Anda di halaman 1dari 70

HYALIN MEMBRANE DISEASE

TEGUH ALMAN FALUTI 1310070100102


AFIQ AGUNG ASHAD 1310070100080
BAGUS SAM SETIAWAN 1210070100046

Preseptor:
dr. Rahmiyetti, Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


L/O/G/O FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RS. ACHMAD MUKHTAR BUKITTINGGI
2018
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• HMD : penyebab tersering dari gagal nafas pada bayi
prematur

• 50 % dari semua kematian neonatus disebabkan HMD dan


komplikasinya

• HMD masih memegang peranan dalam tingginya angka


kematian perinatal
Tujuan Penulisan
• Tujuan penulisan Case Report Session ini
adalah untuk memahami definisi, patogenesis,
gejala klinik, diagnosis, penatalaksanaan
HMD.
Metode Penulisan
• Metode penulisan Case Report Session ini
adalah dengan studi kasus dengan merujuk
pada berbagai literatur.
Manfaat Penulisan
• Manfaat penulisan Case Report Session ini
adalah menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai HMD.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
• Hyaline Membrane Disease (Penyakit Membran
Hialin), juga dikenal sebagai Respiratory Distress
Syndrome (RDS)
• gangguan respirasi pada bayi
• akibat kurangnya surfaktan
• mengakibatkan kolapsnya alveoli
Epidemiologi
• Insiden HMD tertinggi terjadi pada bayi
prematur, ras caucasian, laki-laki, riwayat
saudara sebelumnya yang menderita HMD,
dan ibu diabetes melitus
• Pada tahun 2005 terjadi peningkatan kasus
HMD dari 11,6% menjadi 12,7%, mayoritas
disebabkan karena kelahiran kurang bulan
Proses Pembentukan Surfaktan

respon pankreas fetal


Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Bayi prematur dengan berat badan 1000 -
2000 gram atau masa gestasi 30 - 36 minggu
• Tanda gangguan pernafasan mulai tampak 6 -
8 jam pertama setelah kelahiran
• Gambaran klinis seperti dispnea, sianosis
karena saturasi O2 yang menurun, retraksi
suprasternal, retraksi interkostal dan
‘expiratory grunting’
• Gejala lain berupa bradikardia, hipotensi,
kardiomegali, hipotermia, tonus otot yang
menurun, gejala sentral dapat terlihat bila
terjadi komplikasi
Scoring system – Silverman Anderson
Scoring system – Downes
Pemeriksaan Penunjuang - Rontgen
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan gas darah
• Pulse Oximetry
• Tes biokimia (Rasio lecithin - sphingomyelin)
• Tes biofisika (Shake test)
• Pemeriksaan fungsi paru
• Pemeriksaan fungsi kardiovaskular
Diagnosis - Anamnesis
• Riwayat kelahiran kurang bulan, ibu DM
• Riwayat persalinan yang mengaalami asfiksia
perinatal (gawat janin)
• Riwayat kelahiran saudara kandung dengan
penyakit membrane hialin
Pemeriksaan fisik
• Gejala dijumpai dalam 24 jam pertama
kehidupan
• Dijumpai sindrom klinis yang terdiri dari
kumpulan gejala:
– Takipnea (frekuensi nafas >60x/menit)
– Grunting atau nafas merintih
– Retraksi dinding dada
– Kadang dijumpai sianosis (pada udara ruangan)
• Tanda prematuritas
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
• Antenatal care
• Kostikosteroid pada ibu
• Stabilisasi kamar bersalin
• Tatalaksana umum
• Lingkungan optimal
• Cairan dan nutrisi
• Pemberian oksigen
• Ventilator
• Th surfaktan
• Antibiotik
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : By. Ny YA 1
• Umur/tanggal lahir : 0 bulan/ 30-06-2018
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Guguak Panjang, Bukittinggi
• No. MR : 50.10.10

KELUHAN UTAMA
NBBLASR 900 gram
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Riwayat ibu diabetes mellitus tidak ada


• Riwayat ibu demam tidak ada, keputihan tidak
ada
• Riwayat ibu nyeri buang air kecil menjelang
persalinan dan selama persalinan tidak ada
• Kondisi ibu sebelum persalinan baik, leukosit
12.440/mm3, tekanan darah 120/90 mmHg, suhu
36,80C
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• NBBLASR 900 gram, PB 23 cm, lahir spontan


a.i. gemelli + kontraksi, usai kehamilan 28-29
minggu, apgar score 3/4.
• Bayi lahir langsung bernafas, tidak menangis
spontan, nafas cuping hidung tidak ada, retraksi
dinding dada ringan ada, merintih terdengar
dengan stetoskop
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Tubuh warna kemerahan, membiru di ekstremitas


