14/09/2015 Opini
Ad. 1. Volume
Tubuh manusia terdiri atas 60%-70% cairan yang bervariasi pada
setiap orang tergantung pada banyaknya lemak dalam tubuh. Semakin
banyak tabungan lemak semakin kurang komposisi cairan.
Katakanlah kandungan cairan di dalam tubuh sekitar 60%, yang
terbagi menjadi 2 komponen Utama yaitu: CIS (cairan intrasel) 40%,
CES (cairan ekstra sel) 20%. Dimana komponen CES ini dibagi lagi
menjadi dua; cairan interstitial 15% dan intravaskuler 5%.
Walaupun volume intravaskuler hanya 5% akan tetapi peranannya
sangatlah penting. Volume atau cairan merupakan tempat dimana
terdapat bahan-bahan terlarut ada didalamnya. Ada begitu banyak
komponen dalam setiap tetes cairan/darah yang beredar dalam sistem
peredaran darah, sebut saja salah satunya adalah oksigen. Tubuh
sangatlah bergantung pada oksigen karena hakikat kehidupan sebuah
sel berasal dari oksigen sedangkan suplai oksigen juga sangatlah
tergantung pada aliran darah.
Ad. 3. Jantung.
Ini tentunya merupakan bagian yang sangat menarik untuk di
eksplorasi lebih jauh, sebagaimana pada topik bahsan saya
sebelumnya mengenai “interupsi CPR” yang menjadi intinya adalah
jangan melupakan jantung lebih berhenti berkontraksi walau hanya 10
detik saja.
Komponen penunjang fungsi jantung terdiri dari dua fungsi Utama:
a.Fungsi mekanikal.
Fungsi mekanikal jantung disusun oleh dua komponen penting yaitu ;
Volume (isi) dan lapisan-lapisan otot jantung. Penilaian fungsi
mekanikal jantung ini dapat dilakukan dengan menilai cardiac out put
(CO) yang secara sederhana dapat dilakukan melalui pengecekan
nadi. Tapi ingat, nadi sangatlah berbeda dengan heart rate atau laju
jantung!. Rumus CO= stroke volume 9volume sekuncup) x heart rate
(laju jantung).
b.Fungsi elektrikal.
Untuk melaksanakan fungsi elektrikal ini, jantung ditunjang oleh
sebuah sistim konduksi dan sejumlah elektrolit diantaranya Natrium,
Kalium, Cloride dan calcium. Adapun sistem konduksi jantung
dimulai dari Sino atrial Node sebagai sumber listrik Utamajantung
yang secara terus menerus berdenyut 60-100 kali/menit, kemudian
Atrio-ventrikular (AV) Node, Bundle of his, Bundle branch kiri dan
kanan serta serabut purkinje.
Satu lagi yang perlu kami uraikan sedikit disini yang juga memiliki
pengaruh pada jantung adalah sistem saraf otonom; simpatik dan
parasimpatik. Secara sederhana simpatik berarti memiliki efek
meningkatkan seperti gas pada kendaraan bermotor sedangkan
simpatik memperlambat seperti fungsi rem pada motor atau mobil
anda.
-Nadi: merupakan hasil dari kardiac out put, kardiak out put
merupakan hasil dari mekanikal jantung, mekanikal jantung
ditentukan oleh volume dan otot jantung. Sehingga kalau nadi tidak
normal berarti akar permasalahannya ada volume atau pompanya. Cek
dan koreksi cairannya dan perbaiki pompanya.
Pada management pre-hospital nilai cardiac output dan tekanan darah
dapat dinilai hanya dengan nadi tanpa harus menggunakan tensi
meter. Apakah mungkin mengecek tensi tanpa tensi meter?
Absolutely, we can. Ketika anda dapat meraba nadi radialis pasien
berarti tekanan sistolik berkisar diatas 90 mmHg, jika yang teraba
hanya nadi karotisnya berarti tekanan sistoliknya hanya berkisar 80
mmHg. Lalu apa yang dinilai pada nadi? cek nadi, ada atau tidak?.
Reguler atau tidak? Kuat atau lemah, tekanan nadi berkisari 30-40
mmHg atau tidak?
-Produksi urine. Sama halnya dengan paru dan organ lain, ginjal dapat
mengekspresikan gangguan hemodinamik yang sedang terjadi.
Produksi urine normal pada dewasa berkisar antara 0,5 – 1 cc
/kgBB/jam, angka inilah merupakan salah satu rujukan yang sangat
penting saat menilai hemodinamik pasien. Pasien yang mengalami
hipovolume akan cenderung terjadinya penurunan produksi urine
hingga anuria. Mekanisme ini merupakan respon fisiologis tubuh pada
RAAS, dimana terjadi peningkatan reabsorbsi Natrium dan juga H20
diginjal disisi lain juga adalah karena terjadinya vasokontrik
pembuluh darah dginjal sehingga aliran darah menuju ginjal
berkurang.
-saturasi oksigen (SPO2). merupakan indikator lain yang dinilai
ketika memonitor hemodinamik. Pulse oximeter merupakan alat
pendeteksi jumlah oksigen yang tersaturasi dengan hemoglobin.
Normalnya berkisar antara 95%-100%. Nilai dibawah 95%
memberikan indikasi dimana terjadi hipoksia atau kekurangan
pasokan oksigen, akan tetapi indikator nilai SP02 ini jangan sampai
dijadikan sebagai sandaran utama, sebab terkadang nilai saturasi
dibawah 90 akan tetapi kondisi pasien masih stabil. Mengapa
demikian? terkadang cara pemasangan probe kurang tepat atau tempat
dimana probe saturasi dipasang berada dilengan yang mana terpasang
juga tensimeter.
-GCS. Glasgow Coma Scale adalah indikator penting berikutnya.
Walaupun pada gangguan hemodinamik awal, perubahan GCS
biasanya tidak ditemukan. Adanya penurunan nilai GCS mengindikasi
bahwa kondisi gangguan hemodinamik sudah berlangsung lama atau
bisa juga belum lama akan tetapi berlangsung secara drastis.
Penurunan GCS yang drastis membutuhkan tindakan penanganan
yang segera, terpadu dan terintegrasi.
Pada bagian ahir tulisan ringkas ini saya ingin menyertakan indikator
perubahan hemodinamik yang perlu segera ditangani yang disebut
sebagai hemodinamik unstable, yaitu:
-hipotensi
-penurunan kesadaran,
-chest pain
-sesak napas
– tanda-tanda gagal jantung Akut
Menu Utama
o Halaman Depan
o Sejarah PPNI Sulteng
o Visi Misi PPNI Sulteng
o Pengurus PPNI Sulteng
o Prog. Kerja PPNI Sulteng
o Album Foto PPNI Sulteng
o Buku Tamu
Download File
Download
Download
UU Keperawatan 94.64 KB
Download
Download
Kumpulan Download
Cari
Search
Kalender
Agustus 2018
S S R K J S M
« Mei
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31
Foto Slide
Video Dokumentasi
Kontak Sekretariat
FB dan Email
Statistik
Pages
Pages|Hits |Unique
o 24 jam terakhir: 0
o 7 hari terakhir: 0
o 30 hari terakhir: 0
o Online now: 0
oracle ebooks
Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah
http://www.ppni-sulteng.or.id/konsep-dasar-hemodinamik/