Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

“ HIPEREMESIS ”
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Belajar Klinik 1
Dosen Pembimbing :

Bagus Sholeh A.,S.kep.Ns.M.kep

Disusun Oleh :

Nico sahrul yanuar abidin ( 10218056)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDRI
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu,
muntah begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga
mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
dan terdapat aseton dalam urin bukan karena penyakit seperti appendisitis, pielititis, dan
sebagainya.
Menurut Prof. Sarwono Prawirohardjo dalam buku ilmu kebidanan Hiperemesis Gravidarum
adalah mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan muda yang mengganggu pekerjaan
sehari-hari dan keadaan umum ibu menjadi buruk. (Sarwono, Prawirohadjo. 2006)
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH dalam buku sinopsis obstetri Hiperemesis
Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai menganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan terjadi dehidrasi.
Menurut Prof. Ida Bagus, Gede Manuaba DSOG dalam buku ilmu kebidanan, penyakit
kandungan dan keluarga berencana Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang
berkelanjutan sehingga menganggu kehidupan sehari-hari dan menimbulkan kekurangan
cairan dan terganggunya keseimbangan elektrolit.

B. KLASIFIKASI
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :
1. Tingkat I (Hiperemesis Gravidarum ringan)
Muntah yang terus-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat-badan
menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit empedu
kemudian hanya lendir, cairan empedu dan terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100
kali per menit dan tekanan darah sistole menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang dan urin masih normal.
2. Tingkat II (Hiperemesis Gravidarum sedang)
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat, subfebril,
nadi cepat dan lebih 100-140 kali per menit, tekanan darah sistole kurang 80 mmHg, apatis,
kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus ada, aseton ada, bilirubin ada dan berat-badan cepat
menurun.
3. Tingkat III (Hiperemesis Gravidarum berat)
Gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, ikterus, sianosis,
nistagmus, gangguan jantung, bilirubin ada, dan proteinuria.(Manuba, 1998,210)
Gambaran gejala Hiperemesis Gravidarum secara klinis sesuai dengan tingkatan Hiperemesis
Gravidarum, yaitu :
1. Hiperemesis Gravidarum tingkat I : Ringan
• Muntah terus menerus lebih dari 10 x / hari
• Keadaan umum lemah
• Tidak mau makan
• Berat badan menurun
• nyeri di darah epigastrium
• Turgor kulit mengunang / tonusnya lemah
• nadi meningkat sekitar 100 x / menit dan tekanan darah menurun.
• lidah mengering dan mata cekung.

2. Hiperemesis Gravidarum tingkat II sedang


• Mual dan muntah yang hebat
• Keadaan umum lebih lembah dan apatis
• Turgor kulit lebih berkembang
• Lidah menyaring dan tampak kotor
• Nadi kecil dan cepat serta tekanan darah turun.
• Suhu kadang-kadang naik.
• Mata sedikit ikterik / ikterik ringan
• Berada badan turun.
• Hiperemesis Gravidarum, oliguria dan konstipasi.
• Nafas berbau aseton.

3. Hiperemesis Gravidarum tingkat III berat


• Muntah berkurang atau berlebih
• Keadaan umum makin menurun, tekanan darah turun, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat,
keadaan dihidarasi makin jelas
• Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.
• Gangguan kesadaran dalam bentuk, samnolen sampai koma. (Manuaba, 1998, 210-211).

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa
dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada
kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Masuknya villi khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
3. Alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini, rumah
tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan, dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap
keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian kesukaran hidup.
5. Peningkatan hormon estrogen Peningkatan hormon ini membuat kadar asam
lambung meningkat, hingga muncullah keluhan rasa mual. Keluhan ini biasanya
muncul di pagi hari saat perut ibu dalam keadaan kosong dan terjadi peningkatan
asam lambung.
6. Faktor HCG. Hormon Human Chorionic Gonodotrophin yang dihasilkan plasenta
di awal kehamilan diduga merupakan penyebab timbulnya rasa mual. Tak heran bila
keluhan mual muntah biasanya akan mereda dengan sendirinya seiring bertambahnya
usia kehamilan.
7. Perubahan metabolisme glikogen hati. Kehamilan menyebabkan metabolisme
glikogen hati dan inilah yang diduga sebagai biang keladi pemicu keluhan mual
muntah. Namun keluhan ini akan lenyap saat terjadi kompensasi metabolisme
glikogen dalam tubuh.

