Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN

PANKREATITIS
Dosen Pembimbing :
Yuan Guruh Pratama, S.Kep, Ns., M.Kes

Kelompok 8 :
1. Nela Adellania Talita 10218054
2. Nella Sari 10218055
3. Pyta Wahyuni 10218062

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDRI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala taufik serta
hidayahnya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Asuhan
Keperawatan Pankreasitis. Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu
matakuliah yang berkenan membimbing kami, hingga terselesaikannya makalah ini .

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, saya mengharapakan kritik dan saran dari pembaca
makalah, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian, apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kediri, 27 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................ii

Daftar Isi......................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan.....................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................1


1.2. Rumusan Masalah.....................................................................1
1.3. Tujuan.......................................................................................1

BAB II Tinjauan Teori.................................................................................2

2.1 Definisi.................................................................................2
2.2 Klasifikasi............................................................................2
2.3 Etiologi.................................................................................2
2.4 Patofisiologi..........................................................................2
2.5 Manifestasi Klinis.................................................................3
2.6 Pemeriksaan Penunjang........................................................3
2.7 Penatalaksaan Medis............................................................4
2.8 Asuhan Keperawatan............................................................6

BAB III Penutup..........................................................................................14

3.1. Kesimpulan...............................................................................14
3.2. Saran..........................................................................................14
Daftar Pustaka..............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin, dan
kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah
untuk memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam
duodenum proksimal. Sekretin dan kolesistokinin-pankreozimin (CCC-PZ) merupakan
hormone traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat makanan
dengan mengendalikan sekret pankreas . Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar
dari1500-2500 mm/hari.
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada
pankreasdengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan
dansembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal bereaksi
terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338)
Di seluruh dunia, kejadian pankreatitis akut berkisar antara 5 sampai 80
per 100.000 penduduk, dengan insiden tertinggi tercatat di Amerika Serikat dan
Finlandia. Di Eropa dan negara-negara maju lainnya, seperti Hong Kong, lebih
banyak pasien cenderung memiliki pankreatitis batu empedu, sedangkan di
Amerika Serikat, pankreatitis yang berkaitan dengan alkoholisme adalah yang
paling umum.
Pankreatitis akut lebih banyak terjadi pada pria. Pada pria, etiologi lebih banyak
dihubungkan dengan alkohol, sedangkan pada wanita lebih sering dihubungkan dengan
penyakit saluran bilier.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari pankreatitis?
2. Bagaimana klasifikasi pankreatitis?
3. Bagaimana etiologi pankreatitis?
4. Bagaimana patofisiologi pankreatitis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari pankreatitis?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pankreatitis?
7. Bagaimana penatalaksanaan pankreatitis?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien pankreatitis?
1.3 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi penugasan kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing
1.4 Tujuan umum
1. Untuk mengetahui definisi dari pankreatitis
2. Untuk mengetahui klasifikasi pankreatitis
3. Untuk mengetahui etiologi pankreatitis
4. Untuk mengetahui patofisiologi pankreatitis
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari pankreatitis
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pankreatitis
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan pankreatitis
8. Untuk memahami asuhan keperawatan pada pasien pankreatitis

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pankreatitis


Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh
sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi
terhadap berbagai pengobatan (Brunner & Suddart, 2002). Pankreatitis juga
didefenisikan sebagai peradangan pada pankreas yang mengganggu fungsi eksokrin
dalam membantu menjalankan metabolisme dalam tubuh (Riyadi, S & Sukarmin, 2008).
Sedangkan menurut Doenges (2000) pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang
menimbulkan nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan
autodigestif dari pankreas.
2.2 Klasifikasi Pankreatitis
1. Pankreasitis Akut : merupakan inflamasi pada pankreas akibat tercernanya organ
ini oleh enzim-enzim yang dikeluarkan pancreas sendiri
(terutama tripsin) (Pratama, 2016).
2. Pankreasitis Kronik : merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran
anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas.
2.3 Etiologi Pankreatitis
1. Alkohol
Alkohol menambah konsentrasi protein dalam cairan pancreas dan mengakibatkan
endapan yang merupakan inti untuk terjadinya klasifikasi yang selanjutnya
menyebabkan tekanan intraduktal lebih tinggi.
2. Infeksi
Infeksi bakteri dan virus telah dapat dihubungkan dengan pankreasitis akut
khususnya gondongan dan infeksi sickie.
3. Trauma
Trauma tumpul abdomen merupakan penyebab mekanik bagi pankreasitis.
4. Malnutrisi
Malnutrisi merupakan salah satu penyebab pankreasitis kronik.

2.4 Patofisiologi Pankreatitis


Pankreatitis merupakan penyakit sistemik yang terdiri dari dua fase. Pertama, fase
awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi, disebut sindrom
respons inflamasi sistemik atau systemic inflamatory response syndrome (SIRS) yang
berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai sepsis, tetapi tidak ada
bukti-bukti infeksi. Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh
alami yang menyebabkan keterlibatan sampai kegagalan multiorgan, yang biasanya
dimulai pada awal minggu kedua. Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan
penanda beratnya penyakit dan buruknya faktor prognosis. Pankreatitis atau inflamasi
pada pankreas terjadi akibat penyumbatan duktus pankreatikus, biasanya oleh batu
empedu di duktus bilaris komunis. Hiperlipidemia adalah suatu faktor resiko timbulnya

2
pankreatitis yang dapat merangsang secara berlebihan pelepasan enzim-enzim pankreas,
atau berperan menyebabkan terbentuknya batu empedu. Alkoholisme kronik juga
berkaitan dengan pankreatitis, alkohol menambah konsentrasi protein dalam cairan
pankreas dan mengakibatkan endapan yang merupakan inti untuk terjadinya kalsifikasi
yang menyebabkan pankreatitis. (Brunner & Suddart, 2002)

2.5 Manifestasi Klinis


1. Pankreatitis Akut
a. Nyeri abdomen disertai dengan nyeri punggung
b. Nyeri yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium) disertai dengan
distensi abdomen
c. Adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya tidak jelas dan
dengan penurunan peristaltik
d. Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus merupakan tanda
yang menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat
e. Mual dan muntah
f. Gejala panas, ikterus, konfusi dan agitasi dapat terjadi
g. Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia
serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya
protein, karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum.
h. Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim terjadi
i. Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia dan koagulopati intravaskuler
diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut

2. Pankreatitis Kronik
a. Serangan nyeri hebat di daerah abdomen bagian atas dan punggung
b. Muntah
c. Penurunan berat badan
d. Defekasi menjadi lebih sering dan feses menjadi berbuih (steatore) akibat
gangguan pencernaan lemak
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan X-ray
Dilakukan untuk mencari komplikasi pankreasitis serta penyebab lain dari rasa
ketidaknyamanan di perut. Pemeriksaan x-ray juga bisa meliputi foto rontgen thoraks
(dada).
2. CT Scan
Menentukan luasnya edema dan nekrosis
3. USG
Digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi pancreas, abses, pseudositis, karsinoma
dan obstruksi traktus bilier.
4. Endoskopi
Penggambaran duktus pancreas berguna untuk diagnose fistula, penyakit obstruksi
bilier dan struktur/anomali duktus pankreas. Prosedur ini di kontra indikasikan pada
fase akut.

3
5. Pemeriksaan darah lengkap
Dilakukan untuk mengukur kadar enzim amylase dan lipase.

2.7 Penatalaksanaan
1. Penanganan nyeri
Pemberian obat pereda nyeri yang adekuat merupakan tindakan yang esensial dalam
perjalanan penyakit pankreasitis karena mengurangi rasa nyeri dan kegelisahan yang
dapat menstimulasi gagal ginjal akut.
2. Hidrasi agresif
Pada pasien dengan kekurangan cairan berat dan bermanifestasi hipotensi dan
takikardia, penggantian cairan diperlukan. Kebutuhan cairan sebaiknya dinilai ulang
dalam 6 jam pertama dan untuk 24-48 jam berikutnya. Tujuan hidrasi agresif adalah
untuk menurunkan blood urea nitrogen.
3. Perawatan intensif
Koreksi terhadap kehilangan cairan serta darah dan kadar albumin yang rendah
diperlukan untuk mencegah terjadinya gagal ginjal akut.
4. Perawatan respiratori
Perawatan yang agresif diperlukan karena risiko terjadinya elevasi diafragma,
infiltrasi serta efusi dalam paru, dan atelektasis cenderung tinggi.
5. Intervensi bedah
Meskipun pasien yang berada dalam keadaan sakit berat mempunyai risiko bedah
yang buruk, namun pembedahan dapat dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosa pankreasitis, untuk membentuk kembali drainase pankreas atau untuk
melakukan pengangkatan jaringan nekrosis.

4
Pathway Pankreatitis
Alkohol, Infeksi Trauma,
Malnutrisi

Edema Ampula vater Hipersekresi protein

Refluk getah dan


Sumbatan protein
enzim ke pankreas

Pankreasitis Akut Pankreasitis Kronik

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Peningkatan Produksi Perlukaan


volume enzim hormone reseptor nyeri
insulin

distensi
Glukosa Nyeri
pankreas
dalam abdomen dan
Respon Distensi darah respon GI
distensi Gastrointestinal abdomen
abdomen
Beban
Mual, Muntah,
Mual muntah Respon kerja ginjal Kelemahan
Anoreksia
Penekanan pada reseptor nyeri
diafragma
Risiko Ketidak- Poliguria
Risiko Defisit Intoleransi
seimbangan Nyeri abdomen
Nutrisi Aktivitas
Cairan/Elektrolit
Ekspansi
paru Gangguan
Nyeri Akut Eliminasi Urin
volume darah

Pola Nafas Tidak


Efektif
Hipotensi

5
2.8 Asuhan Keperawatan

KASUS

Ny. Andre 34 th, BB : 49 kg, TB 158 cm, dibawa ke UGD dengan keluhan sakit hebat pada
epigastrium tiba-tiba dan makin lama makin hebat. Nyeri ini meyebar ke punggung perut
yang menjalar ke abdomen bagian bawah. Klien mengatakan tidak nafsu makan karena
perutnya terasa tidak enak. Pada pemeriksaan didapatkan TD: 80/60 mmHg, N: 132xmenit
lemah, RR: 30xmenit, Suhu: 38,5°C. Mual dan beberapa kali muntah, kulit dingin, abdomen
tegang terasa pada area epigastrium, porsi makan tidak dihabiskan. Nyeri tekan (+), Tugor
(-), mukosa mulut kering. Pada pemeriksaan lanjut PH darah : 7,3, PO3: 65 mmHg, PCO2: 37
mmHg, HCO3: 15 mEq/lt (serum emilase dan lipase meningkat), dari pemeriksaan
leukositosis dan oliguria dari USG didapatkan adanya pankreatitis.

A. Pengkajian
1. Identitas klien :
Nama : Ny. A
Usia : 34 thn
Jenis kelamin : perempuan
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Diagnose medis : Pankreatitis akut
2. Keluhan utama :
Nyeri
3. Riwayat kesehatan sekarang :
Klein mengalami sakit hebat pada epigastrium tiba-tiba dan makin lama makin
hebat. Nyeri menyebar ke punggung, perut, yang ,menjalar ke daerah abdomen
bagian bawah. Kemudian klien dibawa ke UGD. Klien mengatakan tidak nafsu
makan karena perutnya terasa tidak enak. Klien juga mual dan beberapa kali muntah
4. Riwayat kesehatan masa lalu:
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit seperti ini
5. Riwayat kesehatan keluarga:
Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit ini
6. Pemeriksaan fisik :
a. Antropometri : TB = 160cm, BB=49 kg.
b. TTV : TD : 80/60mmhg, N: 132xmnt lemah, RR: 30xmnt, S: 38,5°C
c. Inspeksi : mukosa mulut kering
d. Auskultasi :-
e. Palpasi : kulit dingin, abdomen tegang, teraba masa pada area
epigastrium, nyeri tekanan (+), tugor (-)
f. Perkusi :-
7. Pemeriksaan diagnose :
a. Pemeriksaan laboratorium : Ph darah = 7,3; PO2= 65mmHg, PCO2= 37mmHg,
HCO3= 15mEq/lt, serum lipase dan amylase meningkat, leukositosis, oliguria
b. USG : didapatkan adanya pankreastitis

6
B. Analisa Data

No Masalah
Data Fokus Etiologi
. Keperawatan
1. Data Subjektif: Peningkatan volume enzim Nyeri Akut
a. Klien mengeluh sakit
hebat pada epigastrium
tiba-tiba dan makin Distensi pancreas
lama makin hebat.
Nyeri menyebar ke
punggung, perut, Distensi abdomen
yang ,menjalar ke
daerah abdomen bagian
bawah Respon reseptor nyeri
Data Objektif:
a. abdomen tegang terasa
pada area epigastrium Nyeri abdomen
b. nyeri tekan (+)
c. TD: 80/60 mmHg,
d. N: 132xmenit lemah, Nyeri Akut
e. RR: 30xmenit,
f. Suhu: 38,5°C

2. Data Subjektif: Peningkatan volume enzim Risiko


(tidak tersedia) Ketidakseimbangan
Data Objektif: Cairan
a. Klien mual dan beberapa Distensi pankreas
kali muntah
b. TD: 80/60 mmHg
c. N: 132x/mnt lemah Respon Gastrointestinal
d. Kulit dingin
e. Mukosa mulut kering
f. PH darah : 7,3, Mual muntah
g. HCO3: 15 mEq/lt (serum
emilase dan lipase
meningkat) Risiko Ketidakseimbangan
h. oliguria Cairan
3. Data Subjektif: Perlukaan reseptor nyeri Risiko Defisit Nutrisi
a. Klien mengatakan tidak

7
nafsu makan Nyeri abdomen dan respon
b. Klien mengatakan gastrointestinal
perutnya terasa tidak
enak
Data Objektif: Mual muntah
a. Klien mual dan beberapa
kali muntah
b. Porsi makan tidak Risiko Defisit Nutrisi
dihabiskan
c. Turgor (-)
d. Mukosa mulut kering
e. BB: 49 kg, TB: 160 cm

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Peningkatan volume enzim
2. Risiko Ketidakseimbangan Cairan b.d Peningkatan volume enzim
3. Risiko Defisit Nutrisi b.d Perlukaan reseptor nyeri

D. Intervensi Keperawatan

No Tujuan Intervensi
Dx
. (SLKI) (SIKI)
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan keperawatan Observasi:
selama 1x24 jam a. Identifikasi lokasi, karakteristik,
diharapkan nyeri durasi, frekuensi, kualitas,
berkurang atau hilang. intensitas nyeri
Kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri
Tingkat nyeri c. Identifikasi respon nyeri non
a. Keluhan nyeri verbal
b. Frekuensi nadi Terapeutik:
c. Pola nafas a. Berikan terapi nonfarmakologis
d. Tekanan darah untuk mengurangi nyeri (mis.
Fungsi gastrointestinal TENS, akupresur, kompres
a. Dispnesia hangat/dingin)
b. Nyeri abdomen b. Fasilitasi istirahat dan tidur
c. Distensi abdomen c. Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi:
a. Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi meredakan

8
nyeri
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

Pemantauan Nyeri
Observasi:
a. Monitor kualitas nyeri (mis.
terasa tajam, tumpul, diremas-
remas)
b. Monitor lokasi dan penyebaran
nyeri
c. Monitor intensitas nyeri dengan
menggunakan skala
Terapeutik:
a. Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
2. Risiko Setelah dilakukan Manajemen Cairan
Ketidakseimbangan tindakan keperawatan Observasi:
Cairan selama 1x24 jam a. Monitor status hidrasi (mis.
diharapkan status cairan frekuensi nadi, kekuatan nadi,
dalam tubuh seimbang. akral, kelembapan mukosa,
Kriteria hasil: turgor kulit, tekanan darah)
Status cairan b. Monitor berat badan harian
a. Kekuatan nadi c. Monitor hasil pemeriksaan
b. Turgor kulit laboratorium (mis. hematocrit,
c. Dyspnea Na, K, Cl, berat jenis urin)
d. Tekanan darah Terapeutik:
e. Membrane mukosa a. Catat intake-output dan hitung
f. oliguria balance cairan 24 jam
Tingkat mual/muntah b. Berikan asupan cairan, sesuai
a. Keluhan mual kebutuhan
b. Perasaan ingin c. Berikan cairan intravena, jika
muntah perlu
c. Sensasi dingin Kolaborasi:
d. Takikardia a. Kolaborasi pemberian diuretic,
jika perlu

9
Pemantauan Cairan
Observasi:
a. Monitor frekuensi dan kekuatan
nadi
b. Monitor frekuensi napas
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor elastisitas turgor kulit
e. Monitor jumlah, warna, dan
berat jenis urin
f. Monitor intake dan output
cairanidentifikasi tanda-tanda
hipovolemia
Terapeutik:
a. Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi:
a. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
3. Risiko Defisit Setelah dilakukan Manajemen Gangguan Makan
Nutrisi tindakan keperawatan Observasi:
selama 1x24 jam a. Monitor asupan dan keluarnya
diharapkan asupan makanan dan cairan serta
nutrisi kembali kebutuhan kalori
terpenuhi. Terapeutik:
Kriteria hasil: a. Timbang berat badan secara
Status nutrisi rutin
a. Porsi makan yang b. Damping ke kamar mandi untuk
dihabiskan pengamatan perilaku
b. Verbalisasi memuntahkan makanan kembali
keinginan untuk makanan
meningkatkan Edukasi:
nutrisi a. Anjurkan membuat catatan
Nafsu makan harian tentang perasaan dan
a. Keinginan makan situasi pemicupengeluaran
b. Asupan makanan makanan (mis. muntah)
c. Asupan cairan b. Ajarkan keterampilan koping
d. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah
menikmati perilaku makan
makanan Kolaborasi:
Fungsi gastrointestinal a. Kolaborasi dengan ahli gizi
a. Toleransi terhadap tentang kebutuhan kalori dan

10
makanan pilihan makanan
b. Nafsu makan
c. Nyeri abdomen Manajemen Nutrisi
Observasi:
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrien
c. Monitor asupan makanan
d. Monitor berat badan
Terapeutik:
a. Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
b. Berikan suplemen makanan, jika
perlu
Edukasi:
a. Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
Kolaborasi:
a. Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan (mis. pereda
nyeri), jika perlu

E. Implementasi

No Diagnosa Implementasi
1. Nyeri Akut  Kaji nyeri secara komperehensif dengan
PGRS
 Menggunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengkaji nyeri
 Menentukan akibat dari pengalaman nyeri
terhadap kualitas hidup
 Mengurangi faktor pencetus atau
presitipasi rasa nyeri

2. Risiko Ketidakseimbangan  Menjelaskan pentingnya cairan untuk


Cairan tubuh
 Memantau pemasukan dan pengeluaran
urine
 Memantau tanda dan gejala dehidrasi
 Mengobservasi tanda tanda vital
3. Risiko Defisit Nutrisi  Menjelaskan pentingnya nutrisi adekuat
 Mengajarkan pasien untuk makan sedikit
tapi sering

11
 Mengidentifikasi perubahan berat badan
terakhir
 Mengindentifikasi pola diet yang tidak
sehat
 Dorong dan bantu klien untuk menjaga
kebersihan mulut
 Anjurkan klien untuk istirhat sebelum
makan

F. Evaluasi

Masalah Tgl Catatan Perkembangan Paraf


Keperawatan
Nyeri Akut 01/04/2020 S : Nyeri pada area epigastrium
menyebar ke punggung dan
menjalar ke abdomen bagian
bawah

O : TTD
S : 38,5⁰C
BB : 54 kg
TB : 160 cm
TD : 80/60 mmHg
N : 132 x/menit
RR :30 x/menit
Skala: 8

A : Nyeri akut belum teratasi

P : Rencana tindakan keperawatan


dilanjutkan

Risiko 01/04/2020 S : -
Ketidakseimbangan
Cairan O : mual dan beberapa kali muntah,
HCO3: 15 mEq/lt (serum emilase
dan lipase meningkat)

A : Mual dan Muntah belum teratasi

P : Rencana tindakan keperawatan


dilanjutkan

12
Risiko Defisit 01/04/2020 S : tidak nafsu makan, perut terasa
Nutrisi tidak enak

O : Klien mual dan beberapa kali


muntah
Porsi makan tidak dihabiskan
Turgor (-)
Mukosa mulut kering
BB: 49 kg,
TB: 160 cm
A : Mual muntah belum teratasi dan
porsi makan tidak habis

P : Rencana tindakan keperawatan


dilanjutkan

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh
sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi terhadap
berbagai pengobatan. Penyakit ini diklasifikasikan menjadi pankreasitis akut dan kronis.
Pankreasitis biasanya disebabkan oleh konsumsi alkohol, infeksi, trauma, dan malnutrisi.
3.2 Saran
Setelah memahami materi mengenai penyakit pankreasitis, diharapkan perawat dan
mahasiswa keperawatan dapat menegakkan diagnosa dan tindakan keperawatan pada
pasien pankreasitis dengan benar dan tepat sesuai dengan etiologi dan gejala klinisnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, H. (2016). Tatalaksana Pankreatitis Akut. Cdk-238, 43(3), 190–194.

S weringen. (2001) Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC

Harga, Sylvia Anderson. (2006) Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta: EGC

15

Anda mungkin juga menyukai