PENDAHULUAN
Trauma kepala sudah merupakan kasus medis yang umum ditemui di seluruh
belahan dunia. Bahkan, di Negara maju seperti Amerika dan Australia, tercatat
kasus trauma kepala mencapai 800.000-1.000.000 dan 756.000 kasus per tahun.
kepala yang memungkinan akibat seperti gangguan kognitif, fisik, dan psikososial
berubahnya derajat kesadaran. Cedera kepala lebih sering dialami oleh pria
daripada wanita dan trauma ini juga menjadi penyebab utama kematian /
pemeriksaan klinis awal yang teliti, dan ditunjang oleh pemeriksaan penunjang,
dan salah satu pemeriksaan penunjang yang akurat untuk menentukan letak
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada pasien dengan trauma kepala, dari studi retrospektif direkomendasikan dua
standar yang dipakai apakah pasien perlu atau tidak untuk CT scan kepala yaitu New
a) Sakit Kepala
b) Muntah
e) Amnesia retrograde
f) Kejang
Untuk membandingkan spesifisitas dari New Orleans Criteria dan The Canadian
CT Rule, maka penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 menyimpulkan bahwa The
Canadian CT Rule mempunyai spesifisitas yang lebih tinggi untuk menilai outcome
dari pasien.
2
2.1.3 Keunggulan CT Scan Pada Trauma Kepala
b) Tidak invasif
tulang kepala
menghitung volumenya
disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau
fungsi fisik. Laki-laki cenderung mengalami trauma kepala 1,5 kali lebih banyak
daripada perempuan dan usia yang berisiko tinggi untuk terkena trauma kepala dibagi
menjadi 2, yaitu kelompok umur 0-4 tahun dan kelompok umur 15-19 tahun.
Luka pada kulit dan tulang dapat menunjukkan lokasi dimana terjadi trauma.
Cedera yang tampak pada kepala bagian luar terdiri dari dua, yaitu trauma kepala
tengkorak yang masih intak pada kepala setelah luka. Sedangkan trauma kepala
3
terbuka merupakan trauma yang menyebabkan luka menembus sampai kepada
duramater.
a) Fraktur
merah kebiruan. Luka memar pada otak terjadi apabila otak menekan
c) Laserasi
Luka laserasi adalah luka robek tetapi disebabkan oleh benda tumpul
atau runcing. Luka ini biasanya terjadi pada kulit yang ada tulang
jaringan parut
d) Abrasi
Luka abrasi yaitu luka yang tidak begitu dalam, hanya superfisial.
Luka ini bisa mengenai sebagian atau seluruh kulit dan tidak sampai
di subcutis.
4
e) Avulsi
5
2.2.2 Perdarahan Intrakranial
6
yang akut tampak hiperdens, subakut tampak isodens, dan yang kronis
tampak hipodens.
CT tampak sebagai bentuk bulan sabit mengikuti kontur dari cranium bagian
7
Gambar 2.7 Subdural Hematoma Akut dengan Peningkatan TIK
utama SAH adalah trauma, selain itu bisa juga karena rupturnya saccular
subarachnoid space.
8
Gambar 2.9 Perdarahan Subarachnoid
9
2.2.2.5 Perdarahan Intraserebral
jaringan otak. Perdarahan dalam korteks serebri berasal dari arteri kortikal
energi yang berasal dari benturan pada wajah atau mandibula, atau efek
rudapaksa dari arah lateral cranial dan dari arah kubah cranial, atau karena
10
Gambar 2.12 Fraktur Basis Kranii
11
BAB III
KESIMPULAN
dan ekstrakranial.
yang cermat dan pemeriksaan penunjang, salah satu yang terakurat untuk
mendapatkan diagnosa dini yang tepat serta prognosa yang baik adalah dengan
CT scan.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25734/3/Chapter%20II.pdf
2. http://id.scribd.com/doc/57242486/Trauma-Kepala-Intrakranial-Dan-Peranan-
Ct-Scan-Sebagai-Penunjang-Diagnosanya
3. http://id.scribd.com/doc/73830417/Fraktur-Basis-Cranii
4. Palmer, PES et al. 1990. Petunjuk Membaca Foto Untuk dokter Umum.
Jakarta : EGC
5. Rasad S, dkk. 1995. Radiologi Diagnostik Edisi ke 3. Balai Penerbit FKUI.
Jakarta.
13