D. MASALAH YANG TERJADI


1. Komplikasi yang terjadi pada ibu:
 Hiperemesis dapat menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan
plasma berkurang.
 Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi
lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah lebih banyak, dapat
merusak hati.
 Terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma
Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
2. Komplikasi yang terjadi pada janin:
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan klien, namun
dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat badan lahir
rendah, kelahiran premature dan malformasi pada bayi lahir.

E. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat disebabkan karena peningkatan
Hormone Chorionic Gonodhotropin(HCG) dapat menjadi faktor mual dan muntah.
Peningkatan kadar hormon progesterone menyebabkan otot polos pada sistem
gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan lambung
menjadi kosong. Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi ibu hamil
muda bila terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, serta dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai
untuk keperluan energi.
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan malnutrisi
dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya non-protein nitrogen, asam urat, dan
penurunan klorida dalam darah, kekurangan vitamin B1, B6, B12, dapat
mengakibatkan terjadinya anemia, gangguan alat-alat vital sampai menimbulkan
kematian. (Mitayani, 2009 hal 56).

F. WOC
G. PENATALAKSANAAN
Sebelum diberikan pengobatan sebaiknya dilakukan pencegahan yang prinsipnya
adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis. Pencegahan terhadap
hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerangan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan menghilang setelah kehamilan 16 minggu,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi lebih sering.
Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur tetapi di anjurkan untuk
makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Rendah lemak dan tinggi
karbohidrat sangat di anjurkan pada keadaan ini.
Usahakan penderita menghindari makan makanan yang berminyak dan berbau lemak
seperti goreng-gorengan dan santan sebab dapat menimbulkan rasa mual dan muntah
kembali. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas. Cukup
cairan, usahakan banyak minum jus buah, susu hangat untuk mengganti cairan yang
hilang selama muntah. Sebaiknya minum air delapan gelas sehari. Defekasi yang
teratur dan dianjurkan makan makanan yang mengandung banyak gula.
Bila pencegahan dengan cara tersebut di atas, keluhan dan gejala tidak berkurang
maka di perlukan konsep pengobatan yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara
yang baik, alat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh
masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan
tidak diberikan makan atau minum selama 24 jam kadang-kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang / hilang tanpa pengobatan.
2. Terapi psikologik
Perlu di yakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, berikan
pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, norma dan fisiologis jadi
tidak perlu takut dan khawatir, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
3. Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup ekektrolit, karbohidrat dan proten dengan
glukosa % dalam cairan garam fisiologis sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambah kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C bila ada
kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan keluar, air kencing perlu diperiksa
terhadap protein. Astion, khorida dan bilirubin, suhu dan udara perlu diperiksa setiap
4 jam dan tekanan darah 3 x sehari. Dilakukan pemeriksaan hemaltrokrit. Pada
permulaan dan seterusnya menurut keperluan. Bila dalam 24 jam pertama penderita
tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat di coba untuk memberikan
minuman dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan makanan.
4. Obat yang dapat diberikan
Memberikan obat pada Hiperemesis Gravidarum sebaiknya berkomunikasi dengan
dokter, sehingga dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenik (susunan obat) yang
dapat diberikan adalah :
a. Sedatif ringan
- Phenobarhal (luminal) 30 mgr
- Valium
b. Anti Alergi
- Medramer
- Dramamin
- Avemim
c. Obat anti mual-muntah/Anti emetik
- Mediamer B6
- Emetrole
- Stimetil
- Avopreg (prometazine)
d. Vitamin
- Terutama vitamin B kompleks
- Vitamin C
5. Diet
Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan hanya berupa roti
kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam
sesudahnya. Makanan ini kurang dalam zat-zat gizi kecuali vitamin C karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara
berangsur mulai diberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak
diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali
vitamin A dan D.
Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut
kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini
cukup dalam semua zat gizi kecuali kalsium.
Dalam melakukan diet, ibu hamil perlu mengatur pola makannya, yaitu sebagai
berikut:
a. Jumlah dan jenis makanan, serta bagaimana penyajiannya memang bisa memicu
keluhan dan gangguan mual muntah. Untuk itu, ingatlah seberapa banyak porsi yang
bisa masuk, dan jenis makanan apa saja yang sekiranya memancing rasa mual serta
ingin muntah.
b. Mengingat peningkatan kadar asam lambung merupakan salah satu penyebab
utama rasa mual, jangan biarkan perut dalam keadaan kosong. Aturlah pola makan
menjadi lebih sedikit porsinya tapi lebih sering frekuensinya. Yang perlu diingat, ibu
hamil tak perlu makan berlebihan.
c. Lambung yang mengalami perlukaan bisa sedikit terobati oleh makanan dan
minuman yang segar dan hangat. Sekalipun hobi, sebaiknya hindari dulu kegemaran
menyantap makanan pedas, asam, dan bersantan karena hanya akan memperberat
kerja lambung.
d. Agar sarapan tidak diganggu keluhan, nikmati sepotong roti kering bersama
secangkir teh manis hangat. Selain bisa meredakan dorongan mual muntah, makanan
itu bisa menggugah nafsu makan.
e. Untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang lewat muntah, jangan ragu untuk
banyak-banyak mengonsumsi makanan atau minuman berkadar air tinggi seperti
sayuran, jus buah, dan sejenisnya.
f. Makanan berkarbohidrat tinggi juga bisa dijadikan pilihan agar energi yang
terbuang akibat muntah bisa segera tergantikan.
g. Jenis-jenis makanan yang diduga memicu perut kembung sebaiknya juga tidak
dikonsumsi. Soalnya, kondisi kembung akan membuat perut serasa terisi penuh
padahal kosong.
h. Yang pasti hindari stres dan ketegangan dalam bentuk apa pun. Jangan pernah
menganggap kehamilan sebagai beban, melainkan sebagai fase kehidupan baru yang
menyenangkan.
6. Menghentikan kehamilan
Pada sebagian kecil kasus, keadaan tidak menjadi baik bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirrum,
kebutaan, takhikardi, iklerus, anuriq, dan perdarahan merupakan monifestasi
komplikasi organik dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terputik sering sulit diambil, oleh
karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dalam pihak tidak boleh
menunggu sampai menjadi gejala irreversibel pada organ vital (Prawirohardjo, 2006).
Penatalaksanaan :
Berdasarkan kriterianya, penatalaksanaan dapat dilakukan dengan cara:
1. Emesis Gravidarum
Kriteria :
• Mual dan mutah selama kehamilan muda (6 - 16 minggu)
• Masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari;
• Sering timbul pada pagi hari (morning sickness).
Penatalaksaan :
• Pendekatan psikologis , terangkan bahwa itu merupakan gejala kehamilan muda,
akan hilang sendiri setelah kehamilan 16 minggu
• Perbanyak istirahat
• Kurangi beban kerja sehari-hari dan beban psikologis
• Medikamentosa : pasang infus RL / D10% , jika KU jelek atau pre-shock berikan
Antivomitus ( Primperan inj. +/ oral ) tranguliser.

2. Hiperemesis Gravidarum
Kriteria :
• Mual dan mutah semakin hebat
• Tidak dapat lagi melakukan aktivitas sehari-hari.
Penatalaksaan :
• Rawat inap
• Stop makan / minum dalam 24 jam pertama
• Obat-obat diberikan parenteral
• Infus D10% ( 2000 ml ) + RD5% ( 2000 ml) / hari tiap botol tambahan :
• Antiemetik ( metoklopramid hidrochlorid ) 1 amp (10 mg)
• Roborantia
• Kalau perlu Diazepam 10 mg im
• Psikoterapi
• Dalam 24 jam pertama –>> evaluasi
• Bila membaik : boleh makan / minum bertahap ;
• Bila tetap : Stop makan minum, lanjutkan / di atas untuk 24 jam kedua
• Bila dalam 24 jam kedua tidak membaik –>> pertimbangan rujukan
• Infus dilepas setelah 24 jam bebas mual dan mutah
Kriteria pulang :
• Mual dan mutah tidak ada lagi
• Keluhan subyektif tidak ada
• Tanda-tanda vital baik.
I. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat memuaskan.
Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian pada tingkatan yang
berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin. (Prawirohardjo, S. 2006)

H. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

A. Pengkajian Data Fokus


1. Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).
2. Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga, kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang
kondisinya, kehamilan tak direncanakan.
3. Eliminasi
Perubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis :
peningkatan konsentrasi urine.
4. Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan
berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah,
nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
5. Pernafasan
- Frekuensi pernapasan meningkat.
6. Keamanan
- Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma
7. Seksualitas
- Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus
terapeutik.
8. Interaksi sosial
- Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota
keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung
yang kurang.
9. Pembelajaran dan penyuluhan
- Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung
sudah lama
- Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal
- Turgor kulit, lidah kering
- Adanya aseton dalam urine
10. Pemeriksaan diagnostik
- USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi janin dan
adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta.
- Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri, BUN.
- Pemeriksaan fungsi hepar: AST, ALT dan kadar LDH.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan
muntah berlebihan.
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan.
3. Kerusakan integritas kulit b.d perubahan status cairan, nutrisi dan turgor
4. Koping tidak efektif berhubungan dengan perubahan psikologi kehamilan.
5. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan.
C. Rencana Keperawatan
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan frekuensi mual dan
muntah berlebihan.
Intervensi Rasional:
- Batasi intake oral hingga muntah berhenti.
- Berikan obat anti emetik yang diprogramkan dengan dosis rendah, misalnya
- Phenergan 10-20mg/i.v.
- Pertahankan terapi cairan yang diprogramkan.
- Catat intake dan output.
- Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
- Anjurkan untuk menghindari makanan yang berlemak
- Anjurkan untuk makan makanan selingan seperti biskuit, roti dan the (panas) hangat
sebelum bagun tidur pada siang hari dan sebelum tidur
- Catat intake TPN, jika intake oral tidak dapat diberikan dalam periode tertentu.
- Inspeksi adanya iritasi atau Iesi pada mulut.
- Kaji kebersihan oral dan personal hygiene serta penggunaan cairan pembersih mulut
sesering mungkin.
- Pantau kadar Hemoglobin dan Hemotokrit
- Test urine terhadap aseton, albumin dan glukosa.
- Ukur pembesaran uterus.
Rasional
- Memelihara keseimbangan cairan elektrolit dan mencegah muntah selanjutnya.
- Mencegah muntah serta memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit.
- Koreksi adanya hipovolemia dan keseimbangan elektrolit.
- Menentukan hidrasi cairan dan pengeluaran melului muntah.
- Dapat mencukupi asupan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
- Dapat menstimulus mual dan muntah
- Makanan selingan dapat mengurangi atau menghindari rangsang mual muntah yang
berlebih
- Untuk mempertahankan keseimbangan nutrisi.
- Untuk mengetahui integritas inukosa mulut.
- Untuk mempertahankan integritas mukosa mulut.
- Mengidenfifikasi adanya anemi dan potensial penurunan kapasitas pcmbawa
oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb < 12 gr/dl atau kadar Ht < 37 % dipertimbangkan
anemi pada trimester I.
- Menetapkan data dasar ; dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi potensial
resiko tinggi seperti ketidakadekuatan asupan karbohidrat, Diabetik kcloasedosis dan
Hipertensi karena kehamilan.
- Malnutrisi ibu berdampak terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan
komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran pcrkembangan
janin dan kcmungkinan-kemungkinan lebih lanjut
7. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan yang berlebihan
Intervensi Rasional
- Tentukan frekuensi atau beratnya mual/muntah.
- Tinjau ulang riwayat kemungkinah masalah medis lain (misalnya Ulkus peptikum,
gastritis.
- Kaji suhu badan dan turgor kulit, membran mukosa, TD, input/output dan berat jenis
urine. Timbang BB klien dan bandingkan dengan standar.
- Anjurkan peningkatan asupan minuman berkarbonat, makan sesering mungkin
dengan jumlah sedikit. Makanan tinggi karbonat seperti : roti kering sebelum bangun
dari tidur.
Rasional
- Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi. Peningkatan kadar hormon
Korionik gonadotropin (HCG), perubahan metabolisme karbohidrat dan penurunan
motilitas gastrik memperberat mual/muntah pada trimester
- Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain untuk mengatasi masalah
khusus dalam mengidentifikasi intervensi.
- Sebagai indikator dalam membantu mengevaluasi tingkat atau kebutuhan hidrasi.
- Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan menurunkan keasaman
lambung.

8. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b.d perubahan status nutrisi
Intervensi Rasional
Mengidentifikasi intervensi yang tepat untuk kondisi khusus.
Berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi
Rasional
Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Dorong pasien untuk menghindari menggaruk atau menepuk kulit yang kering
daripada menggaruk.
Balikkan/ubah posisi dengan sering.

9. Cemas berhubungan dengan Koping tidak efektif; perubahan psikologi kehamilan


Intervensi Rasional
- Kontrol lingkungan klien dan batasi pengunjung
- Kaji tingkat fungsi psikologis klien
- Berikan support psikologis
- Berikan penguatan positif
- Berikan pelayanan kesehatan yang maksimal
Rasional
- Untuk mencegah dan mengurangi kecemasan
- Untuk menjaga intergritas psikologis
- Untuk menurunkan kecemasan dan membina rasa saling percaya
- Untuk meringankan pengaruh psikologis akibat kehamilan
- Penting untuk meningkatkan kesehatan mental klien

10. Activity intolerance berhubungan dengan kelemahan


Intervensi Rasional
- Anjurkan klien membatasi aktifitas dengan isrirahat yang cukup.
- Anjurkan klien untuk menghindari mengangkat berat.
- Bantu klien beraktifitas secara bertahap.
- Anjurkan tirah baring yang dimodifikasi sesuai indikasi.
Rasional
- Menghemat energi dan menghindari pengeluaran tenaga yang terus-menerus untuk
meminimalkan kelelahan/kepekaan uterus.
- Aktifitas yang ditoleransi sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita
beresiko.
- Aktifitas bertahap meminimalkan terjadinya trauma seita meringankan dalam
memenuhi kebutuhannya.
- Tingkat aktifitas mungkin periu dimodifikasi sesuai indikasi.

Diagnose keperawatan
- Hypovolemia b/d kehilangan cairan akibat muntah dan intake cairan yang tidak
adekuat
- Deficit nutrisi b/d mual dan muntah yang menetap
- Gangguan rasa nyaman b/d gangguan adaptasi kehamilan
- Keletihan b/d kondisi fisiologis (kehamilan)
- Resiko intoleransi aktivitas b/d ketidakbugaran status fisik

N DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN/ SIKI SLKI


O
1. Hypovolemia b/d kehilangan Setelah dilakukan Manajemen hypovolemia
cairan akibat muntah dan intake intervensi selama 2x24 Observasi
cairan yang tidak adekuat jam diharapkan - Periksa tanda tanda
hipovolemia membaik dan gejala
dengan kriteria hasil : hypovolemia (mis.
1) Intake cairan Frekuensi nadi
(membaik) 5 meningkat, nadi
2) Perasaan lemah teraba lemah, tekanan
(menurun) 5 darah menurun,
3) Asupan cairan tekanan nadi
(meningkat ) 5 menyempit, haus,
4) Asupan makanan lemah)
(meningkat) 5 - Monitor intake dan
5) Dehidrasi output cairan
(menurun) 5
Terapeutik
- Berikan asupan
cairan oral

Edukasi
- Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan oral

Kolaborasi
- Kolaborasi
pemberian cairan IV
isotonis (mis. NaCl,
RL)
2. Deficit nutrisi b/d mual dan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
muntah yang menetap intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan deficit - Identifikasi status
nutrisi membaik dengan nutrisi
kriteria hasil : - Identifikasi
1) Nafsu makan kebutuhan kalori dan
(membaik) 5 nutrient
2) Frekuensi makan - Monitor asupan
(membaik) 5 makanan
3) Porsi makan yang
Terapeutik
dihabiskan
- Sajikan makanan
(meningkat) 5
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu

Edukasi
- Anjurkan posisi
duduk, jika mempu

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
3. Gangguan rasa nyaman b/d Setelah dilakukan Maanjemen mual
gangguan adaptasi kehamilan intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan gangguan - Identifikasi
rasa nyaman meningkat pengalaman mual
dengan kriteria hasil : - Identifikasi dampak
1) Mual (menurun) 5 mual terhadap
2) Pola tidur kualitas hidup (mis.
(membaik) 5 Nafsu makan,
3) Lelah (menurun) 5 aktifitas kinerja, dan
tidur)
- Monitor mual (mis.
Frekuensi, durasi,
dan tingkat
keparahan)

Terapeutik
- Kendalikan factor
lingkungan penyebab
mual (mis. Bau tak
sedap, suara,
rangsangan visual
yang tidak
mengenakkan)

Edukasi
- Anjurkan istirahat
yang cukup
- Ajarkan penggunaan
Teknik
nonfarmakologi
untuk mengatasi
mual (mis. Relaksasi,
terapi music)
4. Keletihan b/d kondisi fisiologis Setelah dilakukan Edukasi aktivitas/ istirahat
(kehamilan) intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan keletihan - Identifikasi kesiapan
menurun dengan kriteria dan kemampuan
hasil : menerima informasi
1) Pola istirahat
Terapeutik
(membaik ) 5
- Ssediakan materi dan
2) Selera makan
media pengaturan
(membaik) 5
aktivitas dan istirahat
3) Sakit kepala
- Berikan kesempatan
(menurun) 5
kepada klien dan
4) Lesu (menurun) 5
keluarga untuk
bertanya

Edukasi
- Anjurkan Menyusun
jadwal aktivitas dan
istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi
kebutuhan istirahat
5. Resiko intoleransi aktivitas b/d Setelah dilakukan Manajemen energi
ketidakbugaran status fisik intervensi selama 2x24 Observasi
jam diharapkan resiko - Identifikasi gangguan
intoleransi aktivitas fungsi tubuh yang
meningkat dengan mengakibatkan
kriteria hasil : kelelahan
1) Perasaan lemah - Monitor pola dan jam
(menurun) 5 tidur
2) Keluhan leleah
Terapeutik
(menurun) 5
- Sediakan lingkingan
3) Frekuensi nadi
yang nyaman dan
(meningkat) 5
rendah stimulus (mis.
Cahaya, suara)

Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

DAFTAR PUSTAKA
Sarwono, Prawirohadjo. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Palisuri, dr. H.M.M., Sp.OG & Hafied, dr.H.B. 2007. Hiperemesis Gravidarum.
http://www.geocities.com/klinikobgin/kelainan-kehamilan/hiperemesis-gravidarum.htm.
Diakses 26 Maret 2008.
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
Manuaba, 2003. Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi. Jakarta:EGC
Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika
Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta.
SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Kasus
HIPER EMESIS GRAVIDARUM
Ny. U berusia 22 tahun G1P0A0datang ke rumah sakit dengan keluhan lemas, mual, muntah
setiap kali makan dan minum. Hasil pengkajian diperoleh lemas, kelopak mata cekung, muka
pucat turgor kulit jelek, nadi lemah, TD 90/60 MmHg, RR 20x/mnt, Nadi 110x/mnt,

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MATERNITAS POST PARTUM

NAMA MAHASIWA : NICO SAHRUL YANUAR ABIDIN


NIM : 10218056

Tanggal masuk : …09/02/2021 Jam masuk : 08.00


Ruang/kelas : No. RM : 123
Pengkajian tanggal : 09/01/2021 Jam : 08.15

1. IDENTITAS
Nama pasien : ny.u Nama suami : tn.a
Umur : 22 Umur : 25
Suku/Bangsa : jawa/Indonesia Suku/Bangsa : jawa/indonesia
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : sma Pendidikan : sma
Pekerjaan : ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : kediri Alamat : kediri
Status perkawinan : kawin Penghasilan : jt
Penghasilan 000

2. RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Riwayat Kesehatan Sekatang
Diisi mulai gejala awal kemudian pengobatan apa?? Sampai dibawa kerumah sakit
dan juga saat pengkajian
Px di rumsah merasa lemas dan pas makan dan minum mutah mutah lalau di bawa ke
rumasakit sama suaminya
b. Riwayat kesehatan dahulu
Bisa dimasukkan riwayat penyakit yang berhubungan dengan maternitas ( kehamilan,
oersalinan, post partum dan gangguan reproduksi )
: tidak ada
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dlam riwayat kesehatan keluarga dimasukkan riwayat yang ada hubungannya dengan
maternitas misal dalam keluarga ada riwayat kehamilan gemeli atau tidak kemudian
dalam keluarga ada riwayat cancer atau tidak
Tidak ada
1. RIWAYAT OBSTETRI
A. Riwayat Menstruasi :
 Menarche : umur 12
 Siklus : teratur ( √ ) tidak ( )
 Banyaknya : …………………..…..
 Lamanya : 1minggu
 HPHT :………………….……
 Keluhan : tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada
Kesimpulan ...................................................................................................................
.........................................................................................................................................
............
B. Riwayat Kehamilan, persalinan, nifas yang lalu :
Anak Kehamilan Persalinan Komplikasi Nifas Anak
Ke
No Ta- Umur penyulit jenis Peno Pe Lase In perdara Je Bb pb
hu keha- long nyulit Rasi fek han nis
n milan si Ke
La
mi
n

Masalah keperawatantidak ada

C. GENOGRAM

Keterangan:

Masalah keperawatan:.............................................................

