Pemasangan Infus
150 Menit
PENDAHULUAN
1
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 1
KEMA
M
PU
AN
AK
HI
R
YA
N
G
DI
CA
PA
I
(K
O
G
NI
TI
F,
AF
FE
KT
IF,
1. Mahasiswa mampu memahami konsep tindakan pemasangan infus
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk tindakan
pemasangan infus
1. Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemasangan infus secara
mandiri
DASAR TEORI
Vena basalika
A Vena sefalika
Vena median
Vena kubital
Vena superficial dorsalis lengan bawah
median
Ramus vena dorsalis
Vena basalika
Vena Vena basalika
sefalika Vena sefalika
Vena safena
C
magna
Fleksus B
dorsalis
Ramus dorsalis
Vena radialis
5
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 5
LATIHAN / TRIGGER CASE
Bayi laki-laki umur 7 bulan datang bersama ibunya ke IGD RSISA dengan
keluhan demam selama 4 hari dan satu minggu buang air besar dengan
konsistensi cair rata-rata kali/hari. Bayi tampak lemas, pengkajian perawat
didapatkan adanya turgor kulit jelek, mata dan ubun-ubun cekung, suhu
38,9oC. Dokter memberikan advice untuk dilakukan rehidrasi cairan
menggunakan Ringer Laktat, kemudian perawat melakukan tugasnya.
1. Sarung tangan
2. Infus set sesuai kebutuhan (makro drip/mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum intravena/iv kateter (sesuai kebutuhan)
5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Betadine (bila perlu)
7. Tourniquet
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok
10. Plester/hepavix/balutan transparan
11. Kasa steril
12. Tiang /standar infuse
PROSEDUR KETERAMPILAN
7
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 7
10. Membuka pelindung jarum dan mengalirkan cairan sampai
seluruh selang infus terisi cairan (pastikan tidak ada gelembung
udara dalam selang).
11. Memilih iv kateter yang sesuai.
12. Memilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan atau
peradangan.
13. Megatur posisi pasien sesuai area penusukan dan
membebaskan anggota tubuh yang akan diinsersi dari pakaian
dan hal-hal yang dapat menghambat aliran vena (anjurkan
pasien memakai pakaian yang longgar).
14. Memasang perlak dan pengalas di bawah area yang akan
ditusuk.
15. Memasang tourniquet 10-12 cm diatas tempat insersi
16. Memilih vena yang berdilatasi dengan baik (untuk membuat vena
berdilatasi dapat dengan memukul-mukul vena dari arah
proksimal ke distal atau minta pasien mengepal dan membuka
tangan atau dengan melakukan ketukan ringan di atas vena).
Mulai dengan vena dari arah distal (bila terjadi
sklerosis/kerusakan vena, vena yang sama di daerah proksimal
masih dapat digunakan).
17. Memakai sarung tangan.
18. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari arah
dalam keluar dengan diameter 5 cm) tunggu sampai kering.
19. Mempertahankan vena pada posisi stabil dengn cara
meregangkan kulit pada area penusukan.
20. Memegang iv kateter sejajar dengan vena yang akan ditusuk.
21. Menusuk vena dengan kemiringan 30 derajat dengan lubang
jarum menghadap ke atas.
22. Memastikan iv kateter masuk ke vena dengan memperhatikan
keluarnya darah melalui bilik aliran darah balik vena/ dengan
menarik mandrin +0,5 cm
9
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 9
8. Mencatat kegiatan dalam catatan keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 0,5
2. Mencuci tangan 0,5
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 0,5
4. Mendekatkan alat ke pasien 0,5
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 0,5
2. Melakukan kontrak 0,5
3. Menjelaskan tujuan 0,5
4. Menjelaskan prosedur 0,5
5. Menanyakan persetujuan pasien 0,5
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi 0,5
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 0,5
3. Memeriksa cairan dengan prinsip benar 1
11
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 11
dengan memperhatikan keluarnya darah
melalui bilik aliran darah balik vena/dengan
menarik mandrin + 0,5 cm.
Merendahkan kateter sampai menyentuh
kulit, mendorong iv kateter perlahan kedalam
22. 2
vena sampai hub menempel dengan kulit
tempat penusukan.
23. Menarik mandrin. 2
Menyambungkan iv kateter dengan selang
24. 1
infus.
25. Melepaskan torniquet. 1
Membuka klem pada infus set untuk
mengalirkan cairan infus dengan kecepatan
26. 1
tertentu untuk mempertahankan kepatenan
iv kateter.
Memfiksasi iv kateter dengan meletakkan
27. kasa steril di tempat insersi kemudian 1
diplester.
28. Mengatur tetesan infus sesuai program. 1
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien 0,5
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 0,5
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 0,5
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 0,5
5. Membereskan dan mengembalikan alat 0,5
6. Mencuci tangan 0,5
7. Mencatat dalam catatan keperawatan 0,5
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
3. 1
pasien
TOTAL SKOR
150 Menit
PENDAHULUAN
13
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 13
KEMA
M
PU
A
N
A
K
HI
R
YA
N
G
DI
C
AP
AI
(K
O
G
NI
TI
F,
AF
FE
1. Mahasiswa mampu memahami konsep perhitungan tetesan infus
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk menghitung tetesan
infus
3. Mahasiswa mampu menghitung tetesan infus secara mandiri
DASAR TEORI
Bayi laki-laki umur 7 bulan datang bersama ibunya ke IGD RSISA dengan
keluhan demam selama 4 hari dan satu minggu buang air besar dengan
konsistensi cair rata-rata kali/hari. Bayi tampak lemas, pengkajian perawat
didapatkan adanya turgor kulit jelek, mata dan ubun-ubun cekung, suhu
38,9oC. Dokter memberikan advice untuk dilakukan rehidrasi cairan
menggunakan Ringer Laktat dengan infus mikrodrip dalam jumlah 240 ml
habis dalam waktu 8 jam. Perawat kemudian menghitung jumlah tetesan
per menit.
PROSEDUR KETERAMPILAN
Membaca program dokter dan mengikuti prinsip “dua belas benar” untuk
memastikan penggunan cairan yang benar. Cairan iv adalah obat,
mengikuti prinsip “dua belas benar” mengurangi kemungkinan salah obat.
1. Mencari tahu kalibrasi dalam tetes/mililiter dari set infus (sesuai
petunjuk pada bungkus) :
a. Tetesan mikro (mikrodrip) :
1 cc = 60 tetes
Selang mikrodrip juga disebut selang pediatri, umumnya
memberikan 60 tetes/cc dan digunakan bila pemberian volume
kecil atau volume dalam jumlah yang sangat tepat.
b. Tetesan makro (makrodrip) :
1 cc = 15 tetes
15
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 15
1 cc = 20 tetes
Selang makrodrip biasanya digunakan untuk pasien dewasa,
2. Pilih salah satu rumus
a. Mililiter per jam
DAFTAR PUSTAKA
N BO SKOR
ASPEK YANG DINILAI
O BOT 0 1 2
Membaca program dokter dan mengikuti
1. 7
prinsip “dua belas benar”
Mencari tahu kalibrasi dalam tetes/mililiter dari
2. 7
set infuse
3. Menghitung dengan rumus 7
Menetapkan kecepatan aliran dengan
4. menghitung tetesan pada bilik drip selama 1 7
menit dengan jam
Mengatur klem pengatur untuk menaikkan
5. 7
atau menurunkan kecepatan infus
6. Periksa kecepatan tetesan tiap menit 7
Dokumentasikan pada catatan perawatan
7. 8
mengenai cairan dan waktu
TOTAL SKOR
17
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 17
Kegiatan Belajar X
150 Menit
PENDAHULUAN
Kateterisasi umbilikal pada bayi baru lahir saat ini sudah jarang dilakukan
di RS karena pertimbangan kompilkasinya yang cukup banyak. Sebagai
gantinya yang cukup aman untuk bayi dan bisa diberikan dalam jangka
waktu yang cukup lama adalah peripherally inserted central catheter
(PICC). Namun, belum banyak perawat yang menguasai ketrampilan ini.
Oleh karena itu, mahasiswa keperawatan perlu mengetahui teknik
pemasangan infus umbilikal sebagai alternatif jika tidak ada perawat yang
mampu melakukan PICC.
19
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 19
Arteri umbilikalis merupakan cabang dari a. iliaka interna dengan
diameter 2-3 mm. Pada bayi cukup bulan, masing masing arteri
mempunyai panjang ± 7 cm.
Indikasi
a. Primer
21
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 21
PERALATAN DAN BAHAN
PROSEDUR KETERAMPILAN
23
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 23
b. Persiapan alat. Susun semua alat yang di perlukan di atas meja
steril. Siapka cairan NaCl-heparin dalam spuit 10 cc. pasang three
way stopcock ke kateter umbilikal,sambungkan dengan spuit dan
isi dengan NaCl-heparin, kemudian putar stopcock ke posisi off kea
rah kateter. Hati-hati jangan sampai ada udara.
c. Persiapan pasien. Ikat kedua kaki bayi dengan popok kemudian
plester ke tempat tidur atau tahan dengan menggunakan bantal
pasir. Tutup alat kelamin bayi dengan kain untuk menghindari
kencing bayi mengotori lapangan tindakan. Pegang umbilikal
dengan kasa betadin atau klem (ingat umbilikal belum steril) dan
tarik lembut secara vertical. Lakukan desinfeksi dengan cairan
antiseptic (povidin dll.) sebanyak 3 kali mulai dari bagian tengah
dan teruskan dengan gerakan melingkar ke bagian luar (minimal
radius 5 cm dari umbilikal) setelah itu bersihkan umbilikal, dan
pasang duk lobang di atas umbilikal.
d. Pasang tali katun di sekeliling umbilikal dan ikat secukupnya
sehingga perdarahan dapat di cegah, tetapi kateter umbilikal masih
bisa masuk.
4. Potong umbilikal secara horizontal dengan scalpel ± 1,5 cm dari kulit
5. Stabilisasi umbilikal dengan hemostat, dan identifikasi pembuluh
darah. Vena berukuran lebih besar, oval dengan dinding tipis.
Sedangkan ke dua arteri terlihat lebih kecil, membulat/lonjong dan
berdinding tebal. Arteri bisanya konstriksi sehingga lumennya terlihat
sangat kecil (pinpoint).
25
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 25
tahanan pada saat memasukkan kateter, jangan di paksa, tarik ± 4-
5 cm, kemudian masukkan kembali sambil diputar pelan searah
jarum jam. Kalau masih ada tahanan, bisa dicoba memasukkan
kateter lain di bawa kateter pertama dan masukan dengan lembut,
biasanya kateter kedua akan langsung memasuki duktus venosus.
7. Lakukan foto Rontgen untuk konfirmasi posisi (AP-lateral). Harus
diingat bahwa setelah lapangan steril di tutup, kateter hanya bisa
ditarik, tidak boleh didorong ke dalam arteri. Jangan lupa ambil sampel
darah untuk pemeriksaan laboratorium sebelum disambungkan
dengan cairan.
8. Perhatikan adanya warna pucat, mottling atau kebiruan di kaki. Hal ini
bisa disebabkan oleh vasospasme, jika tidak membaik dalam waktu
beberapa menit, kateter harus ditarik keluar pelan-pelan.
9. Setelah posisi tepat, jahit ikatan (purse-string suture) kateter ke jelly
Wharton dengan benang silk 3/0, hati-hati jangan sampai menembus
kateter. Simpulkan benang di kateter dan tarik sisanya ke atas.
Pasang plester mengikat benang dan kateter seperti bendera,
kemudian jahit lagi di bagian atas plester. Ini akan memberikan fiksasi
yang cukup sehingga kateter tidak akan berubah posisi. Selanjutnya
hubungkan dengan three way ke NaCl-heparin 1 UI/ml 0,5-1 cc/jam.
Jangan memasang klem atau melakukan jahitan di kulit perut bayi.
10. Bersihkan lagi umbilikal, tidak perlu ditutup sehingga terlihat bila ada
komplikasi. Kateter harus di cabut bila ada tanda-tanda infeksi di
umbilikal seperti kemerahan, bau atau bernanah.
11. Jika tidak di perlukan lagi, kateter umbilikal bisa dilepas. Bersihkan
umbilikal dengan alcohol, matikan pompa infus dan klem kateter. Tarik
kateter pelan-pelan sampai 3-4 cm dari kulit dan tempelkan ke kulit
perut dengan plester. Tunggu sampai pulsasi arteri berhenti (bisaanya
10-20 menit), cabut kateter dengan lembut dan lakukan penekanan
PERHATIAN
1. Pada pemasangan kateter arteri umbilikal :
a. Kateter arteri terpasang hanya selama ada indikasi primer.
b. Jangan menggunakana pipa lambung (feeding tubes) sebagai
kateter. Pipa lambung dikaitkan dengan insiden thrombosis yang
lebih tinggi, selain itu tidak radio opak sehingga tidak terlihat pada
foto rontgen.
c. Pada bayi yang sangat premature, cairan pemeliharaan NaCl
0,9%-heparin1 Ui/cc bisa menimbulkan hipernatremia, sehingga
pada pasien ini direkomendasikan cairan dengan konsentrasi
0,5UI/cc
d. Jangan menutup umbilicus dengan kasa atau plester setelah
pemasangan kateter. Penutupan menyebabkan komplikasi seperti
perdarahan, dislokasi kateter atau infeksi, terlambat diketahui.
2. Pada pemasangan kateter vena :
a. Jangan biarkan kateter dalam keadaan terbuka. Tekanan negatif
dari intra abdominal bisa menarik udara dan menyebabkan emboli
udara.
b. Untuk pemberian cairan, kateter harus berada di dalam vena cava,
tepat di bawa atrium kanan, tidak boleh berada di dalam vena
porta.
c. Untuk resusitasi, UVC dipasang dangkal, hanya sedikit di bawa
kulit, sampai ada aliran darah bebas (free-flow) saat ditarik dengan
spuit.
DAFTAR PUSTAKA
BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mencuci tangan steril 1
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
Menyiapkan dan mendekatkan alat di meja steril
4. 1
ke pasien
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan persetujuan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3. Memilih posisi pemasangan 3
Mengukur panjang kateter yang akan
4. 2
dimasukkan
5. Memposisikan bayi 4
6. Memasang tali katun di sekeliling umbilikal 2
7. Mengikat secukupnya 4
Memotong umbilikal secara horizontal dengan
8. 2
scalpel
9. Stabilisasi umbilikal dengan hemostat 3
10. Memasang kateter umbilikal 3
11. Melakukan foto rontgen untuk konfirmasi posisi 4
Setelah posisi tepat, jahit ikatan kateter ke jelly
12. 2
wharton dengan benang silk 3/0
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 1
29
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 29
Kegiatan BelajarXI
150 Menit
PENDAHULUAN
31
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 31
inveksi HIV, penyakit jantung, kanker berat, asma berat, gangguan
perdarahan, atau kejang. Untuk menghindari transfusi sel darah merah
yang tidak sesuai, darah donor dan resipien harus diperiksa dan
dicocokkan. Penentuan golongan darah dilakukan untuk menentukan
golongan darah ABO dan status faktor Rh.
Transfusi darah yang tidak sesuai dengan ABO atau Rh dapat
menyebabkan reaksi transfusi hemolitik dengan menghancurkan sel darah
merah yang ditransfusikan dan akhirnya beresiko menyebabkan
kegagalan atau kerusakan ginjal. Bentuk lain dari reaksi transfusi yang
dapat juga terjadi meliputi febris, alergi, kelebihan beban sirkulasi, dan
asepsis. Karena resiko reaksi merugikan sangat tinggi, pasien harus
sering dikaji sebelum dan selama transfusi. Segera hentikan transfusi jika
terjadi tanda-tanda reaksi.
Sebagian besar pasien tidak membutuhkan transfusi darah lengkap.
Seringkali transfusi berupa komponen darah tertentu adalah transfusi
yang lebih tepat. Beberapa produk darah yang mungkin ditransfusikan :
1. Darah lengkap
Volume 450 – 500 ml, diinfuskan selama 2 sampai 3 jam, maksimum
4 jam per unit. Dosis pediatric rata-rata : mula-mula 20 ml/kg, diikuti
dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi. Transfusi darah
lengkap tidak umum digunakan kecuali pada kasus-kasus perdarahan
akut yang ekstrem. Menggantikan volume darah dan semua produk
darah : SDM, plasma, protein plasma, trombosit segar, dan faktor
pembekuan lain.
2. Sel darah merah (Packed Red Cell)
Volume 375 – 425 ml, diinfuskan selama 1½ sampai 2 jam,
maksimum 4 jam per unit. Jika pasien kehilangan darah, transfusikan
secepat mungkin sesuai dengan toleransi pasien. Jika pasien berada
dalam keseimbangan kardiovaskuler yang tidak stabil (anemia berat
kronik, gagal jantung kongestif, sangat kecil atau muda) dan terdapat
33
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 33
selang khusus. Fraksi Protein Plasma (PPF) : diinfuskan tidak lebih
dari 1 sampai 10 ml/kg. Memakai selang khusus.
6. Faktor pembekuan darah dan kriopresipitat
Digunakan pada pasien yang mengalami defisiensi faktor
pembekuan. Masing-masing memberikan faktor berbeda yang terlibat
dalam jalur pembekuan darah; kriopresipitat juga mengandung
fibrinogen.
1. Transfusi set
2. Cairan NaCl 0,9 %
3. Persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah pasien,
komponen darah sesuai dengan kebutuhan.
4. Sarung tangan
5. Set pemberian cairan intravena (jika belum terpasang infus)
DAFTAR PUSTAKA
BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mencuci tangan steril 1
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
Menyiapkan dan mendekatkan alat di meja steril
4. 1
ke pasien
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan persetujuan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
1. Menjaga privasi 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
Memasang iv kateter dengan menggunakan
3. kateter berukuran besar dan selang infus yang 3
memiliki filter
Mengidentifikasi pasien dan produk darah yang
4. 2
akan dimasukkan
Memeriksa etiket kompatibilitas yang menempel
5. 4
pada kantung darah
6. Menginspeksi darah 2
7. Menanyakan nama pasien dan periksa tanda 4
37
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 37
pengenal
8. Mengukur tanda vital 2
9. Memakai sarung tangan 3
10. Memasang kateter umbilikal 3
11. Memberikan transfusi secara perlahan 4
12. Memonitor tanda vital secara berkala 2
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi respon pasien 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 1
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1
6. Mencuci tangan 1
7. Mencatat kegiatan dalam catatan keperawatan 1
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
Menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
3. 1
pasien
TOTAL SKOR
Transfusi Tukar
150 Menit
PENDAHULUAN
39
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 39
KEMA
M
P
U
A
N
A
K
HI
R
Y
A
N
G
DI
C
A
P
AI
(K
O
G
NI
TI
1. Mahasiswa mampu memahami konsep tindakantranfusi tukar
2. Mahasiswa mampu melakukan persiapan untuk melakukan tindakan
tranfusi tukar
3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur tindakan transfusi tukar
DASAR TEORI
41
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 41
menganjurkan untuk membilas kateter (terutama kateter arteri)
dengan heparin tiap 10-15 menit untuk mencegah bekuan
7. Sebelum dan sesudah tranfusi tukar, lakukan pemeriksaan darah
perifer lengkap dan kimia darah (Kalsium, natrium, kalium, klorida,
analisis gas darah serta kadar glukosa)
8. Tetap lakukan fototerapi intensif sebelum dan sesudah transfusi tukar
pada kelainan dengan hiperbilirubinemia. Monitor kadar bilirubin
serum setelah 2, 4 dan 6 jam setelah tranfusi, kemudian berkala
setiap 6 jam. Rebound bisa terjadi setelah 2-4 jam.
9. Obat-obat yang diberikan sebelum tranfusi harus diulang
pemberiannya, kecuali digoksin. Digoksin tidak perlu diulang kecuali
ada perburukan status kardiak atau kadar digoksin serum terlalu
rendah.
10. Pemberian antibiotika profilaksis bisa dipertimbangkan sebagai
proedur
11. Perikasa kadar glukosa darah selama prosedur berlangsung dan
dilanjutkan pada menit ke 10, 30 dan 60 pasca prosedur.
12. Tetap puasakan bayi selama minimal 4 jam (bisa lebih, tergantung
kondisi hemodinamik)
43
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 43
3. Transfusi tukar parsial. Dilakukan transfusi dengan plasma atau PRC
sesuai indikasi (polisitemia atau anemia berat)
Dokumentasi
1. Catat tanggal, waktu, dan lama tindakan
2. Jenis dan jumlah darah
3. Jenis dan jumlah obat-obatan yang diberikan
4. Suhu, HR, RR pasien sebelum, selama, dan setelah tindakan
5. Hasil pemeriksaan laboratorium
6. Komplikasi yang muncul, jika ada
7. Respon pasien dari tindakan
ASISTEN
Diperlukan asisten steril untuk membantu prosedur tranfusi, serta asisten
non steril untuk mengawasi bayi dan mencatat volume tranfusi tukar
45
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 45
46 Skill of Laboratory Keperawatan Anak
LATIHAN / TRIGGER CASE
1. Radiant warmer
2. Peralatan dan obat-obatan resusitasi
3. Alat monitor lengkap (denyut jantung, frekuensi pernafasan,
suhu, pulse oxymetry dan tekanan darah)
4. Peralatan untuk pemasangan arteri dan vena umbilikal
5. Orogastric tube, dipasang ke bayi.
6. Spuit 10 – 20 cc
7. Kalsium glukonas
8. NaCl: Heparin 1 UI/cc
9. Tempat pembuangan darah (bisa dibuat dari botol infus) yang
telah dihubungkan dengan set infus makro
PROSEDUR KETERAMPILAN
47
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 47
5. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
6. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
B. Tahap Orientasi
1. Mengucap salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.
2. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
4. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy.
2. Mengajak pasien membaca basmalah dan berdoa.
3. Memakai sarung tangan.
4. Lakukan prosedur pemasangan OGT untuk mengosongkan
lambung dan alirkan (buka tutupnya) selam prosedur. Tindakan
ini berguna untuk dekompresi, mencegah regurgitasi serta
aspirasi cairan lambung.
5. Pasang prosedur urine collector.
6. Pasang pengalas dibawah tubuh bayi.
7. Tidurkan bayi terlentang dan tahan posisi dengan baik (tahan
dengan erat, tetapi tidak ketat, dengan bantalan pasir atau
plester ke tempat tidur).
8. Lakukan prosedur pemasangan kateter umbilikal, kemudian
pasang kateter vena umbilikal untuk teknik push and pull, serta
arteri dan vena umbilikal untuk teknik isovolumetrik.
9. Siapkan unit yang dibutuhkan berdasarkan hitungan. Pastikan
darah tersebut memang benar untuk pasien, golongan darah
cocok dan temperatur cocok. Kalau masih dingin, hangatkan ke
suhu tubuh (tidak lebih dari 37°C), jangan terlalu panas kerena
dapat menyebabkan hemolisis.
10. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah perifer lengkap
dan kimia darah
49
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 49
tabel), rata-rata 5 ml/ KgBB. Volume perkali (aliquots), minimal 5
cc dan maksimal 20 cc.
Tabel 1. Volume keluar/ masuk darah per-kali (aliquots) pada
transfusi tukar
N BO SKOR
ASPEK YANG DINILAI
O BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
Jelaskan prosedur dan minta informed consent
2. 1
kepada orang tua
Puasakan bayi selama 3-4 jam sebelum
3. 1
tranfusi tukar dimulai.
4. Mencuci tangan 1
5. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
6. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3. Memakai sarung tangan 1
Lakukan prosedur pemasangan OGT dan
4. 1,5
alirkan
5. Pasang urin collector 1,5
6. Pasang pengalas dibawah tubuh bayi. 1,5
7 Tidurkan bayi terlentang dan tahan posisi 2
dengan baik (tahan dengan erat, tetapi tidak
51
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 51
ketat, dengan bantalan pasir atau plester ke
tempat tidur).
Lakukan prosedur pemasangan kateter
umbilikal, kemudian pasang kateter vena
8 umbilikal untuk teknik push and pull, serta 2,5
arteri dan vena umbilikal untuk teknik
isovolumetrik.
Siapkan unit yang dibutuhkan berdasarkan
hitungan. Pastikan darah tersebut memang
9 2,5
benar untuk pasien, golongan darah cocok
dan temperatur cocok.
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
10 2,5
perifer lengkap dan kimia darah
Pasang darah ke set infus, pastikan threeway
11 stopcock berada pada posisi yang tepat 2,5
sebelum mulai prosedur.
Mulailah prosedur transfusi tukar dengan
12 perlahan, volume keluar-masuk darah 1,5
disesuaikan dengan berat badan bayi
Selama prosedur berlangsung, operator harus
berbicara dengan jelas tentang volume darah
13 1,5
keluar-masuk (misalnya: “sepuluh masuk”,
“sepuluh keluar”)
Pantau keadaan umum, tanda-tanda vital,
14 1,5
FiO2 dan kadar kalsium selama prosedur.
Lakukan prosedur hingga jumlah volume
15 1
darah yang dibutuhkan selesai dimasukkan.
Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
16 2
perifer lengkap dan kimia darah
17 Melepas sarung tangan 1
18 Merapikan pasien 1
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 1
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1
6. Mencuci tangan 1
7. Mencatat dalam lembar catatan keperawatan 1
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
53
Skill of Laboratory Keperawatan Anak 53