Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGENDALIAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME

DOSEN PENGAMPU:
IBU DYAH TRIFIANINGSIH, S.Kep, Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. AMABEL ELLIAN E 11. MEINSY CHRISTIANI
2. ANDREAS ANGGA F 12. M. FERDIANSYAH S
3. ANNASTASIA H.B 13. NADIA
4. BENNY GINOLA 14. NENI TRIANA H.R
5. GERRY ANTONI 15. NIKITA T
6. GITA GLORY SABATINI 16. NIKENNI
7. GITA PERMATA HATIKA 17. PIPIT WAHYUNI
8. KRISNA 18. PRISCILLA ANANDA
9. LOLA GLORIA LISTHY 19. RISNO
10. MEILINIA TIRSA 20. TRI SUSANTO

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUAKA INSAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
hingga saat ini masih memberikan kami kesehatan dan kekuatan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “PENGENDALIAN
PERTUMBUHAN MIKROORGANISME”.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kerjasama


dari kelompok ini, karena tanpa kerja sama dari kita semua makalah ini mungkin
tidak terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini, Ibu Dyah Trifianingsih, S.Kep, Ns,
M.Kep yang telah memberikan kami tugas ini sehingga kami dapat belajar
menjadi mahasiswa yang produktif dan saling bekerjasama dalam menyelesaikan
makalah ini.

Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan


bagi pembaca. Kami menyadari dengan sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
dalam penulisan dan tata bahasa makalah kami.Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kami menerima segala kritik dan saran agar kami dapat memperbaiki
makalah kami.

Banjarmasin, Maret 2019

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

BAB I ...................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ......................................................................................... 4

B. Tujuan ....................................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

ISI ............................................................................................................................ 6

A. Definisi Mikroorganisme ......................................................................... 6

B. Proses Pertumbuhan Mikroorganisme ...................................................... 7

C. Tujuan dan Alasan Pengendalian Mikroorganisme .................................. 9

D. Cara Pengendalian Pertumbuhan Mikroorganisme ................................ 10

BAB III ................................................................................................................. 17

PENUTUP ............................................................................................................. 17

A. Kesimpulan ............................................................................................. 17

B. Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peranan mikroorganisme dalam kehidupan sangat penting. Teknologi


mikrobiologis telah memecahkan sekelumit permasalahan manusia.
Pengadaan energi, pangan, obat-obatan merupakan hasil dari peranan
mikroorganisme. Namun, mikroorganisme dapat menyebabkan permasalahan.
Hal itu terlihat dari kemampunnya menginfeksi manusia, hewan, serta
tanaman yang menimbulkan penyakit. Bukan hanya itu aktivitas negatif
menimbulkan rusaknya bahan makanan hingga berakibat tidak dapat
dikomsumsi bahkan beracun. Karena itu perlu adanya suatu usaha untuk
mengendalikan aktivitas dari mikroba.

Pengendalian pertumbuhan mikroba pada prinsipnya adalah menghambat


atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Pengendalian mikroorganisme
berdasarkan dua hal dengan membunuh mikroorganisme atau dengan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pengendalian pertumbuhan
mikroorganisme biasanya secara fisika dan secara kimia baik membunuh atau
mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Agen yang membunuh sel-sel yang
diistilahkan sidal, agen yang menghambat pertumbuhan sel-sel (tanpa
membunuh mereka) yang disebut sebagai statis. Dengan demikian, bakterisida
berarti membunuh bakteri, dan bakteriostatik berarti menghambat
pertumbuhan sel-sel bakteri. Bakterisida berarti membunuh bakteri, fungisida
berarti membunuh jamur, dan sebagainya.

Pengendalian mikroorganisme bertujuan untuk menekan reproduksi


mikroba. Sehingga dengan pengendalian mikroorganisme kita dapat mencegah
penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang
terinfeksi, dan mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh
mikroorganisme. Dengan cara membunuh mikroorganisme atau membuat
kondisi yang membuat mikroorgenisme tidak dapat tumbuh. Membunuh dan
membatasi pertumbuhan mikroorganisme khususnyan sangat penting dalam
penyediaan dan pemeliharaan untuk keamanan makanan. Pengendalian
mikroorganisme juga merupakan praktek medis modern dan antimikroba
untuk mencegah dari infeksi dan menurunkan penyebaran mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan beberapa cara, dapat dengan
diminimalisir, dihambat dan dibunuh dengan sarana atau proses fisika atau
bahan kimia.

B. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui definisi mikroorganisme.


2. Mengetahui proses pertumbuhan mikroorganisme.
3. Mengetahui tujuan dan alasan pegendalian mikroorganisme.
4. Mengetahui cara pegendalian pertumbuhan mikroorganisme.
BAB II

ISI

A. Definisi Mikroorganisme

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat


kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme
disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel
tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Namun, beberapa
protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa
spesies multisel tidak terlihat mata telanjang Virus juga termasuk ke dalam
mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.

Ilmu yang mempelajari mikroorganisme disebut mikrobiologi. Orang yang


bekerja di bidang ini disebut mikrobiolog. Mikroorganisme biasanya dianggap
mencakup semua prokariota, protista, dan alga renik. Fungi, terutama yang
berukuran kecil dan tidak membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai
bagiannya, meskipun banyak yang tidak menyepakatinya. Kebanyakan orang
beranggapan bahwa yang dapat dianggap mikroorganisme adalah semua
organisme sangat kecil yang dapat dibiakkan dalam cawan petri atau inkubator
di dalam laboratorium dan mampu memperbanyak diri secara mitosis.

Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme. Sel makroorganisme


tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian dari struktur
multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara,
sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan
mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara
independen tanpa bantuan sel lain.

Mikroorganisme sebagai mahluk hidup sama dengan organisme hidup


lainnya sangat memerlukan energi dan bahan-bahan untuk membangun
tumbuhannya, seperti dalam sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel yang
lainnya. Bahan-bahan tersebut disebut nutrien. Untuk memanfaatkan bahan-
bahan tersebut, maka sel memerlukan suatu kegiatan-kegiatan, sehingga
menyebabkan perubahan kimia di dalam selnya. Semua reaksi yang terarah
yang berlangsung di dalam sel ini disebut metabolisme. Metabolisme yang
melibatkan berbagai macam reaksi di dalam sel tersebut, hanya dapat
berlangsung atas bantuan dari suatu senyawa organik yang disebut katalisator
organik atau biasa disebut biokatalisator yang dinamakan enzim. Untuk dapat
memahami tentang nutrisi dan metabolisme ini, pengetahuan dasar biokomia
sangat dibutuhkan.

B. Proses Pertumbuhan Mikroorganisme

Mikroorganisme merupakah makhluk hidup, sehingga mikroorganisme


dapat bertumbuh. Dalam pertumbuhannya, terdapat empat fase. Berikut adalah
penjelasannya.

1. Fase log atau adaptasi


Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan
mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi
lingkungan di sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh
beberapa factor, diantaranya:
- Medium dan lingkungan pertumbuhan
- Jumlah inokulum
- Jumlah awal sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase
adaptasi

Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab,


misalnya:

- kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium


yang kandungan nutriennya terbatas,
- mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke medium baru
dengan komposisi sama seperti sebelumnya.
2. Fase lag
Pada fase ini mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti
kurva logaritmik. Pada fase ini kecepatan pertumbuhan sangat
dipengaruhi oleh medium tempat tumbuhnya seperti pH dan
kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan termasuk suhu dan
kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih
banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini kultur paling sensitif
terhadap keadaan lingkungan. Akhir fase log, kecepatan pertumbuhan
populasi menurun dikarenakan:
- Nutrien di dalam medium sudah berkurang.
- Adanya hasil metabolisme yang mungkin beracun atau dapat
menghambat pertumbuhan mikroba.
3. Fase Stasioner
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh
sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi
lebih kecil karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah
habis. Karena kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai
komposisi yang berbeda dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik.
Pada fase ini sel-sel lebih tahan terhadap keadaan ekstrim seperti
panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.
4. Fase Kematian
Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian
karena beberapa sebab, yaitu:
- Nutrien di dalam medium sudah habis.
- Energi cadangan di dalam sel habis.

Kecepatan kematian bergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan


jenis mikroba.
Di bawah ini adalah kurva fase pertumbuhan mikroorganisme.

C. Tujuan dan Alasan Pengendalian Mikroorganisme

Pengendalian mikroorganisme adalah semua kegiatan yang bertujuan


untuk:

1. Menghambat/mengurangi jumlah atau aktivitas mikroorganisme.


2. Membasmi atau mematikan mikroorganisme (terutama untuk yang
terinfeksi mikroorganisme).

Alasan dilakukannya pengendalian mikroorganisme ini adalah:

1. Mencegah penyebaran penyakit dan penyakit infeksi. Mikroorganisme


seperti bakteri, virus, jamur memiliki dampak berbahaya apabila tidak
dikontrol, seperti TBC yang disebabkan oleh bakteri, Influenza yang
disebabkan oleh virus, dan masih banyak penyakit lain yang apabila
dibiarkan dapat menimbulkan kematian.
2. Membasmi mikroorganisme pada tanaman/inang yang terinfeksi.
Tidak hanya manusia, hewan, bahkan tanaman pun dapat terinfeksi
oleh mikroorganisme, untuk itu perlu dilakukan pencegahan agar tidak
menyebar ke tanaman lain.
3. Mencegah pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme.
Adakalanya pembusukan dan perusakan oleh mikroorganisme sangat
dibutuhkan dalam hal pembuatan pupuk kompos, tapi adakalanya juga
tidak diinginkan, misalnya perusakan atau pembusukan salah satu
jaringan tubuh yang dapat menimbulkan kecacatan, untuk itu perlu
dicegah.

D. Cara Pengendalian Pertumbuhan Mikroorganisme

Mikroorganisme yang ada sangatlah perlu dikendalikan untuk menjaga


agar mikroorganisme tidak menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan
manusia. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme.

1. Sterilisasi

Sterilisasi merupakan kegiatan untuk mengeliminasi semua bentuk


kehidupan yang meliputi sel vegetative, spora dan virus. Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk membunuh mikroorganisme sampai ke
spora-sporanya, yang terdapat di dalam alat atau bahan makanan.
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau
substansi dari semua kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan
mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan steril,
mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas
seperti formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton oleh bermacam-
macam larutan kimia; oleh sinar lembayung ultra atau sinar gamma.
Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara mekanik oleh
sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).

Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara


mekanik, fisik dan kimiawi.

- Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan


yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan
antibiotik.
- Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan &
penyinaran. Proses pemanasan terbagi menjadi lima, yaitu:
b. Pemijaran atau dengan api langsung. Contohnya membakar :
jarum inokulum, pinset, dan alat lainnya untuk mencegah
tertinggalnya kuman.
c. Panas kering. Sterilisasi dengan oven kira-kira 60-1800C.
Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca
misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll.
d. Uap air panas. Konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan
yang mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini
supaya tidak terjadi dehidrasi.
e. Uap panas bertekanan. Contohnya pemanasan dalam autoklaf.
f. Sterilisasi dengan sinar UV. Sinar Ultra Violet juga dapat
digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh
mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety
Cabinet dengan disinari lampu UV.
- Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa
desinfektan antara lain alkohol.
2. Desinfeksi

Desinfeksi merupakan kegiatan mengeliminasi/membunuh bentuk-


bentuk vegetative dari sebagian besar organism yang berbahaya dan
pathogen, tetapi tidak ditujukan untuk semua mikroba.

Desinfeksi dapat juga diartikan sebagai kegiatan menghancurkan atau


membunuh kebanyakan organisme patogen pada benda atau instrumen
dengan menggunakan campuran zat kimia cair yang bersifat
nonselektif. Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor,
di antaranya:

- Beban organik (beban biologis) yang dijumpai pada benda.


- Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
- Pembersihan/dekontaminasi benda sbelumnya.
- Konsentrasi desinfektan dan waktu pajanan.
- Struktur fisik benda.
- Suhu dan pH dari proses desinfeksi.

Terdapat tiga tingkat desinfeksi, yaitu:

a. Desinfeksi tingkat tinggi, dengan membunuh semua organisme


dengan perkecualian spora bakteri.
b. Desinfeksi tingkat sedang, dengan membunuh bakteri dan jamur
kecuali spora bakteri.
c. Desinfeksi tingkat rendah, dengan membunuh kebanyakan bakteri,
beberapa virus dan beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh
mikroorganisme yang resisten seperti basil tuberkel dan spora
bakteri.
3. Sanitasi

Biasanya sanitasi ini sangat diperlukan dalam penyiapan proses di


industri makanan atau alat-alat dirumah sakit. Dalam hal ini, sanitasi
adalah pengurangan populasi bakteri hingga tingkat aman sesuai
dengan standar umum kesehatan, atau cara untuk mengurangi sejumlah
mikroba sampai tidak menimbulkan kerugian baik secara kimiawi dan
fisikawi. Jadi, Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam
mengurangi jumlah populasi mikroorganisme pada suatu ruang/tempat.
Prinsip cleaning dan sanitasi adalah menciptakan lingkungan yang
tidak dapat menyediakan sumber nutrisi bagi pertumbuhan mikroba
sekaligus membunuh sebagian besar populasi mikroba.

