0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan33 halaman
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan pasien dengan perdarahan saluran cerna. Terdapat beberapa penyebab perdarahan saluran cerna atas dan bawah seperti ulkus peptikum, varises esofagus, divertikel, tumor, dan angiodisplasia. Pemeriksaan awal meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium. Diagnosis lebih lanjut dapat dilakukan dengan endoskopi, kolonoskopi, angiografi, dan pemer
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan pasien dengan perdarahan saluran cerna. Terdapat beberapa penyebab perdarahan saluran cerna atas dan bawah seperti ulkus peptikum, varises esofagus, divertikel, tumor, dan angiodisplasia. Pemeriksaan awal meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium. Diagnosis lebih lanjut dapat dilakukan dengan endoskopi, kolonoskopi, angiografi, dan pemer
Dokumen tersebut membahas mengenai pengelolaan pasien dengan perdarahan saluran cerna. Terdapat beberapa penyebab perdarahan saluran cerna atas dan bawah seperti ulkus peptikum, varises esofagus, divertikel, tumor, dan angiodisplasia. Pemeriksaan awal meliputi riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium. Diagnosis lebih lanjut dapat dilakukan dengan endoskopi, kolonoskopi, angiografi, dan pemer
Pendahuluan Masalah kegawat daruratan medis yg sering dihadapi. Perdarahan dapat bersifat samar masif mengancam jiwa Pengelolaan yg baik- mempertahankan stabilitas hemodinamik, menghentikan perdarahan, & mencegah perdarahan ulang. Sistem Sirkulasi Gastrointestinal Pembuluh darah ekstramural. pembuluh darah utama yg memperdarahi lambung dan usus seliaka, mesenterika superior dan mesenterika inferior. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) Perdarahan yg terjadi bagian proksimal dari ligamentum treitz. Dapat berupa hematemesis, melena, hematokezia, ataupun perdarahan tersembunyi, Ulkus peptikum Helicobacter pylori, penggunaan ains dan alkoholik
GK nyeri ulu hati kronik. Endoskopi prognostik. 1/3 pasien bedah darurat terapi bipolar elektrokoagulasi, heater probe, terapi injeksi (alkohol absolut 1:10.000) atau dg klips. PPI dosis tinggi intravena ( omeprazole 80 mg bolus dan 8 mg / jam infus ) mempertahankan pH intragastrik > 6 meningkatkan stabilitas bekuan, menurunkan resiko perdarahan selanjutnya.
1/3 pasien berulang (1-2thn) : fokus pada 3 faktor utama patogenesis H pylori, AINS, dan asam. Eradikasi H.Pylori menurunkan 5%. penggunaan AINS lama COX 2 atau tradisional AINS ditambah PPI dan misoprostol. Perdarahan Mallory Weiss Biasa terjadi pada bagian gaster dari gastroesophageal junction. Klasik muntah , usaha utk terjadi muntah, atau batuk pasien alkoholik. Berhenti spontan 80-90% Berulang hanya 0-7% Terapi endoskopi aktif.
Varises Esofagus Prognosis kurang baik dibandingkan dg perdarahan sumber lain dari SCBA. Ligasi merupakan terapi endoskopi pilihan. Jarang berulang angka kematian rendah. Octreotide ( 50 uq/jam infus iv 5 hr) menghambat vasodilatasi mesenteric yg di induksi oleh glucagon. efektif bila digunakan dg endoskopi perdarahan menetap terapi invasif trans jugular intrahepatic portosystemic shunt ( TIPS) Hipertensi portal perdarahan varises esofagus, varises usus halus/besar. Dan gastropati hipertensi portal serta entero kolopati.
Gastritis berdarah dan gastropati erosif. >>> Gastritis. Perdarahan subepitelial & erosi. Lesi pd mukosa perdarahan tidak banyak. pd kasus penggunaan AINS, alkohol dan stress. Stress pada penyakit berat mortalitas tinggi Perdarahan usus halus Sukar di diagnosis Jarang terjadi >> ektasis dan tumor. <<< penyakit chron, infeksi, iskemia, vaskulitis, varises usus halus dan divertikel. Diverticulum Meckels SCBB pd anak Dewasa < 40-60 thn tu usus halus. > 50-60 thn vaskuler ektasis Vaskuler ektasis terapi endoskop. pembedahan
Penyebab lain SCBA: duodenitis erosif, fistula aortoenterik, lesi vaskuler, telangiektasis, gastropati, prolaps, hemobilia, hemosuccus pancreaticus. Perdarahan Saluran Cerna Bagian Bawah terjadi di bagian distal dari ligamentum treitz. 1/5 dari SCBA >>> SCBB divertikel, vaskuler ektasis(proksimal kolon pd umur >70 thn), neoplasma(tu adenokarsinoma), kolitis, AINS(aspirin) meningkatkn prevalensi 86 % pd pasien kelainan kolon dan rektum.
Perdarahan Divertikel Tiba-tiba, tanpa nyeri. kadang- kadang masif, merupakan perdarahan arterial. Prevalensi meningkat sesuai bertambahnya umur > diatas 80 thn. 20 % SCBB divertikel. Kolonoskopi60 % kasus kolon kiri. Angiografi kolon kanan. berhenti sendiri secara spontan 80 % kasus & berulang 4 thn pd 25% kasus. intra arterial vasopresin atau embolisasi bila berulang reseksi segmental
Angiodisplasia vaskular ektasis atau angioektasis 30% SCBB >> utama perdarahan kronik SCBB,jarang menyebabkan gangguan hemodinamik. >> lesi kolon kanan.multiple, mengikuti pertambahan umur. umumnya tidak berdarah, bila ada perdarahan koagulopati, disfungsi platelet, AINS atau antikoagulan. Terapi endoskopi hemostatik.
Kolitis Sistemik Prevalensi meningkat peningkatan resiko kardiovaskuler. >> pada fleksura lienalis & pd rectosigmoid junction. Pasien nyeri abdomen ringan yg tiba2, diikuti hematokezia, ataupun diare berdarah. Perdarahan berhenti sendiri. endoskopi perdarahan submukosa & ulserasi. Penyakit Kolon Inflamatif Kolitis ulseratif - perdarahan masif SCBB 0,1%. Penyakit Crohn 1,2%. Kolitis infeksiosa jarang mengancam jiwa. HIV cytomegalovirus colitis, limfoma, &kolitis idiopatik.
Neoplasma 2-9% kasus hematokezia Perdarahan disebabkan erosi dan ulserasi permukaan tumor dieksersebasi oleh AINS Karsinoma kolon kiri >> perdarahan rektal. Karsinoma kolon kanan anemia defesiensi besi Polip kolon 5-11% SCBB&3-7% anemia def besi. Polip berdarah ukuran > 1cm. Polipektomi. Perdarahan Pasca Polipektomi 0,2-1,8% komplikasi polipektomi kolonoskopi. 14 hr setelah polipektomi. faktor resiko: ukuran, cara pemotongan, morfologi polip, adanya komorbid (kardiovaskuler &ginjal), umur > 65 thn, serta pengalaman op. Penyakit Anorektal. Hemoroid 2-9% SCBB.> << fisura anal. ulserasi rectum iskemia lokal Varises rectum hipertensi portal perdarahan hebat.
Gejala & Tanda Klinis Hematemesis mu tah darah yg bewarna merah atau kecoklatan Melena tinja bewarna hitam seperti ter, bau busuk dan lengket. Melena mencerminkan bahwa darah telah berada dlm saluran cerna selama minimal empat belas jam. Hematokezia buang air besar dg tinja disertai darah berwarna merah Perdarahan samar tidak dpt di identifikasikan secara makroskopik- anemia def besi Membedakan perdarahan sal cerna atas dan bawah Hematemesis --> menunjukan SCBA Melena darah berada dalam sal cerna selama 14 jam. Hematokezia perdarahan saluran cerna bawah meskipun dapat terjadi SCBA ggn hemodinamik & penurunan hemoglobin. SCBA bising usus meningkat & peningkatan nitrogen urea( akibat berkurangnya vol & prot darah diserap di usus halus)
18% tdk ditemukan darah pada aspirasi nasogastrik SCBA duodenum.