5. POST PARTUM SEKARANG


Riwayat persalinan sekarang …………………………..
Tipe persalinan : Spontan / Bantuan …………………
Lama Persalinan :
Kala I : …………………. Jam
Kala II : …………………..Jam
Kala III : …………………..Jam
Kala IV : ………………….. Jam
6. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA
 Melaksanakan KB : ( ) ya (√ ) tidak
 Bila ya jenis kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) IUD ( ) Pil ( ) suntik ( ) Implant
( √ ) lain – lain. Sebutkan kondom
 Sejak kapan menggunakan kontrasepsi saat berhubungan badan
 Masalah yang terjadi : …………………………………..
Kesimpulan
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….

7. . KEBUTUHAN DASAR KHUSUS


1. Pola nutrisi
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit/
selama sakit
Frekuensi
Jenis Nasi sayur Nasi sayur
Porsi banyak Dikit
Total konsumsi 3x 1 hari 1x 1hari
Keluhan Tidak ada Mutah saat
makan

Makanan yang tidak disukai /alergi/pantangan :


( ) ada ( √ ) tidak ada
Bila ada sebutkan sebutkan : …………………………..
Masalah keperawatan: deficit nutrisi, hypovolemia
Kesimpulan
..........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
2. Pola eliminasi
BAK
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Khas bak Khas bak
Pancaran Khas bak Khas bak
Jumlah Khas bak Khas bak
Bau Khas bak Khas bak
Warna Khas bak Khas bak
Keluhan saat BAK Tidak ada Tidak ada
Total produksi urin 1200 ml 1200ml

BAB
Keterangan Sebelum sakit Saat sakit
Frekuensi Khas bab Khas bab
Konsistensi Khas bab Khas bab
Bau Khas bab Khas bab
Warna Khas bab Khas bab
Keluhan saat BAB Tidak ada Tidak ada

Masalah keperawatan: tidak ada


Kesimpulan
................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................

3. Pola personal Hygiene


a. Mandi
 Frekwensi : 3x/hari
 Sabun : ( √ ) Ya ( ) tidak
b. Oral hygiene
 Frekwensi : 3 x/hari
 Waktu : ( √ ) Pagi ( √ ) sore ( √ ) Setelah makan
c. Cuci rambut
 Frekwensi : 1x/hari
 Shampo : ( √ ) ya ( ) tidak
Masalah keperawatan: tidak ada
..........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
4. Pola istirahat dan tidur
 Lama tidur : 8 Jam /hari
 Kebiasaan sebelum tidur : dengarkan lagu
Keluhan : …………………………………………. Masalah
keperawatan:..................................................
..........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
5. Pola aktifitas dan latihan
 Kegiatan dalam pekerjaan : …..……………………
 Waktu bekerja :
( √ ) Pagi ( ) sore ( ) Malam
 Olah raga : ( √ ) Ya ( ) Tidak
Jenisnya : lari
Frekwensi : 30 m3nit
 Kegiatan waktu luang : tidak ada
 Keluhan dalam aktifitas : tidak ada
Masalah keperawatan: tidak ada
..........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
6. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
 Merokok : ( ) Ya , sebutkan ……………………. (√ ) Tidak
 Minuman keras : ( ) Ya , sebutkan ………………… ( √ ) Tidak
 Ketergantungan obat : ( ) Ya , sebutkan …………………….. ( √ )Tidak
Masalah keperawatan: tidak ada

9. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : ………. Kesadaran : sadar
 Tekanan darah : 90/60 Nadi : 110 x/menit
 Respirasi : 20x Suhu : 35x/menit
 Berat badan : 60kg Tinggi badan : 160cm
Kepala
 Rambut : Warna , bersih atau tidak, rontok atau tidak
Hitam, bersih,tidak
 Alis : Mudah dicabut atau tidak
tidak
 Mata : Keadaan konjungtiva, sklera
Tidak ada masalah
 Muka : Oedema atau tidak, khususnya di pagi hari
Tidak ada masalah
 Hidung : Kebersihan, ada polip atau tidak
Tidak ada masalah
 Mulut : Warna bibir, ada stomatitis atau tidak
Tidak ada masalah
 Gigi : Kebersihan, ada karies atau tidak, ada ginggivitas atau tidak
Tidak ada masalah
 Telinga : Kesimetrisan, kebersihan, ada serumen atau tidak
Tidak ada masalah
 Leher : Dikaji adakah pembesaran kelenjar thyroid, dan vena jugularis
..........................................................................................................................................
........................................
 Dada dan axilla : ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak
..........................................................................................................................................
........................................
 Mamae : masih teraba lunak pada hari I dan II post partum, mulai keluar
Kolustrum, hari III hangat dan berisi , hari IV keras dan produksi ASI meningkat
..........................................................................................................................................
........................................
 Puting : penonjolan puting , monthgomeri, pengeluaran colostrum
..........................................................................................................................................
........................................
 Abdomem : ada bekas luka Operasi atau tidak, adakah pembesaran hati dan lien
serta keadaan kandung kemih, adanya linea nigra, striae gravidarum, TFU, kontur
kulit, palpasi supra pubik untuk mendeteksi bladder distensi, kontraksi uterus
..........................................................................................................................................
.................................................................................................................................
 Ekstermitas
Superior : Kesimetrisan, keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau
pendek, pucat atau tidak )
..........................................................................................................................................
........................................
Inferior : Keseimetrisan , keadaan kuku ( bersih atau tidak, panjang atau tidak,
pucat atau tidak, ada varices atau tidak ada tromboplebitis atau tidak )
..........................................................................................................................................
........................................
 Genetalia
-Perinium : Intack, ruptur, episiotomi, tanda – tanda REEDA, jenis episiotomi
....................................................................................................
- Lochea
.....................................................................................................
- Rectum
.....................................................................................................
10. DATA PENUNJANG
1. Laboratorium :…………………………………………………………
2. USG :…………………………………………………………
3. Rontgen :………………………………………………………….
4. Terapi yang didapat
:………………………………………………………….

11. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. hypovolemia
2. defisit nutrisi

A. DATA PENUNJANG
- HB
- HT
Analisa data

No. Data Etiologi Masalah


1. Ds Faktor predisposisi,dan Hipovolemia
Px mengatakan mual, psikologis extrogen
muntah setiap kali makan meninkat
dan minum
Do
- TD 90/60 MmHg, Perangsang pada
- RR 20x/mnt, hipotalamus
- Nadi 110x/mnt,
- kelopak mata cekung,
muka pucat turgor kulit Aktivitas dan stimulasi ct2
jelek, nadi lemah

Mual muntah

Intake cairan menurun

Gangguan keseimbangan
cairan

Hipovolemia
2. Ds Faktor predisposisi,dan Defisit nutrisi
Px mengatakan lemas, mual, psikologis extrogen
muntah setiap kali makan meninkat
dan minum
Do
- TD 90/60 MmHg, Perangsang pada
- RR 20x/mnt, hipotalamus
- Nadi 110x/mnt
- Px terlihat lemas
- Aktivitas dan stimulasi ct2

Mual muntah

Iritasi asam pada selaput


lendir esopagus

Lidah kering

Penurunan sensasi kecap


Nafsu makan menurun

Defisit nutrisi

Diagnosa keperawatan
1. Hypovolemia b/d kehilangan cairan aktif dd turgor kulit menurun

2. Deficit nutrisi b.d ketidak mampuan menelan makanan dd muntah setiap kali makan

dan minum

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Hypovolemia b/d Setelah dilakukan intervensi Manajemen
kehilangan cairan aktif dd keperawatan 1x 24 jam hypovolemia
turgor kulit menurun status cairan membaik dengan
Kriteria hasil Observasi
- Turgor kulit meningkat - periksa tanda
- Kekuatan nadi meningkat tanda gejala
- Tekanan darah membaik (frekuensi nadi
- Perasaan lemah menurun meningkat, nadi
- Intake cairan membaik
teraba
lemah,tekana
darah menurun,
turgor kulit
menurun,lemah)
- monitor intake
dan output cairan
terapeutik
- berikan asupan
cairan oral
- hitung kebutuhan
cairan
edukasi
- ajarkan
memperbanyak
asupan cairan
oral
kolaborasi
- kolaborasi
pemberian cairan
iv isotonis ( nacl,
rl)
2. Deficit nutrisi b.d ketidak Setelah dilakukan intervensi Pemantauan nutrisi
mampuan menelan makanan keperawatan 1x 24 jam Observasi
dd muntah setiap kali makan status nutrisi membaik - factor yang
dan minum dengan mempengaruhi
Kriteria hasil (gangguan
- porsimakan yang menelan)
dihabiskan meningkat - monitor mual
- frekuensi makan membaik muntah
terapeutik
- dokumentasi
hasil pemantauan
edukasi
- jelaskan
prosedur
pemantauan

Anda mungkin juga menyukai