Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PANKREATITIS”

DISUSUN

OLEH

Nama Kelompok:

1. Ester

2. Erindah J. R. P. Maudy

TINGKAT 1 REGULER B

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG


PRODI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AJARAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat
dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Patofisiologi, dengan judul “PANKREATITIS”

Kami menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan dikarenakan terbatas pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritikan yang membangun. Kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan kami dalam menempuh Pendidikan.

Kupang, Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………

1.2 Tujuan …………………………………………………………………………

1.3 Manfaat…………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………..

2.1 Pengertian Pankreatitis ………………………………………………………..

2.2 Penyebab Pankreatitis Akut…………………………………………………….

2.3 Patofisiologi Pankreatitis Akut…………………………………………………

2.4 Tanda dan Gejala Pankreatitis Akut……………………………………………

2.5 Pemeriksaan Diagnostik Pankreatitis Akut……………………………………..

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pankreatitis adalah peradangan akut, non-bakterial pada organ pankreas,


yang terjadi akibat autodigesti enzim pankreas. Diawali proses inflamasi pankreas
yang progresif dan menyebabkan kerusakan parenkim pankreas yang irreversibel
serta mengakibatkan disfungsi eksokrin dan endokrin. Frekuensi penyakit
pankreatitis di negara Barat adalah 10-20 kasus per 100.000 penduduk pertahun.
(Kumar et al, 2010).

Proses pankreatitis diawali dengan proses inflamasi pankreas yang


progresif dan menyebabkan kerusakan parenkim pankreas yang revesibel dan
irreversibel. Mekanisme pankreatitis tidak jelas, tetapi salah satu bukti untuk
mekanisme pankreatitis adalah stres oksidatif (Spicak et al, 2007)

Pankreatitis juga merupakan proses inflamasi pankreas yang progresif dan


menyebabkan kerusakan parenkim pankreas yang irreversibel berupa fibrosis serta
mengakibatkan disfungsi eksokrin dan endokrin. Ada dua jenis pancreatitis yaitu
akut dan kronis. Pancreatitis akut dibagi menjadi tiga yaitu mild, moderate dan
severe. Ada tiga bentuk pankreatitis kronik yaitu : kalsifikasi kronik, obstruksi
kronik dan inflamasi kronik.

Penyalahgunaan alkohol atau malnutrisi merupakan penyebab utama tipe


kalsifikasi. Obstruksi duktus pankreatikus mayor dengan fibrosis sekunder pada
bagian proksimal dari obstruksi menyebabkan tipe obstruktif. Pankreatitis
inflamatori kronik tidak memiliki ciri yang jelas dan banyak pasien dengan
pankreatitis kronik tidak diketahui penyebabnya masuk ke dalam tipe ini. Insiden
penyakit pankreatitis kronik di negara maju/industri kira-kira 4-6 per 100.000
penduduk pertahun, dan makin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari
rumah sakit di Amerika Serikat, sekitar 87.000 kasus pankreatitis terjadi setiap
tahun, dengan tingkat Rawat Inap untuk orang kulit hitam adalah 3 kali lebih
tinggi daripada kulit putih , dimana perbandingan laki-laki dan perempuan 6.7 :
3,2 per 100.000 penduduk dan rata-rata usia saat diagnosis adalah 46 tahun.
Kejadian tahunan di Eropa Barat sekitar lima kasus baru per 100.000 penduduk.
Rasio Laki-laki: wanita 7:1 dan usia rata-rata onset adalah antara 36 tahun dan 55
tahun. Di Asia insiden pankreatitis kronik diperkirakan 14,4 per 100.000
penduduk, dan hanya 18,8 % disebabkan oleh alkohol, dengan perbandingan laki–
laki dan perempuan 1,9:1 dimana usia rata rata 33± 13 tahun. Pasien pankreatitis
kronik biasanya ditandai nyeri perut, tetapi dapat juga tanpa menimbulkan rasa
sakit.

Pasien pankreatitis kronik biasanya ditandai nyeri perut, tetapi dapat juga
tanpa menimbulkan rasa sakit. Gambaran klinis bervariasi. Intensitas nyeri bisa
berkisar dari ringan sampai berat, bahkan pada pasien 2 dengan sedikit kelaianan
parenkim atau duktus pada pemeriksaan, perubahan morfologi kompleks dapat
menimbulkan gejala minimal atau ekstensif. Diagnosis pasien pankreatitis kronik
sangat sulit dilakukan, karena dari pemeriksaan klinis tidak ada gejala yang
spesifik, terutama pada awal pankreatitis kronik. Diperlukan pemeriksaan labor
dan penunjang serta pemeriksaan canggih untuk menegakkan diagnosis.
Pankreatitis kronis predisposisi untuk terjadinya kanker pancreas dan
diagnosis ini harus dipertimbangkan pada pasien dengan eksaserbasi nyeri atau
berkembangnya ikterus obstruktif. Tujuan penatalaksaan adalahuntuk menetapkan
diagnosis dan untuk mengelola gejala dan komplikasi.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Pankreatitis
2. Untuk mengetahui Penyebab Pankreatitis
3. Untuk mengetahui apa itu Patofisiologi pada Pankreatitits
4. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Pankreatitis
5. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Pankreatitis

1.3 Manfaat
1. Untuk Siswa dan Masyarakat
Untuk memberikan pengetahuan dan informasi betapa pentingan menjaga
kesehatan, agar terhindar dari penyakit Pankreatitis Akut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pankreatitis


Pankreastitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada
pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif
ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal
yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart,
2001;1338)
Pangkreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri di mana
enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari
pancreas. (Doengoes, 2000; 558).
2.1.1 Pankreatitis Akut
Pankreatitis Akut adalah peradangan pancreas yang terjadi secara tiba-tiba,
bisa bersikaf ringan atau berakibat fatal.
Pankreatitis Akut adalah suatu proses peradangan akut yang mengenai
pankreas dan ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan dan nekrosis pada
sel-sel asinus dan pembuluh darah. Mortalitasdan gejala klinik bervariasi sesuai
derajat proses patologi. Bila hanya terdapt edema pancreas, mortalitas mungkin
berkisar dari 5% samapai 10%, sedangkan perdarahan massif nekrotik mempunyai
mortalitas 50% samapai 80%. Secara normal pancreas mengalirkan getah
pancreas melalui saluran pancreas ductus pankreatikus menuju ke usus dua belas
jari (duodoum).
2.1.2 Pankreatitis Kronis
Pankreastitis kronis merupakan kelainan inflamasi dengan karakteristik
adanya perubahan morfologi seperti struktur kalkuli dan dilatasi ductus
prankreatikus perubahan ini berhubungan dengan nyeri yang dirasakan dan
kehilangan fungsi dari endokrin serta eksokrin pancreas. Secara umum
pankreatitis kronis terbagi dalam 3 klasifikasi yaitu pankreastitis kronis,
pankreastitis obstruksi kronis dan pancreastitis outoimun.

2.2 Penyebab Pankreastitis


2.2.1 Pankreatitis Akut
Pankreatitis terjadi akubat proses tercemarnya organ ini oleh enzim-
enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin.
Delapan puluh persen penderita pankreatitis akut mengalami penyakit
pada ductus billiaris; meskipun demikian, hanya 5% penderita batu empedu yang
kemudian mengalami nikrosis. Batu empedu memasuki ductus koledokus dan
terperangkat dalam saluran ini pada daerah ampula vateri, menyumbat aliran getah
pancreas atau menyebabkan aliran balik (refluks) getah empedu dari ductus
koledokus kedalam ductus pankreatikus dan dengan demikian akan mengaktifkan
enzim yang kuat dalam pancreas. Spasme dan edema pada ampula vateri yang
terjadi akubat duodenitis kemungkinan dapat menimbulkan pankreatitis.
Penyebab pangkreatitis akut:
1. Batu empedu
2. Alkoholisme
3. Obat-obat, seperti furosemide dan azathioprine
4. Gondongan (parotitis)
5. Kadar lemak darah yang tinggi, terutama trigliserida
6. Kerusakan pancreas karena pembedahan atau endoskopi
7. Kerusakan pancreas karena luka tusuk atau luka tembus
8. Kanker pancreas
9. Berkurangnya aliran darah ke pancreas, misalnya karena tekanan darah
yang sangat rendah.
10. Pankreatitis bawahan
2.2.2 Pankreatitis Kronis
penyebab terjadinya pankreatitis kronis yaitu:
1. Alkohol
2. Idiopatik
3. Herediter
4. Hiperparatiroid
5. Hipertrigliseridemia
6. Autoimun pankreastitis
7. Obstruksi
8. Trauma
9. Pancreas divisum

2.3 Patofisiologi Pankreatitis


2.3.1 Pankreatitis Akut
Pankreatitis akut merupakan penyakit seistematik yang terdiri dari 2 fase:
1. Fase awal yang di sebabkan oleh sistemik pelepasan mediator inflamasi, disebut
sindromrespons inflamsi sistemik atau systemic inflammatory response syndrome
(SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai sepsis,
tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi.
2. fase lanjut merupakan kegagalan system pertahanan tubuh alami yang
menyebabkan keterlibatn sampai kegagalan multiorgan,yang bisanya di mulai
pada awal minggu ke dua. Kegagalanfungsi salah satu organ merupakan penanda
beratnya penyakit dan buruknya factor prognosis.
2.3.2 Pankreatitis Kronis
Karakteristik yang terjadi pada pankreastitis kronis ini adalah adanya
inflamasi, atrofi kelenjar, perubahan ductus dan adanya fibrosis. Bila seseorang
terkena paparan toksin atau radikal bebas maka dapat memicu adanya fase awal
inflamasi, kemudian memicu sel-sel profibrotic sehingga terjadi deposisi kolagen,
fibrosis periasinar, serta dapat dipicu dari beberapa mutase genetic. Pada
pankreatitis kronis akibat autoimun mempunyai karakteristik adanya inflamasi
autoimun, inflistrasi limfositik, fibrosis, dan disfungsi pancreas.

2.4 Tanda dan Gejala Pankreastitis


2.4.1 Pankreastitis Akut
1. Nyeri
Hampir setiap penderita mengalami nyeri yang hebat di perut atas bagian
tengah, di bawah tulang dada (sternum)
Nyeri sering menjalar ke punggung, kadang nyeri pertama bisa dirasakan
di perut bagikan bawah. Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-tiba dan
mencapai intensitas maksimumnya dalam beberapa menit. Nyeri biasa
berat dan menetap selama berhari-hari. Bahkan dosis besar dari suntikan
narkotika pun sering tidak dapat mengurangi rasa nyeri ini. Bentuk,
gerakan yang kasar dan pernapasan yang dalam, bisa membuat nyeri
semakin memburuk. Dudk tegak dan bersandar kedepan bisa membantu
meringankan rasa nyeri.
2. Mual dan muntah
Sebagian besar penderita merasa mual dan ingin muntah. Penderita
pankreatitits akut karena alkoholisme, bisa tidak menunjukkan gejala lain,
selain nyeri yang tidak terlalu hebat.
3. Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat.
4. Denyut nadinya cepat (100-140 denyut/menit)
5. Pernapasannya cepat dan dankal
6. Pada awalnya, suhu tubuh bisa normal, namun meningkat dalam beberapa jam
sampai 37,8-38,8°C
7. Tekanan darah bisa tinggi atau rendah, namun cenderung turun jika orang
tersebut berdiri dan bisa menyebabkan pingsan.
8. Kadang-kadang bagian putih mata (sklera) tampak kekuningan.
9. 20% penderita pankreatitis akut mengalami beberapa pembengkakan pada
perut bagian atas. Pembengkakan ini bisa terjadi karena terhentinya
pergerakan isi lambung dan usus (keadaan yang disebut ileus gasstrointestina
atau karena pancreas yang meradang tersebut membesar dan mendorong
lambung kedepan)
10. Bisa juga terjadi pengumpulan dalam rongga perut (asites) pada pankreatitis
akut yang berat (pankreatitis nikrotisasi), tekanan darah bisa turun munkin
menyebabkan syok, pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.
2.4.2 Pankreastitis Kronis
1. Umum penderita pankreatitis kronis mengeluh nyeri abdomen di
epigastrium yang terus menerus yang menjalar ke punggung, mual, nafsu
makan kurang, berat badan menurun dan malnutrisi.
2.5 Pemeriksaan Diagnostik Pankreatitis Akut
2.5.1 Pankreatitis Akut
1. Scan-TC: menentukan luasnya adena dan nekrosis
2. Ultrasound Adomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi iflamasi
pancreas, Abses pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier.
3. Endoskopi: pengambaran ductus pancreas berguna untuk diagnosas fistula,
penyakit obstruksi biler dan striktur anamali ductus pancreas. Catatan:
prosedur ini dikontra indikasikan pada fase akut
4. Aspirasi jarum penunjuk CT: dilakukan untuk menentukan adanya infeksi
5. Foto Abdomen: dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan
dengan pancreas atau factor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara
bebas intraperiktoneal disebabkan oleh perfeporasi atau pembekuan abses,
klasifikasi pancreas.
A. Pemeriksaan Laboratorium
Penegakan diagnostic pankreatitis akut standar dengan peningkatan 3 kali
lipat amilase serum, namun peningkatan ini tidak menunjukkan hubungan dengan
tingkat keparahan pankreatitis karena kadarnya bisa menurun setelah 48-72 jam,
selain itu meningkatnya amilase serum dan urine ini juga bisa menjadi indikasi
penyakit lain. Sedangkan kadar lipase serum yang meningkat merupakan tanda
utama adanya pankreastitis akut yang memiliki sensitifitas dan spesifitas yang
tinggi. Kadar lipase bisa meninggi hingga 7-14 hari.
Tes serum lain yang dapat mendukung penegakan diagnosis antara lain
adanya leukosistosis, hiperglikemia ringan karena penurunan dari insulin dan
peningkatan glucagon, peningkatan kadar SGOT dan SGPT ringan pada
pankreastitis alkoholit serta peningkatan serum ART lebih besar 150 IU/I. akhir-
akhir ini pemeriksaan strip sinogen urine bisa digunakan untuk mendiagnosis
tetapi sensitifitasnya masih kurang (53-96%) dan spesifisitas 85%.
B. Ultrasonografi (USG) Abdomen
USG Abdomi adalah visualisasi pada yang penting pada pasien yang
menderita nyeri abdomen yang berhubungan dengan ikterik dan untuk ekslusi
batu empedu sebagai penyebab pankreatitis akut. Jadi USG berguna untuk
mengetahui etiologic pankreatitis akut. USG abdomen memiliki sensitifitas sekitar
95% untuk mendeteksi adanya kolelitiasis dan untuk koledokolitiasis hanya
sekitar 50%.
C. CT Abdome
CT Abdome berguna untuk menentukan derajat keparahan dan ada
tidaknya komplikasi dari pankreatitis dari menggunakan skor balethazar. Pada
pancreas yang mengalami inflamasi tampak pankreatomegali dengan tepi yang
rata, parenkim heterogen dan tampak garis-garis pancreas atau dirty fat yang
merupakan visualisasi dari cairan peripankreas pada CT dinamis menunjukkan
parenkim pancreas yang nekrotik sertelah pemberian kontraks intravena.
D. Megenetic Resonance Imaging (MRI)
MRI bisa untuk mendeteksi adanya batu saluran bilier dan kelainan-
kelainan di saluran bilier.
2.5.2 Pankreatitis Kronis
A. Pemeriksaan Biokimiawi
Pada pemeriksaan biokimiawi rutin sering ditemukan adanya
hiperglikemia, sementara hasil yang lain normal.
B. Foro polos abdomen
Merupakan pemeriksaan skrinning yang tidak mahal dan dapat
menunjukkan adanya klasifikasi pancreas.
C. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
MRI dapat menunjukkan adanya keabnormalitasan pada ductus pancreas
dengan baik dan tidak invasif.
D. Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP)
ERCP merupakan pemeriksaan yang paling sensitif dan paling spesifik
untuk mendiagnosis adanya pankreatitis kronis.
DAFTAR PUSTAKA

https://pdfcoffee.com/bab-2-pankreatitis-pdf-free.html diakses tanggal 23 februari


2022
Astriani, Ni Made Dwi Yunica. Made Mahaguna Putra. 2019. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah I. Jawa Tengah: Laikeisha.
Askandar, T Jokroprawiro. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Kedokteran
Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Airlangga University
Press (AUP).

Anda mungkin juga menyukai