4. Antiseptik
Antiseptik yaitu suatu zat atau bahan yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri secara selektif. Antiseptis merupakan aplikasi
senyawa kimia yang bersifat antiseptis terhadap tubuh untuk melawan
infeksi atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan cara
menghancurkan atau menghambat aktivitas mikroba. Tujuannya yaitu
memusnahkan semua kuman-kuman patogen, tetapi spora dan virus
yang mempunyai daya tahan yang sangat kuat sehingga masih tetap
hidup.
Macam-macam bahan yang sering digunakan untuk antiseptik adalah
sebagai berikut.
- Ethyl alcohol
Larutan alkohol yang dipakai sebaiknya 65-85% karena daya
kerjanya akan menurun bila dipakai konsentrasi yang lebih rendah
atau lebih tinggi.
- Jodium Tinctura.
Larutan 2% jodium dalam alkohol 70% adalah suatu desinfeksi
yang sangat kuat. Larutan ini dipakai untuk mendisinfeksi kulit
dengan membasmi kuman-kuman yang ada pada permukaan kulit.

Antiseptik ini bertujuan untuk menghambat atau merusak


mikroorganisme dipermukaan suatu jaringan hidup sehingga dapat
mencegah infeksi.

5. Dekontaminasi
Membuang semua material yang tampak (debu, kotoran) pada benda,
lingkungan, permukaan kulit dengan menggunakan sabun, air dan
gesekan. Tujuan prosedur dekontaminasi adalah untuk:
- Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau
permukaan lingkungan.
- Untuk membuang kotoran yang tampak.
- Untuk membuang kotoran yang tidak terlihat (Mikroorganisme).
- Untuk menyiapkan semua permukaan untuk kontak langsung
dengan alat pensteril atau desinfektan.
- Untuk melindungi personal dan pasien.
6. Pengawetan
Pengawetan merupakan suatu proses penambahan zat atau bahan
kedalam suatu produk. Pengawetan ini bertujuan untuk mencegah
kerusakan suatu produk akibat mikroorganisme
7. Chemotherapy
Chemotherapy adalah suatu perlakuan terhadap suatu penyakit, salah
satunya dengan cara pemberian antibiotika
8. Pengendalian mikroba dengan suhu panas lainnya:
a. Pasteurisasi
Proses pembunuhan mikroba patogen dengan suhu terkendali
berdasarkan waktu kematian termal bagi tipe patogen yang paling
resisten untuk dibasmi. Dalam proses pasteurisasi yang terbunuh
hanyalah bakteri patogen dan bakteri penyebab kebusukan namun
tidak pada bakteri lainnya. Pasteurisasi biasanya dilakukan untuk
susu, rum, anggur dan makanan asam lainnya. Suhu pemanasan
adalah 65oC selama 30 menit.
b. Tyndalisasi
Pemanasan yang dilakukan biasanya pada makanan dan minuman
kaleng. Tyndalisasi dapat membunuh sel vegetatif sekaligus spora
mikroba tanpa merusak zat-zat yang terkandung di dalam makanan
dan minuman yang diproses. Suhu pemanasan adalah 65oC selama
30 menit dalam waktu tiga hari berturut-turut.
c. Boiling
Pemanasan dengan cara merebus bahan yang akan disterilkan pada
suhu 100oC selama 10-15 menit. Boiling dapat membunuh sel
vegetatif bakteri yang patogen maupun non patogen. Namun spora
dan beberapa virus masih dapat hidup. Biasanya dilakukan pada
alat-alat kedokteran gigi, alat suntik, pipet, dll
d. Red Heating
Pemanasan langsung di atas api bunsen burner (pembakar spiritus)
sampai berpijar merah. Biasanya digunakan untuk mensterilkan
alat yang sederhana seperti jarum ose.
e. Flaming
Pembakaran langsung alat-alat laboratorium diatas pembakar
bunsen dengan alkohol atau spiritus tanpa terjadinya pemijaran.
9. Pengendalian mikroba dengan sinar radiasi:
a. Sinar UV.
Bakteri yang berada di udara atau yang berada di lapisan
permukaan suatu benda yang terpapar sinar UV akan mati.
b. Sinar Ionisasi
Sinar yang termasuk sinar ionisasi adalah sinar X, sinar alfa, sinar
beta dan sinar gamma. Sterilisasi dengan sinar ionisasi
memerlukan biaya yang besar dan biasanya hanya digunakan pada
industri farmasi maupun industri kedokteran.
10. Pengendalian mikroba dengan filtrasi
Ada dua filter, yaitu filter bakteriologis dan filter udara.
- Filter bakteriologis biasanya digunakan untuk mensterilkan bahan-
bahan yang tidak tahan terhadap pemanasan, misalnya larutan gula,
serum, antibiotika, antitoksin, dll. Teknik filtrasi prinsipnya
menggunakan penyaringan, dimana yang tersaring hanyalah
bakteri saja. Diantara jenis filter bakteri yang umum digunakan
adalah : Berkefeld (dari fosil diatomae), Chamberland (dari
porselen), Seitz (dari asbes) dan seluosa.
- Filter udara berefisiensi tinggi untuk menyaring udara berisikan
partikel (High Efficiency Particulate Air Filter atau HEPA)
memungkinkan dialirkannya udara bersih ke dalam ruang tertutup
dengan sistem aliran udara laminar (Laminar Air Flow).
11. Pengendalian mikroba dengan kimia lainnya
Saat ini, telah banyak agen kimia yang berpotensi untuk membunuh
atau menghambat mikroba. Penelitian dan penemuan senyawa kimia
baru terus berkembang. Agen kimia yang baik adalah yang memiliki
kemampuan membunuh mikroba secara cepat dengan dosis yang
rendah tanpa merusak bahan atau alat yang didisinfeksi.
Pada prinsipnya, cara kerja agen kimia ini digolongkan menjadi :
- Agen kimia yang merusak membran sel mikroba.
- Agen kimia yang merusak enzim mikroba.
- Agen kimia yang mendenaturasi protein.
12. Pengendalian dengan anti mikroba lainnya adalah sebagai berikut.
- Mikrobisida/Microbicidal Agents (cide=kill)
Yang artinya adalah membasmi atau membunuh mikroba.
- Mikrobistatik/Microbistatic (static=standstill)
Yaitu menghambat pertumbuhan dan multiplikasi mikroba shingga
mencegah peningkatan jumlah mikroorganisme. Mikrobistatik ini
tidak membunuh atau membasmi mikroba.
- Germicidal
Yaitu istilah yang umum digunakan sebagai bahan yang dapat
mengurangi dan menghilangkan mikroorganisme.
- Bakterisida
Yaitu bahan atau senyawa yang dapat membunuh bakteri.
- Bakteristatik
Yaitu bahan atau senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri.
- Sporosida
Yaitu bahan atau senyawa yng dapat membunuh endospora bakteri.
- Fungisida = Fungistatik
Yaitu bahan atau senyawa yang ditujukan unuk fungi/jamur.
- Virusida – Viristatik
Yaitu bahan atau senyawa yang ditujukan untk virus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat


kecil, seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak
(multiseluler). Proses pertumbuhan mikroorganisme ada empat tahap, yaitu
fase log atau adaptasi, fase lag, fase stasioner, dan fase kematian.

Tujuan pengendalian mikroorganisme adalah untuk menghambat jumat


mikroorganisme maupun mematikannya. Alasan pengendalian
mikroorganisme yang utama adalah untuk mencegah penyebaran penyakit
infeksi.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan


mikroorganisme antara lain: sterilisasi, desinfeksi, sanitasi, antiseptik,
dekontaminasi, pengawetan, chemotherapy, dan lain-lain.

B. Saran

Diharapkan agar semua mahasiswa maupun para pembaca dapat


memahami tentang pengendalian pertumbuhan mikroorganisme dan
mengertahui serta dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme. Terutama
sebagai orang yang berkecimpung dalam ranah medis atau kesehatan,
mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan infeksi.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.analiskesehatanatlm.com/2011/10/pengendalian-pertumbuhan-
mikroorganisme.html?m=1

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196611031991012
-YANTI_HAMDIYATI/Pertumbuhan_pada_mikroorganisme_II.pdf

https://www.google.com/search?q=kurva+pertumbuhan+mikroorganisme&safe=s
trict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwiZsbGYwpThAhWx7nMB
HbL2A5AQ_AUIDigB&biw=1366&bih=695#imgrc=6Fx4LrucxyntxM:

Anda mungkin juga menyukai