“ HIPEREMESIS ”
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Belajar Klinik 1
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,
muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis, dan
sebagainya.
Menurut Prof. Sarwono Prawirohardjo dalam buku ilmu kebidanan Hiperemesis Gravidarum
adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda yang mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono, Prawirohadjo. 2006)
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH dalam buku sinopsis obstetri Hiperemesis
Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan terjadi dehidrasi.
Menurut Prof. Ida Bagus, Gede Manuaba DSOG dalam buku ilmu kebidanan, penyakit
kandungan dan keluarga berencana Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
berkelanjutan sehingga menganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan
cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.
B. KLASIFIKASI
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
1. Tingkat I (Hiperemesis Gravidarum ringan)
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat-badan
menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu
kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100
kali per menit dan tekanan darah sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang dan urin masih normal.
2. Tingkat II (Hiperemesis Gravidarum sedang)
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril,
nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole kurang 80 mmHg, apatis,
kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat
menurun.
3. Tingkat III (Hiperemesis Gravidarum berat)
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.(Manuba, 1998,210)
Gambaran gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis sesuai dengan tingkatan Hiperemesis
Gravidarum, yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum tingkat I : Ringan
• Muntah terus menerus lebih dari 10 x / hari
• Keadaan umum lemah
• Tidak mau makan
• Berat badan menurun
• nyeri di darah epigastrium
• Turgor kulit mengunang / tonusnya lemah
• nadi meningkat sekitar 100 x / menit dan tekanan darah menurun.
• lidah mengering dan mata cekung.
E. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormone Chorionic Gonodhotropin(HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah.
Peningkatan kadar hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung
menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil
muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi.
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi
dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non-protein nitrogen, asam urat, dan
penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat
mengakibatkan terjadinya anemia, gangguan alat-alat vital sampai menimbulkan
kematian. (Mitayani, 2009 hal 56).
F. WOC
G. PENATALAKSANAAN
Sebelum diberikan pengobatan sebaiknya dilakukan pencegahan yang prinsipnya
adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis. Pencegahan terhadap
hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan menghilang setelah kehamilan 16 minggu,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi lebih sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi di anjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Rendah lemak dan tinggi
karbohidrat sangat di anjurkan pada keadaan ini.
Usahakan penderita menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau lemak
seperti goreng-gorengan dan santan sebab dapat menimbulkan rasa mual dan muntah
kembali. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas. Cukup
cairan, usahakan banyak minum jus buah, susu hangat untuk mengganti cairan yang
hilang selama muntah. Sebaiknya minum air delapan gelas sehari. Defekasi yang
teratur dan dianjurkan makan makanan yang mengandung banyak gula.
Bila pencegahan dengan cara tersebut di atas, keluhan dan gejala tidak berkurang
maka di perlukan konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik, alat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan
tidak diberikan makan atau minum selama 24 jam kadang-kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang / hilang tanpa pengobatan.
2. Terapi psikologik
Perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, berikan
pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, norma dan fisiologis jadi
tidak perlu takut dan khawatir, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
3. Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup ekektrolit, karbohidrat dan proten dengan
glukosa % dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C bila ada
kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan keluar, air kencing perlu diperiksa
terhadap protein. Astion, khorida dan bilirubin, suhu dan udara perlu diperiksa setiap
4 jam dan tekanan darah 3 x sehari. Dilakukan pemeriksaan hemaltrokrit. Pada
permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam pertama penderita
tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat di coba untuk memberikan
minuman dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan.
4. Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat pada Hiperemesis Gravidarum sebaiknya berkomunikasi dengan
dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (susunan obat) yang
dapat diberikan adalah :
a. Sedatif ringan
- Phenobarhal (luminal) 30 mgr
- Valium
b. Anti Alergi
- Medramer
- Dramamin
- Avemim
c. Obat anti mual-muntah/Anti emetik
- Mediamer B6
- Emetrole
- Stimetil
- Avopreg (prometazine)
d. Vitamin
- Terutama vitamin B kompleks
- Vitamin C
5. Diet
Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali
vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
Dalam melakukan diet, ibu hamil perlu mengatur pola makannya, yaitu sebagai
berikut:
a. Jumlah dan jenis makanan, serta bagaimana penyajiannya memang bisa memicu
keluhan dan gangguan mual muntah. Untuk itu, ingatlah seberapa banyak porsi yang
bisa masuk, dan jenis makanan apa saja yang sekiranya memancing rasa mual serta
ingin muntah.
b. Mengingat peningkatan kadar asam lambung merupakan salah satu penyebab
utama rasa mual, jangan biarkan perut dalam keadaan kosong. Aturlah pola makan
menjadi lebih sedikit porsinya tapi lebih sering frekuensinya. Yang perlu diingat, ibu
hamil tak perlu makan berlebihan.
c. Lambung yang mengalami perlukaan bisa sedikit terobati oleh makanan dan
minuman yang segar dan hangat. Sekalipun hobi, sebaiknya hindari dulu kegemaran
menyantap makanan pedas, asam, dan bersantan karena hanya akan memperberat
kerja lambung.
d. Agar sarapan tidak diganggu keluhan, nikmati sepotong roti kering bersama
secangkir teh manis hangat. Selain bisa meredakan dorongan mual muntah, makanan
itu bisa menggugah nafsu makan.
e. Untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang lewat muntah, jangan ragu untuk
banyak-banyak mengonsumsi makanan atau minuman berkadar air tinggi seperti
sayuran, jus buah, dan sejenisnya.
f. Makanan berkarbohidrat tinggi juga bisa dijadikan pilihan agar energi yang
terbuang akibat muntah bisa segera tergantikan.
g. Jenis-jenis makanan yang diduga memicu perut kembung sebaiknya juga tidak
dikonsumsi. Soalnya, kondisi kembung akan membuat perut serasa terisi penuh
padahal kosong.
h. Yang pasti hindari stres dan ketegangan dalam bentuk apa pun. Jangan pernah
menganggap kehamilan sebagai beban, melainkan sebagai fase kehidupan baru yang
menyenangkan.
6. Menghentikan kehamilan
Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirrum,
kebutaan, takhikardi, iklerus, anuriq, dan perdarahan merupakan monifestasi
komplikasi organik dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terputik sering sulit diambil, oleh
karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dalam pihak tidak boleh
menunggu sampai menjadi gejala irreversibel pada organ vital (Prawirohardjo, 2006).
Penatalaksanaan :
Berdasarkan kriterianya, penatalaksanaan dapat dilakukan dengan cara:
1. Emesis Gravidarum
Kriteria :
• Mual dan mutah selama kehamilan muda (6 - 16 minggu)
• Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari;
• Sering timbul pada pagi hari (morning sickness).
Penatalaksaan :
• Pendekatan psikologis , terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan muda,
akan hilang sendiri setelah kehamilan 16 minggu
• Perbanyak istirahat
• Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
• Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock berikan
Antivomitus ( Primperan inj. +/ oral ) tranguliser.
2. Hiperemesis Gravidarum
Kriteria :
• Mual dan mutah semakin hebat
• Tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksaan :
• Rawat inap
• Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
• Obat-obat diberikan parenteral
• Infus D10% ( 2000 ml ) + RD5% ( 2000 ml) / hari tiap botol tambahan :
• Antiemetik ( metoklopramid hidrochlorid ) 1 amp (10 mg)
• Roborantia
• Kalau perlu Diazepam 10 mg im
• Psikoterapi
• Dalam 24 jam pertama –>> evaluasi
• Bila membaik : boleh makan / minum bertahap ;
• Bila tetap : Stop makan minum, lanjutkan / di atas untuk 24 jam kedua
• Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik –>> pertimbangan rujukan
• Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah
Kriteria pulang :
• Mual dan mutah tidak ada lagi
• Keluhan subyektif tidak ada
• Tanda-tanda vital baik.
I. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang
berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin. (Prawirohardjo, S. 2006)
8. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi
Intervensi Rasional
Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.
Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi
Rasional
Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Dorong pasien untuk menghindari menggaruk atau menepuk kulit yang kering
daripada menggaruk.
Balikkan/ubah posisi dengan sering.
Diagnose keperawatan
- Hypovolemia b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake cairan yang tidak
adekuat
- Deficit nutrisi b/d mual dan muntah yang menetap
- Gangguan rasa nyaman b/d gangguan adaptasi kehamilan
- Keletihan b/d kondisi fisiologis (kehamilan)
- Resiko intoleransi aktivitas b/d ketidakbugaran status fisik
Edukasi
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral
Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl,
RL)
2. Deficit nutrisi b/d mual dan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
muntah yang menetap intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan deficit - Identifikasi status
nutrisi membaik dengan nutrisi
kriteria hasil : - Identifikasi
1) Nafsu makan kebutuhan kalori dan
(membaik) 5 nutrient
2) Frekuensi makan - Monitor asupan
(membaik) 5 makanan
3) Porsi makan yang
Terapeutik
dihabiskan
- Sajikan makanan
(meningkat) 5
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika mempu
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
3. Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan Maanjemen mual
gangguan adaptasi kehamilan intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan gangguan - Identifikasi
rasa nyaman meningkat pengalaman mual
dengan kriteria hasil : - Identifikasi dampak
1) Mual (menurun) 5 mual terhadap
2) Pola tidur kualitas hidup (mis.
(membaik) 5 Nafsu makan,
3) Lelah (menurun) 5 aktifitas kinerja, dan
tidur)
- Monitor mual (mis.
Frekuensi, durasi,
dan tingkat
keparahan)
Terapeutik
- Kendalikan factor
lingkungan penyebab
mual (mis. Bau tak
sedap, suara,
rangsangan visual
yang tidak
mengenakkan)
Edukasi
- Anjurkan istirahat
yang cukup
- Ajarkan penggunaan
Teknik
nonfarmakologi
untuk mengatasi
mual (mis. Relaksasi,
terapi music)
4. Keletihan b/d kondisi fisiologis Setelah dilakukan Edukasi aktivitas/ istirahat
(kehamilan) intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan keletihan - Identifikasi kesiapan
menurun dengan kriteria dan kemampuan
hasil : menerima informasi
1) Pola istirahat
Terapeutik
(membaik ) 5
- Ssediakan materi dan
2) Selera makan
media pengaturan
(membaik) 5
aktivitas dan istirahat
3) Sakit kepala
- Berikan kesempatan
(menurun) 5
kepada klien dan
4) Lesu (menurun) 5
keluarga untuk
bertanya
Edukasi
- Anjurkan Menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
5. Resiko intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan Manajemen energi
ketidakbugaran status fisik intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan resiko - Identifikasi gangguan
intoleransi aktivitas fungsi tubuh yang
meningkat dengan mengakibatkan
kriteria hasil : kelelahan
1) Perasaan lemah - Monitor pola dan jam
(menurun) 5 tidur
2) Keluhan leleah
Terapeutik
(menurun) 5
- Sediakan lingkingan
3) Frekuensi nadi
yang nyaman dan
(meningkat) 5
rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara)
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Prawirohadjo. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Palisuri, dr. H.M.M., Sp.OG & Hafied, dr.H.B. 2007. Hiperemesis Gravidarum.
http://www.geocities.com/klinikobgin/kelainan-kehamilan/hiperemesis-gravidarum.htm.
Diakses 26 Maret 2008.
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Manuaba, 2003. Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi. Jakarta:EGC
Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta.
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Kasus
HIPER EMESIS GRAVIDARUM
Ny. U berusia 22 tahun G1P0A0datang ke rumah sakit dengan keluhan lemas, mual, muntah
setiap kali makan dan minum. Hasil pengkajian diperoleh lemas, kelopak mata cekung, muka
pucat turgor kulit jelek, nadi lemah, TD 90/60 MmHg, RR 20x/mnt, Nadi 110x/mnt,
1. IDENTITAS
Nama pasien : ny.u Nama suami : tn.a
Umur : 22 Umur : 25
Suku/Bangsa : jawa/Indonesia Suku/Bangsa : jawa/indonesia
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : sma Pendidikan : sma
Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : kediri Alamat : kediri
Status perkawinan : kawin Penghasilan : jt
Penghasilan 000
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekatang
Diisi mulai gejala awal kemudian pengobatan apa?? Sampai dibawa kerumah sakit
dan juga saat pengkajian
Px di rumsah merasa lemas dan pas makan dan minum mutah mutah lalau di bawa ke
rumasakit sama suaminya
b. Riwayat kesehatan dahulu
Bisa dimasukkan riwayat penyakit yang berhubungan dengan maternitas ( kehamilan,
oersalinan, post partum dan gangguan reproduksi )
: tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dlam riwayat kesehatan keluarga dimasukkan riwayat yang ada hubungannya dengan
maternitas misal dalam keluarga ada riwayat kehamilan gemeli atau tidak kemudian
dalam keluarga ada riwayat cancer atau tidak
Tidak ada
1. RIWAYAT OBSTETRI
A. Riwayat Menstruasi :
Menarche : umur 12
Siklus : teratur ( √ ) tidak ( )
Banyaknya : …………………..…..
Lamanya : 1minggu
HPHT :………………….……
Keluhan : tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada
Kesimpulan ...................................................................................................................
.........................................................................................................................................
............
B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Ke
No Ta- Umur penyulit jenis Peno Pe Lase In perdara Je Bb pb
hu keha- long nyulit Rasi fek han nis
n milan si Ke
La
mi
n
C. GENOGRAM
Keterangan:
Masalah keperawatan:.............................................................
BAB
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Khas bab Khas bab
Konsistensi Khas bab Khas bab
Bau Khas bab Khas bab
Warna Khas bab Khas bab
Keluhan saat BAB Tidak ada Tidak ada
9. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : ………. Kesadaran : sadar
Tekanan darah : 90/60 Nadi : 110 x/menit
Respirasi : 20x Suhu : 35x/menit
Berat badan : 60kg Tinggi badan : 160cm
Kepala
Rambut : Warna , bersih atau tidak, rontok atau tidak
Hitam, bersih,tidak
Alis : Mudah dicabut atau tidak
tidak
Mata : Keadaan konjungtiva, sklera
Tidak ada masalah
Muka : Oedema atau tidak, khususnya di pagi hari
Tidak ada masalah
Hidung : Kebersihan, ada polip atau tidak
Tidak ada masalah
Mulut : Warna bibir, ada stomatitis atau tidak
Tidak ada masalah
Gigi : Kebersihan, ada karies atau tidak, ada ginggivitas atau tidak
Tidak ada masalah
Telinga : Kesimetrisan, kebersihan, ada serumen atau tidak
Tidak ada masalah
Leher : Dikaji adakah pembesaran kelenjar thyroid, dan vena jugularis
..........................................................................................................................................
........................................
Dada dan axilla : ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
..........................................................................................................................................
........................................
Mamae : masih teraba lunak pada hari I dan II post partum, mulai keluar
Kolustrum, hari III hangat dan berisi , hari IV keras dan produksi ASI meningkat
..........................................................................................................................................
........................................
Puting : penonjolan puting , monthgomeri, pengeluaran colostrum
..........................................................................................................................................
........................................
Abdomem : ada bekas luka Operasi atau tidak, adakah pembesaran hati dan lien
serta keadaan kandung kemih, adanya linea nigra, striae gravidarum, TFU, kontur
kulit, palpasi supra pubik untuk mendeteksi bladder distensi, kontraksi uterus
..........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
Ekstermitas
Superior : Kesimetrisan, keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
pendek, pucat atau tidak )
..........................................................................................................................................
........................................
Inferior : Keseimetrisan , keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau tidak,
pucat atau tidak, ada varices atau tidak ada tromboplebitis atau tidak )
..........................................................................................................................................
........................................
Genetalia
-Perinium : Intack, ruptur, episiotomi, tanda – tanda REEDA, jenis episiotomi
....................................................................................................
- Lochea
.....................................................................................................
- Rectum
.....................................................................................................
10. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium :…………………………………………………………
2. USG :…………………………………………………………
3. Rontgen :………………………………………………………….
4. Terapi yang didapat
:………………………………………………………….
A. DATA PENUNJANG
- HB
- HT
Analisa data
Mual muntah
Gangguan keseimbangan
cairan
Hipovolemia
2. Ds Faktor predisposisi,dan Defisit nutrisi
Px mengatakan lemas, mual, psikologis extrogen
muntah setiap kali makan meninkat
dan minum
Do
- TD 90/60 MmHg, Perangsang pada
- RR 20x/mnt, hipotalamus
- Nadi 110x/mnt
- Px terlihat lemas
- Aktivitas dan stimulasi ct2
Mual muntah
Lidah kering
Defisit nutrisi
Diagnosa keperawatan
1. Hypovolemia b/d kehilangan cairan aktif dd turgor kulit menurun
2. Deficit nutrisi b.d ketidak mampuan menelan makanan dd muntah setiap kali makan
dan minum