PEMERIKSAAN FISIK
Ngakan Ketut Wira Suastika
Tujuan :
• Mengetahui etiologi
• Mengetahui komplikasi
Teknik :
• Usahakan autoanamnesis
1. Penyakit sekarang :
- Keluhan utama
1. Lokalisasi keluhan
3. Kronologi / perjalanan
4. Kuantitas / derajat
7. Keluhan penyerta
• Riwayat kesehatan yang lalu :
• Kapan, bagiamana
• Pekerjaan – kebiasaan
• Lingkungan
PEMERIKSAAN FISIK
Status gisi
• Tinggi badan
• Berat badan
BB
• Berat badan relatif = x 100% = %
TB – 100
• Normal 90 – 110%
• BB kurang (underweight) 70 – 90%
• Kahektis < 70%
• BB lebih (overweight) 110 – 130%
• Obese > 130%
• Indeks massa tubuh (body mass index)
BB (Kg)
kg/m2 normal 18,5 - 25
TB (m2)
Kesadaran
• Normal = komposmentis
berubah (psikiatri)
• Tidak normal
menurun
Kesadaran dinilai dengan skala Glasgow (Glasgow coma scale)
1. Membuka mata
• spontan 4
• Rangsangan suara 3
• Rangsangan sakit 2
• Tidak bisa 1
2. Respon motorik
• Sesuai perintah 6
• Gerakan terbatas 5
• Gerakan menarik 4
• Fleksi abnormal 3
• Ekstensi 2
• Tidak bergerak 1
3. Respon verbal
• Orientasi normal 5
• Bingung 4
• Kata-kata tak sesuai 3
• Suara kacau 2
• Tidak bisa bicara 1
Nilai 15 = komposmentis
Niali 3 = koma
TANDA VITAL
Sublingual
• Paling sesuai dengan suhu tubuh yang sebenarnya
• Teknik : termometer ditaruh di bawah lidah
• Temp : 36,8 ± 0,3oC
Kekurangan :
• Tidak bisa pada pasien yang tidak kooperatif / koma /
anak-anak
• Dipengaruhi suhu makanan / minuman sebelumnya
Aksila
• Kurang sesuai dengan suhu tubuh sebenarnya
• Teknik : termometer ditaruh di aksila
• Suhu : 36,2 ± 0,3oC
• Praktis, mudah dikerjakan
Rektal
• Sesuai dengan suhu tubuh yang sebenarnya
• Teknik : termometer dimasukkan ke rektum
• Suhu : 37 ± 0,3oC
• Kurang praktis
• Dipergunakan untuk infeksi saluran cerna (apendisitis akut)
Vaginal
• Tidak rutin
Lobang telinga
• Pada hewan
Tipe-tipe febris:
1. Kontinu
2. Remiten
3. Intermiten
4. Hektik / septik
1.Febris kontinu (continue) :
• Terus menerus
• Fluktuasi panas tidak melebih 1oC
40
39
38
40
39
38
37
Misal :
• Demam tifoid
• Pneumoni
3. Febris interremiten
• Kumat-kumatan
• Bisa mencapai temperatur normal
40
39
38
37
Misal : malaria
4. Febris hektik / septik
• Kurve kacau
40
39
38
37
• Alat : Manometer
• Teknik :
berdiri
• Posisi pasien duduk
berbaring
• Tempat pengukuran :
• Lengan atas
• Paha
• Tungkai bawah
• Manset
• Ukuran anak / dewasa
• Dililitkan di tengah-tengah
• Tidak dibatasi pakaian
• Raba denyut a. radialis di fosa kubiti
• Dipompa sampai angka 200
--- bila masih teraba denyut, dinaikkan 20 … dst sampai tidak
teraba denyut lagi
• Letakkan stetoskop di atas a. radialis fosa kubiti
• Tekanan diturunkan perlahan-lahan
--- terdengar denyut pertama = tekanan darah sistolik
--- denyut tidak terdengar lagi = tekanan darah diastolik
• Metoda palpasi : tanpa menggunakan stetoskop
--- hanya tek sistolik saja
• Tekanan arteri rata-rata (Mean Arterial Pressure = MAP) =
D + 1/3 (S-D) atau 2D + S / 3
NADI
Kontraksi jantung yang dirasakan di pembuluh darah tepi.
Tempat :
• A. radialis
• A. karotis
• A. femoralis
• A. dorsalis pedis
Yang diperiksa :
• Frekuensi / menit
• Irama (teratur / tidak)
• Kekuatan denyutan
Normal :
• Frekuensi : 60-100 / menit
< 60 : Bradikardi
> 100 : Takikardi
• Irama : teratur
PERNAFASAN
Diperiksa :
Tipe pernafasan
• Thorakal
• Thorako-abdominal (normal)
• Abdominal
Frekuensi : 16 – 28 / menit
< 16 / menit : bradipneu
> 28 / menit : takipneu
PEMERIKSAAN ORGAN / SISTEM
Urutan Pemeriksaan
• Kepala & organ di kepala
• Leher
• Toraks
• Abdomen
• Ekstremitas
• Genitalia
Metode Pemeriksaan :
• Inspeksi
• Palpasi
Dikerjakan berurutan
• Perkusi
• Auskultasi