Anda di halaman 1dari 10

111

E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

Gambaran Risiko Ulkus Kaki Pada Penderita


Diabetes Mellitus Di Wilayah Solo Raya
Wiwik Suprihatin1*, Okti Sri Purwanti2
1,2
Program Studi Keperawatan/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
*Email: j210170062@student.ums.ac.id

Abstrak
Keywords: Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
Risiko Ulkus Kaki, dan protein yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah dan setiap
Ulkus Kaki Diabetik, tahun terjadi peningkatan. Jumlah penderita diabetes mellitus di Wilayah
Solo Raya mengalami peningkatan yaitu sebanyak 75.185 orang di tahun
Diabetes Mellitus
2018 dan sebanyak 139.201 orang di tahun 2019. Banyaknya jumlah kasus
diabetes mellitus yang terjadi jika tidak dikelola dengan baik maka dapat
menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi, salah satunya adalah ulkus
kaki diabetik. Deteksi dini ulkus kaki merupakan salah satu upaya penting
yang bertujuan untuk mengetahui risiko ulkus kaki dan menilai kelainan
kaki penderita diabetes mellitus lebih awal, sehingga dapat dilakukan
tindakan awal untuk menyelamatkan ekstremitas bawah. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran risiko ulkus kaki pada penderita
diabetes mellitus di Wilayah Solo Raya. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif dengan rancangan penelitian yaitu deskriptif survei. Populasi
penelitian ini adalah seluruh penderita diabetes mellitus di Wilayah Solo
Raya berjumlah 139.201. Sampel penelitian sebanyak 100 sampel dengan
teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner
online dan analisa data dengan distribusi frekuensi. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa karakteristik penderita diabetes mellitus di Wilayah
Solo Raya sebagian besar berumur 41-60 tahun, berjenis kelamin
perempuan, berpendidikan SMA/Sederajat, pekerjaan sebagai ibu rumah
tangga, mayoritas diabetes mellitus tipe 2, lama menderita diabetes mellitus
sebagian besar >5 tahun, tinggal di Kabupaten Sukoharjo dan tingkat risiko
ulkus kaki sebagian besar mengalami risiko tinggi terjadi ulkus kaki yaitu
sebesar 51%. Saran bagi masyarakat khususnya yang menderita diabetes
mellitus harus rutin melakukan deteksi dini untuk mengetahui risiko ulkus
kaki sehingga dapat mencegah terjadinya ulkus pada kaki.

1. PENDAHULUAN sebesar 16,6 juta jiwa (IDF, 2019).


Tahun demi tahun prevalensi dan Menurut data dari Riset Kesehatan
insidensi penderita diabetes mellitus Dasar (2018), prevalensi penyakit
bertambah banyak di berbagai penjuru diabetes mellitus yang terdiagnosis
dunia. International Diabetes Federation dokter di Indonesia 2,0% dan prevalensi
(IDF) menyatakan adanya kenaikan penyakit paling tinggi terdapat di DKI
jumlah penderita diabetes mellitus di Jakarta 3,4%, Kaltim 3,0%, DIY 2,8%,
Indonesia pada orang dewasa dari 10,3 dan Jawa Tengah menduduki peringkat
juta jiwa di tahun 2017 menjadi 10,7 ke 12 dengan 2,2%. Wilayah Solo Raya
juta jiwa di tahun 2019 dan diperkirakan merupakan bagian dari Provinsi Jawa
akan meningkat pada tahun 2045 Tengah yang meliputi Kota Surakarta,

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


112
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

Kabupaten Karanganyar, Kabupaten fenomena tersebut, maka peneliti


Sragen, Kabupaten Wonogiri, tertarik untuk melakukan penelitian
Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten tentang gambaran risiko ulkus kaki pada
Klaten dan Kabupaten Boyolali. Jumlah penderita diabetes mellitus di Wilayah
penderita diabetes mellitus di Wilayah Solo Raya.
Solo Raya mengalami peningkatan yaitu 2. METODE
sebanyak 75.185 orang di tahun 2018 Penelitian ini menggunakan jenis
dan sebanyak 139.201 orang di tahun penelitian kuantitatif dengan rancangan
2019 (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, penelitian yaitu deskriptif survei.
2019). Populasi penelitian ini adalah seluruh
Banyaknya jumlah kasus diabetes penderita diabetes mellitus di Wilayah
mellitus yang terjadi jika tidak dikelola Solo Raya yang berjumlah 139.201.
dengan baik maka dapat menyebabkan Sampel penelitian sebanyak 100 sampel
terjadinya berbagai komplikasi. Ulkus dengan teknik purposive sampling.
kaki diabetik merupakan komplikasi Kriteria inklusi dalam penelitian ini
yang sering terjadi di sebagian besar adalah pasien DM berumur ≥18 tahun
penderita diabetes mellitus. Lebih dari tanpa ulkus dan amputasi dikedua kaki
setengah ulkus kaki akan terinfeksi serta dan berdomisili di Wilayah Solo Raya.
memerlukan rawat inap dan 20% dari Sedangkan kriteria eksklusi dalam
infeksi ekstremitas bagian bawah akan penelitian ini adalah pasien DM yang
berakhir amputasi (Decroli, 2019). Pada tidak bersedia menjadi responden dan
kaki yang masih normal ataupun sudah mengalami penurunan kesadaran.
ada gangguan neuropati atau Pengumpulan data menggunakan
neuroiskemi tapi belum ada luka, kuesioner risiko ulkus kaki yang
penatalaksanaan lebih ditekankan pada dimodifikasi oleh peneliti dari Simplified
deteksi dini (PERKENI, 2019). Dengan 60 second screen for the risk diabetic
demikian, deteksi dini ulkus kaki foot (Parasuraman et al., 2017).
merupakan salah satu upaya penting Pengambilan data dilakukan dengan cara
yang bertujuan untuk mengetahui risiko responden mengisi kuesioner di google
ulkus kaki dan menilai kelainan kaki form yang telah disebarkan secara online
penderita diabetes mellitus lebih awal, kepada responden melalui media sosial
sehingga dapat dilakukan tindakan awal seperti whatsapp, facebook, instagram
untuk menyelamatkan ekstremitas dan twitter. Sedangkan analisa data
bawah. Berdasarkan data-data dan menggunakan distribusi frekuensi.

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


113
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden
Karakteristik Responden n %
Umur:
a. 18-40 tahun 27 27
b. 41-60 tahun 61 61
c. >60 tahun 12 12
Jenis kelamin:
a. Laki-laki 42 42
b. Perempuan 58 58
Pendidikan terakhir:
a. SD/Sederajat 4 4
b. SMP/Sederajat 17 17
c. SMA/Sederajat 56 56
d. Perguruan Tinggi 23 23
Pekerjaan:
a. PNS 10 10
b. Pegawai swasta 8 8
c. Wiraswasta 26 26
d. Tidak bekerja 18 18
e. Ibu rumah tangga 27 27
f. Pensiunan 5 5
g. Guru 6 6
Tipe DM:
a. Tipe 1 16 16
b. Tipe 2 84 84
Lama menderita:
a. ≤5 tahun 45 45
b. >5 tahun 55 55
Wilayah di Solo Raya:
a. Kabupaten Sukoharjo 20 20
b. Kabupaten Surakarta 11 11
c. Kabupaten Klaten 12 12
d. Kabupaten Boyolali 16 16
e. Kabupaten Wonogiri 11 11
f. Kabupaten Karanganyar 16 16
g. Kabupaten Sragen 14 14
Total 100 100
Sumber : Data primer Bulan Desember 2020 sampai Januari 2021
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak
bahwa karakteristik responden 24 responden (24%), DM tipe 2
mayoritas berdasarkan umur yaitu sebanyak 84 responden (84%), lama
berumur 41-60 tahun sebanyak 61 menderita DM >5 tahun sebanyak 55
responden (61%), jenis kelamin responden (55%) dan tinggal di
perempuan sebanyak 58 responden Kabupaten Sukoharjo sebanyak 20
(58%), pendidikan SMA/Sederajat responden (20%).
sebanyak 56 responden (56%),

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


114
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

Tabel 2. Tingkat Risiko Ulkus Kaki pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Solo Raya.
Risiko Ulkus Kaki n %
Risiko Rendah 49 49
Risiko Tinggi 51 51
Total 100 100
Sumber : Data primer Bulan Desember 2020 sampai Januari 2021
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan kuesioner Simplified 60 second screen
bahwa dari 100 responden hampir setara for the risk diabetic foot yang telah
antara responden yang memiliki tingkat dimodifikasi oleh peneliti. Data
risiko rendah terjadi ulkus kaki yaitu berdistribusi tidak normal sehingga
sebanyak 49 responden (49%) dan pengkategorian skor nilai dibagi menjadi
responden yang memiliki tingkat risiko 2 yaitu risiko rendah dengan skor (x
tinggi terjadi ulkus kaki yaitu sebanyak <median) yaitu <16 dan risiko tinggi
51 responden (51%). Tingkat risiko dengan skor (x ≥median) yaitu ≥16.
ulkus kaki diukur menggunakan
Tabel 3. Tabulasi Silang Tingkat Risiko Ulkus Kaki ditinjau dari Karakteristik Responden.
Tingkat risiko ulkus kaki
Karakteristik Responden Risiko rendah Risiko tinggi
n % n %
Umur:
a. 18-40 tahun 26 26 1 1
b. 41-60 tahun 23 23 38 38
c. >60 tahun 0 0 12 12
Jenis kelamin:
a. Laki-laki 22 22 20 20
b. Perempuan 27 27 31 31
Pendidikan terakhir:
a. SD/Sederajat 0 0 4 4
b. SMP/Sederajat 2 2 15 15
c. SMA/Sederajat 36 36 20 20
d. Perguruan Tinggi 11 11 12 12
Pekerjaan:
a. PNS 5 5 5 5
b. Pegawai swasta 5 5 3 3
c. Wiraswasta 19 19 7 7
d. Tidak bekerja 9 9 9 9
e. Ibu rumah tangga 8 8 19 19
f. Pensiunan 0 0 5 5
g. Guru 3 3 3 3
Tipe DM:
a. Tipe 1 15 15 1 1
b. Tipe 2 34 34 50 50
Lama menderita:
a. ≤5 tahun 41 41 4 4
b. >5 tahun 8 8 47 47
Wilayah di Solo Raya:

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


115
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

a. Kabupaten Sukoharjo 12 12 8 8
b. Kabupaten Surakarta 5 5 6 6
c. Kabupaten Klaten 7 7 5 5
d. Kabupaten Boyolali 9 9 7 7
e. Kabupaten Wonogiri 6 6 5 5
f. Kabupaten Karanganyar 6 6 10 10
g. Kabupaten Sragen 4 4 10 10
Sumber : Data primer Bulan Desember 2020 sampai Januari 2021

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


116
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

Berdasarkan tabel 3 menunjukkan penyakit seperti diabetes mellitus


bahwa responden dengan tingkat risiko (Doubova et al., 2019).
tinggi terjadi ulkus kaki mayoritas Distribusi karakteristik responden
berumur 41-60 tahun yaitu 38 berdasarkan pekerjaan menunjukkan
responden (38%), berjenis kelamin sebagian besar ibu rumah tangga. Menurut
Puspita & Rakhma (2018), jenis pekerjaan
perempuan yaitu 31 responden (31%),
dihubungkan dengan aktivitas olahraga dan
pendidikan SMA/Sederajat yaitu 20 aktivitas fisik. Aktivitas seperti
responden (20%), pekerjaan sebagai ibu membersihkan rumah adalah aktivitas yang
rumah tangga yaitu 19 responden (19%), biasanya dilakukan sehari-hari oleh ibu
DM tipe 2 yaitu 50 responden (50%), lama rumah tangga, dimana aktivitas tersebut
menderita DM >5 tahun yaitu 47 responden termasuk ke dalam aktivitas fisik yang
(47%) dan tinggal di Kabupaten ringan. Adiatma & Asriyadi (2020)
Karanganyar dan Sragen yaitu masing- memaparkan bahwa seseorang yang
masing 10 responden (10%). mempunyai aktivitas fisik ringan berisiko
Responden berdasarkan umur 4,36 kali terkena penyakit diabetes
menunjukkan sebagian besar berumur 41- mellitus.
60 tahun. Distribusi karakteristik Hasil Distribusi karakteristik responden
penelitian yang dilakukan oleh Pardede et berdasarkan tipe DM menunjukkan
al., (2017) menunjukkan bahwa sebagian sebagian besar menderita DM tipe 2.
besar responden dengan diabetes mellitus Diabetes mellitus tipe 1 paling sering
berada pada rentang umur 45-65 tahun terjadi pada usia anak-anak sampai remaja.
yaitu sebesar 70,6%. Salah satu faktor Menurut IDF (2019), secara global sekitar
penyebab diabetes mellitus adalah umur, 1,1 juta anak-anak dan remaja di bawah 20
semakin tua umur semakin berisiko tahun diperkirakan menderita diabetes
menderita diabetes mellitus (Purwanti, mellitus tipe 1 sedangkan sekitar 463 juta
2020). orang dewasa yang berumur diatas 20
Distribusi karakteristik responden tahun diperkirakan saat ini hidup dengan
berdasarkan jenis kelamin menunjukkan diabetes mellitus.
sebagian besar adalah perempuan. Pada Distribusi karakteristik responden
perempuan memiliki risiko lebih besar berdasarkan lama menderita DM
terjadinya diabetes mellitus dibandingkan menunjukkan sebagian besar >5 tahun.
laki-laki. Hal ini disebabkan karena Semakin lama individu menderita diabetes
perempuan memiliki peluang peningkatan mellitus maka semakin besar peluang untuk
indeks massa tubuh lebih besar atau menderita hiperglikemia kronik atau kadar
memiliki risiko terjadi obesitas lebih tinggi gula darah menjadi tinggi yang akhirnya
daripada laki-laki serta akibat dari proses menimbulkan berbagai komplikasi diabetes
hormonal, sindroma siklus bulanan, pasca mellitus seperti retinopati, nefropati,
menopause yang mengakibatkan distribusi penyakit jantung koroner serta akan
lemak tubuh mudah terakumulasi sehingga menjadikan terjadinya vaskulopati dan
terjadi resistensi insulin (Harreiter & neuropati yang mengakibatkan menurunnya
Kautzky-Willer, 2018). sirkulasi darah sehingga kemungkinan
Distribusi karakteristik responden berisiko terjadinya ulkus pada kaki (Kurdi
berdasarkan pendidikan menunjukkan & Priyanti, 2019).
sebagian besar SMA/Sederajat. Tingkat Distribusi karakteristik responden
pendidikan umumnya berkaitan dengan berdasarkan wilayah di Solo Raya
pengetahuan seseorang. Kurangnya menunjukkan sebagian besar tinggal di
pengetahuan mengenai kesehatan pada Kabupaten Sukoharjo. Prevalensi kejadian
level pendidikan rendah dapat menjadi diabetes mellitus di Solo Raya setiap
penghambat yang akan mengurangi tahunnya mengalami peningkatan.
keterlibatan individu dalam program Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu
pencegahan maupun pengelolaan penyakit wilayah di Solo Raya yang menunjukkan
sehingga lebih rentan menderita berbagai angka kejadian diabetes mellitus cukup

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


117
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

tinggi yaitu sebanyak 17.400 orang (Dinas responden dengan umur 41-60 tahun
Kesehatan Jawa Tengah, 2019). sebagian besar memiliki tingkat risiko
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi terjadi ulkus kaki. Penelitian Jia et
dari 100 responden hampir seimbang antara al., (2017) yang dilakukan di Australia,
responden yang memiliki tingkat risiko didapatkan penderita diabetes mellitus
tinggi terjadi ulkus kaki yaitu sebesar 51% dengan ulkus kaki secara keseluruhan yaitu
dan responden yang memiliki tingkat risiko 853 penderita dengan rata-rata umur 62,9
rendah terjadi ulkus kaki yaitu sebesar tahun.
49%. Risiko kejadian ulkus kaki diabetik Tabulasi silang tingkat risiko ulkus
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kaki ditinjau dari jenis kelamin
kadar gula darah yang tidak terkontrol dan menunjukkan bahwa responden dengan
perawatan kaki yang tidak tepat. Apabila jenis kelamin laki-laki sebagian besar
risiko tersebut tidak dilakukan penanganan memiliki tingkat risiko rendah terjadi ulkus
dengan segera dan serius, maka akan kaki sedangkan responden dengan jenis
berkembang menjadi ulkus kaki diabetik kelamin perempuan sebagian besar
bahkan sampai amputasi. memiliki tingkat risiko tinggi terjadi ulkus
Kadar gula darah yang tinggi akibat kaki. Perempuan memiliki peluang
tidak terkontrol dengan baik akan terhadap peningkatan Indeks Massa Tubuh
menyebabkan arteroskeloris terutama pada (IMT) yang lebih besar atau dapat
daerah tungkai kaki. Adanya penyempitan dikatakan memiliki risiko overweight
pembuluh darah arteri pada tungkai dapat maupun obesitas lebih besar dibandingkan
mempengaruhi kerja dari otot-otot kaki laki-laki (Kabosu et al., 2019).
akibatnya suplai darah berkurang di area Pada penderita diabetes mellitus yang
kaki. Apabila gangguan tersebut terjadi memiliki IMT dengan kategori
dalam jangka waktu yang lama dapat overweight/obesitas akan menyebabkan
mengakibatkan kematian jaringan atau terjadinya resistensi insulin, apabila kadar
gangren pada ekstremitas bawah yang insulin menunjukkan hiperinsulinemia
berkembang menjadi ulkus kaki diabetik maka dapat mengakibatkan aterosklerosis
(Smeltzer, 2016). Penelitian lain sehingga terjadi gangguan sirkulasi darah
menyebutkan bahwa kadar glukosa darah sedang atau besar pada tungkai yang
tidak terkontrol lebih beresiko mengalami membuat tungkai akan mudah terjadi ulkus
ulkus kaki sebesar 2,265 kali lipat sebagai bentuk dari kaki diabetik (Tolossa
dibandingkan dengan penderita dengan et al., 2020). Merokok merupakan salah
kadar gula darah yang normal (Prabowo et satu penyebab kejadian ulkus kaki diabetik
al., 2018). pada laki-laki. Menurut Hidayatillah et al.,
Perawatan kaki yang tidak tepat (2019) laki-laki yang menderita diabetes
merupakan salah satu faktor pendorong mellitus dengan status merokok
terjadinya ulkus kaki. Yoyoh et al., (2017) mempunyai peluang 3,33 kali lebih besar
menyatakan bahwa perawatan kaki kurang untuk risiko terjadinya ulkus kaki diabetik
baik mempunyai peluang 2,463 kali untuk dibandingkan laki-laki dengan diabetes
berisiko ulkus kaki pada penderita diabetes mellitus yang tidak memiliki status
mellitus. Perawatan kaki dan deteksi dini merokok.
risiko ulkus kaki merupakan pilar yang Tabulasi silang tingkat risiko ulkus
sangat penting dilakukan dalam kaki ditinjau dari pendidikan menunjukkan
pencegahan ulkus kaki diabetik. Strategi bahwa responden dengan tingkat risiko
pencegahan akan mengurangi terjadinya rendah terjadi ulkus kaki sebagian besar
masalah pada kaki penderita diabetes berpendidikan SMA/Sederajat sedangkan
mellitus. responden dengan tingkat risiko tinggi
Tabulasi silang tingkat risiko ulkus terjadi ulkus kaki sebagian besar juga
kaki ditinjau dari umur menunjukkan berpendidikan SMA/Sederajat. Hasil
bahwa responden dengan umur 18-40 tahun penelitian yang dilakukan oleh Sari et al.,
sebagian besar memiliki tingkat risiko (2018) didapatkan bahwa tingkat
rendah terjadi ulkus kaki sedangkan pendidikan terbanyak pada penderita DM

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


118
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

dengan ulkus diabetikum adalah tingkat berlaku dalam wilayah tempat penelitian
pendidikan SMA. saja dan belum tentu hasilnya sama dengan
Tabulasi silang tingkat risiko ulkus wilayah yang lain.
kaki ditinjau dari pekerjaan menunjukkan 4. KESIMPULAN
bahwa responden dengan tingkat risiko Kesimpulan dalam penelitian ini
rendah terjadi ulkus kaki sebagian besar adalah karakteristik penderita diabetes
pekerjaan wiraswasta sedangkan responden mellitus di Wilayah Solo Raya sebagian
dengan tingkat risiko tinggi terjadi ulkus besar berumur 41-60 tahun, berjenis
kaki sebagian besar pekerjaan ibu rumah kelamin perempuan, berpendidikan
tangga. Hal ini sesuai dengan hasil SMA/Sederajat, pekerjaan sebagai ibu
penelitian yang dilakukan oleh Adri et al., rumah tangga, mayoritas diabetes mellitus
(2020) menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tipe 2, lama menderita diabetes mellitus
rumah tangga merupakan faktor risiko sebagian besar >5 tahun, tinggal di
sebesar 3,477 kali terjadinya ulkus kaki Kabupaten Sukoharjo dan tingkat risiko
diabetik, indikasi terbesarnya juga ulkus kaki sebagian besar mengalami risiko
dipengaruhi oleh faktor umur. tinggi terjadi ulkus kaki yaitu sebesar 51%.
Tabulasi silang tingkat risiko ulkus Bagi masyarakat khususnya yang
kaki ditinjau dari tipe DM menunjukkan menderita diabetes mellitus harus rutin
bahwa responden dengan DM tipe 1 melakukan deteksi dini untuk mengetahui
sebagian besar memiliki tingkat risiko risiko ulkus kaki sehingga dapat mencegah
rendah terjadi ulkus kaki sedangkan terjadinya ulkus pada kaki.
responden dengan DM tipe 2 sebagian
besar memiliki tingkat risiko tinggi terjadi REFERENSI
ulkus kaki. Menurut Mustafa et al., (2016),
Adiatma, S. N., & Asriyadi, F. (2020).
neuropati jarang terjadi pada penderita
Hubungan Manajemen Diri (Self
diabetes mellitus tipe 1 dalam 5 tahun awal
Management) dengan Peran Diri pada
didiagnosis diabetes mellitus, sedangkan
Pasien Diabetes Mellitus di Wilayah
pada penderita diabetes mellitus tipe 2
Kerja Puskesmas Palaran Samarinda.
dapat terjadi neuropati pada saat
Borneo Student Research, 1(2), 848–
didiagnosis diabetes mellitus. Kehilangan
853.
sensasi pada bagian perifer akan
Adri, K., Arsin, A., Thaha, R. M., & Hardianti,
memperberat perkembangan ulkus kaki
A. (2020). Faktor Risiko Kasus
pada penderita diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Ulkus
Tabulasi silang tingkat risiko ulkus
Diabetik Di Rsud Kabupaten Sidrap.
kaki ditinjau dari lama menderita DM
Jurnal Kesehatan Masyarakat Maritim,
menunjukkan bahwa responden dengan
3(1), 101–108.
lama menderita DM ≤5 tahun sebagian
https://doi.org/10.30597/jkmm.v3i1.102
besar memiliki tingkat risiko rendah terjadi
98
ulkus kaki sedangkan responden dengan
Astuti, A., Merdekawati, D., & Aminah, S.
lama menderita DM >5 tahun sebagian
(2020). Faktor resiko kaki diabetik pada
besar memiliki tingkat risiko tinggi terjadi
diabetes mellitus tipe 2. Riset Informasi
ulkus kaki. Hal ini sesuai dengan penelitian
Kesehatan, 9(1), 72–77.
yang dilakukan oleh Rosa et al., (2019),
https://doi.org/10.30644/rik.v8i2.391
didapatkan hasil sebagian besar responden
Decroli, E. (2019). Diabetes Melitus Tipe 2
yang memiliki gangren diabetik telah
(A. Kam, Y. P. Efendi, G. P. Decroli, &
menderita diabetes mellitus >5 tahun dan
A. Rahmadi (eds.)). Padang: Pusat
memiliki risiko 4,3 kali lebih besar untuk
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam
terkena gangren diabetik daripada
Fakultas Kedokteran Universitas
responden yang menderita diabetes mellitus
Andalas.
<5 tahun.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2019). Profil
Keterbatasan dari penelitian ini yaitu
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun
hasil penelitian tidak dapat
2019.
digeneralisasikan karena penelitian hanya

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


119
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

Doubova, S. V., Infante, C., Villagrana- Wound Care Center. Jurnal Ilmiah
Gutierrezc, G. L., Martinez-Vega, I. P., PANNMED, 14(2), 90.
& Perez-Cuevas, R. (2019). Adequate Livana, Sari, I. P., & Hermanto. (2018).
health literacy is associated with better Gambaran Tingkat Stres Pasien
health outcomes in people with type 2 Diabetes Mellitus. Jurnal Perawat
diabetes in Mexico. Psychology, Health Indonesia, 2(1), 41–50.
and Medicine, 24(7), 1–13. https://doi.org/10.32584/jpi.v2i1.40
https://doi.org/10.1080/13548506.2019. Mustafa, I. A. H., Purnomo, W., & W, C. U.
1574356 (2016). Determinan Epidemiologis
Harreiter, J., & Kautzky-Willer, A. (2018). Kejadian Ulkus Kaki Diabetik Pada
Sex and gender differences in Penderita Diabetes Mellitus Di RSUD
prevention of type 2 diabetes. Frontiers Dr. Chasan Boesoirie Dan Diabetes
in Endocrinology, 9(220), 1–15. Center Ternate. Jurnal Wiyata, 3(1),
https://doi.org/10.3389/fendo.2018.0022 54–60.
0 Parasuraman, M., Giridharan, B., &
Hidayatillah, S. A., Nugroho, H., & Adi, S. Vijayalakshmi, G. (2017). Reliability
(2019). Hubungan Status Merokok and credibility analysis of Inlow’s 60
dengan Kejadian Ulkus Diabetikum second diabetic foot screening tool for
pada Laki-Laki Penderita Diabetes diabetic foot risk stratification and its
Melitus. Jurnal Epidemiologi Kesehatan feasibility in India: a systematic review.
Komunitas, 5(1), 32–37. International Surgery Journal, 4(9),
IDF. (2019). IDF DIABETES ATLAS Ninth 2878–2888.
edition 2019. In International Diabetes https://doi.org/10.18203/2349-
Federation. http://www.idf.org/about- 2902.isj20173867
diabetes/facts-figures Pardede, T. E., Rosdiana, D., & Christianto, E.
Jia, L., Parker, C. N., Parker, T. J., Kinnear, E. (2017). Gambaran Pengendalian
M., Derhy, P. H., Alvarado, A. M., Diabetes Melitus Berdasarkan
Huygens, F., & Lazzarini, P. A. (2017). Parameter Indeks Massa Tubuh dan
Incidence and risk factors for Tekanan Darah di Poli Rawat Jalan
developing infection in patients Penyakit Dalam RSUD Arifin Achmad
presenting with uninfected diabetic foot Pekanbaru. Jurnal Online Mahasiswa
ulcers. PLOS ONE, 12(5), 1–15. (JOM) Fakultas Kedokteran (FK), 4(1),
https://doi.org/10.1371/journal.pone.017 1–14.
7916 PERKENI. (2019). Pedoman pengelolaan dan
Kabosu, R. A. S., Adu, A. A., & Hinga, I. A. pencegahan diabetes melitus tipe 2
T. (2019). Faktor Risiko Kejadian dewasa di Indonesia 2019. In Pengurus
Diabetes Melitus Tipe Dua di RS Besar Perkumpulan Endokrinologi
Bhayangkara Kota Kupang. Timorese Indonesia (PB PERKENI).
Journal of Public Health, 1(1), 11–23. https://pbperkeni.or.id/wp-
Khairunnisak. (2019). Faktor Yang content/uploads/2020/07/Pedoman-
Berhubungan Dengan Risiko Terjadinya Pengelolaan-DM-Tipe-2-Dewasa-di-
Ulkus Diabetika Pada Pasien Diabetes Indonesia-eBook-PDF-1.pdf
Mellitus (Studi Di Poliklinik Endokrin PERKENI. (2015). Konsesus Pengelolaan Dan
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Abidin Banda Aceh). Majalah Indonesia 2015. In Pengurus Besar
Kesehatan Masyarakat Aceh (MaKMA), Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
2(2), 80–87. (PB PERKENI).
Kurdi, F., & Priyanti, R. P. (2019). https://www.google.com/url?sa=t&sour
Manajemen Ulkus Kaki Diabetikum: ce=web&rct=j&url=https://pbperkeni.or
Efektifitas Foot Exercise Terhadap .id/wp-content/uploads/2019/01/4.-
Risiko DFU (Diabetic Foot Ulcers) Konsensus-Pengelolaan-dan-
Pasien Diabetes Mellitus di AL Hijrah Pencegahan-Diabetes-melitus-tipe-2-di-
Indonesia-PERKENI-

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021


120
E-ISSN : 2715-616X
URL : https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/12415

2015.pdf&ved=2ahUKEwjy8KOs8cfoA Smeltzer, S. C. (2016). Keperawatan Medikal-


hXCb30KHQb1Ck0QFjADegQIBhAB Bedah Brunner & Suddarth Edisi 12.
&usg=AOv Jakarta: EGC.
Prabowo, E., Haswita, & Puspitasari, L. A. Tolossa, T., Mengist, B., Mulisa, D., Fetensa,
(2018). Kadar Glukosa Darah Tidak G., Turi, E., & Abajobir, A. (2020).
Terkontrol Dan Hipertensi Terhadap Prevalence and associated factors of
Kejadian Kaki Diabetik Pada Pasien foot ulcer among diabetic patients in
Diabetes Mellitus. Jurnal Ilmiah Ethiopia: a systematic review and meta-
Kesehatan Rustida, 4(2), 503–510. analysis. BMC Public Health, 20(1), 1–
https://doi.org/10.1007/978-1-4614- 14. https://doi.org/10.1186/s12889-019-
7495-1_23 8133-y
Purwanti, O. S. (2020). Peningkatan Yoyoh, I., Mutaqqijn, I., & Nurjanah. (2017).
Pengetahuan Anggota Posyandu Lanjut Hubungan Antara Perawatan Kaki
Usia Pinilih Gumpang Tentang Dengan Risiko Ulkus Kaki Diabetes Di
Komplikasi Luka Kaki Pada Penderita Ruang Rawat Inap RSU Kabupaten
Diabetes. JURPIKAT (Jurnal Tangerang. Jurnal JKFT, 1(2), 8–15.
Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(3), https://doi.org/10.31000/jkft.v2i2.14
225–233.
https://doi.org/10.37339/jurpikat.v1i3.3
08
Puspita, F. A., & Rakhma, L. R. (2018).
Hubungan Lama Kepesertaan Prolanis
dengan Tingkat Pengetahuan Gizi dan
Kepatuhan Diet Pasien Diabetes
Mellitus di Puskesmas Gilingan
Surakarta. Jurnal Dunia Gizi, 1(2), 101–
111.
https://doi.org/10.33085/jdg.v1i2.3076
Riset Kesehatan Dasar. (2018). Hasil Utama
RISKESDAS 2018. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Rosa, S. K. Dela, Udiyono, A., Kusariana, N.,
& Saraswati, L. D. (2019). Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Timbulnya Gangren Pada Pasien
Diabetes Mellitus Di RSUD K.R.M.T.
Wongsonegoro Semarang. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (E-Journal),
7(1), 192–202.
Safruddin, & Hidayat, R. (2018). Analisis
faktor yang mempengaruhi kejadian
ulkus kaki pada pasien diabetes melitus.
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,
12(3), 277–284.
Sari, Y. O., Almasdy, D., & Fatimah, A.
(2018). Evaluasi Penggunaan Antibiotik
Pada Pasien Ulkus Diabetikum di
Instalasi Rawat Inap (IRNA) Penyakit
Dalam RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis, 5(2),
102–111.
https://doi.org/10.25077/jsfk.5.2.102-
111.2018

Prosiding Seminar Nasional Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta 2021

Anda mungkin juga menyukai