Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
DAN DIAGNOSTIK
(CT SCAN)

NAMA NIM
AGUSTINA KARMA PO530321118924
CRISTINA DIANA SOLEH PO530321118928 (Tidak kerja)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua

limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah

yang berjudul “CT Scan” Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun malah

ini, yaitu dalam rangka memenuhi mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.

Tidak lupa, saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing selaku

dosen mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah yang dengan sabar membantu saya.

Serta kepada semua pihak yang telah mendukung dalam proses penulisan makalah

ini.

Saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan dalam makalah

ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan kritik yang

membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki makalah ini.

Kupang, 28 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................

1.2 Tujuan.......................................................................................................................

1.2.1 Tujuan Umum.................................................................................................

1.2.2 Tujuan Khusus................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................

2.1 Pengertian.................................................................................................................

2.2 Tujuan......................................................................................................................

2.3 Tahapan/Prosedur Pemeriksaan Diagnostik.............................................................

2.4 Implikasi Keperawatan Berdasarkan Hasil Pemeriksaan Diagnostik......................


BAB III PENUTUP.....................................................................................................
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Skan tomografi computer atau Skan CAT, dikembangkan diinggris tahun


1972 dan disebut SKAN EMI. Skaner CT menghasilkan sinar pendek yang
memeriksa bagian-bagian tubuh dari beberapa sudut yang berbeda. Hal ini
menghasilkan satu seri gambaran bagian menyilang sehingga membentuk struktur
dengan gambaran 3 dimensi. Skan CT dapat dilakukan dengan atau tanpa media
kontras iodion. Pemeriksaan ini bukan pemeriksaan yang invasif kecuali bila
digunakan kontras. Kontras menyebabkan absorpsi jaringan lebih besar dan terjadi
penyebaran kontras. Kontras menyebabkan absorpsi jaingan lebih besar dan terjadi
penyebaran kontras. Penyebaran ini memungkinkan tumor-tumor kecil dapat dilihat.
SKAN CT dapat digunakan untuk skaning kepala, abdomen (lambung, usus besar
dan kecil, hati, limpa, pankreas, empedu, ginjal dan adrenal), pelvis (kandung kemih,
organ reproduksi, usus besar atau usus halus di dalam pelvis), dan dada (jantung,
paru, struktur mediastinal).

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum


Agar mahasiswa/I dapat mengetahui apa itu CT Scan
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui Pengertian CT Scan
2. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui Tujuan dan batasan normal dari
CT Scan
3. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui Tahapan/prosedur pemeriksaan
diagnostik dari CT Scan
4. Agar mahasiswa/I dapat mengetahui Implikasi keperawatan
berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik CT Scan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN CT-SCAN

CT Scan ( Computer Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan


untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
CT-Scan merupakan alat penunjang diagnosa yang mempunyai aplikasi yang universal
untuk pemeriksaan seluruh organ tubuh, seperti sususan saraf pusat, otot dan tulang,
tenggorokan, rongga perut. Computer Tomography (CT) biasa juga disebut Computed
axial tomography (CAT), dikembangkan di ingggris tahun 1972 dan disebut skan
EMI.yang merupakan suatu proses yang menggunakan digital processing untuk
menghasilkan suatu gambaran internal tiga dimensi suatu obyek dari satu rangkaian sinar x
yang menghasilkan gambar dua dimensi. Kata " tomography" diperoleh dari bahasa
Yunani tomos ( irisan) dan graphia ( gambarkan). CT Scan dapat dilakukan atau dengan
atau tanpa media kontras iodin. Pemeriksaan ini bukan pemeriksaan yang invasif kecuali
bila digunakan kontras. Kontras menyebabkan absorbsi jaringan lebih besar dan terjadi
penyebaran kontras. Penyebaran ini mwmungkinkan tumor-tumor kecil dapat dilihat.

Gambar . CT Scan
Alat ini pada umumnya digunakan dalam dunia kedokteran sebagai alat diagnostik dan
sebagai pemandu untuk interventional prosedur. Kadang-Kadang material seperti barium
atau intravenous iodinated contrast dimasukkan ke tubuh pasien yang berguna dalam
mempermudah proses scanning seperti untuk melihat isi perut atau bagian tubuh yang
sukar untuk digambarkan dengan cara scanning. Penggunaan contrast material dapat juga
membantu khususnya guna memperoleh informasi fungsional tentang jaringan/tisue pada
tubuh pasien.

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas adanya dugaan yang kuat antara suatu
kelainan, yaitu :
a. Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
b. Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya vaskularisasi dan infark.
c. Brain contusion.
d. Brain atrofi.
e. Hydrocephalus.
f. Inflamasi.
Computed tomography (CT), juga dikenal sebagai computed axial
tomography atau compaxial tomography, adalah prosedur noninvasif yang
menggunakan radiografi tomografi (x-ray) yang dikombinasikan dengan mesin
pemindaian khusus, detektor yang menentukan jumlah sinar radiografi yang diserap
oleh jaringan, dan sebuah komputer yang memproses pembacaan ini dan
merekonstruksi wilayah tubuh dengan menghitung perbedaan penyerapan jaringan
dari sinar radiografi. Ini menghasilkan serangkaian pandangan anatomi cross-
sectional tiga dimensi dari struktur jaringan organ padat serta perbedaan antara
jaringan lunak dan Cair. Pencitraan juga dapat mereproduksi bidang sagital,
horizontal, dan koronal untuk dilihat. Prosedur ini awalnya dikembangkan untuk
mengidentifikasi kelainan otak tetapi. sekarang telah maju untuk menyertakan
pemindaian seluruh tubuh, wilayah tubuh, dan organ tubuh tertentu.
Penggunaannya yang terbaru adalah untuk pencitraan gerakan jantung dan aliran
darah ke otak. Hal ini terutama dilakukan untuk membantu dalam diagnosis tumor
dan gangguan peradangan, meskipun studi CT scan dapat menghasilkan pandangan
dari berbagai jenis patologi jaringan dengan memungkinkan diferensiasi dari
jaringan normal.

2.2 TUJUAN

Tujuan utama penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra cranial, lesi yang
memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema serebral dan adanya
perubahan struktur otak. Selain itu Ct scan juga dapat digunakan dalam mengidentikasi
infark , hidrosefalus dan atrofi otak.

Kelebihan dan kekurangan CT Scan :

 Kelebihan CT Scan

1. Sangat rinci
Dari semua prosedur pencitraan internal yang tersedia, CT scan adalah yang paling
rinci sehingga memberikan gambaran paling lengkap dari apa yang terjadi di dalam
tubuh pasien. CT scan sangat berguna dan banyak digunakan untuk mendiagnosis
kanker.
2. Tanpa rasa sakit
Prosedur CT scan non-invasif dan tidak menyakitkan. Prosedur CT scan bisa
dilakukan relatif cepat dan nyaman bagi kebanyakan pasien.
3. Tepat
CT scan memberikan dokter informasi yang sangat jelas mengenai letak dan
penyebaran tumor sehingga amat membantu dalam perencanaan biopsi, operasi,
radiasi, atau perawatan lainnya.
 Kekurangan CT Scan

1. Radiasi
Dibandingkan dengan tes diagnostik lainnya, CT scan memberikan dosis radiasi yang
lebih tinggi kepada pasien.
Scan yang dilakukan hanya sekali umumnya tidak akan menyebabkan masalah. Tetapi
prosedur yang dilakukan berulang dapat meningkatkan risiko kanker akibat paparan
radiasi yang berulang.
2. Reaksi alergi
Pasien yang menjalani CT scan mungkin akan menerima dosis zat yang dikenal
sebagai “agen kontras,” yang mengandung yodium.
Agen kontras diperlukan agar hasil pemindaian pada bagian tubuh tertentu memiliki
resolusi yang lebih baik sehingga lebih mudah dianalisis.
Sebagian pasien mungkin mengalami reaksi alergi terhadap agen kontras dengan
gejala meliputi rasa logam di mulut, gatal-gatal, dan sesak napas.
Kabar baiknya, agen kontras yang tidak mengandung yodium sudah tersedia dan
semakin banyak digunakan.
3. Salah tafsir
Karena hasil CT scan sangat rinci, dokter justru berpotensi melakukan kesalahan
mendiagnosa kelainan kecil dalam tubuh sebagai masalah serius seperti kanker,
misalnya. Hal ini tentu akan menimbulkan kecemasan pada pasien serta tambahan
biaya untuk melakukan tes atau perawatan tindak lanjut yang sebenarnya tidak perlu.

MASALAH KEPERAWATAN:
 Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan prosedur CT
Goal : klien dapat memahami prosedur CT
Objektif : klien mampu menjelaskan sedikit mengenai prosedur yang sudah
dijelaskan
Intervensi : 1. Kaji tingkat pengetahuan klien
2. Menjelaskan prosedur CT kepada klien
 Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan reaksi alergi terhadap zat
kontras
Goal : klien terbebas dari cedera
Objektif : klien tidak mengalami alergi dalam masa perawatan.
Intervensi : 1. Kaji ulang faktor risiko cedera pada klien
2. lakukan modifikasi lingkungan agar lebih aman
 Ansietas yang berhubungan dengan prosedur pemeriksaan CT dan
kemungkinan hasil pemeriksaan.
Goal : klien akan menurunkan tingkat kecemasan dalam masa perawatan
Objektif :klien dapat memahami prosedur mengenai pemeriksaan CT dan dapat
menerima dengan baik hasil pemeriksaan.
Intervensi: 1. Ajarkan kepada pasien teknik relaksasi
2. kaji tingkat kecemasan

2.3 TAHAPAN/PROSEDUR PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

STUDI PEMINDAHAN KOMPUTED TOMOGRAFI

Studi pemindaian CT adalah prosedur pencitraan bagian tubuh. Penelitian dilakukan


untuk melihat karakteristik jaringan dan struktur organ padat. Mereka memiliki banyak
kegunaan dan diberi nama untuk organ, seperti dalam studi okular atau ginjal; daerah
tubuh, seperti dalam studi panggul atau perut; dan studi tubuh, yang meliputi perut, dada,
dan panggul, tergantung pada alasan penelitian dan jenis informasi diagnostik yang
diperlukan. Banyaknya jumlah gambar yang dihasilkan memberikan serangkaian
pandangan terperinci tentang kepadatan dan kedalaman jaringan yang digunakan untuk
menentukan keberadaan, lokasi, dan luasnya patologi; untuk mengidentifikasi dan
menemukan lesi untuk panduan biopsi fineneedle perkutan, untuk menentukan keberadaan
benda asing dan kelainan lainnya; dan untuk mengevaluasi efektivitas perawatan yang
diberikan untuk menghilangkan atau memperbaiki keadaan penyakit.

PEMINDAHAN TUBUH

Pemindaian tubuh adalah penelitian CT yang dilakukan untuk membantu mendiagnosis


kelainan pada bagian tubuh selain dari kepala, seperti leher, dada, perut, panggul, tulang
belakang, dan ekstremitas. Ini dapat mengungkapkan massa ganas dan jinak; pembesaran
atau patologi kelenjar getah bening, dan akumulasi cairan, darah, atau lemak yang
abnormal pada organ atau rongga. Media kontras diberikan melalui mulut, dengan injeksi
(intravena [IV]), atau dengan enema, tergantung pada kebutuhan akan tampilan awal atau
tambahan untuk memastikan gambar yang jelas dari organ tertentu. Pemindaian
memberikan gambar langsung dari semua bagian internal pada layar saat mesin berputar di
sekitar tubuh. Semua atau gambar yang dipilih dapat difoto dan disimpan untuk
penglihatan di masa depan. Gambar menentukan kontur organ dan menampilkan
perbedaan kontras saat pemindaian dilakukan di berbagai bidang untuk menghasilkan
gambar tiga dimensi pada layar monitor.

 Menentukan pembesaran kelenjar getah bening dan limfadenopati retroperitoneal dalam


mendiagnosis limfoma
 Mendeteksi aneurisma aorta atau perut
 Mendeteksi infeksi dan proses inflamasi, yaitu apendisitis, divertikulosis, pankreatitis,
pneumonitis, nodul inflamasi, abses hati atau jaringan lunak lainnya.
 Menilai mediastinum, hilum, dan pleura dada untuk membantu dalam diagnosis awal
kondisi yang mempengaruhi daerah-daerah ini
 Mendeteksi akumulasi cairan atau darah, seperti pada asites, perlemakan hati, efusi pleura,
atau perdarahan
 Menentukan dilatasi hepatobilier dan
 menentukan apakah ada obstruksi Menentukan obstruksi sistem ginjal di hadapan kalkuli
 Mendiagnosis anomali kongenital sistem ginjal dan gastrointestinal
 Mengukur kepadatan tulang pada wanita menopause untuk penggantian estrogen dalam
osteoporosis diungkapkan oleh peningkatan kepadatan berdasarkan kadar kalsium
 Memverifikasi lokasi yang tepat dari lesi untuk biopsi jarum halus berpandu CT untuk
menghilangkan kebutuhan akan prosedur bedah untuk mendapatkan spesimen
 Mengevaluasi efek intervensi medis atau bedah pada patologi apa pun

KONTRAINDIKASI
 Kehamilan, kecuali manfaat melakukan penelitian sangat melebihi risiko bagi janin
 Alergi terhadap yodium, jika media kontras yodium akan digunakan
 Obesitas ekstrim
 Status medis yang tidak stabil, termasuk tanda-tanda vital, muntah, peningkatan peristaltic
 Respons klaustrofobik ekstrem yang mencegah klien tetap diam saat tertutup dalam
pemindai, kecuali jika obat diberikan sebelum Studi.

TINDAKAN KEPERAWATAN SEBELUM MELAKUKAN PROSEDUR


Jelaskan kepada klien:
 Bahwa prosedur membutuhkan dari 45 menit hingga 2 jam, tergantung pada sejauh mana
pencitraan dan apakah media kontras digunakan
 Makanan dan cairan tersebut ditahan selama 4 jam sebelum prosedur jika media kontras
digunakan; kalau tidak, tidak ada batasan makanan atau cairan
 Obat-obatan itu dapat dilanjutkan, insulin dapat diberikan, diet dapat diikuti, dan studi
dijadwalkan sekitar kebutuhan ini.
 Pakaian itu, termasuk ikat pinggang, perhiasan, dan alltion. Anak-anak dan orang dewasa
biasanya dapat diajarkan pentingnya tetap diam, dan, jika ada claustrophobia, agen anti-
kecemasan dapat diberikan. Intervensi yang beragam, seperti musik melalui earphone,
telah digunakan untuk menghilangkan kecemasan pada orang dewasa.

PERSIAPAN UMUM UNTUK SEMUA SCAN.


 Dapatkan tanda tangan surat persetujuan
 Untuk pemeriksaan pagi: puasa 8 jam sebelum pemeriksaan
Untuk pemeriksaan siang/sore: pembatasan makan dan cairan setelah makan cair
pada pagi hari. Sedikit air putih boleh diberikan 2 jam sebelum pemeriksaan. Tidak
perlu pembatasan makan dan cairan jika tidak digunakan kontras.
 Obat-obat dapat diberikan sampai 2 jam sebelum pemeriksaan
 Jika digunakan kontras dan klien alergi terhadap produk iodin steroid atau
antihistamin dapat diberikan beberpa hari sebelum scan atau diberikan IV selama
CT Scan
 Infus IV atau heparin lok dipasangkan sebelum pemeriksaan
 CT Scan baisanya memerlukan waktu 30 menit sampai 1 ½ jam

CT KEPALA

PROSEDUR

Klien ditempatkan di atas meja datar dalam posisi terlentang dengan kepala pada
peralatan yang cocok dengan bingkai yang berputar di sekitar kepala dalam busur 180
derajat dari satu sisi ke sisi lainnya. Gambar dilakukan pada setiap derajat selama
rotasi ini . Gambar tambahan dapat diambil di pesawat lain saat pemindai dipindahkan
ke posisi yang berbeda. Wajah dibiarkan terbuka selama pencitraan untuk
memungkinkan klien melihat setiap saat. Klien diminta untuk berbaring diam selama
prosedur karena gerakan menyebabkan pengaburan gambar. Administrasi IV dari
media kontras beryodium dapat diberikan sebelum pencitraan, atau gambar dapat
diambil terlebih dahulu dan kemudian media disuntikkan untuk meningkatkan yang
tidak biasa. temuan.
 Lepaskan jepit rambut dan perhiasan (anting-anting) sebelum pemeriksaan
 Sedatif sedang atau analgesic dapat diberikan pada klien yang gelisah atau sakit dan
nyeri leher atau punggung
 Kepala diletkan ditempat pemeriksaan dan plester karet yang lebar dilekatkan
sekeliling kepala untuk mempertahankan posisi kepala supaya tidak bergerak selama
pemeriksaan.

CT ABDOMEN DAN PELVIS

SCANNING ABDOMINAL
Pemindaian perut adalah studi CT yang dilakukan untuk membantu mendiagnosis
kelainan pada hati, limpa, pankreas, usus besar dan kecil, sistem bilier, ginjal, adrenal,
aorta, dan kelenjar getah bening. Patologi yang dapat diidentifikasi termasuk tumor,
kista, peradangan dan infeksi, trauma dan cedera, aneurisma, pendarahan, batu,
pembesaran saluran atau kelenjar getah bening, anomali kongenital, dan akumulasi
cairan di rongga perut.

SCANNING PELVIC
Pemindaian panggul adalah studi CT yang dilakukan untuk membantu mendiagnosis
kelainan rahim, saluran tuba, ovarium, rektum, prostat, kandung kemih, dan kelenjar
getah bening. Patologi organ-organ ini yang dapat diidentifikasi adalah tumor, kista,
infeksi dan radang, dan hipertrofi. CT panggul dilakukan terutama untuk
mengidentifikasi patologi kandung kemih, karena organ panggul lainnya dapat secara
efektif dipelajari dengan ultrasonografi dan prosedur lainnya. Namun, CT scan organ
panggul digunakan setelah ultrasonografi untuk menentukan luasnya patologi setelah
diidentifikasi. Penelitian ini didasarkan pada prinsip-prinsip yang sama dari
identifikasi anatomi organ seperti CT scan perut dan juga termasuk penggunaan
peningkatan kontras untuk pencitraan organ yang lebih rinci.
 Sinar x abdomen (GUK) mungkin dilakukan sebelum CT Scan
 HasiL; pemeriksaan kreatinin urem dan BUN harus ada
 Saluran GI harus bebas barium. Enema dapat dilakukan
 Untuk Scan abdomen, diberikan zat kontras per oral (450 ml) 1 jam sebelum
pemeriksaan. Setengah bagian dari cairan diberikan 1 jam sebelum
pemeriksaan dan sisa cairan diberikan 1 ½ jam sebelum Scan.

2.4 IMPLIKASI KEPERAWATAN BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN


DIAGNOSTIK
 Jelaskan prosedur pemeriksaan kepada klien. Skanner CT berbentuk bulat seperti
donat. Pasien diikatkan pada meja khusus dengan alat yang mengelilingi area tubuh
yang akan diperiksa. Suara-suara mendesis akan terdengar dari alat. Radiologis atau
suara teknis khusus berada dalam ruangan control dan akan mengobservasi dan
berkomunikasi setiap waktu melalui intercom. Pemeriksaan ini tidak menimbulkan
rasa sakit.
 Jelaskan pada klien bahwa akan diminta untuk menarik napas beberapa kali selama
scan abdomen.
 Jelaskan pada klien waktu 30 menit bahwa tanpa zat kontars CT kepala
memerlukan waktu 30 menit dan dengan menggunakan kontras 1 sampai 1 ½ jam.
Untuk ct tubuh memerlukan waktu 1 ½ jam.
 Kaji riwayat alergi terhadap makanan laut dan kontras dari pemeriksaan sinar x
lain. Kontras tidak selalu digunakan untuk CT, khususnya kepala, dada,dan
kolumna vertebralis.
 Jelaskan pada klirn bahwa jika kontras disuntikan IV, akan terasa oanas dan merah
pada muka dan tubuh. mungkin ada rasa asin dan logam. Tidak ada rasa mual.
Sensasi ini biasanta berakhur dalam 1 sampai 2 menit.
 Observasi tanda-tanda dan gejala-gejala reaksi alergi hebat terhadap kontars
(mis.,dyspnea,berdebar-debar,takikardi,hipotensi,gatal dan urtikaria).obat-obat
kedaduratan sebaiknya, disediakan.
 Observasu reaksi alergi lambat terhadap kontras (mis.,kulit merah, urtikaria,sakit
kepala, dan muntah). Antihistamin peroral dapat diberikan pada reaksi alergi
sedang
 Dukung klien dan keluarga
 Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas dan diet seperti biasa kecuali sebaliknya
diindikasikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

CT Scan ( Computer Tomography Scanner ) adalah suatu prosedur yang digunakan


untuk mendapatkan gambaran dari berbagai sudut kecil dari tulang tengkorak dan otak.
Alat ini pada umumnya digunakan dalam dunia kedokteran sebagai alat diagnostik dan
sebagai pemandu untuk interventional prosedur. Kadang-Kadang material seperti
barium atau intravenous iodinated contrast dimasukkan ke tubuh pasien yang berguna
dalam mempermudah proses

scanning seperti untuk melihat isi perut atau bagian tubuh yang sukar untuk
digambarkan dengan cara scanning. Penggunaan contrast material dapat juga membantu
khususnya guna memperoleh informasi fungsional tentang jaringan/tisue pada tubuh
pasien. Tujuan utama dari penggunaan ct scan adalah mendeteksi perdarahan intra
cranial, lesi yang memenuhi rongga otak (space occupying lesions/ SOL), edema
serebral dan adanya perubahan struktur otak.

3.2 SARAN

Dalam penggunaan CT Scan, diperlukan pemahan yang sangat luas dikarenakan


fungsinya yang sangat kompleks dan penggunaan CT Scan dalam bidang diagnostic yang
sangat tinggi. Oleh karena itu sebagai calon radiographer atau tenaga kesehatan yang
menggunakan CT Scan yang terjun dalam bidang diagnostic perlu mendalami CT Scan
dengan baik, sehingga dapat mengoperasi CT Scan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber internet :

file:///C:/Users/X541UA/Downloads/Documents/PUTRI%20RAMADHANI%20D4110
3020_2.pdf : 20 oktober 2019.Pukul:21.08 WITA

https://nardinurses.files.wordpress.com/2008/01/konsep-ct-scan-mri.pdf:21oktober
2019.Pukul:18.26 WITA

https://www.alodokter.com/ct-scan-ini-yang-harus-anda-ketahui:21oktober
2019.Pukul:20.30 WITA

file:///C:/Users/X541UA/Downloads/Documents/Chapter%20I.pdf:22Oktober
2019.pukul:09.37 WITA

Kee Lefever Joyce.1997.Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.Jakarta:Buku


Kedokteran EGC

file:///C:/Users/X541UA/Documents/Nurse’s%20manual%20of%20laboratory%20and
%20diagnostic%20tests.%20–%204th%20ed..pdf : 26Oktober2019.Pukul:09.26 WITA

Anda mungkin juga menyukai