Anda di halaman 1dari 19

MATERI PERKULIAHAN

OLEH : Ns, SUNANDAR SAID, S.Kep.,M.Kes.

SEMESTER : VI (ENAM)

MATA KULIAH : KEPERAWATAN KOMUNITAS 3 (GERONTIK)

PERTEMUAN : I (PERTAMA)

POKOK BAHASAN : Batasan dan teori penuaan

Tujuan:

a. Mahasiswa dapat mengetahui definisi lansia


b. Mahasiswa dapat mengetahui Fisiologi Lansia
c. Mahasiswa dapat mengetahui Batasan Lansia
d. Mahasiswa dapat mengetahui Teori-Teori Proses Menua
e. Mahasiswa dapat mengetahui Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

1. PENGERTIAN LANSIA

Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah

memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang

telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan

lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan tahapantahapan

menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh

terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian misalnya pada

sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah, pernafasan, pencernaan, endokrin dan lain

sebagainya. Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan

dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut pada

umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang pada akhirnya
akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia. Sehingga secara umum akan

berpengaruh pada activity of daily living (Fatmah, 2010).

Menurut Constantidines (1994) dalam Sunaryo dkk (2015) mengemukanan bahwa

akan terjadi sebuah proses menghilangnya kamampuan ajringan pada diri lansia untuk

memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya seara perlahan

sehingga tidak dapat bertahan terhadapa serangan infeksi serta memperbaiki kerusakan

yang terjadi. Oleh karena itu, dalam tubuh lansia biasanya akan terjadi penyakit

degenerative akiat distorsi metabolic dan structural yang pada akhirnya akab

menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmaojo dan

Martono, 1999 dalam Suryono, 2015).

2. FISIOLOGI LANSIA

Proses penuaan adalah normal, berlangsung secara terus menerus secara

alamiah. Dimulai sejak manusia lahir bahkan sebelumnya dan umunya dialami seluruh

makhluk hidup. Menua merupakan proses penurunan fungsi struktural tubuh yang diikuti

penurunan daya tahan tubuh. Setiap orang akan mengalami masa tua, akan tetapi penuaan

pada tiap seseorang berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor herediter, nutrisi, stress,

status kesehatan dan lain-lain

(Stanley, 2006)

3. BATASAN LANSIA

Batasan-batasan umur lansia menurut para adalah sebagai berikut (Efendi, 2009 dalam

Suryono, 2015):

a. UU Nomor 13 tahun 1998 BAB 1 Pasal 1 ayat 2 : Lanjut usai adalah seseorang yang

mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas.


b. WHO : usai lanjut dibagi menjadi empat criteria berikut,

1) 45 – 59 tahun : Usia pertengahan (middle age)

2) 60 – 74 tahun : Lanjut usia (elderly)

3) 75 – 90 tahun : Usia tua (old)

4) Di atas 90 tahun : usian sangat tua (very old)

c. Dra. Jos Masdani membagi dalam empat fase:

1) 25 – 40 tahun : fase inventus

2) 40 – 55 tahun : virilities

3) 55 – 65 tahun : fase presenium

4) 65 hingga tutup usia : fase senium

d. Prof. Dr. Koesoemoto Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age)

1) 70 – 75 tahun : young old

2) 75 – 80 tahun : old

3) Diatas 80 tahun : very old

4. TEORI-TEORI PROSES MENUA

a. Teori Biologi

Teori Biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immmunology slow theory,

teori radikal bebas, teori stress, teori rantai silang dan teori metabolisme.

1) Teori Genetik dan Mutasi

Menurut teori ini, menua terprogram secara genetik untuk spesies-spesies

tertentu. Setiap spesies di dalam inti selnya memiliki suatu jam genetik atau jam

biologis sendiri. Setiap spesies mempunyai batas usia yang berbeda-beda yang telah

diputar menurut replikasi tertentu sehingga bila jenis. ini berhenti berputar, 6 ia

akan mati. Manusia mempunyai umur harapan hidup kedua terlama setelah bulus.
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh

molekul-molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai

contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin sehingga terjadi penurunan

kemampuan fungsional sel (Suhana, 1994 dalam Nugroho, 2008) Hal ini terjadi

karena adanya pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh contohnya pigmen

lipofusin di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat lansia yang mengakibatkan

terganggunya fungsi sel itu sendiri. (Maryam, 2008).

2) Immunology Slow Theory

Mutasi yang berulang dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan

sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi merusak

membran sel, sistem imun tidak mengenalinya sehingga merusaknya. Hal ini lah

yang mendasari peningkatan penyakit autoimun pada lanjut usia (Maryam, 2008).

3) Teori Radikal Bebas

Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang tidak stabil karena

memiliki elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat reaktif mengikat atom

atau molekul lain yang menimbulkan berbagai kerusakan atau perubahan di dalam

tubuh.Radikal bebas menyebabkan sel tidak dapat melakukan regenerasi (Maryam,

2008).

4) Teori Stress

Teori stress mengungkapkan bahwa menua terjadi akibat hilangnya sel-sel

yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan

kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel

tubuh lelah terpakai (Maryam, 2008).

5) Teori Rantai Silang


Teori ini menjelaskan bahwa menua terjadi saat adanya reaksi lemak, protein,

karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen) dengan zat kimia dan radiasi. Hal

tersebut menyebabkan perubahan pada membran plasma sehingga jaringan bersifat

kaku, kurang elastis dan hilangnya fungsi sel (Nugroho, 2008). 8

6) Teori Metabolisme

Dalam berbagai percobaan hewan telah dibuktikan bahwa pengurangan

asupan kalori dapat menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur.

Sedangkan peningkatan asupan kalori dapat menyebabkan kegemukan dan

memperpendek umur (Darmojo, 2014).

b. Teori Psikologis

Proses penuaan terjadi secara alamiah bersamaan dengan penambahan usia.

Lansia sulit untuk berinteraksi karena adanya penurunan intelektualitas yang meliputi

persepsi, kemampuan kognitif, memori dan belajar. Selain itu,dengan adanya

penurunan fungsi sistem sensorik,maka akan terjadi penurunan kemampuan untuk

menerima, memproses dan merespon stimulus.

1) Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)

Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya

setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap terpelihara

sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah

meraka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial (Azizah, 2011).

2) Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)

Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Identity

pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di masyarakat, kelurga dan hubungan

interpersonal (Azizah, 2011).

3) Teori Pembebasan (Disengagement Theory)

Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan

tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya (Azizah, 2011).

c. Teori Sosial

1) Teori Interaksi Sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi

tertentu,yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Maryam (2008)

mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial

merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya atas dasar

kemampuannya untuk melakukan tukar menukar. Pada lansia,kekuasaan dan

prestisenya berkurang,sehingga menyebabkan interaksi sosial mereka juga

berkurang,yang tersisa hanyalah harga diri dan kemampuan mereka untuk

mengikuti perintah (Maryam et al 2008).

Pokok-pokok interaksi sosial adalah sebagai berikut:

(1) Masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya

masing-masing,

(2) Dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan

waktu.

(3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai,seorang aktor harus mengeluarkan

biaya
(4) Aktor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan mencegah terjadinya

kerugian

(5) Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.

2) Teori penarikan diri

Teori ini merupakan teori social tentang penuaan yang paling awal dan

pertama kali diperkenalkan oleh Gumming dan Henri (1961). Kemiskinan yang

diderita lansia dan menurutnya derajat kesehatan mengakibatkan seorang lansia

secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan di sekitarnya.

Selain hal tersebut, masyarakat juga perlu mempersiapkan kondisi agar para

lansia tidak menarik diri. Proses penuaan mengembangkan interaksi social lansia

mulai menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.

Pada lansia juga terjadi kehilangan ganda (triple loss), yaitu:

1) Kehilangan peran (loss of toles)

2) Hambatan kontak social (restriction of contacts and relationships);

3) Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social and relationship).

Menurut teori ini seorang lansia dinyatakan mengalami proses penuaan yang

berhasil apabila ia menarik diri dari kegiatan terdahulu dan dapat memutuskan diri

pada persoalan pribadi serta mempersiapkan diri dalam menghadapi kematiannya.

Pokok-pokok teori menarik diri adalah sebagai berikut.

1) Pada pria, kehilangan peran hidup terutama terjadi pada masa pension.

Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketika peran dalam keluarga

berkurang, misalnya saat anak menginjak dewasa serta meninggalkan rumah

untuk belajar dan menikah.


2) Lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini, karena lansia

dapat merasakan bahwa tekanan social berkurang, sedangkan kaum muda

memperoleh kerja yang lebih luas.

3) Tiga aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang terjadi

sepanjang hidup. Proses ini tidak dapat dihindari serta hal ini harus diterima

oleh lansia dan masyarakat.

3) Teori aktivitas

Teori aktivitas dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang

menyatkan bahwa penuaan yang sukses bergantung dari berbagaimana seorang lansia

merasakan kepuasan dalam melaksanakan aktivitas serta memperhatikan aktivitas

tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilaksanakan. Dari

satu sisi aktivitas lansia dapat menurun, akan tetapi di lain sisi dapat dikembangkan,

misalnya peran batu lansia sebagai relawan, kakek atau nenek, ketua RT, seorang duda

atau janda, serta karena ditinggalkan wafat pasangan hidupnya.

Dari pihak lansia sendiri terdapat anggapan bahwa proses penuaan merupakan

suatu perjuangan untuk tetap muda dan berusaha untuk mempertahankan perilaku

mereka semasa mudanya.

Pokok-pokok teori aktivitas adalah:

1) Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi social dan keterlibatan sepenuhnya

dari lansia di masyarakat.

2) Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.

Penerapan teori aktivitas ini sangat positif dalam penyusunan kebijakan

terhadap lansia, karena memungkinkan para lansia untuk berinteraksi sepenuhnya di

masyarakat.
4) Teori kesinambungan

Teori dianut oleh banyak pakar social. Teori ini mengemukakan adanya

kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Pengalaman hidup seseorang pada

suatu saat merupakan gambarnya kelak pada saat ia menjadi lansia. Hal ini dapat

terlihat bahwa gaya hidup, perilaku, dan harapan seseorang ternyata tidak berubah

meskipun ia telah menjadi lansia.

Menurut teori penarikan diri dan teori aktivitas, proses penuaan merupakan

suatu pergerakan dan proses yang searang, akan tetapi pada teori kesinambungan

merupakan pergerakan dan proses banyak arah, bergantung dari bagaimana

penerimaan sesorang terhadap status kehidupannya.

Kesulitan untuk menerapkan teori ini adalah bahwa sulit untuk memperoleh

gambaran umum tentang seseorang, karena kasus tiap orang sangat berbeda. Pokok-

pokok teori kesinambungan adalah sebagai berikut:

1) Lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses

penuaan, tetapi berdasarkan pada pengalamannya di masa lalu, lansia harus

memilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan.

2) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti

3) Lansia berkesempatan atau memilih bebagai macam cara untuk beradaptasi.

5) Teori perkembangan

Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lansia

pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami oleh freud, Buhler,

Jung, dan Erickson. Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisa serta perubahan

psikososial anak dan balita. Erickson (1939), membagi kehidupan menjadi delapan fase,

yaitu:
1) Lansia yang menerima apa adanya

2) Lansia yang takut mati

3) Lansia yang merasakan hidup penuh arti

4) Lansia yang menyesali diri

5) Lansia yang bertanggung jawab dengan merasakan kesetiaan

6) Lansia yang kehidupannya berhasil

7) Lansia yang merasa terlambat untuk memperbaiki diri

8) Lansia yang perlu menemukan integritas diri melawan keputusan.

Havighurst dan Duvali menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan

(developmental tasks) selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia, yaiyu:

1) Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikis

2) Penyesuaian terhadap pension dan penurunan pendapatan

3) Menemukan makna kehidupan

4) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

5) Menmukan kepuasan dalam hidup berkeluarga

6) Penyesuaian diri terhadap kenyataan meninggal dunia.

7) Menerima dirinya sebagai orang lansia.

Joan Birchenall, R.N.,Med. Dan Mary E. Streight R.N (1973), menekankan perlunya

mempelajari psikologi perkembangan guna memahami perubahan emosi dan social

seseorang selama fase kehidupannya.

Teori perkembangan menjelaskan bagaimana proses menjadi tua merupakan

suatu tantangan dan bagaiman jawaban lansia terhadap bebagai tantangan tersebut

yang dapat bernilai positif ataupun negative. Akan tetapi, ini tidak menggariskan
bagaimana cara menjadi tua yang diinginkan atau yang seharusnya diterapkan oleh

lansia tersebut.

Pokok-pokok dalam teori perkembangan adalah sebagai berikut.

1) Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.

2) Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan social yang baru,

yaitu pension dan/atau menduda/menjanda

3) Lansia harus menyesuaikan diri sebagai akibat perannya yang berakhir di dalam

keluarga, kehilangan identitas dan hubungan social akibat pension, serta ditinggal

mati oleh pasangan hidup dan teman-temnnya.

d. Teori Spiritual

Komponen spiritual dan tumbuh kembang merujuk pada pengertian

hubungan individu dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan.

James Fowler menggunakan tujuh tahapan perkembangan kepercayaan

(Wong, et. Al, 1999). Fowler juga meyakini bahwa keprcayaan/ dimensia spiritual

adalah suatu kekuatan yang memberi arti bagi kehidupan seseorang.

Fowler menggunakan istilah kepercayaan sebagai suatu bentuk pengetahuan

dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir. Menurutnya, kepercayaan adalah

suatu fenomena timbal balik, yaitu suatu hubungan aktif antara seseorang dengan orang

lain dalam menanamkan suatu keyakinan, cinta kasih dan harapan.

5. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANSIA

Suatu proses yang tidak dapat dihindari yang langsung secara terus menerus

dan berkesinambungan yang selanjutnya menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis

dan biokemis. Pada jaringan tubuh dan akhirnya mempengaruhi fungsi dan

kemampuan badan secara keseluruhan (Vilda Ana, 2018).


a. Perubahan Fisik

Penuaan fisiologis didefinisikan dari prespektif fisiologik adalah merupakan

proses kemunduran sistem tubuh. Penuaan dapat diararahkan atau didefinisikan

sebagai total perubahan individu dengan individu yang lain, dan proses perubahan

juga bervariasi dan berbeda (Stangope & Lancaster, 2004 dalam Pipit Festy W,2018).

Keadaan fisik lanjut usia meliputi kekuatan fisik, panca indera, potensi dan

kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap tertentu. Sehingga orang lanjut usia

harus menyesuaikan diri kembali dengan ketidakberdayaan. Kemunduran fisik

ditandai dengan bebarap penyakit seperti gangguan pada sirkulasi darah,

persendian, sistem pernafasan, neurologic, metabolic, neoplasma dan mental.

1) Perubahan sel

a) Sel jumlahnya menurun

b) Sel ukurannya lebih besar ukurannya

c) Berkurangnya jumlah cairan tubuh

2) Perubahan sistem persyarafan

a) Cepat menurunnya hubungan persyarafan

b) Lambat dalam respond an waktu beraksi

c) Penurunan fungsi panca indera

3) Sistem pendenganran

a) Prebiakus yaitu hilangnya kemampuan pendengaran

b) Otoskleriosis yaitu memberan timpani atropi

c) Pengumpulan serumen

4) Sistem penglihatan

a) Sclerosis spingter pupil yaitu respon terhadap sinar hilang


b) Kornea lebih berbentuk sferis

c) Lensa keruh

d) Daya akomodasi menurun

5) Sistem kardiovalkuler

a) Katup jantung tebal dan kaku

b) Kemampuan pompa jantung menurun

c) Elastisitas pembuluh darah menurun

d) Tekanan darah meningkat

6) Sistem respirasi

a) Aktifitas silia menurun

b) Elastisitas menurun

c) Alveoli ukurnnya melebar dan jumlahnya menurun

d) Kemampuan batuk menurun

7) Sistem gastro intestinal

a) Kehilangan gigi

b) Indera pengecap menurun

c) Esophagus melebar

d) Lambung, rasa lapar menurun, asam lambung menurun waktu

pengosongan menurun.

8) Sistem genito urinaria

a) Ginjal atropi

b) Vesical urinaria otot menjadi lemah, kapasitas menurun

c) Pembesaran prostat

d) Atropi vulva
e) Vagina selaput lender menjadi kuning.

9) Sistem endokrin

a) Produksi hormone menurun

b) Sistem paratiroid dan sekresi menurun

10) Sistem integument

a) Kulit menegkerut/keriput

b) Kulit kepala dan rambut tipis

c) Elastisitas menurun

d) Kelenjar keringat menurun

11) Sitem musculoskeletal

a) Tulang kehilangan density dan makin rapuh

b) Atropi otot

c) Persendian membesar dan makin kaku.

b. Perubahan Kognitif

Perubahan kognitif pada lansia antara lain adalah perubahan kecerdasan dan

kemampuan kemampuan pengelolaan proses berfikir yaitu memori/ingatan.

Dampak dari perubahan kognitif dipengaruhi oleh kemampuan kognitif

sebelumnya, berdasarkan penelitian pengukuran kecedasan lansia menyatakan

pengukuran Weschler Adult Intelligence Scale (WAIS) bahwa lansia cenderugn

mengalami penurunan performa dibandingkan orang yang myda, namun

pengukuran verbal, tes kosakata, informasi dan pemahaman menurun sedikit dan

bertahap, hal ini disebut dengan pola penuaan klasik. Memori atau daya ingat

sensori tetap efisien selama rentang kehidupan, sedangkan memori kerja mengalami

kemunduran kapasitas dengan usia. Menurut penelitian longitudional menemukan


bahwa fungsi kognitif lansia bervariasi, beberapa orang mengalami penurunan di

semua area, sebagian lain mengalami peningkatan di sebagian area. Adapun

perubahan psikologis pada lansia antar alain :

1) Proses untuk belajar makin memerlukan waktu banyak, makin sulit untuk

belajar hal-hal yang baru.

2) Berkurangnya kecepatan menalar.

3) Berkurangnya kemampuan dan minat dan minat kreativitas

4) Ingatan makin kurang berfungsi dengan baik.

Penurunan kognitif pada lansia berdampak pada kemampuan fisik dan psikis

lansia.pencapaian kesejahteraan pada lansia disesuaikan dengan perkembangan

fisiknya. Latihan untuk mempertahankan, daya ingat, kondisi fisik, kemampuan

dan kekuatan dapat dilakukan untuk mencapai kesejahteraan biologis lansia

sehingga lansia dapat mencapai kesejahteraan seoptimal mungkin dengan beberapa

keterbatasan fisik dan mental yang dialami dari individu dengan aktivitas yang

padat menjadi individu dengan bebas aktivitas. Pada masa pensiun (purna tugas)

lansia akan mengalami kehilangan kehilangan antara lain: kehilangan finansial

kehilangan status kehilangan teman atau kenalan kehilangan kegiatan atau

pekerjaan.

1) Perubahan aspek kepribadian

Kepribadian lanjut usia menurut Erikson adalah pencapaian rasa

integritas ego atau integritas diri. Pada tahap ke-8 dan terakhir dari rentang

kehidupan, yaitu integritas ego versus keputusasaan, lansia perlu mengevaluasi

dan menerima kehidupan mereka, bahwa pencapaian perkembangan ke-8 ini

dibangun dari ke-7 tahapan sebelumnya. Lansia berusaha untuk mencapai rasa
koherensi dan keutuhan, dari pada memberi jalan pada keputusasaan dan

ketidakmampuan mereka untuk melakukan hal berbeda pada masa lalu.

Apabila seseorang telah mencapai keberhasilan dalam tugas integrative, maka

akan memperoleh perasaan tentang makna hidup dalam tatanan social yang

lebih tinggi. Selanjutnya kepribadian pada Lanjut Usia dapat mengalami

perubahan bergantung pada factor individu lansia tersebut. beberapa penelitian

antara lain menyatakan bahwa, kepribadian yang keras tidak bias lebih lembut

seiring dengan usia kecuali mendapatkan perawatan psiko terapis, orang yang

optimis akan tetap optimis, namun para lansia Mengalami penurunan

neurotisisme, peningkatan kepercayaan dalam kehati-hatian dan keterbukaan.

2) Perubahan dalam social masyarakat

Perubahan hubungan personal pada Lanjut Usia seringkali dikarenakan

lansia telah memasuki masa pension. Sehingga masa pension akan mengurangi

kontak social lebih sedikit dibandingkan dengan lansia yang masih

bekerja.berdasarkan survei Council in the Aging (2002) menyatakan bahwa usia

dapat mengakibatkan pengurangan pada jaringan social namun lansia

mempertahankan rasa kepercayaan pada lingkungan. Hubungan yang positif

menimbulkan rasa kebahagiaan pada Lanjut Usia. Keluarga dan teman

merupakan hal penting tercapainya hidup yang bermakna. Menurut teori

kontrak social dinyatakan lansia mempertahankan tingkat dukungan social

dengan mengidentifikasi anggota jaringan social yang dapat membantu mereka,

serta menghindari individu yang lain yang tidak sportif. Hal ini bertentangan

dengan teori selektivitas sosioemosional, lansia cenderung membatasi untuk

memilih menghabiskan waktu dengan orang dan aktivitas yang memenuhi


kebutuhan emosional yang sekarang. Dukungan emosional dapat membantu

lansia dalam mempertahankan kepuasan hidup menghadapi stress dan trauma,

seperti kehilangan pasangan hidup, anak atau penyakit.

c. Perubahan spiritual

Perubahan spiritual terjadi pada lansia dalam kehidupan keagamaannya. Hal

ini dapat dilihat dalam hal berfikir dan kegiatan sehari-hari, pada lansia bersifat

menyeluruh (universal), intrinsic dan merupakan proses individu yang

berkembangsepanjang kehidupan. Lansia yang telah mempelajari cara mengahdapi

perkembangan hidup akhirnya akan menghadapi masa kematian. Lansia tua

memiliki harapan dengan rasa keimanan untuk bersiap menghadapi krisi

kehilangan dalam hidup sampai kematian. Hal yang berbeda yang dialami oleh

lansia dari usai muda yaitu sikap mereka terhadap kematian.

Usai pertenghan dan lansia mempuanyai lebih banyak waktu untuk kegiatan

agama dan berusaha untuk mengerti agama dan berusaha untuk mengerti nilai-nilai

agama yang diyakini oleh generasi muda. Perasaan kehilangan karena pensiun dan

tidak aktif serta menghadapi kematian orang lain (saudara, sahabat). Menimbulkan

rasa kesepian dan mawas diri. Perkembangan yang lebih matang sering dapat

membantu orang tua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam

kehidupan dan merasa berharga serta lebih dapat menerima kematian. Elisabeth

kubler Ross (1969) membagi perilaku dan pikiran dari orang yang mendekati ajal ke

dalam 5 tahap, Iyalah; penolakan dan isolasi, kemarahan, tawar-menawar, depresi

dan penerimaan.

Perubahan spiritual pada Lanjut Usia berkembang dengan tingginya

penyesuaian diri yang baik pada para Lanjut Usia. Spiritual yang tinggi dalam
semua dimensi si akan membantu lansia untuk lebih adaptasi termasuk dalam

segala aktivitas dalam bidang bidang social sehingga akan mengalami lansia

Sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA

Suryono DKK.2015. Asuhan Keperawatan Gerontik.Andi Ofet:Yogyakarta

Maryam, R.,Siti.2008.Mengenal Usia Lanjut dan perawatannya. Salemba

Medika:Jakarta

Ana, Vilda V.S.,&Eko Hartini. 2018. Buku Ajar Dasar Ilmu Gizi Kesehatan

Masyarakat. Deepublish.Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai