Anda di halaman 1dari 5

Eksistensi Suwuk : Pengobatan Tradisional

Masyarakat Jawa di Zaman Modern

Suwuk merupakan pengobatan tradisional yang telah lama ada di Desa Jatiarjo, Kecamatan
Prigen, Pasuruan. Masyarakat yang tinggal di desa lokasi wisata Taman Safari Indonesia II
ini masih menggunakan pengobatan tradisional suwuk sebagai pilihan pengobatan. Dalam
praktiknya, suwuk biasa disisipkan sebagai mantra dalam setiap pengobatan.

Pengobatan suwuk dilakukan oleh dukun yang mana salah satu ciri pengobatan dukun adalah
penggunaan doa-doa atau bacaan-bacaan, air putih yang diisi rapalan doa-doa dan ramuan
dari tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam penyakit yang diderita oleh masyarakat pun dapat
diobati melalui suwuk.

Dalam pandangan ilmu antropologi kesehatan, dikenal istilah etnomedisin yakni kepercayaan
dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit dan merupakan hasil dari
perkembangan kebudayaan asli dan eksplisit yang tidak berasal dari kerangka konseptual
kedokteran modern. Sebuah metode pengobatan pun berkaitan erat dengan bagaimana konsep
sehat dan sakit yang dipahami masyarakat. Penyebab penyakit masyarakat dibagi menjadi
dua macam:

 Pertama, penyakit yang disebabkan oleh sistem-sistem medis personalistik, yakni


penyakit disebabkan oleh intervensi dari suatu agen aktif yang berupa makhluk
supranatural (makhluk ghaib, hantu, roh, dewa) atupun berasal dari manusia seperti
tukang tenung dan tukang sihir,
 Kedua, penyakit yang disebabkan oleh sistem-sistem medis naturalistik, yakni
penyakit yang diderita dapat dijelaskan dengan istilah-istilah sistemik dan sakit
tersebut disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan tubuh manusia seperti karena
panas, dingin, cairan tubuh (humor atau dosha), yin dan yang, sehingga tubuh menjadi
sakit. Pengobatan tradisional suwuk tidak dapat dipungkiri lebih cenderung
menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh hal-hal personalistik.
Nah, bagaimana dengan pengobatan suwuk pada masyarakat Jatiarjo yang tinggal di lereng
Gunung Arjuna ini?

Pada dasarnya, dalam proses pengobatan tradisional suwuk ini, dukun akan melakukan proses
yang terdiri dua tahap: pertama, dukun akan mendiagnosa pasien terlebih dahulu, kedua,
penerapan metode pengobatan dalam hal ini metode pengobatan suwuk.

Di Jatiarjo, cara mendiagnosa pasien oleh dukun suwuk dapat dilakukan dalam beberapa
teknik. Teknik tersebut seperti halnya pijatan-pijatan di ruas-ruas jari kaki dan tangan,
analisis laporan medis dari pasien, penggunaan benda pusaka (misal keris), hingga
komunikasi batin antara sang dukun dengan penunggu desa tempat pasien berasal. Seluruh
teknik diagnosa tersebut dilakukan salah satu atau kombinasi oleh sang dukun.

Setelah dilakukan teknik diagnosa, tahap selanjutnya adalah penerapan dari metode
pengobatan suwuk. Pengobatan suwuk di Jatiarjo dilakukan dengan kombinasi teknik
pengobatan lain seperti pijat dan pemberian ramuan herbal. Setelah diketahui penyakit yang
diderita, pasien dapat disembuhkan melalui teknik pijat dengan menggunakan minyak whisik.
Ada pula pasien yang diberi ramuan berbahan tumbuhan obat yang diracik si dukun maupun
diracik sendiri.

Selain ramuan herbal tersebut dikonsumsi oleh pasien, ramuan tersebut juga dapat diusapkan
(bobok) dibagian tubuh yang sakit. Seluruh proses pengobatan baik pijat maupun pemberian
ramuan berbahan alami tersebut dilakukan sembari ditiupkan rapalan doa-doa oleh sang
dukun. Rapalan doa-doa pun juga diberikan pada pasien dalam bentuk fisik yakni berupa
tulisan-tulisan arab yang ditulis dilembaran kertas.

Pengobatan suwuk dengan kombinasi ramuan herbal misalnya, digunakan oleh Bapak Kamin
saat mengobati pasien Vina, bayi berusia lima bulan yang mengalami sakit panas. Racikan
ramuan herbal ini terdiri dari parutan dringu (lempuyang) yang diusapkan (bobok) pada si
bayi. Bahkan, tidak hanya si bayi yang diobati, racikan ramuan herbal serta segelas air putih
yang telah diberi doa pun juga dikonsumsi oleh si ibu.

Bapak Kamin mengobati bayi Vina dengan mengusapkan ramuan herbal (dok.peneliti 2016)
Terdapat tiga elemen penting dalam sebuah proses pengobatan yakni: obat itu sendiri, mantra,
dan menurut Malinowski, seorang tokoh antropologi kenamaan, adalah kondisi atau
kemampuan pemberi obat. Di Jawa, aspek keadaan pemberi obat dianggap sebagai elemen
yang penting sekali. Hal inilah yang menjadi alasan bahwa pengobatan tradisional seperti
halnya suwuk ampuh dan masih menjadi pilihan bagi masyarakat di Jatiarjo.

Kondisi pemberi obat inipun ditunjukkan dengan sikap yakin selama proses pengobatan.
Selain itu, sang dukun mempercayai jika kesembuhan yang dirasakan pasien tidak hanya
berdasarkan kemampuan dirinya, namun senantiasa atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa.
“makane teko iku, berangkate teko yakin”ujar Bapak Kamin.

Perihal sikap dan kondisi pemberi obat ini secara ilmiah dapat dijelaskan sebagai faktor
sugesti yang terjadi dalam proses pengobatan tradisional. Keampuhan pengobatan tradisional
sejatinya terletak pada adanya faktor sugesti yang terjadi selama proses pengobatan.

Sugesti berasal dari keyakinan si penyembuh maupun si pasien. Selain itu, sugesti dibuat
dengan memberikan Unen-Unen (komentar, saran) pada pasien yang dinyatakan secara
implisit maupun eksplisit. Media air, doa, dan obat-obatan herbal menjadi upaya untuk
meningkatkan sugesti pasien tentang penyembuhan.

Dengan demikian, pengobatan tradisional suwuk di Jatiarjo masih memiliki tempat dihati
masyarakat sebagai salah satu piilihan pengobatan meski fasilitas medis telah memadai.
Sejatinya pengobatan tradisional yang merupakan wujud keluhuran dan kekayaan budaya
Indonesia masih diakui hingga saat ini.

Pengobatan tradisional pun memainkan peranan penting dalam pengembangan kebangsaan


nasional, karena ia melambangkan masa silam negara dan tingkatan kebudayaan yang tinggi
di masa lalu. Bukan hanya pengobatan milik masyarakat Jawa saja, namun kekayaan itu
mencakup keragaman sukubangsa yang ada di Indonesia, karena meski berbeda-beda cara
pengobatannya, namun kesembuhan adalah tujuannya.

Oleh Miftakhul Iftita, Hanifati Alifa R., Helmawati, Luaiyibni F.Z., Annise Sri M.*

*Tim peneliti PKM-PSH (Program Kreativitas Mahasiswa) bidang Penelitian Sosial


Humaniora Universitas Brawijaya

SUMBER : http://antronesia.com/eksistensi-suwuk-pengobatan-tradisional-masyarakat-
jawa-jaman-modern/
NAMA : LINANDA AMALIA P.

NIM : 6411419146

ROMBEL : 1D

PRODI : KESEHATAN MASYARAKAT

Eksistensi Suwuk : Pengobatan Tradisional Masyarakat Jawa di Zaman Modern

Suwuk merupakan pengobatan tradisional yang telah lama yang ada di Desa Jatiarjo,
Kecamatan Prigen, Pasuruan. Pada dasarnya proses pengobatan suwuk terdiri dari 2 tahapan
yaitu diagnosa pasien oleh dukun dan penerapan metode pengobatan suwuk.

Terdapat beberapa teknik yang dilakukan oleh dukun suwuk dalam mendiagnosa pasien.
Teknik tersebut seperti halnya pijatan-pijatan di ruas-ruas jari tangan dan kaki, analisis
laporan medis dari pasien, penggunaan benda pusaka (misal keris), hingga komunikasi batin
antara dukun dengan penunggu desa tempat pasien berasal.

Pengobatan suwuk di Desa Jatiarjo dilakukan dengan kombinasi teknik pengobatan lain
seperti pijat dan pemberian ramuan herbal. Setelah diketahui penyakit yang diderita, pasien
dapat disembuhkan melalui teknik pijat dengan menggunakan minyak whisik. Ada pula
pasien yang diberi ramuan berbahan tumbuhan obat untuk dikonsumsi maupun diusapkan
pada bagian tubuh yang sakit. Semua tahapan pengobatan dilakukan sembari ditiupkan
rapalan-rapalan doa oleh Si dukun. Ada pula rapalan-rapalan doa yang diberikan kepada
pasien dalam bentuk fisik berupa kertas bertuliskan tulisan-tulisan Arab.

Dalam proses pengobatan tradisional semacam ini, faktor terpenting adalah sugesti. Sugesti
inilah yang menjadikan keampuhan pengobatan tradisional. Baik sugesti yang berasal dari
keyakinan si penyembuh maupun pasien.

Dengan demikian, pengobatan tradisional suwuk di Desa Jatiarjo masih memiliki tempat di
hati masyarakat sebagai salah satu piilihan pengobatan meskipun fasilitas medis telah
memadai. Sejatinya, pengobatan tradisional merupakan wujud keluhuran dan kekayaan
budaya Indonesia yang masih diakui hingga saat ini.

Pengobatan tradisional pun memainkan peranan penting dalam pengembangan kebangsaan


nasional, karena melambangkan masa silam negara dan tingkatan kebudayaan yang tinggi di
masa lalu. Bukan hanya pengobatan milik masyarakat Jawa saja, namun kekayaan itu
mencakup keragaman suku bangsa yang ada di Indonesia, karena meskipun berbeda-beda
cara pengobatannya, namun kesembuhan adalah tujuannya.

Anda mungkin juga menyukai