Anda di halaman 1dari 19

KEDOKTERAN INDIA

(AYURWEDA)

OLEH
Nama : Teguh Sukoco
NMP:11.05.01.,090
Nama: I Kadek Sukadana
NMP:11.05.01.084.
SEMESTER: II
(dr.I G.N.Pramesemara,S.Ked)

FAKULTAS KESEHATAN AYURWEDA


UNIVERSITAS HINDU INDONESIA
DENPASAR
2011
KATA PENGANTAR

OM SWASTYASTU.

Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa.serta bimbingan dan
arahan bapak dosen ,maka penulis dapat menyelesaikan tugas’’Kedokteran India/
ayurweda’’ini.tugas dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi dan Sosiologi
Kesehatan pada Program Studi Ayurweda Fakultas Kesehatan,Semester II.

Penulis menyadari masih banyak ketidak sempurnaan dan kekurangan dalam tugas
ini,baik dari segi tata bahasa,redaksional maupun isinya.hal itu merupakan keterbatasan
kemampuan nalar dan pengetahuan penulis ,begitu juga keterbatasan literature yang penulis
pakai.

Untuk itu,saran dan kritik yang membangun semagat penulis harapkan dari bapak
Dosen dan teman-teman mahasiswa,untuk kesempurnaan tugas ini.Semoga akhir kata,atas
sumbangsih dan perhatian bapak,penulis ucapkan terimakasih,semoga tulisan yang sangat
sederhana ini ada manfaatnya.

Om santih,santih,santih om.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1

Latar Belakang .................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Pustaka ..................................................................... 3

BAB III Penutup ................................................................................................ 14

Kesimpula .......................................................................................... 14

Daftar pustaka.................................................................... ... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pengobatan ayurveda pertama kali dipelopori Dhanvantari sekitar 1.500 Sebelum


Masehi. Namun, baru sekitar tahun 200 Sebelum Masehi, pengobatan ayurveda ditampilkan
dalam bentuk tulisan dan menyeluruh. Ayurveda mengajarkan teknik operasi, obat-obatan
dari tanaman, aroma terapi dan mengajarkan segi gaya hidup sehat. Para pakar
memperkirakan ayurveda memiliki sejarah lebih panjang, yakni dirintis sekitar tahun 3.000
SM yang mencakup ajaran spiritual dan perilaku. Kitab Atreya Samhita salah satu bagian
ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia. Pada zaman itu, situasi kekuatan tenaga
sering menyebabkan terjadinya perkelahian yang menyebabkan luka pendarahan pada
hidung. Hal itu adalah hal yang lazim terjadi pada satu millennium Sebelum Masehi,
umumnya dilakukan dengan memotong hidung para tawanan perang atau karena
pertempuran. Sekitar tahun 500 Sebelum Masehi, Sushruta dari India berhasil mengadakan
rhinoplasty atau operasi mengembalikan bentuk hidung. Sushruta menjelaskan sayatan kulit
dari kepala dapat sembuh dengan ramuan herbal atau obat-obatan dari tumbuhan.

Kini telah banyak dokter yang tertarik untuk mencoba pengobatan holistik, suatu
bentuk yang melibatkan kondisi tubuh, mental, sosial lingkungan dan bahkan hingga dimensi
spiritual yang akan mengungkapkan faktor-faktor yang memicu suatu penyakit. Nutrisi yang
baik dan seimbang serta olahraga teratur menjadi sangat penting bagi pengobatan holistik.
Tetapi kestabilan emosi dan spiritual juga harus diperhatikan sehingga kondisi yang optimal
akan tercipta. Terapi alternatif difokuskan untuk meningkatkan proses penyembuhan sendiri,
untuk memperbaiki keselarasan antara gerak tubuh dan elemen biokimia dari tubuh, pikiran
dan emosi.

Dengan adanya kesadaran masyarakat akan kesehatannya, dan banyaknya jenis


penyakit serta mahalnya harga obat modern maka pengobatan ayurveda dipercaya sebagai
terapi tambahan yang bekerja melengkapi terapi medis yang diberikan oleh dokter, yang
bekerja secara sinergis.

