DOSEN PENGAMPU:
IBU DYAH TRIFIANINGSIH, S.Kep, Ns, M.Kep
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. AMABEL ELLIAN E 11. MEINSY CHRISTIANI
2. ANDREAS ANGGA F 12. M. FERDIANSYAH S
3. ANNASTASIA H.B 13. NADIA
4. BENNY GINOLA 14. NENI TRIANA H.R
5. GERRY ANTONI 15. NIKITA T
6. GITA GLORY SABATINI 16. NIKENNI
7. GITA PERMATA HATIKA 17. PIPIT WAHYUNI
8. KRISNA 18. PRISCILLA ANANDA
9. LOLA GLORIA LISTHY 19. RISNO
10. MEILINIA TIRSA 20. TRI SUSANTO
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
hingga saat ini masih memberikan kami kesehatan dan kekuatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “PENGENDALIAN
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME”.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
B. Tujuan ....................................................................................................... 5
BAB II ..................................................................................................................... 6
ISI ............................................................................................................................ 6
PENUTUP ............................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................... 17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
ISI
A. Definisi Mikroorganisme
1. Sterilisasi
4. Antiseptik
Antiseptik yaitu suatu zat atau bahan yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri secara selektif. Antiseptis merupakan aplikasi
senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan
infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba. Tujuannya yaitu
memusnahkan semua kuman-kuman patogen, tetapi spora dan virus
yang mempunyai daya tahan yang sangat kuat sehingga masih tetap
hidup.
Macam-macam bahan yang sering digunakan untuk antiseptik adalah
sebagai berikut.
- Ethyl alcohol
Larutan alkohol yang dipakai sebaiknya 65-85% karena daya
kerjanya akan menurun bila dipakai konsentrasi yang lebih rendah
atau lebih tinggi.
- Jodium Tinctura.
Larutan 2% jodium dalam alkohol 70% adalah suatu desinfeksi
yang sangat kuat. Larutan ini dipakai untuk mendisinfeksi kulit
dengan membasmi kuman-kuman yang ada pada permukaan kulit.
5. Dekontaminasi
Membuang semua material yang tampak (debu, kotoran) pada benda,
lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan
gesekan. Tujuan prosedur dekontaminasi adalah untuk:
- Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
- Untuk membuang kotoran yang tampak.
- Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
- Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung
dengan alat pensteril atau desinfektan.
- Untuk melindungi personal dan pasien.
6. Pengawetan
Pengawetan merupakan suatu proses penambahan zat atau bahan
kedalam suatu produk. Pengawetan ini bertujuan untuk mencegah
kerusakan suatu produk akibat mikroorganisme
7. Chemotherapy
Chemotherapy adalah suatu perlakuan terhadap suatu penyakit, salah
satunya dengan cara pemberian antibiotika
8. Pengendalian mikroba dengan suhu panas lainnya:
a. Pasteurisasi
Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali
berdasarkan waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling
resisten untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh
hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun
tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk
susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan
adalah 65oC selama 30 menit.
b. Tyndalisasi
Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman
kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora
mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan
dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama
30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
c. Boiling
Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada
suhu 100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel
vegetatif bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun spora
dan beberapa virus masih dapat hidup. Biasanya dilakukan pada
alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll
d. Red Heating
Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus)
sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan
alat yang sederhana seperti jarum ose.
e. Flaming
Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar
bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran.
9. Pengendalian mikroba dengan sinar radiasi:
a. Sinar UV.
Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan
permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
b. Sinar Ionisasi
Sinar yang termasuk sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar
beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi
memerlukan biaya yang besar dan biasanya hanya digunakan pada
industri farmasi maupun industri kedokteran.
10. Pengendalian mikroba dengan filtrasi
Ada dua filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara.
- Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-
bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya larutan gula,
serum, antibiotika, antitoksin, dll. Teknik filtrasi prinsipnya
menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah
bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan
adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari
porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.
- Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan
partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA)
memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup
dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow).
11. Pengendalian mikroba dengan kimia lainnya
Saat ini, telah banyak agen kimia yang berpotensi untuk membunuh
atau menghambat mikroba. Penelitian dan penemuan senyawa kimia
baru terus berkembang. Agen kimia yang baik adalah yang memiliki
kemampuan membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang
rendah tanpa merusak bahan atau alat yang didisinfeksi.
Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi :
- Agen kimia yang merusak membran sel mikroba.
- Agen kimia yang merusak enzim mikroba.
- Agen kimia yang mendenaturasi protein.
12. Pengendalian dengan anti mikroba lainnya adalah sebagai berikut.
- Mikrobisida/Microbicidal Agents (cide=kill)
Yang artinya adalah membasmi atau membunuh mikroba.
- Mikrobistatik/Microbistatic (static=standstill)
Yaitu menghambat pertumbuhan dan multiplikasi mikroba shingga
mencegah peningkatan jumlah mikroorganisme. Mikrobistatik ini
tidak membunuh atau membasmi mikroba.
- Germicidal
Yaitu istilah yang umum digunakan sebagai bahan yang dapat
mengurangi dan menghilangkan mikroorganisme.
- Bakterisida
Yaitu bahan atau senyawa yang dapat membunuh bakteri.
- Bakteristatik
Yaitu bahan atau senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri.
- Sporosida
Yaitu bahan atau senyawa yng dapat membunuh endospora bakteri.
- Fungisida = Fungistatik
Yaitu bahan atau senyawa yang ditujukan unuk fungi/jamur.
- Virusida – Viristatik
Yaitu bahan atau senyawa yang ditujukan untk virus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
http://www.analiskesehatanatlm.com/2011/10/pengendalian-pertumbuhan-
mikroorganisme.html?m=1
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012
-YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.pdf
https://www.google.com/search?q=kurva+pertumbuhan+mikroorganisme&safe=s
trict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiZsbGYwpThAhWx7nMB
HbL2A5AQ_AUIDigB&biw=1366&bih=695#imgrc=6Fx4LrucxyntxM: