PANKREATITIS AKUT
Oleh:
Wita Fitriyani
1902612204
Pembimbing:
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tinjauan pustaka ini yang berjudul
“Pankreatitis akut” tepat pada waktunya.
Jurnal terjemahan ini disusun dalam rangka mengikuti Kepaniteraan Klinik
Madya (KKM) di Departemen/KSM Radiologi FK UNUD/RSUP Sanglah
Denpasar. Dalam penyusunan laporan kasus ini, penulis banyak memperoleh
bimbingan, petunjuk serta bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Melalui
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang terhormat:
1. dr. Firman Parulian Sitanggang, Sp.Rad (K)RI selaku Ketua
Departemen/KSM Radiologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
2. dr. Dewa Gde Mahiswara Sudiatmika Sp.Rad, selaku Koordinator Pendidikan
Departemen/KSM Radiologi FK UNUD/RSUP Sanglah Denpasar.
3. dr. Utami Sp.Rad, selaku Pembimbing sekaligus penguji tugas journal
reading ini di Departemen/KSM Radiologi FK UNUD/RSUP Sanglah
Denpasar.
4. Seluruh pihak yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu atas bantuan dan
saran dalam menyusun journal reading ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan
ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pankreatitis akut berat lebih dari 50% menunjukkan gejala gagal organ
pada hari keempat saat dirawat di rumah sakit. Dalam 72 jam 11 orang akan
berkembang menjadi Acute Kidney Injury (AKI) dan 6 orang akan mengalami
gagal ginjal 6. Untuk derajat ringan mortalitasnya mencapai 2,22% sedangkan untuk
derajat berat mencapai 45,63% 5. Kematian 1-2 minggu pada pankreatitis akut oleh
3
karena gagal organ multipel. Kematian pankreatitis akut berat pada minggu pertama
lebih dari setengahnya6. Berdasarkan 2 penelitian kohort, mortalitas pankreatitis
akut secara keseluruhan mencapai 2,83% (17 kematian/600 pasien). Untuk derajat
berat pankreatitis akut mencapai 28,3%, sedang 0,6%, dan ringan 0,3%2 . Saat ini
insiden pankreatitis akut semakin meningkat di seluruh dunia 4. Insiden pankreatitis
akut berbeda-beda di masing-masing negara sekitar 10- 100/100.000 orang. Insiden
pankreatitis akut pada laki-laki meningkat pada umur 33-38 tahun dan masih tetap
tinggi pada usia 68 tahun. Sedangkan pada perempuan insidennya meningkat pada
umur 53-78 tahun. Pankreatitis akut dapat menyebabkan masuk rumah sakit tiba-
tiba untuk adanya gangguan pada gastrointestinal 3.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Secara klinis pankreatitis akut ditandai oleh nyeri perut yang akut disertai
dengan kenaikan enzim dalam darah dan urin. Berdasarkan definisi, pada
pankreatitis akut bersifat reversibel jika stimulus pemicunya dihilangkan;
pankreatitis kronik diartikan sebagai desktruksi parenkim eksokrin pankreas yang
bersifat ireversibel.2
2.2 Epidemiologi
Usia rata-rata saat onset tergantung pada etiologi. Berikut ini adalah usia rata-rata
onset untuk berbagai etiologi2 :
5
Terkait ERCP: 58 tahun
2.3 Etiologi
2.4 Patogenesis
6
Penyebab tersering obstruksi adalah batu empedu kecil (microlithiasis) yang
terjebak dalam duktus. Sebab lain adalah karena plug protein (stone protein)
dan spasme sfingter Oddi pada kasus pankreatitis akibat konsumsi alkohol.
2. Stimulasi hormon Cholecystokinin (CCK) sehingga akan mengaktivasi
enzim pankreas. Hormon CCK terstimulasi akibat diet tinggi protein dan
lemak (hipertrigliseridemia) dapat juga karena alkohol.
3. Iskemia sesaat dapat meningkatkan degradasi enzim pankreas. Keadaan ini
dapat terjadi pada prosedur operatif atau karena aterosklerosis pada arteri di
pankreas
Gangguan di sel asinar pankreas akan diikuti dengan pelepasan enzim pankreas,
yang selanjutnya akan merangsang sel-sel peradangan (makrofag, neutrofil, sel-sel
endotel) untuk mengeluarkan mediator inflamasi (bradikinin, platelet activating
factor (PAF) dan sitokin proinflamasi (TNF- , IL-1 beta, IL-6, IL-8 dan intercellular
adhesive molecules (ICAM 1) serta vascular adhesive molecules (VCAM) sehingga
menyebabkan permeabilitas vaskular meningkat, teraktivasinya sistem komplemen,
dan ketidakseimbangan sistem trombofibrinolitik (perdarahan). Neutrofil
mempermudah pelepasan superoksida dan enzim proteolitik (Cathepsins B, D, dan
G; kolagenase; serta elastase). Kondisi tersebut akhirnya memicu terjadinya
gangguan mikrosirkulasi, stasis mikrosirkulasi, iskemia dan nekrosis sel-sel
pankreas. Kejadian di atas tidak saja 6 terjadi lokal di pankreas tetapi dapat pula
terjadi di jaringan/organ vital lainnya sehingga dapat menyebabkan komplikasi
lokal maupun sistemik.5
Gambar 2.1 Patogenesis Pankreatitis Akut
7
Secara ringkas progresi pankreatitis akut dapat dibagi menjadi 3 fase
berurutan, yaitu:
1. Inflamasi lokal pankreas,
2. Peradangan sistemik atau systemic inflammatory response syndrome
(SIRS),
3. Disfungsi multi organ atau multiorgan dysfunctions (MODS).
Berat ringannya pankreatitis akut tergantung dari respons inflamasi sistemik
yang diperantarai oleh keseimbangan sitokin proinflamasi dan antiinflamasi, dan
ada tidaknya infeksi baik lokal maupun sistemik. Pada keadaan dimana sitokin
proinflamasi lebih dominan daripada sitokin antiinflamasi (IL-10, IL-1 receptor
antagonist (IL- 1ra)) dan soluble TNF receptor (sTNFR) keadaan yang terjadi
adalah pankreatitis akut berat.1
2.5 Diagnosis
Diagnosis pankreatitis akut dapat dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.1
2.5.1 Anamnesis
Berdasarkan anamnesis biasanya pasien datang ke tempat pelayanan
kesehatan dengan keluhan berupa nyeri perut tiba-tiba pada kuadran kiri
6,7
atas, regio periumbilikal, dan atau epigastrium. Nyeri dirasakan sangat
sakit kemudian dirasakan semakin konstan. Nyeri menjalar melalui perut ke
dada atau punggung tengah. Nyeri memberat setelah makan atau minum
seperti makanan berlemak. Membaik saat posisi duduk 6. Keluhan lainnya
seperti mual dan muntah memberat saat posisi terlentang. Sering juga
merasa perut penuh, distensi, feses berwarna pucat, penurunan pengeluaran
urin, dan mengalami cegukan. Selain itu bisa juga mengalami sinkop atau
demam. 7
2.5.2 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik pada pasien dengan akut pankreatitis dapat
normal atau demam, hipotensi, takikardi, takipnea, atau diaphoresis.
Pemeriksaan perut secara tipikal mengalami nyeri tekan pada saat palpasi,
kemungkinan adanya tanda iritasi peritoneal, distensi, atau keras. Suara usus
menurun, ikterik bisa juga terjadi. Pada keadaan yang berat dapat terjadi
8
gangguan kesadaran. Dua tanda fisik ditemukan berhubungan dengan
pankreatitis yaitu Cullen sign (ekimosis dan edema pada jaringan subkutan
sekitar umbilikal) dan Grey Turner sign (ekimosis di badan)7 . Tanda ini
menunjukkan adanya pankreatitis akut berat dengan tingkat mortalitas yang
tinggi. 8
2.5.3 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat membantu diagnosis, hal ini dapat
mengklasifikasikan beratnya penyakit dan memprediksi prognosisnya.4
a) Pemeriksaan Laboratorium
Kadar Lipase dan Amilase
Pemeriksaan tingkat lipase lebih sensitif dan spesifik
daripada pemeriksaan tingkat amilase oleh karena amilase juga
diproduksi oleh kelenjar saliva dan kadarnya dapat normal pada
kondisi pankreatitis alkoholik recurrent. Pada hari 0-1 serum
lipase memiliki sensitivitas 100% dibandingkan dengan serum
amilase dengan sensistivitas 95%. Pada hari 2-3 sensitivitasnya
mencapai 85% dan spesifitas lipase 82% dibandingkan serum
amilase yang hanya 68%.6 Kadar amilase dan lipase lebih tinggi
tiga kali lipat dari kadar normal menunjukkan adanya
4,7
pankreatitis. Serum amilase akan kembali normal dalam 3-5
hari. Rasio lipase dan amilase lebih besar dari 4 menunjukkan
bahwa penyebabnya adalah alkoholik. 7
Pemeriksaan C-reactive protein (CRP)
Kadar serum CRP lebih dari 150 mg/dL atau 14.286 nmol/L
dalam 48 jam masuk rumah sakit menunjukkan bentuk
pankreatitis akut berat dari pankreatitis akut ringan. Jika tingkat
serum CRP lebih dari 180 mg/dL dalam 72 jam berhubungan
dengan adanya nekrosis pankreas. Serum CRP mencapai
puncaknya pada 36-72 jam setelah gejala muncul sehingga tidak
membantu jika dilakukan pada awal masuk rumah sakit.
b) Pemeriksaan Radiologi
1. Foto Polos Abdomen
9
Gambaran foto polos abdomen yang dijumpai pada
pankreatitis akut adalah adanya dilatasi dari usus kecil yang
berdekatan ; sentinel loop, gambaran ini merupakan gambaran yang
paling sering dijumpai pada pankreatitis akut, meskipun tidak
spesifik, dilaporkan dijumpai pada 50% penderita pankreatitis akut.
Dilatasi tersebut biasanya berlokasi pada kuadran kiri atas, tetapi
dapat pula terlihat pada tempat terdapatnya iritasi usus oleh eksudat.
Dinding usus atau lipatan pada sentinel loop dapat menebal karena
adanya edema intramural yang disebabkan oleh rangsangan proses
inflamasi di dekatnya. Usus kecil ditempat lain berisi sedikit atau
tidak sama sekali berisi gas, tetapi kadang-kadang terjadi ileus
paralitik umum.8 Distensi duodenum karena iritasi proses inflamasi
merupakan suatu variasi dari sentinel loop.
Bila keadaan ini disertai spasme pada duodenum distal, maka
akan tampak gambaran duodenal cut off sign. Kadang-kadang
tampak gaster terpisah dari fleksura dodenoyeyunal dan kolon, hal
ini karena adanya edema hebat pada korpus dan kaput pankreas, atau
oleh karena terjadinya pengumpulan eksudat inflamasi. Dilatasi
kolon ascendens dan transversum yang berisi gas disertai dengan
menghilangnya udara dalam kolon descenden; colon cut off sign
yang disebabkan karena penyebaran enzim-enzim pankreas dan
eksudat purulen sepanjang bidang aksial disekitar arteri mesenterika
superior dan mesokolin transversum.
10
2. Pemeriksaan dengan Kontras Barium
Pada pemeriksaan barium penderita pankreatitis akut akan
terlihat pergeseran lambung dan duodenum akibat pankreas yang
membesar karena edema, akbat koleksi cairan atau karena
pseudokista. Bila proses peradangan bertambah berat maka akan
tampak spikulasi dan penebalan lipatan mukosa lambung atau
dinding medial dari duodenum. Kadang-kadang pada duodenum
terjadi obstruksi oleh karena proses peradangan periduodenal.
Eksudat inflamasi yang dihasilkan pankreatitis akut dapat menyebar
ke bawah sepanjang dasar usus kecil menimbulkan edema dan
penebalan lipatan mukosa atau dapat menyebar ke kolon melalui
ligamentum gastrokolika dan menimbulkan pendataran haustra
bagian inferior kolon transversum dan terutama pada haustra
sepanjang tepi superior.9
11
Gambar 6.Tampak gambaran penyempitan lumen disertai mukosa
yang irreguler di daerah duodenum pars 3 pada pankreatitis akut. 10
3. Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi ( USG ) merupakan cara
pemeriksaan yang aman , tidak invasif yang dapat dilakukan
setiap saat. Pada keadaan darurat pemeriksaan USG dapat
dilakukan, bahkan banyak membantu menegakkan
diagnosis.Gambaran yang didapatkan bervariasi tergantung berat
dan stadium penyakit dan dapat berubah secara signifikan dalam
periode beberapa jam. Pankreas yang terkena dapat berupa
edema, nekrotik, atau hemoragik.11 Edema akan menyebabkan
segmen yang terkena membesar dan terjadi pengurangan
ekogenitas karena peningkatan air di dalam parenkim. Pada
keadaan severe acute panreatitis gambaran yang ditunjukkan
USG tidak terlalu spesifik, karena USG cukup sulit untuk menilai
daerah yang mengalami nekrotik. Meskipun demikian adanya
peningkatan ekhogenitas yang heterogen pada pankreas yang
membesar patut dicurigai sebagai suatu proses nekrosis,
disamping adanya koleksi cairan intrapankreatik atau
peripankreatik yang merupakan suatu komplikasi dari severe
acute pancreatitis.
12
Gambar 7. Tampak pembesaran pankreas dengan ekhogenitas
yang heterogen tanpa disertai cairan
peripankreatik.9
4. Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT scan sampai saat ini merupakan
pemeriksaan baku emas untuk diagnosis pankreatitis akut. CT
scan lebih mampu menunjukkan gambaran nekrosis yang
nantinya bisa bisa menentukan derajat keparahan dari pankreatitis
melalui CT severity index ( CTSI ). Gambaran pankreatitis akut
dengan CT scan akan terlihat pembesaran pankreas yang difus
atau lokal dan didaerah tersebut terjadi penurunan densitas.
Inflamasi lemat peripankreatik menyebabkan densitas jaringan
13
lemak berbatas kabur, tetapi lemak disektar arteri mesenterika
superior tidak terkena.12Perdarahan, nekrotik ataupun infeksi
sekunder bisa terlihat dari adanya peningkatan densitas yang
heterogen disertai koleksi cairan di sekitar pankreas.12 Pada
severe acute pancreatitis, gambaran daerah/zona batas tegas yang
tidak enhance pada pemberian kontras menunjukkan adanya
daerah nekrosis. Ketika sampai pada keadaaan dimana hampir
90% daerah pankreas mengalami nekrosis maka disebut bahwa
pankreas tersebut disebut sebagai complete necrosis atau central
cavitary necrosis.11-12 Beberapa sistem pengelompokkan telah
dibuat untuk menentukan derajat keparahan berdasarkan CT.
Salah satunya yang sampai saat ini sering dipakai adalah CT
severity index ( CTSI ). CTSI ini dibuat berdasarkan gambaran
pankreas pada CT disertai derajat nekrosisnya.
14
kesakitan 75% , pasien dengan lebih dari 50% nekrosis
mempunyai angka kematian 40% dan kesakitan 100%.9
15
Gambar 10. A. Gambaran MRI T1WI fat-supressed
potongan axial , menunjukkan edema dari kelenjar pankreas
dan adanya inflamasi peripankreas, terlihat juga perdarahan
kecil di dalam pankreas. B. Gambaran MRI T1WI fat-
supressed potongan axial setelah pemberian kontras,
menunjukkan kurangnya penyangatan didaerah korpus,
konsisten dengan suatu nekrosis pada pankreas.11-12
16
Gambar 9. Gambran MRCP pada pasien severe acute pancreatitis
menunjukkan adanya nekrosis pada
pancreatic bed
17
DAFTAR PUSTAKA
18
penyunting : Standard of conservative treatment acute pancreatitis. 1987;260-65.
15. Steer ML. Pathophysiology and pathogenesis of acute pancreatitis. Dalam Edward
L, Bradley III, penyunting. New York : raven Press Ltd, 1994 ; 3- 13.
16. Fuckar Z. Sonography of the pancreas. Dalam : Kurjak A, Fuckar Z, Gharbi HA,
penyunting : Atlas of Abdominal and small part sonography edisi ke-1. Zagreb;
Naprijed, 1990; 169-80.
19