DEFIBRILLATOR
Oleh Kelompok 2:
Muhammad Fauzan Azis Mangkunegara 195060307111017
Hendry Rama Sethiawan 195060307111035
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3. Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 1
2.1. Fibrilasi .............................................................................................................................. 1
2.2. Defibrilasi.......................................................................................................................... 2
2.3. Defibrillator ...................................................................................................................... 2
2.3.1. Mode pemberian energi defibrillator: ...................................................................... 2
2.3.2. Jenis-Jenis ................................................................................................................... 2
2.3.2.1. DC Defibrilator .................................................................................................... 2
2.3.2.2. Advisory Defibrilasi............................................................................................. 3
2.3.2.3. Implan Defibrillator ............................................................................................ 3
2.3.2.4. Automatic External Defibrillator ....................................................................... 3
2.3.4. Prinsip Prosedur Pemberian Energi Defribilator ke Jantung ............................... 4
2.3.4.1. Prinsip Dasar Defribilator .................................................................................. 4
2.3.4.2. Prosedur Pemberian Energi Defibrilasi ............................................................ 5
2.3.4.3. Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Penggunaan defibrilator ............... 5
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7
3.1. Komponen Defibrillator ................................................................................................... 7
3.1.1. Sumber Tegangan ...................................................................................................... 7
3.1.2. Kapasitor ..................................................................................................................... 8
3.1.3. Switch .......................................................................................................................... 8
3.2. Jenis-Jenis Defibrillator ................................................................................................... 8
3.2.1. Defibrillator AC.......................................................................................................... 8
3.2.2. Defibrillator DC Lown ............................................................................................... 9
3.2.3. Defibrillator DC Monopulsa ................................................................................... 11
3.2.4. Defibrillator DC Delay-Line.................................................................................... 11
3.2.5. Defibrillator DC Trapezoidal .................................................................................. 12
3.3. Analisis Defibrillator ...................................................................................................... 13
3.4. Prinsip Kerja Defibrillator Secara Umum ................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 15
4.1. Kesimpulan ..................................................................................................................... 15
4.2. Saran ............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15
ii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Elektronika adalah cabang ilmu yang mempelajari aliran dan kontrol elektron (listrik)
dan studi tentang perilaku dan efeknya dalam ruang hampa, gas, dan semikonduktor, dan
dengan perangkat yang menggunakan elektron tersebut. Perkembangan elektronika
memiliki potensi yang sangat banyak, salah satunya di bidang medis. Penerapan
elektronika dalam dunia medis secara umum memanfaatkan kemampuan tubuh dalam
menghasilkan sinyal biopotensial. Dengan adanya sinyal biopotensial sebagai variabel
yang diamati, alat elektronik dapat membaca, mengamati, dan juga membantu jalannya
sistem tubuh manusia.
Jantung merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, apabila jantung berhenti berdetak hanya dalam beberapa detik, maka tubuh sudah
mati dan bisa menyebabkan kematian. Ada berbagai macam penyakit yang dapat
menyerang jantung, salah satu contohnya adalah fibrilasi. Fibrilasi adalah berdetaknya
jantung secara tidak normal antara atrium dan ventrikel. Untuk mengobati fibrilasi
tersebut, dapat menggunakan alat yang disebut defibrilator. Oleh karena itu, makalah ini
akan membahas tentang defibrillator dan karakteristiknya.
1.2. Rumusan Masalah
Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimana prinsip kerja sinyal biopotensial?
2. Apa yang dimaksud dengan fibrilasi?
3. Bagaimana prinsip kerja defibrillator?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah:
1. Menjelaskan prinsip kerja sinyal biopotensial
2. Menjelaskan maksud dari fibrilasi
3. Menjelaskan prinsip kerja defibrilator
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah:
1. Dapat memahami prinsip kerja sinyal biopotensial
2. Dapat memahami penggunaan sinyal biopotensial pada alat elektronik
3. Dapat memahami prinsip kerja defibrillator
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Fibrilasi
Fibrilasi merupakan masalah pada jantung yang terjadi ketika organ tersebut berdetak
terlalu cepat sehingga frekuensinya tidak dapat dihitung. Hal ini disebabkan oleh impuls
listrik yang cepat dan tidak teratur.
Ada 2 jenis fibrilasi:
1. Fibrilasi atrium, fibrilasi yang terjadi di serambi jantung yaitu suatu kondisi
yang terjadi ketika detak jantung menjadi tidak teratur dan tingkat kontraksi
organ tersebut sangat tinggi.
2. Fibrilasi ventrikel, fibrilasi yang terjadi di bilik jantung yaitu keadaan dimana
denyut ventrikel sangat kacau sehingga jantung tidak dapat memompakan
darahnya keluar dan tekanan darah menjadi nol sehingga dapat menyebabkan
kematian mendadak.
2
2.2. Defibrilasi
Untuk mengatasi gangguan fibrilasi tersebut maka diperlukan suatu tindakan yang
seharusnya dilakukan hal ini disebut dengan defibrilasi dimana detak jantung normal dapat
dikembalikan dengan pengiriman kejutan listrik yang dikendalikan. Kecepatan dalam
melakukan defibrilasi/ kardioversi merupakan elemen penting untuk resusitasi yang
berhasil. Tindakan defibrilasi harus segera dilakukan sebelum intubasi dan pemasangan
selang infus. Defibrilasi dilakukan dengan cara satu electrode diletakkan pada sisi kanan
dada, di bawah klavikula dan yang lain pada sisi kiri dada sebelah lateral papilla mammae.
2.3. Defibrillator
Defibrillator adalah piranti elektronik yang mengalirkan sinyal listrik kejut (pulsa) ke
otot jantung untuk mempertahankan depolarisasi myocardial yang sedang mengalami
fibrilasi kardiak (ventricular fibrillation atau atrial fibrillation).
2.3.1. Mode pemberian energi defibrillator:
Asinkron: pemberian shock listrik jika jantung sudah tidak berkontraksi lagi, secara
manual setelah pulsa R.
Sinkron: pemberian shock listrik harus disinkronkan dengan sinyal ECG dalam
keadaan bervibrasi, jadi bila tombol discharge ditekan kapanpun maka akan
membuang pulsa R secara otomatis.
2.3.2. Jenis-Jenis
Defibrilator yang umum digunakan di rumah sakit adalah M-series monophasic
dan defibrilator biphasic. Unit portable menggabungkan Defibrillator, ECG, Non-
Invasive Transcutaneous Pacing (NTP) dan fungsi pemantauan pasien yang
lainnya. Berbagai jenis defibrilator adalah:
2.3.2.1. DC Defibrilator
DC defibrilator selalu dikalibrasi dalam satuan watt-detik atau joule
sebagai ukuran dari energi listrik yang tersimpan dalam kapasitor. Energi
dalam detik-watt sama dengan satu setengah kapasitansi dalam farad
dikalikan dengan tegangan di yaitu volt kuadrat
3
c. Atrial Flutter : 25 J – 50 J.
d. Atrial Fibrilasi : 100 – 200 J.
e. Supra Ventrikel Takikardi : 75 – 100 J.
f. Torsade de Pointes 50 – 200 J.
g. Energi tidak tergantung berat badan, kecuali anak-anak 2
J/kg.
h. Pasien digitalis , energi 10-50 J.
7. Jelly/Gel saat menggunakan pedal, jangan lupa memberikan
jelly khusus untuk defibrilasi atau kardioversi pada pedal. Jelli
berfungsi sebagai media konduksi untuk penghantar arus listrik.
Tujuan dari pemberian gel adalah untuk mengurangi resistensi
transtorakal dan mencegah luka bakar pasien. Yang harus
diperhatikan juga adalah jangan sampai gel tersebut teroles di
kulit di antara sternum dan apeks, atau jelly dari salah satu atau
dua pedal mengalir menghubungkan keduanya pada saat ditekan
ke dada pasien. Jika ini terjadi akan mengakibatkan arus hanya
mengalir di permukaan dinding dada, aliran arus ke jantung akan
missing memancarkan bunga api yang menyebabkan sengatan
listrik pasien pada pasien dan alat-alat operator.
BAB III PEMBAHASAN
Pada umumnya secara singkat prinsip kerja defibrillator adalah berawal dari arus listrik
masuk ke rangkaian catu daya yang kemudian arus tersebut diserahkan menggunakan dioda.
Saat tombol charge pada alat ditekan, maka arus akan mengisi kapasitor. Setelah kapasitor terisi
penuh, tombol shock pada alat ditekan akan melepaskan muatan listrik yang ada di kapasitor
ke pasien melalui media paddle sternum (tulang dada) dan paddle apex (puncak/jantung). Pada
dasarnya sirkuit shock dalam defibrillator memiliki tiga komponen utama: sumber tegangan
tinggi, kapasitor dan switch.
3.1. Komponen Defibrillator
3.1.1. Sumber Tegangan
Defibrillator modern menggunakan arus searah (dc) daripada arus bolak (ac) yang
model sebelumnya digunakan. Hal ini menimbulkan masalah bagi desainer
perangkat yang dioperasikan dengan baterai. Transformer tidak dapat meningkatkan
arus searah. Masalah ini dipecahkan sebagai berikut.
satu arah saja (DC). Jika pulsa DC ini dimasukkan ke sebuah transformator yang
cocok, dapat dihasilkan tegangan output sesuai yang diperlukan. Rasio tegangan
input dan output sebanding dengan rasio jumlah lilitan primer dan sekunder trafo.
Untuk Misalnya, jika kumparan input ('primer') memiliki 200 lilitan dan kumparan
output ('sekunder') memiliki 20.000 maka tegangan dinaikan dengan factor 100.
Sebuah masukan 5 V maka akan menghasilkan 500 V output. Tegangan output bolak
balik diperbaiki dengan dioda dan dimasukkan ke dalam kapasitor yang menyimpan
muatan tegangan tinggi.
3.1.2. Kapasitor
Sebuah kapasitor terdiri dari dua konduktor datar atau 'piring' (biasanya dari
aluminium foil) dengan isolator diantaranya. Sebuah kutub konduktor melekat pada
setiap piring. Dalam prakteknya seluruh kapasitor perakitan sering digulung dan
dimasukkan dalam 'kaleng' dengan dua koneksi. Tegangan maksimal pada kapasitor
adalah sebesar 5.300VDC dengan umur pemakaian sebanyak 100.000 kali discharge.
3.1.3. Switch
Gambar rangkaian pada gambar 16 menjelaskan secara singkat prinsip kerja
switch pada defibrillator. Ketika seluruh switch pada kondisi open maka paddle
ditempelkan kepada pasien. Kemudian Switch S1 ditutup guna untuk mengisi
kapasitor, ini disebut kondisi charged. Selanjutnya, S1 akan terbuka dan S2 akan
menutup, dimana menyebabkan kapasitor akan berada pada kondisi discharged dan
tegangan akan dikirimkan ke tubuh pasien, dimana cara ini digunakan untuk
mengembalikan ritme jantung pasien.
3.2. Jenis-Jenis Defibrillator
Pada dasarnya Jenis defibrilator terbagi menjadi 2, yaitu Defibrillator AC dan
Defibrilator DC. Defibrillator DC memiliki beberapa jenis lagi, yaitu Defibrillator DC
Lown, Monopulse, Delay-line, dan Trapezoidal.
3.2.1. Defibrillator AC
AC Defibrillator AC merupakan defibrillator pertama yang dikenal sejak sebelum
tahun 1960. Defibrillator ini menggunakan arus listrik 5 sampai 6 Ampere, dengan
frekuensi 60 Hz yang dipasangkan di dada pasien selama 250 sampai 1000 ms.
Tingkat keberhasilan defibrillator ac ini agak rendah, sehingga tak dapat menangani
fibrilasi atrial secara baik. Bahkan dalam kenyataan, pada saat mencoba mengatasi
fibrilasi atrial dengan defibrillator ac seringkali malah menghasilkan fibrilasi
ventrikel yang merupakan aritmia yang lebih serius. Distribusi energi pada
defibrillator AC sangatlah sederhana karena hanya menggunakan tegangan jala-jala
(110-240V) yang dinaikkan dengan transformator step up (menjadi 300-2000 V).
Sehingga sinyal yang dihasilkan oleh defibrillator AC akan sama dengan sinyal
tegangan jala-jala.
9
dengan C adalah nilai kapasitansi diukur dalam satuan farad dan V adalah tegangan
kapasitor. Jika yang dibutuhkan adalah tegangan 3 KV, energy 400 J, maka besar nilai
kapasitor yaitu:
Energi yang dikeluarkan defibrillator pada umumnya adalah kisaran 50-400 J. Tidak
semua energi yang dikeluarkan defibrillator sampai kepada pasien. Beberapa diserap oleh
resistansi dalam (RD) defibrillator, beberapa diserap oleh paddle defibrillator, dan
beberapa diserap oleh resistansi kulit (RE). Untuk menghitung berapa banyak energy yang
diperoleh pasien, resistansi RT dipertinbangkan sebagai sirkuit ekivalen. Terdapat empat
resistor dalam rangkaian ekuivalen.
14
Oleh karena itu, arus pada masing-masing resistor adalah sama. Dan energy yang
diserap oleh masing-masing resistor sebanding dengan energy total, sesuai dengan hukum
pembagi tegangan. Energi yang diserap oleh thorak dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Defibrillator adalah alat yang digunakan oleh paramedis di bagian perawatan jantung
untuk mengatasi kelainan jantung (cardioarrhythymia), Pada pengisian muatan kapasitor
tergantung dari besar tegangan yang mengisi pada pengisian muatan kapasitor selain juga
tergantung pada waktu pengisian. Namun pada defibrillator karena tegangan yang
dihasilkan konstan, jadi besar muatan tergantung pada waktu pengisian, Untuk
mengkalibrasi yang presisi sebaiknya digunakandefianalyzer yang berguna untuk
mengetahui akan meter muatan defibrillator dengan penunjukkan meter
4.2. Saran
Penggunaan defibrillator harus diawali dengan pelatihan dan keahlian khusus, agar alat
yang digunakan dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014.Proposal penelitian alat defibrillator. URL:
http://pemelihaaran.blogspot.co.id/2014/05/tentang-alat-defibilator.html. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.
Anonim. 2021. MEDICAL ELECTRONICS. URL:
https://www.myklassroom.com/Engineering-branches/80/MEDICAL-ELECTRONICS.
Diakses tanggal 8 Oktober 2021.
Guyton dan Hall. 2008. Fisiologi Kedokteran Edisi ke-11. EGC. Jakarta. Indonesia.
Khandpur, R. S. 2005. Biomedical Instrumentation: Technology and Applications. McGraw-
Hill. New Delhi. India.
Novlifiani, Yorinda. 2012. DEFIBRILATOR. URL:
http://liveisflow.blogspot.co.id/2012/04/defibrillator.html. Diakses tanggal 9 Oktober 2021.
Price, A. Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Ed.6 Vol.1. EGC.
Jakarta. Indonesia.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC. Jakarta. Indonesia.
Sumantri, Bambang. 2011. DEFIBRILASI DAN KARDIOVERSI. URL:
http://mantrinews.blogspot.co.id/2011/10/defibrilasi-dan-kardioversi.html. Diakses tanggal 9
Oktober 2021.