Pendekatan klinis dan pemeriksaan laboratorium Anamnesis& pem fisik lokasi,derajat dan lama perdarahan prognosis& perdarahan ulang. TD < 100mgHg yg sebelumnya normal dg denyut nadi > 100x permenit vol< 20%. TD < 10mgHg & nadi > 20x/mnt pd perubhan posisi kehilangan 1000ml. Pasien muda - mekanisme kompensasi. Kadar Hb turun 72 jam setelah perdarahan. Pada perdarahan gastrointestinal kronik kadar Hb sangat rendah walau TD& nadi normal. Lab Ht, hitung leukosit, trombosit, waktu perdrahan, protombine time, paartial thromboplastin time,kadar elektrolit serum, test fs hati & ginjal.
Perdarahan Sal Cerna Atas Hematemesis SCBA >>atas pilorus Bila melena terjadi tanpa hematemesis pilorus atau dibawah pilorus. Perdarahan usus halus melena ataupun hematokezia Riwayat penyakit dahulu nyeri epigastrik kronik, peny jtg, paru, hati,ginjal & kanker. Konsumsi obat aspirin gastropati erosif. Alkohol gastritis erosif atau sirosis hepatis
R/ usaha muntah sindrom mallory weiss Bising usus meningkat. Nyeri perut ketegangan periumbilikal&distensi perdarahan masif. Spasme otot rectus abdominalis& nyeri tekan epigastrik ulkus peptik. Keganasan dpt diraba massa epigastrik& pembesaran kgb supraklavikular kiri. Spenomegali hipertensi portal
Pem rektum harus syok hipovolemik tanpa perdarahan nyata. Adanya feses yg hitam atau merah marun perdarahan berat. Aspirat nasogastrik tanpa darah 16 % SCBA duodenum. Kadar urea nitrogen darah(BUN)meningkat perdarahan gastrointestinal. Rasio BUN & kreatinin > 25:1 - mencerminkan perdarahan SCBA Perdarahan Sal Cerna Bagian Bawah Hematokezia SCBB instabilitas hemodinamik &penurunan Hb. Riwayat penyakit dahulu. Pem fisikderajat perdarahan atau status hemodinamik, sumber perdrahan dan kemungkinan etiologi, Tanda klinis stigmata sirosis hepatik&spenomegali hipertensi portal. 10 % hematokezia SCBA Perdarahan gastrointestinal samar anemia def besi lelah, palpitasi,exertional dyspnea, pika, restless leg syndrome. Guaiac test samar Pemeriksaan penunjang lain Endoskopi pilihan SCBAbila terjadi instabilitas hemodinamik SigmoidoskopiSCBB sulit bila aktif. KolonoskopiSCBB Angiografi letak perdarahan(ekstravasasi kontras dalam lumen sal cerna) pemberian vasopresin intraarterial atau embolisasi. Push enteroscopy melihat seluruh duodenum dan sebagian jejunum
Perdarahan Sal Cerna Dengan Sumber Tidak Jelas Perdarahan yg persisten atau berulang dg sumber darah yg tidak dapat di identifikasikan dg pem x ray kontras dan endoskopi. enteroskopi 20-40% Endoskopi video kapsul.
Endoskopi double baloon. CT dan MR enterografi Pem sel darah merah Tc-label scintigrafiindikasi pd perdarahan menetap tdk jelas atau perawatan berulang Endoskopi intraoperatif. Perdarahan Sal Cerna Tersembunyi Test positif darah pd tinja atau anemia def besi