Anda di halaman 1dari 34

Format A

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN An. A DENGAN


FONTAN EXTRACARDIAC NON FENESRATED
PADA DOUBLE OULET RIGHT VENTRIKEL
(DORV)DI RUMAH SAKIT JANTUNG DAN
PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA
JAKARTA

TINJAUAN TEORI

Double Outlet Right Ventrikel ( DORV )

1.1.Pengertian
Double outlet right ventricle (DORV) adalah penyakit jantung
yang dibawa sejak lahir (bawaan). Menurut Pang, dkk (2017)
DORV adalah malformasi jantung kongenital yang kompleks.
Serupa dengan Pang, Yim, dkk (2018) menjelaskan bahwa DORV
adalah kelompok malformasi heterogen di mana
pendekatandiagnostik yang komprehensif diperlukan untuk
manajemen bedah. Normalnya, ventrikel hanya memiliki satu
pembuluh darah outlet. Untuk ventrikel kiri, ini adalahaorta. Untuk
ventrikel kanan, adalah arteri pulmonalis. Pada DORV, kedua
pembuluh darah, baik aorta maupun arteri pulmonalis muncul dari
ventrikel kanan, baik seluruhnya atau sebagian besar (Mani,
2003). Serupa dengan Mani (2003), Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia (PERKI, 2016) mendefinisikan DORV
sebagai kelainan dimana kedua pembuluh utama (aorta dan arteri
pulonalis) keluar seluruhnya atau sebagian besar dari ventrikel
kanan. Salah satu pembuluh utama berada dalam posisi overriding
>90% terhadap septum ventrikel dan keluar dari ventrikel kanan.
Umumnya posisi kedua arteri utama normal, yaitu aorta di kanan
belakang dari arteri pulmonalis. Tetapi kadang-kadang malposisi,
yaitu aorta di kanan (side by side), di depan atau kanan depan dari
arteri pulmonalis (PERKI, 2016). Pada DORV, tidak ada pembuluh
darah yang keluar dari ventrikel kiri, dan darah dari ventrikel kiri
bercampur dengan darah dalam ventrikel kanan sehingga tampak

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


seperti gambaran Ventricular Septal Defect (VSD), yang
umumnya selalu muncul. Pada beberapa kasus tidak didapatkan
VSD dan ventrikel kiri dalam keadaan yang sangat hipoplastik.
Kompleksitas pada DORV terletak pada variabilitas ekstrim dari
posisi pembuluh darah outlet dan adanya cacat tambahan, seperti
adanya VSD, penyempitan katup paru (pulmonary stenosis),
perlekatan abnormal katup mitral atau trikuspid dan kelainan pada
struktur ventrikel itu sendiri (Mani, 2003).

Gambar Anatomi jantung normal dan DORV

2.1.Klasifikasi
Sebagian besar kasus DORV memiliki VSD. Berikut
pengklasifikasian DORV berdasarkan hubungan antara VSD dan
pembuluh darah: (Mani, 2003) dan (PERKI, 2016)
 Jika VSD tepat di bawah aorta, disebut DORV dengan VSD Sub-
Aorta.
 Jika VSD terletak di bawah arteri pulmonalis, disebut
DORV dengan VSD Sub- pulmonik yang disebut
anomali Taussig-Bing.

 Jika VSD berada di bawah kedua arteri, disebut DORV dengan


Double Committed
VSD (VSD SADC)
 Dan terkadang, VSD jauh dari kedua pembuluh darah
utama arteri (noncommmitted), dan dikenal sebagai

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


DORV dengan VSD noncommited
Pulmonal stenosis (PS) sering menyertai DORV dengan VSD
subarterial doubly comitted atau subaortik, yang merupakan salah
satu variasi Tetralogi Fallot dengan overriding aorta lebih dari
90% (PERKI, 2016).

Gambar Klasifikasi DORV dengan tipe VSD

Gambar DORV dengan VSD sub-aortic

Gambar DORV dengan VSD sub-pulmonal

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Klasifikasi DORV tersebut memiliki pengaruh pada
bagaimana anak berperilaku, diantaranya adalah sebagai berikut:
(Mani, 2003)
o Ketika VSD tepat di bawah aorta, anak
kemungkinan akan sering mengalami pilek, dan
sesak napas saat beraktivitas.
o Pada penyempitan katup pulmonal (pulmonary
stenosis), jalannya mirip dengan Tetralogy of
Fallot (TOF). Ada perubahan warna yaitu biru
(sianosis), emboli paradoks, jongkok, dan
mudah lelah saat berolahraga.
o Jika VSD adalah sub-paru, fiturnya sama
seperti Transposition of Great Arteries (TGA).
Tanda gejala yang muncul pada anak seperti
sianosis, pusing, pingsan, dan infeksi dada
dapat terjadi.
3.1.Penyebab
DORV disebabkan oleh kesalahan dalam cara jantung
terbentuk di awal kehamilan. Mengapa ini terjadi tidak diketahui.
Ini bukan disebabkan oleh apa pun yang dilakukan atau tidak
dilakukan seorang ibu selama kehamilannya (Helen, 2020). Pada
umumnya, faktor-faktor prenatal (sebelum bayi lahir) yang
berhubungan dengan transposisi arteri besar adalah: 1) Rubella
(campak Jerman) atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil; 2)
Nutrisi yang buruk selama kehamilan; 3) Ibu yang alkoholik; 4)
Usia ibu lebih dari 40 tahun; dan 5) Ibu menderita diabetes
(Silbernagl, 2003).

Kelainan jantung bawaan merupakan akibat dari gangguan


pembentukan saluran keluar dari ventrikel jantung selama masa
embrionik, yaitu pada 3-4 minggu pertama setelah konsepsi (umur
kehamilan 5-6 minggu). Pada sebagian besar kasus, malformasi
kongenital ini tersebar secara sporadis dan tidak terbukti berkaitan

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


dengan kelainan genetik. Sebagian kecil kasus menunjukkan adanya
hubungan familial antara individu dengan penyakit jantung bawaan.
Penelitian sebelumnya membuktikan adanya defek pada hewan
percobaan setelah menghapus gen tertentu- terutama gen yang
berperan dalam migrasi sel neural tube pada area percabangan
brachial yang berperan pada pembentukan jantung (Silbernagl,
2003).

Dalam kebanyakan kasus, DORV terjadi tanpa diketahui


penyebabnya. Bayi dengan kondisi genetik tertentu seperti trisomi
13, trisomi 18, atau sindrom DiGeorge lebih berisiko mengalami
DORV (Helen, 2020).
Fontan Prosedure

1.2.Definisi

Fontan prosedur adalah tindakan bedah paliatif yang digunakan pada


anak jantung univentrikuler. Hal ini melibatkan secara langsung
darah vena sistemik dari inferior vena cava (IVC) dan superior vena
cava (SVC) ke arteri pulmonal tanpa melewati ventrikel kanan. (
Pawel J, et all, 2017) Menurut Henry sintoro, (2013) Fontan adalah
prosedur pembedahan yang dilakukan untuk memperbaiki kelainan
jantung di mana hanya satu ventrikel

yang fungsional. Prosedur ini menghubungkan vena cava inferior dengan arteri
pulmonalis, yang memungkinkan darah miskin oksigen (biru) dari tubuh
mengalir langsung ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Berdasarkan
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan fontan melibatkan vena
cava superior dan vena cava inferior ke pulmonal,agar aliran dari seluruh
tubuh dapat dioksigenisasi melalui pulmonal.

2.2.Tujuan Fontan ialah untuk


- Meningkatkan kadar oksigen dalam darah
- Melindungi single ventricle dari pressure dan volume overload
Prinsipnya : bypass jantung kanan→ pada fontan, seluruh aliran vena
sistemik langsung masuk ke paru melalui PA untuk oksigenasi dengan

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


bypass jantung kanan.

3.2.Kriteria untuk operasi Fontan atau TCPC(PPK,PERKI 2016) :


 Tekanan arteri pulmonalis rata-rata kurang dari 15 mmHg dan
PARi < 4 U.m2
 Arteri pulmonalis konfluens dengan diameter cabang-cabangnya
memenuhi kriteria yang diajukan oleh Kirklin yang disesuaikan
dengan berat badan.
 Tidak adanya regurgitasi katup atrio-ventrikuler.
4.2.Indikasi

Prosedur fontan digunakan pada pasien yang hanya single ventrikel, tidak
terbentuknya katup jantung (trikuspid atresia, mitral atresia, pulmonal
atresia), kemampuan pompa jantung tidak normal (hypoplasty left heart
ventrikel (HLHS) atau hipolasty right heart heart syndrome), atau complex
congenital heart disease yang tidak memungkinkan untuk biventrikuler
repair. Fontan prosedure biasanya di lakukan pada usia 2-5 tahun tapi juga
bisa dilakukan sebelum 2 tahun.

5.2.Jenis Operasi Fontan

Beberapa jenis operasi Fontan pada univentricular heart (Henry


Sintoro:2013)
1. Atriopulmonary connection

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


2. Intracardiac Total Cavopulmonary Connection atau Lateral Tunnel
dgn fenestrasi (intraatrial baffle)

Fontan pada anak dengan peningkatan resistensi vaskular paru, maka


outcomenya tidak baik akibat aliran darah paru post op akan pelan.
Tekanan darah vena naik utk mempertahankan aliran darah paru.
Untuk menghindari masalah tersebut, dapat dibuatkan lubang pada
fabric patch yang dipakai untuk membentuk tunnel dan melalui
lubang ini, tunnel dapat dekompresi ke LA walaupun tekanan di
tunnel menjadi sangat tinggi.
Keuntungan :
 Optimalisasi dinamik aliran PA

 Menjaga sinus coronarius dlm low pressure atrium

 Risiko kerusakan AV node lebih rendah

Kerugian :
 Risiko disfungsi sinus node lebih tinggi (aritmia) karena
intervensi pada atrium

3. Extracardiac Total Cavupulmonary Connection atau Extracardiac

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


tunnel/ conduit procedure

Awalnya dirancang untuk mencegah obstruksi vena pulmonalis pada


pasien dengan RA kecil. Prosedur ini dapat dilakukan tanpa AoX
dan tanpa pemakaian CPB
Keuntungan :
 Optimalisasi dinamik aliran PA

 Menjaga sinus coronarius dlm low pressure atrium

 Risiko kerusakan AV node lebih rendah

Kerugian :
 Risiko trombogenitas pd conduit prostetik

 Conduit yang tidak akan tumbuh

Teknik kreasi fenestrasi dengan modifikasi conduit ekstracardiac dari


Fontan. Tampak fenetrasi pada titik tengah conduit ekstracardiac
Polytetrafluoroethylene (PTFE) dijahitkan pada lubang insisi yang
berada di dinding RA (PV atrial) Jaringan atrium dijahitkan pada
dinding luar baffle PTFE beberapa milimeter dari fenestrasi
sendiri. Penjahitan jaringan atrium langsung pada fenestrasi akan
mempersempit fenestrasi dan meningkatkan risiko terjadinya
trombosis.
4. Kawashima procedure, dengan bilateral cavopulmonary
anastomosis ; keluar drainase v. hepatika ke atrium PV pada

kasus single ventricle dengan interrupted IVC

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


6.2.Patoflow post operasi Fontan

Fontan

Sirkulasi Fontan CPB Insisi, pemasangan alat-


Heparin
alat invasif
Darah dari Mengambil alih
seluruh tubuh sirkulasi jantung
paru Port de entri bakteri Inhibitor enzim
antithrombin III
Pulmonal (AT)
Reservoar (Atrium
dan Ventrikel) Inflamasi,Proliferas
Fenestra
Remodelling
SVC si Menonaktifkan
terganggu
IVC thrombin factor Xa
Atrium Oksigenisasi dan protein lain
PVR harus (Paru-Paru)
Resiko
rendah Infeksi
Mengurangi
tekanan Difiltrasi Resiko
Volume harus sistemik Perdarahan
dipertahankan
Hemofiltrasi (sebagai pengganti
ginjal) utk mengurangi
terjadinya kelebihan cairan
PVR LA pasca operasi
meningkat meningka
t

Preload LA Kontraktilitas LV
berkurang menurun Banyaknya
elektrolit yang ikut
keluar

Penurunan Cardiac output Gangguan renalis

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Penurunan perfusi ke
jaringan Gagal Ginjal akut

Metabolisme anaerob

TINJAUAN KASUS
============================================================
Tgl / Bln / Thn Pengkajian : 6 September 2023
Tgl. Masuk : 6 September 2023

Nama Pasien / Umur : An. A


Diagnosa Medis : Cris Cros Heart, DORV, VSD S/P BCPS April
2013
No. MR : 2019460266

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Unit : Icu Anak

PROSES KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN

A. Keluhan Utama Pasien


Saat dilakukan pengkajian pasien masih dalam pengaruh obat sedasi SAS
terpasang ETT
B. Riwayat Penyakit
Pasien masuk ke RS Jantung Harapan Kita pada tgl 5-9-2023 dan masuk ruang
rawat anak. Kemudian dilakuka operasi Fontan extracardiac pada tgl 6-9-2023.
Pasien masuk ruang ICU Anak tanggal 6-9-2023 jam 14.30 WIB dengan post
tindakan Fontan extracardiac no fenesrated, trerpasang TPM 2 buah di RV dan
di RA. Pasien masih dalam pengaruh sedasi, Terpasang ETT no 5 batas 14 cm di
mulut, terpasang CVP di vena femoralis dextra, arteri line di arteri radialis
dextra, terpasang drain di susternal ke intra pleura kiri dan intraperikard,
terpasang vena perifer di vena dorsomanus sinistras, TPM di RV dan RA
sebanyak 2 buah, terpasang peritoneal dialisa, kateter urine no 10 fr. Riwayat
selama di ruang OK : Bleeding dan perlengketan

C. Data Fokus Pasien

1. Data Subyektif :
Pasien masih terintubasi

2. Data Obyektif :
Kesadaran SAS 2 dengan therapi morphine 10 mcg/kgbb/jam, skala nyeri 3.
Pernafasan saat dioperkan dengan ventilator mode PSIMV FiO2 : 100%, RR :
30x/mnt, PIP : 11, PEEP: 3, SaO2 : 94%, slym kental, banyak, kemerahan.
Hemodinamik tidak stabil, TD : 62/35, MAP 45 mmHg, HR : 150x/menit, CVP
: 14 mmHg, dipasang suhu axilla : 37,8 0 celcius, suport milrinone 0,375
mcg/kgbb/mnt, vascon 0,1 mcg/kgbb/menit, adrenalin 0,1 mcg/kgbb/menit,
varpresin 0,04 mcg/kgbb/menit. Pasien mendapatkan koreksi albumin 20% 60
ml drip 4 jam, PS terpasang NO 20 PPM 90 liter/menit. Urine out put anuri,
produksi cairan PD pasif 3-5 ml/kgbb. Produksi drain 1-3 ml/kgbb/jam, warna
masih merah

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


3. Data Penunjang
Laboratorium tgl. 6-9-2023
Jam 18.00 Jam 20.30
Arteri Arteri
PH: 7,18 7,31
PO2: 52,7 57,8
PCO2: 65,8 43,9
HCO3: 27,9 22,7
BE: -4,3 -4,7
Sat.O2: 76,7% 86,8%
K: 3,98 3,9
Na/Cl: 141/108 142,2/107
Ca/Mg: 1,08/0,49 1,20/0,54
GDS: 121 115
Hb/Ht: 13,9/42 13,1/39
Lactat: 4,3 3,2

Hb/Ht/L/Tr : 14/43/92900/142
Albumin : 2,3
Ur/BUN/Cr : 24,30/11,4/0,46
PT/APTT/TT/FIB ;

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat
II. RENCANA KEPERAWATAN

Tgl No Diagnosa Keperawatan Tujuan & Intervensi Keperawatan


Kriteria
Hasil
1/ 6/9/23 1 Penurunan curah jantung b.d perubahan Tujuan : Manajemen syok kardiogenik (I.02051)
pada preload dan afterload dibuktikan curah jantung Observasi
dengan : meningkat.
-Monitor status kardiopulmonal (frekuensi, & kekuatan nadi,
Tekanan darah saat dioperkan 65/35 Kriteria hasil
RR , TD,MAP).
MAP 45mmHg HR 150X/mnt CVP :
-Monitor status oksigenasi (AGD, SatO2)
14cmH20 disuport dengan norepineprin -oligouria
-Monitor status cairan (intake,output, turgor kulit, CRT)
0,1mcg/kg/menit , adrenalin menurun.
-Monitor tingkat kesadaran, respon pupil.
0,1mcg/kg/menit, vasopressin 0,04 -tekanan
-Periksa seluruh permukaan tubuh terhadap adanya (DOTS=
mcg/kgbb/mnt. Riwayat intra operasi darah
Deformitas, Open wound/luka terbuka, Tenderness /nyeri
pasien perdarahan, perlengketan membaik
tekan, Swelling/bengkak)
-CVP
-Monitor EKG,enzim jantung & rontgen.
-Urin output < 1ml/kg/jam membaik.
-Identifikasi penyebab masalah utama (volume, pompa,
-akral teraba agak dingin (diberi warm -akral hangat.
irama).
air) -capirally
Terapeutik
refill
-Pertahankan jalan nafas paten
membaik (<3
-Berikan O2 u/mempertahankan saturasi O2 >94%.
detik)
-Pertahankan jalur IV, pertahankan jalur kateter urine, pasang
NGT u/dekompresi lambung.

Kolaborasi

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


-Kolaborasi pemberian inotropik.
-Kolaborasi pemberian vasopressor, vasopressor kuat
(norepineprin)
-Kolaborasi antiaritmia jika perlu.
-kolaborasi pompa intra aorta jika perlu.
316/9/2023 2 Resiko perfusi renal tidak efektif Perfusi renal Manajemen asam basa (I. 03096).
dibuktikan dengan hipertensi; meningkat, Observasi
pembedahan jantung; kekurangan dengan -Identifikasi penyebab terjadinya asidosis metabolik
volume cairan ; asidosis metabolik kriteria hasil : (DM,GGA, GGK, diare, alkoholisme, overdosis salisilat,
Jumlah urine fistula pankreas)
meningkat -Monitor pola nafas.
-MAP (Mean -Monitor intake dan output cairan,
Arteri -Monitor dampak susunan saraf pusat (sakit kepala, gelisah).
Pressure) -Monitor dampak sirkulasi pernafasan (hipotensi, hipoksia,
membaik kusmaul).
-terjadi -Monitor dampak saluran pencernaan (mual,muntah,
keseimbangan penurunan nafsu makan).
asam basa. -Monitor AGD
-kadar
elektrolit Terapeutik
membaik. -Pertahankan jalan nafas.
-Pertahankan posisi semi fowler u/memfasilitasi ventilasi.
-Pertahankan akses IV.
-Pertahankan hidrasi sesuai kebutuhan.
-Berikan O2, sesuai indikasi.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Edukasi
-Jelaskan penyebab dan mekanisme terjadinya asidosis
metabolic.

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bikarbonat, jika perlu.

III. IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN


Waktu No Implementasi Paraf Evaluasi Paraf
DX
6/9/23 1 -Memonitor tanda vital dan hemodinamik dengan hasil : Subjektif : -
Jam Tekanan darah 63/45mmHg , HR150X/mnt dan CVP Objektif
20.30 14cmH20, irama EKG Sinus Rhythm, nadi kuat, akral -Tekanan darah 65/35mmHg HR153x/mnt
teraba agak dingin. CVP 16cmH20
-Kolaborasi u/mempertahankan jalur IV yaitu CVP -Akral hangat (diberikan warm air)
yang berada di femoralis kanan, memasang NGT no 8. -CRT <3 detik
- Memasang pruf suhu kulit di axilla, suhu 37,80 celcius, -Urin output produksi <0,5ml/kg/jam
kompres dingin diberikan. dengan disuport terapi Lasix injeksi, tapi
-melanjutkan pemberian adrenalin 0,1mcg/kg/mnt dan belum respon
vascon dinaikkan menjadi 0,15mcg/kg/mnt, kolaborasi Produksi PD pasif 1-3 ml/kgbb
Jam 18 untuk therapi inovad dilanjutkan atau stop, karena tensi -Gambaran EKG : SR
ps tidak stabil cendrung rendah, ps sudah menggunakan Analisa : masalah belum teratasi
NO 20 PPM. Dr faith setuju untuk stop inovad Planning : lanjut perawatan untuk diagnosa

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


-Kolaborasi pemberian transfusi Tromosit 10ml/kgBB perawatan penurunan curah jantung ;
23.30 (Fibrinogen 160), dengan hasil : Cryo dapat masuk kolaborasi pemberian cairan koloid dan
seluruhnya pada pasien, tidak tampak ada alergi lanjutkan pemberian inotropik, vasopressor
tranfusi. dan evaluasi efektifitas pemberian
-Memberikan loading albumin 5% ; 10ml/kg, karena inotropik,vasopressor.
tensi turun 45/30 mmHg, PD keluar 110 ml

7/9/23 PS gelisah, Slym terlihat keluar banyak di ETT, lapor


Jam dengan dr. faith. Instruksi bolus morphine 20
01.30 mcg/kgbb/jam, dosis morphine naik 20 mcg/kgbb/jam.
Tensi turun 55/30 mmHg, loading gelofusin 160 ml
diberikan, vascon naik 0,15 mcg/kgbb/mnt atas
instryuksi dr.Fatih
E 2 - Melakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan Subjektif : -
AGD, ureum , kreatinin. Objektif
-Melakukan pengukuran intake output. -Produksi urin output <0,5ml/kg/jam
-Kolaborasi pemberian koreksi bikarbonat. -Hasil lab Ureum 88,40 dan Creatinin 2.27
-Kolaborasi untuk pemberian terapi Lasix dan -Hasil AGD asidosis metabolik
mengaktifkan peritonel dialysis. -Produksi urin <0,5ml/kg/jam
-Kadar albumin
-Pasien terpasang Peritoneal dialysis
dengan siklus per jam volume 200ml cairan
dianeal 1,5% ; PD berjalan lancar.
-Pasien diberikan terapi Lasix injeksi
Analisa

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Masalah belum teratasi

Planning
-Evaluasi AGD pasca pemberian
bicarbonate
-Evaluasi urin output pasca pemberian
terapi Lasix
-Evaluasi urin output pengaktifan terapi
peritoneal dialysis.
-Evaluasi kadar ureum creatinine.
-Evaluasi kesadaran pasien, tekanan darah,
CVP (tanda vital dan hemodinamik).

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


IV. KESIMPULAN & SARAN

1. Kesimpulan

Fontan Prosedur merupakan tindakan pembedahan paliatif yang terakhir setelah operasi tahap I Bt Shunt dan operasi tahap II yaitu
BCPS, pada kasus PA IVS. Pasien paska operasi fontan prosedur akan di rawat di ruang Intensive Care Unit dengan tim kerja dan
kolaborasi untuk kesembuhan pasien dengan ilmu pengetahuan.
Asuhan keperawatan paska bedah jantung Fontan prosedur dilakukan berdasarkan proses keperawatan dengan memperhatikan riwayat
intraoperatif dan komplikasi paska operatif yang mungkin maupun telah terjadi.
Peran Perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien post fontan prosedur sehingga mempengaruhi
keberhasilan dalam melakukan tindakan selanjutnya
2. SARAN
1). Perlu adanya kerja sama yang baik antara dokter, perawat dan penunjang medis lain serta pasien dan keluarga dalam memberikan
asuhan keperawatan secara komprehensif.
2). Pemantauan dan tindakan harus dilakukan berdasarkan kondisi klinis pasien dan dikombinasikan dengan monitor. Jangan melakukan
tindakan hanya berdasarkan hasil monitor dan nilai pemeriksaan diagnosis saja.
3). Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan Fontan Prosedur dibutuhkan perawat yang mempunyai pengetahuan yang
optimal, mempunyai kemampuan klinis serta mampu berfikir dengan kritis sehingga angka kematian akibat penyakit dapat diminima lisir.

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Mengetahui, Jakarta, 6 September 2023
Ka. Inst / Ka. Sub Inst / Ka. Unit

( Ns. Fitrah Hastariyani, Skep.Ners) ( Ns. Lisnawati,Amd,Kep)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat
Format B Untuk
Level Beginner - Competent

FORMAT JOURNAL READING

NAMA NERS : ……………………………………………..

UNIT / LEVEL : ……………………………………………..

TGL / BLN/ THN : ………………………………………………

JUDUL :

NAMA PENULIS & SUMBER JOURNAL/THN :

RINGKASAN MATERI

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


KESIMPULAN :

SARAN :

Mengetahui, Jakarta, …….,……,..........


Ka. Inst/Ka. Sub Inst/Ka. Unit

( Ns…………………………..) ( Ns.......................................)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format C Untuk
Level Proficient - Expert

FORMAT JOURNAL READING

NAMA NERS : ……………………………………………..

UNIT / LEVEL : ……………………………………………..

TGL / BLN/ THN : ………………………………………………

JUDUL :

NAMA PENELITI & SUMBER JOURNAL/THN :

ABSTRAK :

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


LATAR BELAKANG

METODOLOGI :

HASIL DISKUSI :

KESIMPULAN :

SARAN PERBAIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN :

Mengetahui, Jakarta, …….,……,..........


Ka. Inst / Ka. Sub Inst / Ka. Unit

( Ns…………………………..) ( Ns.......................................)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format D

FORMAT PENDIDIKAN KESEHATAN / KEPERAWATAN

NAMA NERS : …………………………

UNIT / LEVEL : …………………………

TGL / BLN / THN : ………………………….

Topik Penyuluhan :

Alasan Penyuluhan Dilakukan :

Pasien yang Disuluh / Jumlah / Tempat :

Metode Penyuluhan :

Ringkasan Materi Penyuluhan :

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Hasil Diskusi :

Kesimpulan :

Saran :

Rujukan :

*Catatan :
1. Buat Satuan Acara Penyuluhan ( Satpel )
2. Buat Media Penyuluhan

Mengetahui, Jakarta, ……., ……., ……....


Ka. Inst / Ka. Sub Inst / Ka. Unit

( Ns. ………………………) ( Ns. …………………...……)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format E
Proficient-Expert

FORMAT RISET KEPERAWATAN

NAMA : ................................ UNIT/LEVEL : ………………...................


TGL/ BLN / THN : ………………………..

JUDUL :

RUMUSAN MASALAH :

ABSTRAK :

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


LATAR BELAKANG :

HIPOTESIS :

TUJUAN :

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


METODOLOGI / RANCANGAN PENELITIAN :

RUJUKAN :

Mengetahui, Jakarta, ………, ……….,


Ka. Inst/Ka. Sub Inst/Ka. Unit

( Ns...............................................) ( Ns………………………..……….)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format

FORMAT STUDI/ KONFERENSI KASUS

Nama Pasien /Umur/No. MR :

Diagnosa Medik :

Keluhan Utama & Riwayat :

Pengkajian Keperawatan :

Masalah Keperawatan :

Issue Masalah Keperawatan/ Mengapa perlu di Diskusikan :

Intervensi Keperawatan

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Implementasi & Evaluasi

Diskusi Masalah Keperawatan Pasien:

Jumlah Ners Hadir ( Paraf)

Tinjauan Teori

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Tinjauan Kasus

Mengetahui Jakarta, ........., .........., ........


Ka. Inst/Ka. Sub Inst/Ka. Unit

( Ns. .........................................) ( Ns. .....................................)

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat


Format f

FORMAT KONTRIBUSI PEMBELAJARAN


RS JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA

Nama Perawat : ……………………………………………….

Unit / Tingkat : ……………………………………………….

Topik Pembelajaran : .......................................................................................................

Peserta / Jumlah : ………………………………… ………….. ( daftar terlampir )

Tempat : …………………………………………………….…………….

Waktu : ………………………………………………………………….

Ringkasan Pembelajaran:

Mengetahui,
Ka. Inst/Ka. Sub Inst/ Ka. Unit Pengajar

( Ns ……………………………………….) ( Ns.……………………………. )

Format Penugasan Pencapaian Kinerja Kompetensi perawat

Anda mungkin juga menyukai