• Cacat tidak ada
• Injeksi Neo K 1 mg diberikan 5 menit setelah lahir
• Gentamisin tetes mata diberikan 10 menit setelah lahir
• Kejang tidak ada
• BAK (+)
• BAB (+) <24 jam
RIWAYAT KEHAMILAN IBU

• G7P3A3H0
• Presentasi bayi : Kepala
• Penyakit selama hamil : Tidak ada
• Pemeriksaan kehamilan : Teratur ke dokter ahli kebidanan
• Tindakan selama kehamilan : Tidak ada
• Kebiasaan ibu selama hamil : Tidak merokok
dan minum obat-obatan
• Lama hamil : 28 – 29 minggu
• HPHT : 9 Desember 2017
• Taksiran kelahiran : 16 September 2018
• TM : III
• Pemeriksaan waktu hamil
• Tekanan darah : 120/90 mmHg
• Suhu : 36,80C
• Leukosit: 12.440/mm3
RIWAYAT PERSALINAN

• Persalinan di : RS Achmad Mochtar


• Dipimpin oleh : dokter spesialis obgyn
• Jenis Persalinan : spontan pervaginam
• Indikasi : G3P2A0H2 gravid 28-29 minggu + gemelli
dan kontraksi
• Ketuban : jernih
KONDISI BAYI SAAT LAHIR

• Lahir tanggal : 30-06-2018


• Jam : 15.30
• Jenis kelamin : Perempuan
• Kondisi saat lahir : Tidak langsung menangis
APGAR SCORE
Tanda 0 1 2 Jumlah

Frekuensi [ ] { } tidak [X] {V} <100 [] {} >100 1 1


jantung ada
Usaha [X] { } tidak [ ] {V} [ ] { } menangis 0 1
bernapas ada lambat kuat
Tonus otot [ ] { } lumpuh []{} [X] {V} 1 1
ekstremitas gerakan aktif
fleksi sedikit
Refleks [ ] { } tidak [X] { } gerakan [ ] {V} reaksi 0 0
bereaksi sedikit melawan
Warna kulit [ ] { } biru- [ ] { }badan [X] {V} 1 1
pucat kemerahan, kemerahan
kaki dan tangan
kebiruan
Jumlah 3/4
DOWN SCORE

Nilai 0 1 2
Frekuensi < 60 <60-80 >80 kali/menit
Nafas kali/menit kali/menit √

Retraksi Tidak ada Retraksi ringan Retraksi berat



Sianosis Tidak ada Hilang dengan Menetap dengan
O2 √ O2
Udara Ada Menurun Tidak terdengar
Masuk √
Merintih Tidak ada Terdengar Terdengar tanpa
dengan √ alat bantu
stetoskop
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan : Buruk
• Berat badan : 900 gr
• Panjang badan : 28 cm
• Frekuensi jantung : 99 x/menit
• Frekuensi nafas : 70 x/menit
• Suhu : 35,40C
• Sianosis : Ada
• Ikterus : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

• Kepala :
– Bentuk bulat
– Ubun-ubun besar terbuka datar
– Ubun-ubun kecil terbuka datar
– Jejas persalinan tidak ada
• Mata : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Telinga : Tidak terdapat kelainan
• Hidung : Nafas cuping hidung tidak ada
• Mulut : Sianosis sirkum oral tidak ada
• Leher : Tidak terdapat kelainan
PEMERIKSAAN FISIK

• Torax
– Bentuk : Normochest, retraksi (+) intercostae
– Jantung : Irama reguler, bising tidak ada
– Paru : Bronkovesikuler
• Abdomen
– Permukaan : Datar
– Kondisi : Lemas
– Hati : dalam batas normal
– Limpa : Tidak teraba
– Tali pusat : Segar, tidak ada tanda radang
PEMERIKSAAN FISIK

• Umbilikus : Tidak ditemukan kelainan


• Genitalia : Tidak ditemukan kelainan
• Ekstrimitas
– Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik
– Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik
• Kulit : Hangat
• Anus : Ada
• Tulang-tulang : Tidak ditemukan kelainan
PEMERIKSAAN FISIK

• Reflex
– Moro : Positif
– Rooting : Positif
– Isap : Positif
– Genggam : Positif
• Ukuran
– Lingkar kepala : 20 cm
– Lingkar dada : Tidak dilakukan pemeriksaan
– Panjang lengan : 9 cm
– Simfisis kaki : 12 cm
– Kepala-simfisis : 16 cm
Pemeriksaan Labor
• Hb : 15,7 gr/dl
• Leukosit : 17.310/mm3
• Trombosit : 95.000/mm3 (Giant trombosit)
• Hitung jenis : 0/0/12/66/19/3
• Retikulosit : 7,6 %
• Kesan : Leukositosis, trombositopenia
Diagnosa Kerja

• NBBLASR
• Susp. HMD
TATALASKANA

Tatalaksana kegawatdaruratan
• Manajemen termoregulasi
• Manajemen jalan nafas

Tatalakasana diet/nutrisi
• IVFD Dextrose 10% + kalsium glukonas 10 mg/kg

Tatalaksana medikamentosa
• Amphicilin 2x45 mg IV
• Gentamisin 1x4,5 mg IV / 36 jam
RESUME

• Lahir bayi perempuan dengan BBL 900 gr, PB 28 cm, lahir


spontan a.i. gemelli + kontraksi, kondisi ketuban jernih,
apgar score 3/4. Bayi lahir langsung bernafas, tidak menangis
spontan, nafas cuping hidung tidak ada, retraksi dinding dada
ada, merintih tidak ada, tubuh berwarna kemerahan dan
membiru di ekstermitas. Frekuensi nafas 70 x/menit dan suhu
35,4 oC.
• Pada bayi dilakukan manajemen termoregulasi
dan manajemen jalan nafas. Bayi dirawat di
inkubator, dipasang CPAP FiO2 30 % PEEP 6
mmHg, dan diberi infus dextrose 10% drip Ca
Gluconas 4 gtt/menit. Bayi diberikan
amphicilin 2x45 mg, Gentamisin 1x4,5 mg
setiap 36 jam.
1-07-2018 2-07-2018
• Retraksi (+) minimal. • Retraksi (+) Frekuensi nafas
Frekuensi nafas 48x/menit, 47x/menit, suhu 36,0oC.
suhu 36,5oC. Bayi puasa. Bayi puasa. Terpasang
Terpasang infus dextrose 10% CPAP FiO2 25 % PEEP 6
drip Ca Gluconas 4 gtt/menit mmHg. Terapi lain lanjut.
dan aminosteril 16ml/ 24 jam. Diperiksa darah lengkap
Bayi diberikan aminophylin didapatkan Hb 15,7g/dl,
1x2,5 mg IV. Terapi lain leukosit 17,310/mm3,
lanjut. thrombosit 95,000/mm3.
3-07-2018 4-07-2018
• Retraksi (+). Nystatin oral • Retraksi (+) minimal
drop 4x1cc. Lanjutkan Frekuensi nafas 526x/menit,
terapi suhu 36,5oC. Bayi tampak
kuning. Bayi diberikan ASI
12x2 cc/OGT. Terpasang
CPAP FiO2 21 % PEEP 5
mmHg. Terapi lain lanjut
5-07-2018 6-07-2018
• Retraksi (+) minimal • Retraksi (+) Ikterik (+)
Frekuensi nafas 55x/menit, Lanjutkan terapi
suhu 36,4oC. Ikterik (+)
grade III. Bayi diberikan
ASI 12x3cc/OGT.
Pemberian Gentamicin
1x5mg/48 jam, Terapi lain
lanjut
7-07-2018 8-07-2018
• Retraksi (+) Ikterik (+) ASI • Retraksi (+) Ikterik (+) ASI
diberikan 6 x 5cc + 6 x 7 diberikan 12 x 7 cc/OGT.
cc/OGT. Lanjutkan terapi Lanjutkan terapi
9-07-2018 10-07-2018
• Retraksi (+) Ikterik (+). • Retraksi (+) Ikterik (+).
Bayi diberikan eritromicin Terpasang infus cocktail 3
3x3,5 mg/OGT. ASI cc/jam + aminosteril 1,2
12x3cc/OGT. Lanjutkan cc/jam + Lipid 0,2 cc/jam.
terapi Lanjutkan terapi. Dilakukan
pemeriksaan albumin,
bilirubin dan elektrolit.
11-07-2018 12-07-2018
• Hasil pemeriksaan • Retraksi (+) Ikterik (+). Terpasang
laboratorium: infus cocktail 1 cc/jam +
• Albumin: 2,6 g/dL (↓) aminosteril 1,2 cc/jam + Koreksi
albumin kedua 0,4 cc/jam. ASI
• Bilirubin D: 8,39 mg/dL (↑) diberikan 6x4cc + 6x5cc/OGT. Pagi
• Bilirubin T: 13,25 mg/dL (↑) ini dilakukan pemeriksaan darah
• Ca : 6,59 mg/dL (↓) lengkap dan elektrolit dengan hasil:
• K : 4,3 mEq/L (N)
• Hb: 9,1 g/dL (↓)
• Leukosit: 10.950 /mm3 (↑)
• Na : 107,6 mEq/L (↓)
• Trombosit: 4000/mm3 (↓)
• Cl : 86,6 mEq/L (↓) • Ca : 6,73 mg/dL (↓)
• Dilakukan terapi sinar, koreksi • K : 3,86 mEq/L (N)
albumin, koreksi calcium, dan • Na : 118,1 mEq/L (↓)
restriksi cairan. • Cl : 90,0 mEq/L (↓)
• Injeksi lasix 0,8mg post koreksi • Lanjut koreksi albumin dan
albumin. Cek labor ulang calcium. Transfusi PRC 3x15 cc
besok. Gentamicin diganti dan trombosit 3x10cc.
dengan Cefotaxim 2x45mg IV.
13-07-2018 14-07-2018
• Retraksi (+) Ikterik (+). • Retraksi (+) Ikterik (+).
Bayi diberikan injeksi Stop pemberian Eritromicin.
Bayi diberikan Urdafalk
fluconazole 8mg.
3x8mg/OGT
15-07-2018 16-07-2018
• Retraksi (+) Ikterik (-) • Retraksi (+) Ikterik (-).
Lanjutkan terapi. Bayi diberikan minum
ASI 6x7cc +
6x8cc/OGT. Lanjutkan
terapi.
17-07-2018 18-07-2018
• Retraksi (+) Ikterik (-). Bayi • Retraksi (+) Ikterik (-). Bayi
diberikan minum ASI 6x8cc diberikan minum ASI 6x8cc
+ 6x9cc/OGT. Lanjutkan + 6x9cc/OGT. Lanjutkan
terapi terapi
19-07-2018
• Retraksi (+) Ikterik (-). Bayi
diberikan minum ASI 6x8cc
+ 6x9cc/OGT. Lanjutkan
terapi
Diskusi

L/O/G/O
DISKUSI

Gestasi 28-29 minggu BBL 900 gram NBBLASR

Bayi lahir langsung


bernafas, tidak menangis
spontan, retraksi dinding surfaktan belum
dada ada, merintih mencukupi
terdengar dengan
stetoskop, tubuh warna
kemerahan namun
membiru pada Respiratory distress
ekstremitas dilakukan
perhitunganan
menggunakan Downess BBLASR Susp.
score didapat skor 5 HMD
• Tujuan utama penatalaksanaan pada kasus
HMD adalah membuat nuansa sefisiologis
mungkin agar bayi dapat tumbuh dan
memproduksi surfaktan, oleh karena itu
dilakukan manajemen termoregulasi dan
manajemen jalan nafas, pada pasien juga
diberikan antibiotik Amphicilin 2x45 mg IV
Gentamisin 1x4,5 mg IV / 36 jam sebagai
terapi untuk membantu daya tahan tubuh bayi
mengingat bayi prematur rentan terjadi
infeksi.
• Pada pasien ini, tidak ada kesinambungan
antara riwayat persalinan sebelumnya dengan
taksiran persalinan saat ini
• Pada pasien ini, terdapat kelainan berupa
rahim yang berbentuk bikornis
• Riwayat persalinan pasien yang mempunyai
keturunan gemeli
1. Mencegah Kelahiran Premature

Yang terpenting adalah mencegah


prematuritas, seperti menghindari operasi
caesar yang tidak perlu, penganan yang
baik dari kehamilan dan persalinan yang
berisiko tinggi, prediksi dan terapi intra
uterin dari imaturitas paru-paru.
Pada saat menentukan waktu untuk induksi persalinan atau
operasi caesar, perkiraan lingkar kepala fetus dengan USG
dan penentuan konsentrasi lecithin pada cairan amnion
dengan rasio lecithin : sphingomyelin, menurunkan
kemungkinan lahirnya bayi prematur. Pemantauan
intrauterin antenatal dan intrapartum menurunkan
kemungkinan terjadinya asfiksia, yang dikaitkan dengan
meningkatnya insidensi dan beratnya HMD
Cervical cerclage
Wanita yang pernah mengalami keguguran pada
trimester kedua > 3x, atau kelahiran prematur tanpa
alasan yang jelas, mungkin mengalami inkompetensi
servik. Bila ditemukan servik berdilatasi dengan
membran (ketuban) uth dan tanpa tanda-tanda
infeksi, harus dipertimbangkan untuk segera
melakukan cervical cerclage. Dapat dilakukan
ultrasound untuk menentukan panjang servik,
sehingga dapat memprediksi kelahiran prematur, dan
melakukan cervical cerclage untuk mencegahnya
Antibiotik untuk Ibu
Pemberian antibiotik untuk preterm prelabour rupture of the
membrane (ketuban pecah sebelum waktu), dapat
mengurangi insidensi kelahiran premature, infeksi neonatus
dan perdarahan periventrikular, namun tidak berpengaruh
terhadap kematian perinatal, dan efeknya terhadap insidensi
RDS masih dipertanyakan. Keuntungan pemberian
antibiotik lebih banyak dari efek buruknya. Karena itu dapat
diberikan eritromisin 500 mg qds ditambah amoxicillin /
clavulanic acid (Augmentin) 375 mg qds untuk 7 hari.
Apabila organisme penyebab diperkirakan Mycoplasma
hominis, dapat diberikan klindamisin 150 mg qds selama 7
hari
Takolitik
Pemberian ritrodine memperlambat persalinan selama 24 jam
namun tidak mengurangi resiko RDS atau kematian perinatal.
Penggunaannya dibatasi dalam waktu singkat untuk
mempersiapkan kelahiran prematur dan memberikan sterooid
antenatal. Efek sampingnya antara lain edema paru. Pemberian
merupakan kontra indikasi bagi wanita dengan penyakit
jantung, hipertiroid, dan diabetes. Untuk wanita-wanita
tersebut dapat diberikan indometasin sebagai tokolitik
2. Membantu Pematangan Paru

Untuk mengetahui maturitas paru, dapat juga


dilakukan pemeriksaan ada tidaknya
phosphatydilglycerol dari cairan amnion.
Phosphatydilglycerol muncul di cairan
amnion pada usia kehamilan 36 minggu.
Keberadaannya menunjukan kematangan
paru
Corticosteroid
Pemberian dexamethasone atau betamethasone pada
ibu hamil 48 – 72 hari sebeum melahirkan fetus
berusia 32 minggu kehamilan atau kurang
menurunkan insidensi, mortalitas dan morbiditas
HMD. Corticosteroid dapat diberikan secara
intramuskular pada wanita hamil yang kadar
lecithin pada cairan amnionnya menunjukan
imaturitas paru-paru, dan bagi yang direncanakan
akan melahirkan 1 minggu kemudian, atau
persalinan akan ditunda 48 jam atau lebih
Steroid berikatan dengan reseptor spesifik di
sel paru-paru dan merangsang produksi
phosphatydilcholine ole sel tipe II. Proses ini
membutuhkan waktu, karena itulah
efektifitas steroid berkurang bila diberikan
kurang dari 24 jam sebelum melahirkan.
Efektifitasnya juga berkurang bila diberikan
pada usia kehamilan lebih dari 34 minggu,
dan efeknya hilang pada 7 - 10 hari setelah
pemberian.
Keuntungan terbesar didapatkan bila interval
pemberian dengan kelahiran lebih dari 48 jam
namun kurang dari 7 hari. Pemberian steroid
tidak mempengaruhi insidensi penyakit paru
kronis namun menurunkan kejadian
perdarahan intracranial sehingga menurunkan
insidensi cerebral palsy di kemudian hari
Semua wanita dengan usia kehamilan 23 – 34 minggu
yang diperkirakan beresiko akan melahirkan dalam 7 hari,
diberikan kortikosteroid. Dapat diberikan bethametasone
12 mg IM diulang setelah 24 jam (total dosis 24 mg selama
24 – 48 jam diperbolehkan). Dapat juga diberikan
dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam untuk 4 dosis. Terapi
tidak disarankan untuk diulang dalam jangka waktu 7 hari.
Kontra indikasi pemberian steroid adalah ibu dengan
tirotoksikosis, kaediomiopati, infeksi aktif atau
chorioamnionitis. Diabetes, preeklamsi, preterm prelabour
rupture of the membran, dan chorioamnionitis dalam terapi
bukan merupakan kontra indikasi pemberian steroid
Terapi glukokortikoid prenatal menurunkan
deratnya RDS dan menurunkan insidensi
komplikasi prematuritas yang lain seperti
perdarahan intraventrikular, patent ductus arteriosus
(PDA), pneumothorax, dan enterokolitis nekrotikan,
tanpa mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan neonatus, mekanisme atau
pertumbuhan paru, ataupun insidensi infeksi.
Glukokortikoid prenatal dapat beraksi sinergis
dengan terapi surfaktan eksogen posnatal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai