Anda di halaman 1dari 10

Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir sesi/pembelajaran ke 5 mengenai Etnomedisin ini, mahasiswa


Antropologi semester 3 diharapkan dapat menjelaskan:
1. latar studi Etnomedisin,
2. sistem medis naturalistik,
3. sistem medis personalistik,
4. sistem medis tradisi lokal.

Pokok Bahasan
Dalam Bab 5 ini mahasiswa diajak untuk mempelajari masalah studi
Etnomedisin, sebagai studi awal/klasik dari Antropologi Kesehatan, yang meliputi
sistem medis naturalistik, personalistik, dan tradisi lokal.

A. Latar Studi
Etnomedisin merupakan studi Etnomedisin adalah: studi tentang sakit
atau penyakit secara budaya (illness) yang
tentang sakit atau penyakit secara
berorientasi pada kebudayaan (pengetahuan,
budaya (illness) yang berorientasi pada nilai, norma, pranata, kepercayaan) dan
kebudayaan (pengetahuan, nilai, norma, perilaku pada berbagai masyarakat, yang
pranata, kepercayaan) dan perilaku pada berkaitan dengan pengobatan medis dan
berbagai masyarakat, yang berkaitan organisasi sosial dari pengobatan tersebut.
dengan pengobatan medis dan
organisasi sosial dari pengobatan tersebut (Rubel dan Hass 1990:118). Definisi
Menurut Foster dan Anderson (1986), etnomedisin adalah studi mengenai Etno-
kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang medisin
merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit
dan tidak berasal dari kerangka konseptual kedokteran moderen.
Menurut Foster dan Anderson (1986), studi Antropologi Kesehatan
mengenai “Etnomedisin” merupakan awal perhatian ahli-ahli antropologi
mengenai sistem medis tradisional (non-Barat). Sejak awal penelitian
mereka lebih dari 100 tahun yang lalu, para ahli antropologi secara rutin
mengumpulkan data mengenai kepercayaan dalam pengobatan pada
penduduk yang mereka teliti, dengan cara dan tujuan yang sama dengan
yang mereka lakukan dalam pengumpulan data mengenai aspek-aspek
kebudayaan lainnya, untuk menghasilkan tulisan etnografi yang selengkap
mungkin. Dari studi Rivers diperoleh konsep-konsep dasar yang penting,
terutama mengenai ide bahwa sistem pengobatan tradisional (asli) adalah
pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti
mempelajari pranata-pranata sosial pada umumnya, dan bahwa praktek-

71
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

praktek pengobatan tradisional (asli) adalah rasional bila dilihat dari sudut
kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat penyakit. Dalam
menanggapi dalil positif tersebut, dapat dicatat bahwa terutama dari
Riverslah, dapat diterima gagasan-gagasan stereotip yang sering
merugikan penduduk, yang mendominasi studi-studi mengenai
pengobatan tradisional hingga kini. Gagasan-gagasan itu antara lain
mengenai religi, magi, dan pengobatan yang senantiasa erat berkaitan,
sehingga yang satu hanya dapat dipelajari jika yang lainnya juga dipelajari.
Rivers, Clements, maupun tokoh lain di masa itu, yang
mengumpulkan data mengenai sistem pengobatan tradisional, tidak
mengetahui bahwa mereka sedang melakukan penelitian tentang
“Antropologi Kesehatan”. Mereka juga tidak mempedulikan tentang
kemungkinan pentingnya penemuan-penemuan mereka bagi kesehatan
penduduk yang mereka teliti. Ahli antropologi yang kini bekerja di bidang-
bidang kesehatan telah “menangkap kembali” dan memberikan nama
formal “Etnomedisin” bagi studi-studi klasik mengenai pengobatan
tradisional (non-Barat), dan menjadikannya sebagai bagian dari spesialisasi
mereka. Setelah Antropologi Kesehatan berkembang, terutama dalam
bidang-bidang yang luas seperti kesehatan masyarakat internasional dan
psikiatri lintas budaya (psikiari transkultural), maka kepentingan
pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-
Barat semakin nampak. Pengakuan tersebut telah memperbarui perhatian
dalam penelitian etnomedisin, dan mengangkatnya sebagai salah satu
pokok studi dalam Antropologi Kesehatan.
Sebagian besar publikasi antropologi yang meyangkut kesehatan
sebelum tahun 1950 adalah berkenaan dengan gejala psikologi dan Gejala
Psikologi dan
psikiatri. Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiatri, Psikiatri
dan ahli-ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang
kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat, dan lingkungan sosial budaya di
mana tingkah laku itu terjadi. Misalnya, apakah sikap orang dewasa yang
terbentuk itu, terutama disebabkan oleh pembentukan kepribadian pada
masa kanak-kanak dan oleh penerimaannya terhadap kebiasaan semasa
kecil, serta pengalaman yang diterimanya kemudian? Adakah pengaruh
psikis yang merupakan pembawaan berdasarkan faktor biologis, yang
memainkan peranan penting dalam menentukan kebudayaan dan
kepribadiannya? Pertanyaan tersebut dilontarkan setelah ahli antropologi
mengobservasi berbagai variasi tingkah laku manusia di berbagai bagian
masyarakat di dunia. Bagaimana, misalnya, fenomena “histeria kutub” di
daerah kutub utara Amerika dan Asia, atau “amok” (mengamuk) di Asia
Tenggara itu dapat dijelaskan oleh masyarakat lain yang tidak mempunyai
simptom yang serupa itu? Bagaimana contoh fenomena tersebut dapat
dijelaskan berdasarkan norma kepribadian yang nampak, yang sangat
berbeda dalam berbagai kebudayaan? Para ahli yang mempelajari perilaku
juga menaruh perhatian pada kemungkinan “tes proyektif” baru, seperti
kartu tes tinta Rorschach dan Thematic Apperception Test (TAT), dapat

72
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

memberi penjelasan mengenai fungsi pikiran manusia, sehingga mereka


dapat memberi kunci jawaban terhadap pertanyaan yang dikemukakan.
Studi Etnomedisin berkaitan dengan penjelasan mengenai adanya Etiologi
etiologi penyakit secara budaya (illness) dapat dibagi ke dalam tiga Penyakit
bagian, yaitu secara: (1) naturalistik (natural, empiris, kodrati, atau Tradisi secara
Budaya
Besar), (2) personalistik (supernatural, magis, atau adikodrati), dan (3)
tradisi lokal (folk medicine).
1. Sistem medis Naturalistik.
Sistem medis naturalistik menjelaskan sebab-sebab (etiologi) penyakit
dengan istilah-istilah sistemik yang non-pribadi. Sistem naturalistik
menekankan adanya model keseimbangan, sehingga keadaan 'sehat'
terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh (seperti panas-
dingin, cairan tubuh, maupun yin-yang) berada dalam keadaan
seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan
alamiah, sosial, dan budaya. Apabila keseimbangan ini terganggu,
maka akan muncullah penyakit, sehingga tubuh mengalami sakit.
Sebagian besar sistem medis naturalistik dapat digolongkan sebagai
sistem medis Tradisi Besar, yang meliputi sistem medis: (1) Yunani dan
Amerika Latin, (2) Cina, dan (3) India.
2. Sistem medis Personalistik.
Sistem medis personalistik menjelaskan sebab-sebab penyakit karena
adanya intervensi agen yang aktif, yang dapat berupa makhluk
supranatural (gaib atau dewa), makhluk yang bukan manusia (roh
leluhur, roh jahat, atau hantu), maupun makhluk manusia (tukang
sihir, tenung, atau santet). Orang yang sakit merupakan korban
perbuatan dari ketiga makhluk tersebut, obyek dari agresi, ataupun
hukuman yang ditujukan secara khusus kepada korban karena alasan-
alasan tertentu.
3. Sistem medis Tradisi Lokal.
Sistem medis Tradisi Lokal merupakan tradisi, kebiasaan, atau cara-cara
tertentu dalam pengobatan, yang diketahui dan dipraktekkan oleh
penyembuh (dukun, shaman, atau healer) untuk menyembuhkan
penyakit secara budaya (illness) berdasarkan pengenalan dan
ketersediaan sumber daya lingkungan lokal atau sekitar. Sistem medis
Tradisi Lokal dapat meliputi sistem medis naturalistik (antara lain
peramuan dan penggunaan jamu di luar Tradisi Besar) maupun
personalistik.

B. Sistem Medis Naturalistik


Dalam sistem medis naturalistik, keadaan “sehat” sesuai dengan Model
Keseimbang-
an
73
Naturalistik
Kontemporer
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

model keseimbangan, yaitu: apabila unsur-unsur dasar dalam tubuh


manusia, “humor” (Yunani dan Amerika Latin), yin dan yang (Cina), serta
dosha (Ayurveda-India), berada dalam keadaan seimbang menurut usia
dan kondisi individu, maka tercapailah keadaan sehat. Apabila
keseimbangan ini terganggu dari luar maupun dari dalam oleh kekuatan-
kekuatan alam seperti panas, dingin, atau emosi yang kuat, maka penyakit
akan masuk ke dalam tubuh.
Sistem medis naturalistik kontemporer hampir serupa satu dengan
lainnya dalam arti historis, yang merupakan bagian terbesar dari
penjelasan-penjelasan dan pelaksanaannya mewakili warisan dari sistem
medis “Tradisi Besar” dalam peradaban-peradaban yang tinggi dan
klasik, terutama dari Yunani dan Amerika Latin, Cina, dan India, yang
kemudian disederhanakan dan dibuat umum. Berbeda dengan sistem
medis personalistik yang kebanyakan diketahui melalui studi Antropologi
Kesehatan Moderen, pencatatan secara historis yang mendeskripsikan
tentang sistem medis naturalistik berasal dari sekitar 2.500 tahun yang lalu.
Pengetahuan mengenai asal mula dan perkembangan sistem medis
naturalistik tersebut memungkinkan untuk mengetahui banyaknya bentuk
variasi moderen dengan tingkat kejelasan tertentu, yang tidak mungkin
dipahami apabila hanya mengandalkan deskripsi dari studi etnografi
kontemporer semata-mata. Ketiga sistem medis Tradisi Besar yang
dimaksud adalah:
1. patologi humoral (di Yunani dan Amerika Latin),
2. pengobatan Ayurveda (di India dan sekitarnya), dan
3. pengobatan tradisional Cina.

B.1. Patologi Humoral(Yunani dan Amerika Latin)

Patologi humoral berdasarkan atas konsep “humor” (cairan) dalam 4 unsur,


4 kualitas,
tubuh manusia. Akar sistem medis ini ditemukan dalam teori Yunani
mengenai empat unsur, yaitu: tanah, air, udara, dan api, yang telah 4 humor
dikenal sejak abad ke 6 sebelum Masehi. Pada masa Hipocrates (sekitar
abad 10 Masehi), teori ini telah ditambah dengan konsep paralel mengenai
empat kualitas, yaitu: panas, dingin, kering, dan lembab, yang apabila
diintegrasikan (digabungkan) dengan teori aslinya, akan menghasilkan
konsep empat “humor” dengan kualitas yang dihubungkannya, yaitu: (1)
darah (panas dan lembab), (2) flegma atau lendir (dingin dan lembab), (3)
empedu hitam (black bile) atau disebut “murung” atau “melankoli” (dingin
dan kering), dan (4) empedu kuning (yellow bile) atau “bertemperamen
buruk” (panas dan kering).
Menurut Hipocrates, tubuh manusia mengandung darah, flegma, Hipocrates
empedu hitam, dan empedu kuning. Unsur-unsur inilah yang membentuk
tubuh manusia dan menyebabkan tubuh merasakan sakit atau sehat.
“Sehat” terutama merupakan keadaan di mana unsur-unsur substansi

74
Prinsip
oposisi
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

tersebut berada dalam proporsi yang tepat satu dengan yang lainnya, baik
dalam kekuatan maupun dalam kualitasnya, dan tercampur dengan
sempurna. Rasa “sakit” timbul apabila salah satu substansi itu
menunjukkan kekurangan atau kelebihan, atau terpisah dalam tubuh,
sehingga satu dengan yang lainnya tidak bercampur dengan baik.
Pengobatan harus dilakukan dengan usaha melawan sebab-sebab
penyakit, seperti: penyakit yang disebabkan oleh kelebihan makan
disembuhkan dengan berpuasa, penyakit yang disebabkan kekurangan
makan (malnutrisi) disembuhkan dengan cara memberikan makanan yang
bergizi, penyakit akibat kerja keras disembuhkan dengan istirahat,
penyakit yang disebabkan oleh kemalasan diobati dengan kerja keras, dan
ketegangan diatasi dengan kesantaian. Berdasarkan keadaan ini,
penyembuh (tabib atau dokter) harus menanggulangi penyakit dengan
prinsip oposisi (perlawanan) terhadap penyebab penyakit, sesuai dengan
bentuknya, pengaruh musimnya, dan pengaruh usianya. Dengan
demikian, penyembuh akan dapat membantu kesembuhan pasien dengan
menerapkan prinsip oposisi semacam ini.
Oleh karena sebagian besar organ-organ tubuh terpenting (jantung, Yunani
otak, dan hati) pada masa Yunani Kuno dianggap kering dan panas, Kuno
lembab dan dingin, serta panas dan lembab, maka tubuh yang sehat dan
normal memiliki kelebihan panas dan kelembaban. Namun demikian,
keseimbangan ini bervariasi pada tiap-tiap individu, sehingga
temperamen yang nampak pada “wajah” mereka pun berbeda-beda,
yaitu: (1) kemerah-merahan atau sanguine (wajah sehat kemerahan,
gembira, dan optimis), (2) flegmatis (tenang, dapat mengendalikan diri,
lamban, dan apatis), (3) masam (cepat marah dan bertemperamen buruk),
dan (4) murung atau melankoli (depresi, sedih, dan melankolis).
Lingkungan dan musim dapat mempengaruhi kelebihan unsur Penyakit
tertentu dalam tubuh, yang menyebabkan munculnya penyakit mental mental
yang berkaitan dengan kepribadian seseorang. Contohnya: (1) kelebihan
darah menyebabkan lekas marah, (2) kelebihan lendir menyebabkan lemah,
(3) kelebihan empedu kuning menyebabkan iri dan dengki, dan (4)
kelebihan empedu hitam menyebabkan sedih dan melankolis. Galen juga
mengembangkan teori Hipocrates mengenai keseimbangan unsur-unsur
dalam tubuh, yang dikembangkan berkaitan dengan norma-norma sosial,
misalnya aborsi dan cara memperlakukan pasien.

Di wilayah Amerika Latin, yang dipengaruhi oleh kebudayaan Amerika


Portugal dan Spanyol, pengobatan berdasarkan patologi humoral telah Latin
dikembangkan secara luas oleh penduduk di pedesaan maupun perkotaan.
Dalam patologi humoral Amerika Latin masa kini, penyakit dianggap
terjadi karena masuknya panas atau dingin yang berlebihan. Kadang-
kadang suhu aktual juga dianggap sebagai penyebab, seperti misalnya

75
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

seseorang menderita kejang karena kelalaiannya mencuci tangannya di air


dingin, padahal sebelumnya tangannya panas karena menyeterika pakaian.

B.2. Pengobatan Ayurveda

Di India, pengobatan bertujuan untuk mempertahankan kesehatan India:


Ayurveda
(preventif) dan berumur panjang. Pandangan semacam ini berdasarkan
kitab Ayurveda, suatu kitab yang mempelajari mengenai cara-cara agar
manusia dapat berumur panjang. Pengobatan secara preventif ini didapat
dari tiga sumber, yaitu: alam (tanah, batu, dan tumbuhan), hewan, dan
manusia. Menurut teori Ayurveda, alam semesta terdiri dari empat unsur
yang sama, seperti yang dikenal oleh orang Yunani (tanah, air, api, udara)
ditambah unsur kelima, yaitu eter (ether). Pengaturan dari kelima unsur
tersebut di dalam tubuh, di mana masing-masing unsur memiliki lima
bentuk “halus” dan lima bentuk “material”, merupakan suatu mikro
kosmos dari alam semesta. Tubuh manusia juga memiliki tiga humor atau
dosha, dan karena itu disebut sebagai teori Tridosha, yang terdiri dari: (1)
flegma (cairan lendir), (2) empedu (cairan pada empedu), dan (3) angin
atau gas dalam saluran pencernaan. Keadaan “sehat” terjadi apabila
ketiga dosha tersebut berada dalam keadaan seimbang, sedangkan
keadaan “sakit” terjadi apabila satu atau lebih dosha tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Dosha juga dihubungkan dengan usia dan
musim, sehingga unsur flegma diasosiasikan dengan muda dan musim
pertumbuhan, empedu dihubungkan dengan usia bayi dan musim hujan,
sedangkan angin dihubungkan dengan usia tua dan cuaca dingin yang
kering.
Pengobatan di India nampaknya tidak dapat berkembang seperti
pengobatan Yunani, karena adanya aturan/norma agama yang melarang
seseorang memegang dan mengambil bagian tubuh (terutama organ
dalam) seseorang yang telah meninggal. Oleh karena itu, pengetahuan
anatomi tidak berkembang dalam sistem medis di India.

B.3. Pengobatan Cina

Pengobatan tradisional Cina mewakili kasus khusus tentang konsep Cina:


yin-yang
sentral dalam kosmologi Cina, yaitu: pasangan kekuatan yin dan yang.
Interaksi pasangan yang terus-menerus itu berada di balik seluruh gejala
dan gerak alam semesta, termasuk pembentukan dan berfungsinya tubuh
manusia. Keseimbangan yang tepat antara yin dan yang dalam tubuh
adalah penting, agar seseorang tetap dalam keadaan “sehat”. Prinsip
harmoni semacam ini, yang memandang penyakit terutama disebabkan
oleh kerusakan akibat unsur luar atau dalam dan sebab-sebab fisik atau
mental, tetap merupakan masalah pokok dalam pengobatan Cina hingga

76
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

kini.
Oleh karena yin-yang dianggap sebagai unsur-unsur primordial
dalam sistem medis Cina, yang berkaitan dengan perputaran alam semesta,
maka unsur yin dan yang dapat dibedakan menurut yang mewakili dan
sifatnya:
1. unsur yin:
a. mewakili: bumi, bulan, air, dingin, kelembaban, kegelapan, prinsip
kewanitaan, bagian dalam, sebelah kiri, kematian, rendah, tidak
agung, jahat, buruk, keculasan, kekacauan, dan kemiskinan, yang
disebut unsur negatif;
b. bersifat: feminin, gelap, basah, dingin, dan musim dingin.
2. unsur yang:
a. mewakili: langit, matahari, api, panas, kering, cahaya, prinsip kelaki-
lakian, bagian luar, sebelah kanan, hidup, tinggi, keagungan, baik,
indah, kebajikan, aturan, kebahagiaan, dan kekayaan, yang disebut
unsur positif;
b. bersifat: maskulin, terang, kering, panas, dan musim panas.
Oleh karena sifat panasnya, kelebihan unsur yang akan
menimbulkan demam; sebaliknya karena sifat dinginnya, kelebihan unsur
yin menimbulkan kedinginan. Penyakit yang dianggap terjadi karena
kekuatan luar (eksternal) adalah penyakit yang, sedangkan penyakit yang
diduga sebagai akibat dari kekuatan dalam (internal) adalah penyakit yin.
Namun demikian, yin dan yang senantiasa dipandang sebagai suatu
kesatuan, yang dalam situasi apapun menggabungkan unsur positif dan
negatif.
Sistem medis Cina juga berdasarkan lima unsur yang berhubungan Cina:
erat dengan proses fisiologis dan organ-organ dalam tubuh manusia, lima
yaitu: air, api, metal/logam, kayu, dan tanah/bumi. Hubungan yang erat unsur
antara unsur-unsur alam semesta dan anatomi tubuh manusia itu adalah:
1. air: musim dingin, utara, hitam, dan ginjal;
2. api: musim panas/terik, selatan, hawa panas, merah, dan jantung;
3. metal: musim gugur, barat, kering, putih, dan paru-paru;
4. kayu: musim semi, timur, angin, hijau, dan lever/hati;
5. tanah: musim panas/pertengahan, pusat, lembab, kuning, dan limpa.

C. Sistem Medis Personalistik


Glick, dalam penelitiannya pada Inti dari sistem medis personalistik
penduduk Gimi di Papua Nugini, inti adalah: penyakit disebabkan oleh agen-agen,
dari etiologi sistem medis personalistik yang dengan beberapa cara menggunakan
kekuatan mereka atas diri para korbannya.
adalah: penyakit disebabkan oleh agen- Agen-agen tersebut dapat berupa makhluk
agen, yang dengan beberapa cara manusia, manusia super, ataupun bukan
menggunakan kekuatan mereka atas diri manusia.

77
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

para korbannya. Agen-agen tersebut dapat berupa makhluk manusia,


manusia super, ataupun bukan manusia, namun senantiasa dipandang
sebagai makhluk yang keras hati, yang tidak bertindak sembarangan,
melainkan sebagai respon terhadap motif pribadi yang disadari.
Pada orang Abron di Pantai Gading terdapat kepercayaan bahwa
orang dapat menjadi sakit dan meninggal karena beberapa kekuatan
menyerang mereka. Menurut mereka, penyakit terjadi karena peranan
sejumlah agen atas diri mereka. Agen-agen itu dapat berasal dari alam
natural maupun supra natural. Manusia dengan keterampilan khusus
(tukang tenung) maupun makhluk supra natural (hantu, setan, tukang
sihir, dan dewa tertinggi “Nyame”) dapat menyebabkan sakit dan
kematian.
Orang Dobu di Melanesia menganggap bahwa penyakit berasal dari Penyakit:
agen, yang terutama akibat dari rasa iri. Orang Dobu tidak mengenal orang Dobu
konsep “kecelakaan”, karena semua kejadian yang mencelakakan orang dan Mano
(misalnya, jatuh dari pohon kelapa) disebabkan oleh ilmu sihir. Orang
Mano di Liberia percaya bahwa penyakit merupakan sesuatu yang tidak
wajar, yaitu akibat dari masuknya kekuatan-kekuatan yang berasal dari
luar, yang umumnya diarahkan pada korban dengan sarana magis.
Penyakit dan kematian yang dini dianggap berasal dari kekuatan-kekuatan
luar atau ilmu sihir. Penelitian Harley menunjukkan bahwa orang Mano
sedikitnya mengenal 16 macam penyebab penyakit dan kematian yang
“tidak wajar”, antara lain: ilmu sihir, keracunan, pelanggaran tabu,
kekuatan fetish, dan binatang jadi-jadian; sedangkan penyakit yang “wajar”
terbatas pada penyakit-penyakit yang sederhana, antara lain: yang dapat
diobati dengan ramuan tumbuh-tumbuhan, usia tua menuju kematian, dan
pengorbanan budak dan anak-anak.

D. Sistem Medis Tradisi Lokal


Sistem medis Tradisi Lokal umumnya mencakup berbagai suku Tradisi
Lokal
bangsa, misalnya Jawa, Madura, Sunda, Dayak, Ambon, yang merupakan
tradisi yang lama berkembang. Cara pengenalan pengetahuan pengobatan
tradisional atau Tradisi Lokal adalah melalui sosialisasi antar generasi
(dari orang tua ke anak-anaknya) dan magang (dari guru ke murid-
muridnya) yang bersifat terbatas, karena hanya didasarkan pengalaman.
Sistem medis ini dapat meliputi sistem medis naturalistik (alamiah),
personalistik (gaib/mistik), maupun kombinasi keduanya. Penyembuh
yang menggunakan prinsip naturalistik antara lain adalah: (1) dukun jamu
(herbalist), (2) dukun tulang (bone setter), dukun bayi, dan faith healer
(seperti: kyai dan paranormal yang menggunakan jamu-jamuan).

78
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

Penyembuh yang menggunakan prinsip personalistik antara lain adalah:


(1) dukun/shaman sakti (medium), (2) dukun sakit, dan (3) faith healer (kyai
dan paranormal yang menggunakan doa/jampi/mantra).

E. Rangkuman
Sistem medis (Sistem perawatan kesehatan) adalah: (1) sistem budaya yang
mengintegrasikan berbagai komponen yang berhubungan dengan kesehatan, (2) pola-pola dari
pranata sosial dan tradisi budaya yang berkaitan dengan perilaku yang sengaja untuk
meningkatkan kesehatan, (3) kepercayaan mengenai usaha meningkatkan perilaku sehat.
Realitas (kenyataan) klinis merupakan sistem sosial yang terwujud dalam menjalankan
peranan-peranan atas dasar atau yang diatur oleh sistem budaya, yang dijalankan dalam latar
transaksi-transaksi komunikatif berhubungan dengan gangguan kesehatan, mencari perawatan
kesehatan, interaksi antara praktisi medis dan pasien, kegiatan-kegiatan terapi, serta evaluasi hasil
terapi. Peranan adalah kegiatan-kegiatan dalam memenuhi hak, kewajiban, tugas, dan harapan
sesuai kedudukan seseorang. Sistem budaya meliputi pengetahuan, kepercayaan, nilai, norma,
aturan formal, maupun pranata adat.
Dalam realitas lokalitas, sistem medis dibagi ke dalam tiga sektor, yang saling tumpang
tindih, yang meliputi sistem medis: 1. umum (rumah tangga atau popular); 2. tradisional
(kedukunan atau folk); 3. profesional (moderen, kosmopolitan, atau regional). Ketiga sistem medis
walaupun berdiri sendiri namun saling berhubungan. Interaksi antara ketiga sistem itu merupakan
perwujudan dari pluralisme sistem medis yang umumnya dijumpai pada kesatuan sosial di negara
berkembang.
Secara universal terdapat struktur yang mendasari semua sistem medis, yang memudahkan
pemahaman dan studi. Sifat universal ini berhubungan dengan peranan dan kewajiban dari
seorang penderita dan penyembuh, definisi mengenai penyakit, sikap mengenai sehat dan sakit,
maupun integrasi kedokteran ke dalam kerangka budaya.

F. Pertanyaan/Tugas
1. Simpulkanlah mengenai studi sistem medis Naturalistik.
2. Simpulkanlah mengenai studi sistem medis Personalistik.
3. Simpulkanlah mengenai studi sistem medis Tradisi Lokal.
4. Simpulkanlah mengenai perbandingan ketiga sistem medis tersebut.
5. Jelaskan dengan menggunakan contoh (minimal 2 contoh) mengenai masing-masing sistem
medis.

79
Buku Ajar “Antropologi Kesehatan dan Gizi- Bab 5”

G. Senarai
Adaptif

H. Bacaan
Bacaan Wajib
Foster, George M. dan Barbara Gallatin Anderson
1986 Antropologi Kesehatan. Terjemahan Priyanti Pakan S. dan
Mutia FHS. Jakarta: UI-Press.

Bacaan Tambahan
Hughes, Charles C.
1978 “Medical Care: Ethnomedicine”. Dalam Michael H. Logan dan
Edward E. Hunt, eds. Health and the Human Condition:
Perspectives on Medical Anthropology. Massachusets: Duxbury
Press, hal. 150-158.
Logan, Michael H.
1996 "Ethnomedicine". Dalam David Levinson dan Melvin Ember, eds.
Encyclopedia of Cultural Anthropology. Volume 2. New York:
Henry Hold, hal. 436-443.
Pool, Robert dan Wenzel Geissler
2005 Medical Anthropology. New York: Open University Press.
Rubel, Arthur J. dan Michael R. Hass
1990 “Ethnomedicine”. Dalam Thomas M. Johnson dan Carolyne F.
Sargent, eds. Medical Anthropology: Contemporary Theory and
Method. New York: Praeger, hal. 115-131.
Winkelman, Michael
2009 Culture and Health: Applying Medical Anthropology. San Francisco:
Jossey-Bass.

--- @ ---

80

Anda mungkin juga menyukai