Anda di halaman 1dari 14

NAMA : NOVI DWI PUJI LESTARI

NIM : 10218057

PRODI : S1 KEPERAWATAN B

KASUS SINDROM NEFROTIK

Anak S, laki-laki, usia 2 tahun datang dengan keluhan bengkak pada seluruh tubuh sejak
kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, bengkak terlihat pada awalnya di daerah
wajah terutama di daerah kelopak mata, terlihat jelas pada pagi hari saat bangun tidur dan
bengkak berkurang setelah siang atau sore hari. Bengkak kemudian menjalar ke wajah, kaki,
perut dan akhirnya seluruh tubuh. Keluhan ini tidak disertai dengan keluhan sesak napas,
sakit kepala, muntah dan kejang-kejang. Pasien juga belum pernah sakit kuning. Pasien juga
mengeluh buang air kecil (BAK) yang menjadi jarang sejak 1 minggu SMRS, biasanya sehari
minimal 5 kali, namun sekarang menjadi 1 kali dengan kuantitas yang sedikit atau tidak miksi
sama sekali dan berwarna kecoklatan. Selama bengkak, pasien tidak pernah tampak pucat,
lemah, lesu dan kehilangan nafsu makan. Riwayat alergi obat-obatan dan makanan disangkal.
BAB pasien dikatakan normal oleh ibu pasien. Riwayat demam, muntah, tidak nafsu makan,
nyeri perut disangkal oleh ibu pasien. Pada pemeriksaan fisik didapat keadaan umum tampak
sakit sedang, kesadaran compos mentis, frekuensi nadi 132 x/menit, frekuensi pernafasan 38
x/menit, suhu 36,80C, BB 13,5 kg, TB 86 cm. Pada wajah ditemukan edema palpebra pada
kedua mata. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan shifting dulnes dan undulasi yang
merupakan tanda adanya asites. Pada ekstremitas superior dan inferior ditemukan pitting
edema. Pada genitalia eksterna ditemukan edema pada skrotum. Pada pemeriksaan neurologis
dari nervus I-XII tidak ada kelainan, reflex fisiologis tidak meningkat ataupun menurun,
reflex patologis tidak ada, rangsang selaput otak juga tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan
penunjang didapatkan: total protein 3,8 g/dl, albumin 1,2 g/dl, globulin 2,7 g/dl, ureum 14
mg/dl, kreatinin 0,2 mg/dl, kolesterol total 659 mg/dl, protein urin 500 mg/dl. Pada
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan laboratorium ditemukan adanya edema, hipoalbuminemia,
proteinuria, hiperkolesterolemia, dan tidak adanya riwayat penyakit yang sama sebelumnya
sehingga diagnosis pada pasien ini adalah sindrom nefrotik kasus baru. Penatalaksanaan pada
kasus ini adalah rawat inap; prednison 2-2-½, furosemid 10 mg/12 jam; diet rendah garam 1-
2 g/hari; intake cairan dibatasi; memantau tanda vital dan diuresis. Pasien ini dirawat dengan
tujuan untuk mengetahui respon terapi. Pada hari pertama didapatkan diuresis 2,4
cc/kgbb/jam. Pada hari kedua didapatkan diuresis 2,2 cc/kgbb/jam dan penurunan berat badan
menjadi 13 kg. Pada hari ketiga didapatkan diuresis 2,2 cc/kgbb/jam, protein urin 150 mg/dl
dan penurunan berat badan menjadi 12 kg. Pada hari keempat dan kelima didapatkan diuresis
2,7 dan 2,6 cc/kgbb/jam namun tidak ada perubahan pada berat badan. Pada hari kelima
pasien disarankan untuk rawat jalan dengan diberikan obat prednison 2-2-½ dan furosemid 10
mg/12 jam serta diasarankan untuk kontrol seminggu kemudian.

ANALISA DATA

N ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


O KEPERAWATAN
1. Tanda dan Gejala Mayor Penekanan pada Gangguan Citra
DS : tubuh terlalu dalam Tubuh b/d Asites
1. Mengungkapkan adanya d/d Shifting Dulnes
perubahan Menekan paru paru dan Undulasi
DO : dan hati
1. Adanya edema pada tubuh dan
wajah Asites
2. Fungsi tubuh berubah

Tanda dan Gejala Minor


DO :
1. Ansietas
2. Gejala dan Tanda Mayor Nefrotik sindrom Hipervolemia b.d
DS : Kelebihan Asupan
1. Px mengatakan bengkak terjadi Terjadi perubahan Cairan d.d Edema
kurang lebih 2 minggu smrs permeabilitas Anasarka atau
2. Px mengatakan bengkak terjadi glomerulus Edema Perifer
di seluruh tubuh
3. Px mengatakan bengkak terjadi Hilangnya protein
di wajah, kaki dan perut plasma
DO :
1. Edema anakarsa dan perifer Hipoalbuminemia
2. Bengkak pada seluruh tubuh
3. Bengkak di daerah wajah di Volume darah efektif
bagian kelopak mata menurun
4. Di temukan edema palpebral
pada kedua mata Aktif rennin
5. Bengkak menjalar ke angiotensin
wajah,kaki,perut dan akhirnya aldosteron
ke seluruh tubuh (mekanisme
6. Furosemid 10mg/12jam regulator ginjal)
7. Prednisone 2-2 ½
8. Diet rendah garam 1-2 g/ hari Retensi air dan
natrium
Gejala dan Tanda Minor
DS : - Kelebihan
DO : cairan/hipervolemia
1. Distensi vena julgularis
2. oliguria edema

3. Gejala dan Tanda Mayor Nafsu makan Defisit Nutrisi b.d


DS : - menurun Factor Psikologis
DO : d.d Nafsu Makan
1. BB menurun ½ kg setelah Terjadi lemah, lesu Menurun
dilakukan perawatan dan pucat

Gejala dan Tanda Minor


DS :
1. Keram dan nyeri pada abdomen Defisit nutrisi
2. Nafsu makan menurun
DO :
1. Pasien tampak pucat
2. Pasien tampak lemah dan lesu
3. Pasien kehilangan nafsu nnakan
4. BB: 13,5 Kg
5. Kesadaran compometis
4. Gejala dan Tanda Mayor Renin angiotensi Gangguan
DS : (angiotensi I-II) Eliminasi Urin b.d
1. Urin menetes (dribbling) Penurunan
2. Px mengatakan buang air kecil Pelepasan ADH Kapasitas Kandung
jarang Kemih d.d
3. Px mengatakan air kencing Reabsorbsi Na dan Berkemih Tidak
sedikit atau miksi sama sekali air Tuntas
dan berwarna kecoklatan
DO : Gangguan eliminasi
1. Berkemih tidak tuntas urine
(hesitancy)
2. Protein 3,8 gram/dl (normal 12
gram)
3. kuantitas air kencing sedikit
atau tidak miksi sama sekali dan
berwarna kecoklatan
4. Adanya sifting dunes dan
undulasi pada abdomen yang
merupakan adanya asites

PRIORITAS DIAGNOSA

1. Hipervolemia b.d Kelebihan Asupan Cairan d.d Edema Anasarka atau Edema Perifer
2. Gangguan Eliminasi Urin b.d Penurunan Kapasitas Kandung Kemih d.d Berkemih
Tidak Tuntas
3. Gangguan Citra Tubuh b/d Asites d/d Shifting Dulnes dan Undulasi
4. Defisit Nutrisi b.d Factor Psikologis d.d Nafsu Makan Menurun

INTERVENSI KEPERAWATAN

NO MASALAH LUARAN INTERVENSI


KEPERAWATAN KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Hipervolemia Setelah di lakukan  Manajemen hypervolemia
intervensi selama 2x24 ⸙ Observasi:
jam maka status cairan 1. Periksa tanda dan
meningkat dengan gejala hypervolemia
kriteria hasil: 2. Identifikasi penyebab
Keseimbangan hypervolemia
cairan 3. Monitor intake dan
1. Asupan cairan output cairan
cukup meningkat ⸙ Terapeutik:
(4) 1. Batasi asupan cairan
2. Endema cukup dan garam
menurun (4) ⸙ Edukasi:
3. Tekanan darah 1. Ajarkan cara
cukup membaik membatasi cairan
(4) 2. Ajarkan cara mengukur
4. Turgor kulit dan mencatat asupan
cukup membaik dan luaran cairan
(4) ⸙ Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
Status cairan diretik
1. Kekuatan nadi 2. Kolaborasi penggantian
meningkat (5) kehilangan kalium
2. Output urine
meningkat (5)  Pemantauan cairan
3. Endema perifer ⸙ Observasi:
menurun (5) 1. Monitor jumlah,warna
4. Intake cairan dan berat jenis urine
membaik (5) 2. Monitor kadar albumin
dan protein total
3. Monitor intake dan
output cairan
4. Identifikasi tanda-tanda
hypovolemia
5. Identifikasi fator resiko
ketidak seimbangan
cairan
⸙ Terapeutik:
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
2. Dokumentasi hasil
pemantauam
⸙ Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
 Kateterisasi Urin
⸙ Observasi
1. Periksa kondisi pasien
⸙ Terapeutik
1. Siapkan peralatan ,
bahan bahan dan
ruangan tindakan
2. Siapkan pasien :
bebaskan pakaian
bawah dan posisikan
supine
3. Pasang sarung tangan
4. Bersihkan daerah
perieneal atauu
preposium dengan
cairan NaCl atau
aquades
5. Lakukan insersi kateter
urin dengan
menerapkan prinsip
aseptik
6. Sambungkan kateter
urin dengan urine bag
7. Isi balon dengan NaCl
0,9% sesuai anjuran
pabrik
8. Fiksasi selang kateter
diatas simpiasis atau di
paha
9. Pastikan kantung urin
ditempatkan lebih
rendah dengan kantong
kemih
10. Berikan label waktu
pemasangan
⸙ Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemasangan
kateter urin
2. Anjurkan menarik
nafas saat insersi selang
kateter
2. Gangguan Eliminasi Setelah di lakukan  Dukungan perawatan diri
Urin intervensi selama 2x24 BAK
jam maka status cairan ⸙ Observasi
menurun dengan kriteria 1. Identifikasi kebiasaan
hasil: buang air kecil
Eliminasi urine 2. Monitor integritas kulit
1. Sensasi berkemih ⸙ Terapeutik:
meningkat (1) 1. Jaga privasi selama
2. Desakan emliminasi urin
berkemih 2. Latih buang air kecil
(urgensi) 3. Bersihkan alat bantu
meningkat (1) buang air kecil setelah
3. Frekuensi BAK digunakan
membaik (5) ⸙ Edukasi:
4. Karakteristik 1. Anjurkan buang air
urine membaik kecil secara rutin
(5)
 Manajemen eliminasi urin
Kontinensia urine ⸙ Observasi:
1. Kemampuan 1. Identifikasi tanda dan
berkemih gejala retensi atau
meningkat (5) inkontensia urine
2. Nokturia sedang 2. Identifikasi factor yang
(3) menyebabkan retensi
3. Distensi kandung atau inkontensia urine
kemih cukup 3. Monitor eliminasi urine
menurun (3) ⸙ Terapeutik:
4. Verbalisasi 1. Catat waktu haluaran
pengeluaran urine berkemih
tidak tuntas 2. Batasi asupan cairan
menurun (5) 3. Ambil sempel urine
⸙ Edukasi:
1. Ajarkan tanda dan
gejala infeksi saluran
kemih
2. Ajarkan mengukur
asupan cairan dan
haluaran urine
3. Anjrkan minum yang
cukup
4. Ajarkan mengenali
tanda berkemih dan
waktu yang tepat
berkemih
⸙ Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian
obat uretra

 Pencegahan Infeksi
⸙ Observasi
1. Monitor tanda dan
gejala infeksi lokal dan
sistemik
⸙ Terapeutik
1. Batasi jumlah
pengunjung
2. Berikan perawatan
kulit pada area edema
3. Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien ataupun
lingkungan pasien
4. Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi
⸙ Edukasi
1. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
2. Ajarkan cara mencuci
tangan dengan benar
3. Anjurkan
meningkatkan asupan
nutrisi
⸙ Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi jika perlu
3. Gangguan Citra Setelah di lakukan  Promosi Citra Tubuh
Tubuh intervensi selama 2x24 ⸙ Observasi
jam maka gangguan 1. Identifikasi harapan
psikososial dapat teratasi citra tubuh berdasarkan
dengan kriteria hasil : tahap perkembangan
Citra Tubuh 2. Monitor apakah pasien
1. Melihat bisa melihat bagian
bagian tubuh tubuh yang berubah
cukup ⸙ Terapeutik
meningkat (4) 1. Diskusikan persepsi
2. Menyentuh pasien dan keluarga
bagian tubuh tentang perubahan citra
meningkat (5) tubuh
3. Respon ⸙ Edukasi
nonverbal 1. Jelaskan kepada
pada keluarga tentang
perubahan perawatan perubahan
tubuh citra tubuh
membaik (5)
4. Hubungan  Promosi Koping
sosial ⸙ Observasi
membaik (5) 1. Identifikasi
pemahaman proses
Tingkat Agitasi penyakit
1. Status hidrasi 2. Indentifikasi metode
membaik (5) penyelesaian masalah
2. Tekanan ⸙ Terapeutik
darah 1. Gunakan pendekatan
membaik (5) yang tenang dan
3. Nadi radial menyakinkan
cukup 2. Dukung penggunaan
membaik (4) mekanisme yang tepat
4. Tidur 3. Kurangi rangsangan
membaik (5) lingkungan yang
mengancam
⸙ Edukasi
1. Anjurkan keluarga
terlibat
2. Latih penggunaan
teknik relaksasi

 Edukasi Perawatan Diri


⸙ Observasi
1. Identifikasi
pengetahuan tentang
perawatan diri
2. Indentifkasi metode
pembelajaran
⸙ Terapeutik
1. Rencanakan stratrgi
edukasi termasuk
tujuan yang realistis
2. Jadwalkan waktu dan
intensitas pembelajaran
sesuai penyakit
3. Berikan penguatan
yang positif
terhadapkemampuan
yang didapat
⸙ Edukasi
1. Ajarkan perawatan
diri , praktik perawatan
diri , dan aktivitas
kehidupan sehari hari
2. Anjurkan
mendemonstrasikan
praktik perawatan diri
sesuai kemampuan
3. Anjurkan mengulang
kembali informasi
edukasi tentang
perawatan mandiri
4. Defisit Nutrisi Setelah di lakukan  Manajemen nutrisi
intervensi selama 2x24 ⸙ Observasi:
jam maka pemenuhan 1. Identifikasi status
nutrisi meningkat dengan nutrisi
kriteria hasil : 2. Monitor asupan makan
Status nutrisi 3. Monitor hasil
1. Verbalisasi pemeriksaan
keinginan untuk laboratorium
meningkatkan 4. Identifikasi kebutuha
nutrisi meningkat kalori dan jenis nutrient
(5) ⸙ Terapeutik:
2. Pengetahuan 1. Lakukan oral hygiene
tentang standar sebelum makan
asupan nutrisi 2. Fasilitasi menentukan
yang tepat pedoman diet (rendah
meningkat (5) garam)
3. Frekuensi makan ⸙ Edukasi:
membaik (5) 1. Anjurkan posisi duduk
4. Membran mukosa 2. Ajarkan diet yang di
membaik (5) programkan
⸙ Kolaborasi:
Berat badan 1. Kolaborasi pemberian
1. Berat badan medikasi sebelum
membaik (5) makan
2. Tebal lipatan kulit 2. Kolaborasi dengan ahli
membaik (5) gizi untuk menentukan
3. Indeks massa jumlah kalori dan jenis
tubuh membaik nutrient yang di
(5) butuhkan

 Pemantauan nutrisi
⸙ Observasi:
1. Identifikasi factor yang
mempengaruhi asupan
gozo
2. Identifikasi kelainan
pada kulit
3. Identifikasi kelainan
eliminasi
4. Monitor hasil
laboratorium
⸙ Terapeutik:
1. Dokumentasi hasil
pemantauan
2. Tmbang berat badan
3. Hitung perubahan berat
badan
4. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
⸙ Edukasi:
1. jelaskan tujuab dan
proedur pemantauan
2. informasi hasil
pemantauan

 Pemantauan Cairan
⸙ Observasi
1. Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi
nafas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor BB
5. Monitor jumlah , warna
dan berat jenis urin
6. Monitor intake dan
output cairan
7. Monitor tanda tanda
hipervolemia
8. Identifikasi faktor
ketidakseimbangan
cairan
⸙ Terapeutik
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
⸙ Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan jika perlu

Anda mungkin juga menyukai