Anda di halaman 1dari 20

ASKEP GIGITAN JELLY FISH

Disusun Oleh :
Garis Fatikah R (015.21.19.560)
Leni Putri W (015.21.19.565)
Maya Armika (015.21.19.566)
Meillisa Kristiana (015.21.19.569)
Mita Dwi (015.21.19.572)
Muhammad Ihsan (015.21.19.573)
Nahdia Wulandari (015.21.19.677)
Nilha Widya (015.21.19.580)
Nurul Hidayati (015.21.19.583)
Definisi jelly fish
Ubur-ubur (jellyfish) merupakan hewan laut yang termasuk dalam filum
Cnidaria(Coelenterata). Cnideria memiliki tantakel yang dapat menyebabkan
sengatan listrik (nematosis) yangb berfungsi sebagai pertahanan diri (Suling,
2011).Salah satu jenis ubur-ubur beracun yang sering ditemukan adalah
Physalia utriculus.Physalia utriculus termasuk dalam filum Coelenterata kelas
Hydrozoa yang memiliki nama lain Portuguese Man-of-war (Patten, 2006).
Physalia utriculus dapat ditemukan di perairan Atlantik dan Mediterania, serta
mudah dikenali karena bentuknya seperti kantong yang mengapung, translusen
biru, merah muda atau keunguan dengan banyak tantakel.Pada tahun 2005-
2013 terdapat 18 kasus sengatan ubur-ubur di perairan Indonesia dan 12
diantarannya merupakan kasus sengatan oleh Physalia utriculus (Mujiono,
2010; Surya online, 2013).
Ubur-ubur dapat ditemukan di seluruh lautan di dunia karena memiliki
kemampuan untuk bertahan dalam berbagai macam suhu dan salinitas.
Kebanyakan ubur-ubur hidup di daerah pantai terutama perairan tropis dan
subtropics seperti Cina, Malaysia, Filipina, Australia, dan Indonesia karena
banyak ditemui zooplankton yang merupakan makanan utamanya di perairan
Negara-negara tersebut (Whitaker et al., 2005).
2. Etiologi Gigitan Jelly Fish
Ubur-ubur memiliki tentakel yang panjang dan berduri
yang dapat disebut nematocysts. tentakel yang
terdampar di pantai setelah badai masih bisa
menyebabkan sengatan tajam (Samiadi, 2017).
Ubur-ubur merupakan keluarga dari filum Cnidaria
yang merupakan kelompok hewan ubur-ubur, karang,
dan ular naga. Mayoritas hewan ini memiliki
nematocysts, yang merupakan kapsul berisi
semacam jarum suntik yang penuh dengan racun.
Racun ini bisa ditembak dari tubuhnya pada
kecepatan tinggi. Jarum tersebut dapat menembus
kulit udang, ikan, sampai tubuh manusia (Tempo,
2017).
3. Tanda dan Gejala Gigitan Jelly Fish
Sengatan makhluk ini menghasilkan garis kemerahan dan
sensasi nyeri terbakar serta sedikit pendarahan pada kulit.
Kadang-kadang mereka menyebabkan gejala lemah,
pusing, mual, dan sakit kepala. (Samiadi, 2017). Selain itu
sengatan atau gigitan jellyfish juga menimbulkan tanda dan
gejala seperti , muntah, kejang otot, syok, urtikaria ( kulit
melepuh), dan kesulitan bernafas.
Gejala Umum
•Nyeri seperti terbakar
•  Tanda merah, coklat atau keunguan pada kulit
•  Gatal
•Nyeri berdenyut yang dapat menyebar sampai kaki,
lengan hingga torso
• Mual
•Muntah
•Sakit kepala
• Kejang otot
•Kelemahan
• Pusing
•Demam
•Nyeri sendi
•  Kehilangan kesadaran
• Kesulitan bernafas
•  Detak jantung ireguler
4. Pencegahan Gigitan Jelly Fish
01 02

Memakai pakaian pelidung Membatasi berenang pada musim-


musim yang aman tiap tahun

03
04
Mencegah bersinggungan dengan Membersihkan sebagian pelabuhan
Sea Wasp bila diketahui daerah dengan jala 1”
tersebut terdapat sea wasp

05
Membiarkan diri terkena binatang ini selagi
masih kecil akan menimbulkan imunitas
Patofisiologi

Ubur-ubur memiliki kavitas gastrovaskuler tunggal dan satu set


tantakel. Kavitas gastrovaskuler tunggal berguna untuk
pencernaan dan sirkulasi.Tantakel dilapisi oleh deretan alat
penyengat khusus (nematocyst).Nematocyst berada di dalam
cnidoblast atau kapsul luar.Pada permukaan luar cnidoblast
terdapat cnidocil (trigger point) yang dapat dirangsang oleh
stimulus mekanik atau kimia yang jika terdapat rangsangan
berupa kontak dengan objek sasaran, maka gulungan benang
yang mengandung toksindapat ditembakkan.Di dalam rongga
cnidoblast, terdapat denticles yang digunakan untuk
menguraikan gulungan benang sehingga dapat memanjang
hinggan menembus kulit dermis manusia (Cheng et al., 2007;
Sueignyo, 1989; Whitaker et al., 2005).
Stimulasi mekanik dan kimia yang mengenai titik rangsangan
berada di cnidoblast akan membentuk sinyal untuk membuka
penutup nematocyst dan mengeluarkan toksin. Proses ini
menggunakan tekanan internal yang tinggi sehingga
menyebabkan ejeksi dalam waktu cepat. Nematocyst mampu
melakukan panetrasi dengan kecepatan diatas 15 m/s dan
kedalam mencapai 0,9 mm. toksin yang telah masuk ke dalam
mikrovaskuler dermis akan diabsorbsi ke dalam sirkulasi sitemik
kemudian toksin menyebar ke seluruh tubuh mangsa secara
homatogen. Setelah mangsa tersengat, nematocyst akan
beregenerasi melalui differensiasi sel pluripotent (Chang et al.,
2007).
Proses sengatan ubur-ubur diawali dari adanya stimulasi
dari kulit yang menginisiasi pelepasan nematocyst. Setelah itu
akan terjadi tekanan internal ubur-ubur yang diikuti dengan
masuknya nematocyst ke dalam kulit, diikuti dengan pelepasan
toksin ke dalam terowongan integumen mangsa (Oppegard et
al., 2009).
Penatalaksanaan
Menurut Wikihow (2014) bahwa cara mengatasi sengatan ubur-ubur
adalah:
1. Untuk menghindari kemungkinan disengat berulang kali dan mulai
mencari perawatan, carilah daratan segera setelah Anda tersengat.
•2. Ketika Anda telah keluar dari air, cobalah untuk tidak menggaruk
bagian yang tersengat atau menyentuhnya dengan tangan Anda.
Kemungkinan masih ada tentakel yang menempel di kulit Anda.
Menggaruk atau menyentuhnya hanya akan membuat Anda tersengat
lebih banyak.
3. Cobalah segera menetralisir rasa sakit tersebut dengan air garam.
Jika Anda memiliki air garam hangat yang tersedia, tuangkan ke
daerah yang tersengat sambil tetap diam sebisa mungkin. Air garam
hangat sekarang ini merupakan respon atau tindakan yang
disarankan oleh petugas kesehatan profesional.
4. Jika tersedia, oleskan krim pencukur atau busa
pencukur di area tersebut. British National Health
Services (Pelayanan Kesehatan Nasional Inggris)
menyatakan bahwa busa atau krim tersebut membantu
membendung penyebaran racun ubur-ubur.
5. Buang semua benda yang terkena kontak dengan
nematosis ubur-ubur tersebut. Singkirkan hingga 0%
kemungkinan agar tidak tersengat lagi.
6. Segera setelah tentakelnya dihilangkan, kurangi rasa
sakit dengan penghilang rasa sakit. Jika mengalami rasa
sakit yang hebat, minumlah penghilang rasa sakit dengan
dosis yang disarankan, misalnya parasetamol atau
ibuprofen.
Pengobatan Gigitan Jellyfish
Beberapa pengobatan yang dapat dilakukan dalam menangani gigitan
jellyfish:
1. Bersihkan area tersebut dengan air hangat dan gunakan minyak
(salep) antibiotik, misalnya Neosporin. Kemudian bungkus area tersebut
dengan perban dan kain kasa.
2. Gunakan antihistamin oral dan topikal untuk mengurangi rasa gatal
serta kulit yang teriritasi lainnya. Redakan iritasi kulit yang tersisa dengan
pil antihistamin, atau dengan krim topikal yang mengandung
difenhidramin atau kalamin.
3. Jika terus mengalami rasa sakit lebih dari sehari penuh, serta belum
hilang juga setelahnya, pergilah ke dokter atau spesialis untuk perawatan
yang lebih profesional. Dalam kasus yang jarang terjadi, sengatan ubur-
ubur dapat menyebabkan, baik infeksi ataupun luka parut, tetapi
kebanyakan orang tidak mengalami hal ini sepenuhnya, bahkan setelah
sengatan yang sangat menyakitkan sekalipun. Dalam kasus yang sangat
jarang, orang mengalami hipersensitivitas terhadap racun tersebut,
seminggu atau beberapa minggu setelah tersengat
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kasus
Seorang pasien bernama Tn.K berusia 25 tahun datang dirumah
sakit pada tanggal 15 juni 2020 jam 10.30 wita dengankluhan
mengalami sengatan ubur-ubur/ binatang laut di bagian kaki
kanan depan. Sengatan sengatan tersebut terjadi saatpasien
hendak menyelam di pantai. Kemudian pasien dikirim kerumah
sakit terdekat guna mendapatkan pertolongan. Saatberada
dilokasi kejadian, warga yang berada dilokasi kejadian sempat
memberikan perto;ongan pertama pertama pada Tn. K,dengan
cara membersihkan area yang terkena sengatan dengan sabun
dan air untuk menghilangakn partikel yangterkontaminasi oleh
sengatan ubur-ubur sebelum ahirnya pasien dibawa kerumah
sakit.
B. Pengkajian
1. Biodata pasien
Nama : Tn.K
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat & tanggal lahir :Tinanggea 13 mei 1995
Alamat :Kel.Ngapaha Kec.Tinanggea
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku/bangsa : Tolaki
Pendidikan terakhir : SMA
2. Identitas keluarga/ wali
Nama : Tn.D
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 60 tahun
Alamat : Kel. Ngapaha Kec.Tinanggea
Hubungan keluarga dengan pasien: orang tua pasien
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama saat pengkajian : klien mengeluh nyeri, gatal dan
panas dibagian kaki kanan depanakibat sengatan ubur-ubur.
b. Riwayat keluhan utama : Nyeri gatal dan panas akibattersengat
ubur-ubur, dirasakan gatal-gatal dan panas di rea kaki kanan depan
skala 6 depan dan dirasakan terus menerus. Klien nampak
melindungi area yangterkena sengatan ubur-ubur, serta klien
namapak merngis
c. Riwayat kesehtan sekarang : klien mengalami sengatan binatang
laut ( ubur-ubur ) pada bagian kakikanan depan.
d. Riwayat penyakit yang diderita : -
e. Kebiasaan : minum the
f. Riwayat alergi : -
C. Analisa Data
NO Data Subyektif Data Obyektif

1 klien mengatak nyeri, gatal dan panas Klien mengeluh nyeri


dibagian kaki kanan depan akibat sengatan dan nampak meringis
ubur-ubur

2 Klien mengatakan sesak saat tersengat Klien nampak sulit


ubu-ubur bernafas, klien dibantu
berjalan dengan
keluarganya
D. Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut behubunga dengan agen cedera biologis


 Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan
keletihan otot pernapasan
E. Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
(NOC)

1. Domain : 12 kenyamanan Setelah dilakukan keperawatan Intervensi keperawatan


Kelas : 1 Kode : 00132   3x24 jam/ menit :   Manajemen nyeri (1400)
Nyeri akut behubunga Aktivitas keperawatan:
dengan agen cedera Tingkat nyeri  (2102) 1. Lakukan pengkajian
biologis ( Skala 1: berat 2: cukup berat Nyeri komperhensif yang
DS:  klien mengatak nyeri, 3:sedang  4: ringan 5: tidak ada meliputi lokasi, karakteristik,
gatal dan panas dibagian ) Dengan kreteria: onset/durasi, frekuensi, kualitas
kaki kanan depan akibat intensitas atau beratnya nyeri
sengatan ubur-ubur 1. Nyeri yang dilaporkan dan faktor pencetus.
DO: Klien mengeluh nyeri (skala 34) 2. Dorong pasien untuk
dan nampak meringi 2. Panjang episode nyeri (skala memonitor nyeri dan menangani
3-4) nyerinya dengan tepat.
3.Ajarkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri
4. Berikan individu penurun nyeri
yg optimal dengan peresepan
analgesik
2. Domain : 4 aktivitas/ Setelah dilakukan keperawatan Intervensi keperawatan Monito
istirahat Kelas:  4 respon 3x24 jam/ menit : Status pernapasan (3350)
kardiovaskuler /pulmonal pernapasan (0415)
Kode: 00032   Aktivitas keperawatan:
(skala 1: devisiasi berat dengan 1.Monitor kecepatan, irama
Ketidak efektifan pola kisaran normal 2: devisiasi cukup kedalaman dan kesulitan
napas berhubungan berat dengan kisaran normal 3: bernapas
dengan keletihan otot devisi sedang dengan kisaran 2. Monitor pola napas (misalnya
pernapasan normal 4: devisiasi ringan dari bradipneu, takipneu
kisaran normal 5: tidak ada hiperventilasi,perna pasan
DS: Klien mengatakan deviasi dari kisaran normal. kusmaul, pernapasan 1:1
sesak saat tersengat apneustik, respirasi biot, dan
ubuubur. Dengan kreteria: pola ataxic)
1. Frekuensi pernapasan 3. Monitor kelelahan otot-oto
DO: Klien nampak sulit (skala 34) diafragma dengan gerakan
bernafas, klien dibantu 2. Irama napas (skala 3-4) 3. parasoksikal
berjalan dengan Kedalaman respirasi (3-) 4. Monitor keluhan sesak napas
keluarganya. pasien, termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau
memperburuk sesak napas
tersebut
F. Implementasi dan Evaluasi
Implementasi Evaluasi
Diagnosa
jam Tanggal : 1 juni 2020 Hari/tanggal : 3 juni 2020
keperawatan

Domain : 12 07.00 1. Melakukan pengkajian nyeri S : klien mengatakan


Kenyamanan komperhensif yg meliputi lokasi, nyerinya berkurang
  karakteristik, onset/durasi, frekuensi,  
Kelas : 1 Kode : 00132 kualitas intensitas atau beratnya nyeri dan O : klien tidak nampak
  faktor pencetus. Meringis
Nyeri akut behubunga 2. Mendorong pasien untuk memonitor  
dengan agen cedera nyeri dan menangani nyerinya dengan A: masalah teratasi
Biologis tepat.  
3. mengajarkan prinsip-prinsip manajemen P: intervensi di hentikan
nyeri
4. memberikan individu penurun nyeri yg
optimal dengan peresepan analgesik
Domain : 4 1. Memonitor kecepatan, irama, S: klien mengatakan
aktivitas/ istirahat kedalaman dan kesulitan bernapas sesaknya berkurang
  2. Memonitor pola napas (misalnya,  
Kelas: 4 respon bradipneu, takipneu, O: klien mampu
kardiovaskuler hiperventilasi,pernapasan kusmaul, melkukan aktifitas sendiri
/pulmonal pernapasan 1:1, apneustik, respirasi biot,  
  dan pola ataxic) A: Masalah teratasi
Kode: 00032 3. Memonitor kelelahan otototot diafragma  
  dengan gerakan parasoksikal P: intervensi dihentkan
Ketidak efektifan 4. Memonitor kleuhan sesak napas
pola napas pasien, termasuk kegiatan yang
berhubungan meningkatkan atau memperburuk sesak
dengan keletihan napas tersebut
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai