika terapi obat tidak dapat mengurangi gejala secara

memuaskan, mungkin perlu dilakukan perbaikan atau penggantian katup.Pada

prosedur valvuloplasti balon, lubang katup diregangkan.Kateter yang pada

ujungnya terpasang balon dimasukkan melalui vena menuju ke jantung.

Ketika berada di dalam katup, balon digelembungkan dan akan memisahkan

daun katup yang menyatu.

Pemisahan daun katup yang menyatu juga bisa dilakukan melalui

pembedahan. Jika kerusakan katupnya terlalu parah, bias diganti dengan

katup mekanik.Sebelum menjalani berbagai tindakan gigi atau pembedahan,

kepada penderita diberikan antibiotik untuk mengurangi resiko terjadinya

infeksi katup jantung.Stenosis katup mitral dapat dicegah hanya dengan

mencegah terjadinya demam rematik, yaitu penyakit pada masa kanak-kanak


yang kadang terjadi setelah srtrep throat (infeksi tenggorokn oleh

streptokokus) yang tidak diobati.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium EKG

Khas memperlihatkan fibrilasi atrium (AF) atau pembesaran atrium

kiri (LA) bila irama sinus.Deviasi aksis kanan dan hipertropi ventrikel

kanan (RV) pada adanya hipertensi pulmonal.

2. Foto Thoraks

Gambaran foto toraks berupa pembesaran atrium kiri, pelebaran

arteri pulmonal, aorta yang relatif kecil (pada pasien dewasa dan fase

lanjut) dan pembesaran ventrikel kanan.Kadang-kadang terlihat

pengkapuran di daerah katup mitral atau pericardium.Pada paru-paru

terdapat tanda-tanda bendungan vena.

3. Ekokardiagram

Tes yang tidak invasif yang paling berguna memperlihatkan

pembukaan yang tidak sempurna, kalsifikasi dan penebalan daun katup

dan apparatus subvalvular dan pembesaran atrium kiri.Pencatatan aliran

secara Doppler memberi perkiraan gradient transvalvular daerah katup

mitral dan derajat hipertensi pulmonal.

H. Komplikasi

Komplikasi dapat berat atau mengancam jiwa. Misalnya hemoptisis,

emboli paru, embolisasi sistemik: endocarditis jarang pada mitral stenosis

murni. Mitral stenosis biasanya dapat dikonrtrol dengan pengobatan dan


membaik dengan valvuloplasty atau pembedahan. Tingkat mortalitas post

operatif pada mitral commisurotomy adalah 1-2% dan pada mitral valve

replacement adalah-2-5%. Prolaps Katup Mitral (Mitral Valve Prolaps

(MBVP))
BAB III

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola napas

a. Definisi

Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi yang

adekuat.

b. Faktor Prediposisi

1) Ansietas

2) Cedera medulla spinalis

3) Deformitas tulang

4) Disfungsi neuromuskular

5) Gangguan muskuloskeletal

6) Gangguan neurologis

7) Hiperventilasi

8) Imaturasi neurologis

9) Keletihan

10) Keletihan otot pernapasan

11) Nyeri

12) Obesitas

13) Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru

14) Sindrom hipoventilasi


c. Batasan karakteristik

1) Bradipnea

2) Dispnea

3) Fase ekspirasi memanjang

4) Ortopnea

5) Penggunaan otot bantu pernapasan

6) Penggunaan posisi tiga-titik

7) Peningkatan diameter anterior-posterior

8) Penurunan kapasitas vital

9) Penurunan tekanan ekspirasi

10) Penurunan tekanan inspirasi

11) Penurunan ventilasi semenit

12) Pernapasan bibir

13) Pernapasan cuping hidung

14) Perubahan ekskursi dada

15) Pola napas abnormal (irama, frekuensi, kedalaman)

16) Takipnea

2. Penurunan Curah Jantung

a. Definisi : Penurunan curah jantung berhubungan dengan

peningkatana fterload dan vasokonstriksi adalah

ketidakadekuatan darah yang di pompa oleh jantung

untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.


b. Faktor Predisposisi

1) Perubahan Afterload

2) Perubahan frekuensi jantung

3) Perubahan irama jantung

4) Perubahan kontraktilitas

5) Perubahan preload

6) Perubahan volume sekuncup

c. Batasan Karakteristik

1) Perubahan Frekuensi / Irama Jantung

a) Bradikardi

b) Palpasi Jantung

c) Perubahan elektrokardiogram (EKG) (mis, aritmia.

Abnormalitas konduksi, iskemia)

d) Takikardia

2) Perubahan Preload

a) Distensi vena jugularis

b) Edema

c) Keletihan

d) Murmur jantung

e) Peningkatan berat badan

f) Peningkatan CVP

g) Peningkatan PAWP

h) Penurunan Pulmonary Artery Wedge Pressure (PAWP)


i) Penurunan tekanan vena sentral (Central Venous Pressure,

CVP)

3) Perubahan Afterload

a) Dispenia

b) Kulit lembab

c) Oliguria

d) Pengisian kapiler memanjang

e) Peningkatan PVR

f) Peningkatan SVR

g) Penurunan nadi perifer

h) Penurunan resistensi vascular paru (pulmonary vascular

Resistance, PVR)

i) Penuruan resistensi vascular sistemik (systemic vascular

resistance, SVR)

j) Perubahan tekanan darah

k) Perubahan warna kulit (mis, pucat, abu – abu, sianosis)

3. Intoleransi aktivitas.

a. Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis

untuk mempertahankan dan menyelesaikan aktivitas

kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin

dilakukan.
b. Faktor predisposisi

1) Gaya hidup kurang gerak

2) Imobilitas

3) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

4) Tirah baring

c. Batasan karakteristik

1) Dispnea setelah beraktivitas

2) Keletihan

3) Ketidaknyamanan setelah beraktivitas

4) Perubahan elektrokardiagram

5) Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas

6) Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas


BAB IV

PENYIMPANGAN KDM

Demam Reumatik Kongenital Virus (Coxcaskie)

Mitral Stenosis

Hambatan Aliran Darah

Peningkatan O2 di atrium kiri Pemendekan Fase Diastolik

Hipertensi Vena Pulmonal


Aliran darah ke seluruh tubuh
Bendungan Vena dan
tidak adekuat
Kapiler Paru

Ketidakefektifan Pola Nafas


Penurunan Curah
Jantung
Suplai O2 ke jaringan menurun

Kelemahan

Intoleransi Aktivitas
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Grace Pierce A, Borley Neil R. 2006. At a Glance Ilmu Bedah.Jakarta : Erlangga


Greenberg Michael, dkk. 2007. Teks-Atlas Kedokteran Kedaruratan. Jakarta :
Erlangga
Herdman, T. Heather. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta: EGC

Sulaiman, Ali. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Universitas Andalas. 2016. Mitral Stenosis.scholar.unand.ac.id/2025/2/2.%BAB


%201.pdf. diakses 7 Desember 2017

Anda mungkin juga menyukai