1
Bahan obat-obatan ayurveda berasal dari bahan alam sehingga bebas

efek samping. Namun untuk hasil terbaik, instruksi dosis, dan saran mengenai pola makan
harus ditaati dengan seksama. Perlindungan menyeluruh terhadap hampir seluruh penyakit,
menangani penyakit bahkan sebelum mereka timbul, serta menjaga kesehatan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang permasalahan di atas kami merumuskan masalah bagaimana


keefektifan ayurveda sebagai alternatif penunjang terapi terhadap suatu penyakit?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH PERKEMBANGAN

Gambaran singkat dari Ayurveda ini dibagi atas beberapa periode,mulai dari periode
Veda,disusul oleh periode upanisad,periode purana periode Budha,periode pasca
Budha,periode pertengahan sampai periode modern.

Periode Veda(dari tahun 5000 sebelum masehi,bahkan lebih tua lagi) merupakan
dasar kebudayaan India.Ilmu memanah,seni lukis,arsitektur dan pengobatan merupakan
subjek utama (upaweda) dari Rig,yayur,Sama dan Atharwa veda,termasuk konsep tridosa)
(tiga jenis cairan humoral),konsep sapta dhatu (tujuh unsur pembangun tubuh manusia atau
raga sarira),sumber acuan tentang pencernaan,metabolisme,anatomi dan uraian tentang
penyakit.Ditulis pula berbagai macam bakteri sebagai penyebab penyakit tertentu.Dalam
kitab Rig Veda disebutkan sebanyak 67 tanaman obat,dalam Yayur Veda 81 buah dan dalam
Atharwa Veda disebutkan sebanyak 299 buah.

Periode Upanisad (dari tahun 1000 sebelum masehi) merupakan pengetahuan yang
sistematis.Buku klasik Caraka Samhita dan Susruta Samhita dalam bentuknya yang sekarang
diwariskan kepada kita sebagai suatu reaksi selama abab ketujuh sebelum masehi.Periode
purana mengkonsolidasikan lebih lanjut pengetahuan tersebut.

Periode budha(dari abad ke-6 SM)sampai saat ini pengetahuan tantang obat berasal
dari tumbuhan sampai sekarang semakin meningkat.selama akhir abad ke-19 dan pada abad
ke-20 kebangkitan ayurweda mulai tampak,hal ini di tandai adnya beberapa perguruan tinggi
tentang pelajaran Ayurweda.di ikuti dengan adanya penelitian,serta minat masyarakat tentang
Ayurweda mulai menigkat,tidak hanya di india melainkan sampai luar negri.

Menurut sebuah mitos,kitap pengobatan Ayurweda diyakini oleh umat hindu


diturunkan oleh dewa brahma, kemudian dikembangkan dan disebarluaskan oleh para vaidya
(Reshi) Atreya,Bharadvaja,Kasyapa,dan Dhanvantari kepada umat manusia .diperkirakan
pengetahuan pengobatan ini telah di kenal sejak 5.000 tahun sebelum masehi.

3
konsep Tri Dosa dan sap-Dhatu merupakan konsep dasar dari ilmu pengobatan dalam
Ayurweda.Dasar filsafat pengobatan mencangkup isi dari kitap sad darsana ,suatu sistem
filsafat yang terdapat di dalam kitap weda.

Konsep Dasar

Pengobatan ayurveda memiliki dasar kunci yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit. Konsep-konsep ini harus dilakukan dengan saling keterkaitan universal, konstitusi
tubuh (Prakriti), dan kekuatan hidup (doshas). Ide-ide tentang keterkaitan hubungan antara
manusia, kesehatan mereka, dan bentuk alam semesta dasar untuk bagaimana praktisi
ayurveda berpikir tentang masalah yang mempengaruhi kesehatan. Pengobatan Ayurveda
menyatakan bahwa:

 Semua hal di alam semesta (baik yang hidup maupun tak hidup) yang bergabung
bersama-sama.
 Setiap manusia mengandung unsur-unsur yang dapat ditemukan di alam semesta.
 Kesehatan akan baik jika pikiran dan tubuh berada dalam harmoni, dan interaksi
seseorang dengan alam semesta adalah alam dan sehat.
 Penyakit muncul ketika seseorang tidak selaras dengan alam semesta. Gangguan
dapat fisik, emosional, spiritual, atau kombinasi dari semuanya.

a. Konstitusi (Prakriti)

Pengobatan ayurveda juga memiliki keyakinan tertentu tentang konstitusi tubuh.


Konstitusi mengacu pada kesehatan umum seseorang, kemungkinan menjadi tidak seimbang,
dan kemampuan untuk melawan dan pulih dari penyakit atau masalah kesehatan lainnya.
Konstitusi disebut Prakriti. Prakriti adalah kombinasi unik seseorang dari karakteristik fisik
dan psikologis dan cara tubuh berfungsi untuk menjaga kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh
faktor seperti pencernaan dan bagaimana tubuh berhubungan dengan produk limbah. Prakriti
diyakini tidak berubah sepanjang hidup seseorang.

4
b. Kekuatan Hidup (Doshas)

Karakteristik penting dari Prakriti adalah tiga kekuatan hidup atau energi disebut doshas,
yang mengontrol kegiatan tubuh. Kemungkinan seseorang terkena beberapa jenis penyakit
yang dianggap berkaitan dengan cara doshas yang seimbang, keadaan tubuh fisik, dan faktor
mental atau gaya hidup. Pengobatan Ayurvedic memegang keyakinan berikut tentang tiga
doshas:

 Setiap dosha terdiri dari dua dari lima unsur dasar: ether (daerah atas ruang), udara,
api, air, dan bumi.
 Setiap dosha memiliki hubungan tertentu untuk fungsi tubuh dan dapat marah untuk
alasan yang berbeda.
 Setiap orang memiliki kombinasi unik dari tiga dosha, meskipun satu dosha biasanya
menonjol. Dosha terus-menerus terbentuk dan direformasi oleh proses makanan,
aktivitas, dan tubuh.
 Masing-masing dosha memiliki karakteristik sendiri fisik dan psikologis.
 Ketidakseimbangan dosha yang akan menghasilkan gejala yang unik untuk dosha itu.
Ketidakseimbangan dapat disebabkan oleh usia seseorang, gaya hidup tidak sehat,
atau diet; pengerahan tenaga mental dan fisik terlalu banyak atau terlalu sedikit;
musim; atau perlindungan yang tidak memadai dari cuaca, bahan kimia, atau kuman.

Para dosha dikenal dengan nama asli mereka Sansekerta: vata, pitta, dan kapha :

1. dosha vata menggabungkan elemen eter dan udara.

Hal ini dianggap sebagai dosha yang paling kuat karena menguasai proses tubuh yang
sangat dasar seperti pembelahan sel, jantung, pernapasan, pembuangan limbah, dan pikiran.
Vata dapat diperburuk oleh, misalnya, ketakutan, kesedihan, tinggal sampai larut malam,
makan buah kering, atau makan sebelum makan sebelumnya dicerna. Orang dengan vata
dosha sebagai utama mereka dianggap sangat rentan terhadap kondisi kulit dan saraf,
rheumatoid arthritis, penyakit jantung, kecemasan, dan insomnia.

5
2. dosha pitta mewakili elemen api dan air.

Pitta mengontrol hormon dan sistem pencernaan. Seseorang dengan


ketidakseimbangan pitta mungkin mengalami emosi negatif seperti kemarahan dan mungkin
memiliki gejala fisik seperti sakit maag dalam waktu 2 atau 3 jam dari makan. Pitta marah,
misalnya, makan makanan pedas atau asam, kelelahan, atau menghabiskan terlalu banyak
waktu di bawah sinar matahari. Orang-orang dengan dominan pitta dianggap rentan terhadap
hipertensi, penyakit jantung, penyakit menular, dan kondisi pencernaan seperti penyakit
Crohn.

3. dosha kapha menggabungkan elemen air dan bumi.

Kapha membantu untuk mempertahankan kekuatan dan kekebalan dan


mengendalikan pertumbuhan. Ketidakseimbangan dosha kapha dapat menyebabkan mual
segera setelah makan. Kapha diperburuk oleh, misalnya, keserakahan, tidur pada siang hari,
makan makanan manis terlalu banyak, makan setelah kenyang, serta mengonsumsi makanan
dan minuman dengan terlalu banyak garam dan air (terutama di musim semi). Mereka dengan
dosha kapha dominan dianggap rentan terhadap diabetes, kanker, obesitas, dan penyakit
pernapasan seperti asma.

Pengobatan ayurveda disesuaikan dengan konstitusi masing-masing orang. Praktisi


mengharapkan pasien untuk menjadi peserta aktif karena pengobatan ayurveda banyak
memerlukan perubahan dalam diet, gaya hidup, dan kebiasaan.

Penggunaan Klinis

Penggunaan klinis yang dibahas disini merupakan hasil penelitian yang diambil dari
jurnal ilmiah.

6
a. Pengobatan Ayurveda untuk Skizofrenia

Pengobatan ayurveda telah digunakan untuk mengobati masalah kesehatan mental


sejak 1000 SM.

Penelitian dilakukan dengan menyertakan semua uji klinis acak membandingkan obat
atau terapi ayurveda dengan plasebo, obat anti psikotik tipikal atau atipikal, untuk skizofrenia
dan psikosis seperti skizofrenia. Hasil yang diperoleh dari penelitian:

1. Herbal ayurveda vs placebo:

Sekitar 20% orang meninggalkan penelitian lebih awal. (n=120, 2 RCTs, RR 0.77 CI
0.37 to 1.62). Penilaian kondisi mental sebagian besar samar-samar dengan
pengecualian pada kelompok brahmyadiyoga yang menggunakan penilaian Ayurveda (n=68,
1 RCT, RR not improved 0.56 CI 0.36 to 0.88, NNT 4 CI 3 to 12). Tingkah laku tidak
berubah (n=43, 1 RCT, WMD Fergus Falls Behaviour Rating 1.14 CI -1.63 to 3.91). Mual
dan muntah sering terjadi pada kelompok brahmyadiyoga (n = 43, RR 13,13 CI 0,80-216,30)

2. Herbal ayurveda vs obat anti psikotik (klorpromazin):

Sekali lagi jumlah yang sama meninggalkan studi awal (n = 120, 2 RCT, RR untuk
brahmyadiyoga 0,91 CI 0,42-1,97), tetapi orang yang dialokasikan herbal berada pada resiko
yang lebih besar tidak ada perbaikan kondisi mental dibandingkan dengan yang dialokasikan
klorpromazin. (n=45, RR 1.82 CI 1.11 to 2.98). Sekali lagi, mual dan muntah yang ditemukan
dengan penggunaan brahmyadiyoga (n = 45, 1 RCT, RR 20,45 CI 1,09-383,97, NNH 2 CI 2
sampai dengan 38).

Keterangan: Resiko relatif (RR)

Tarif kepercayaan 95% (CI)

Jumlah yang membutuhkan terapi/berbahaya (NNT/H)

Perbedaan rata-rata tertimbang (WMD)

7
Akhirnya, ketika pengobatan ayurveda, dalam hal ini campuran kompleks dari banyak
tumbuh-tumbuhan , dibandingkan dengan klorpromazin pada orang dengan skizofrenia akut,
adalah sama (atrisi 10%, n = 36, RR 0,67 CI 0,13-3,53), namun data condong mendukung
pada kelompok klorpromazin. Disimpulkan bahwa ayurveda mungkin memiliki beberapa
efek terhadap terapi skizofrenia tetapi telah dievaluasi hanya pada beberapa percobaan
perintis kecil

b. Ayurveda dan Jaminan pengobatan herbal untuk hiperlipidemia: peninjauan secara


sistematis terhadap uji coba terkontrol secara acak dan desain quasi-eksperimental

Penyakit jantung iskemik (IHD) adalah penyebab utama morbiditas dan kematian di
banyak negara. Penyebab utama dari IHD melibatkan retensi dan deposit serum lipid
pada arteri koroner, mengurangi aliran darah. Obat (konvensional danherbal)
digunakan untuk menurunkan tingkat serum kolesterol untuk membantu mencegah
IHD.Farmakope obat ayurveda mengidentifikasi herbal yang mungkin berkontribusi
terhadap penurunan kolesterol dan karena itu mengurangi risiko IHD.

Penelitian ini dilakukan dengan mencari berbagai literature dan setiap artikel dinilai
kualitasnya. Kemudian dibuat tambahan pengkajian keamanan yang menggunakan skala dan
penentuan keberhasilan dari percobaan terkontrol acak (RCT) dilaporkan efikasi
atau efektivitas dan quasi-eksperimentaldesain (QEDs) .

Hasil penelitian menunjukan RCT umumnya menerima skor kualitas tinggi dan
diperbaiki dengan dekade publikasi. RCT lebih dari 50% bawang putih, lebih dari 80%
guggul, dan 100% Arjuna melaporkan efektivitas produk. Skor Keselamatan tidak membaik
dengan dekade. QEDs menerima skor kualitas menengah dan tinggi, dan 93% dari mereka
melaporkan efektivitas. QEDs memiliki skor rata-rata lebih tinggi untuk pelaporan
keselamatan dibanding RCT.

Banyak penelitian menerima skor kualitas tinggi dan menyatakan informasi keamanan
dan melaporkan efektivitas atau kemanjuran secara jelas.

8
Temuan ini tidak konsisten dengan tinjauan sistematik lain yang telah menemukan
laporan keberhasilan atau efektivitas tertinggi dalam studi kualitas rendah.

Sebagai kesimpulan ulasan herbal ayurveda di sini harus dipertimbangkan oleh


dokter ketika mencoba untuk mengatur hiperlipidemia pada pasien mereka.

c. Pengobatan Ayurveda untuk Rheumatoid Arthritis: tinjauan sistematis

Penelitian yang dilakukan bertujuan meninjau secara sistematis semua percobaan


terkontrol acak (RCT) pada efektivitas pengobatan Ayurveda untuk rheumatoid
arthritis (RA). Metode yang digunakan yakni pencarian literatur secara komputerisasi pada
berbagai sumber kemudian kualitas metodologi diuji dengan skala Jadad. Dari hasil diperoleh
kesimpulan bahwa ada kekurangan RCT obat-obatan ayurveda untuk RA. RCT yang ada
gagal untuk menunjukkan secara meyakinkan bahwa perawatan tersebut adalah pilihan terapi
yang efektif untuk RA.

Ramuan

Di dalam kitab Ayurveda ada ribuan banyaknya bahan ramuan obat yang ditulis di
dalam kitab tersebut. Tentu tidak mungkin diulas semuanya secara detail. Yang akan
dibicarakan hanyalah beberapa bahan ramuan yang mudah dicari dan ada di Indonesia. Selain
itu mungkin dapat dimanfaatkan untuk mencegah timbulnya penyakit atau preventif maupun
simptomatik. Sedangkan bahan ramuan obat yang menyangkut pengobatan atau kuratif,
karena terlalu banyak, serta sulit dikenal dan dicari, maka akan dibahas sepintas yang
dianggap perlu saja.

Dravya

Kata dravya bermakna materi atau benda. Dalam hal ramuan obat, pengertian dravya
meliputi juga bahan atau materi dan obat. Menurut Ayurveda, obat atau dravya dibagi atas
duá jenis, yakni: Vyakta, yang tampak (obat skala) danAvyakta, yang tidak tampak (obat
niskala). Materi atau dravya ini menjadi tampak atau vyakta setelah melalui proses yang
disebut panci karana (kombinasi dan panca mahabhuta dan panca tanmatra, lima unsur kasar
dan halus).

9
Tampak adanya proses panci karana ini maka vyakta dravya ini kurang lengkap di
dalam berbagai kepustakaan yang telah ditelusuri.

Mungkin bahan obat yang mengandung unsur panca tanmatra dinamakan obat vyakta
dravya, obat yang halus, tidak tampak.

Berdasarkan atas unsur panca mahabhuta (lima unsur kasar, yang tampak, vyakta)
yang mendominasi materinya, vyakta dravya terbagi atas lima tipe. Kelima tipe tersebut
adalah:
1) parthiva, 2) apya, 3) taijasa, 4) vayvya dan 5) akasiya vyaktadravya.

Di samping itu tendapat pula berbagai variasinya. Variasi ini muncul oleh karena
bahan tersebut tercampur dengan unsur panca mahabhuta yang lain dan ada salah satu bhuta
yang mendominasinya. Contohnya amat banyak, seperti ramuan audbhidja, jangama,
vamana, virecana, samgrahi, brmhana, sammana, dipana, balya, pacang dravya.

Kelima tipe vyakta dravya yang materinya didominasi unsur panca mahabhuta
(perthivi, apah, teja, vayu, akasa) adalah:

1. Parthiva Dravya

Obat yang termasuk tipe parthiva dravya (mungkin lebih tepat disebut parthiva vyakta
dravya) bentuknya padat. Oleh karena didominasi oleh unsur perthivi (bumi, tanah) dan
panca mahabhuta. Pada umumnya ramuan jenis ini memiliki sifat guna gura (berat), sthira
(stabil, mantap), sthula (kasar), dan mempunyai kelebihan dibandingkan ramuan obat lainnya
dalam hal gandha atau bau. Obat tipe ini dapat berfungsi untuk menambah berat badan,
memantapkan atau menstabilkan serta mengompakan (mamadatkan) dan memontokkan
tubuh.

Ramuan obat yang tergolong dalam tipe parthiva dravya adalah : mrt (lumpur), sudha
(kapur), sarkara (pasir), asman (batu), lavana (garam), kuta sarkjara (batu alkali yang
diperoleh dari dalam gua), anjana (kolirium), gairika (oker merah), loha (logam besi), vimala
(semacam pirite), kancana (emas), rasa (air raksa), Uparasa, kapala (pecahan periuk tanah),
mukta (permata) dan batu mulia.

10
2. Apya Dravya

Ramuan obat apya dravya bentuknya cair, karena didominasi oleh apah atau jala (air)
dan panca mahabhuta. Ramuan ini mempunyai sifat guna sita (dingin), guru (berat), snigdha
(lembut, berminyak), lembam, pekat dan memiliki kelebihan dalam hal rasa atau kecap. Obat
ini dapat mengakibatkan badan berminyak, abhisyandi (menyumbat saluran sirkulasi), kleda
(bergetah, lengket), prahlada (bahagia) dan bandha (perlekatan penyatuan).

3. Taijasa Dravya

Ramuan obat taijasa dravya ini memiliki guna raksa (tak berminyak), tiksna (tajam),
visada (tak licin), suksma (halus) dan mempunyai kelebihan dalam hal rupa atau varna. Obat
ini didominasi oleh unsur teja (sinar, suhu) atau agni (api) dan panca mahabhuta. Obat jenis
ini dapat menyebabkan rasa terbakar, bha (aura) dan memberikan corak tertentu pada tubuh.

4. Vayvya Dravya

Ramuan obat vayvya dravya didominasi oleh unsur vayu (angin, udara, gas) dan
panca mahabhuta. Obat ini memiliki guna raksa (tak berminyak), visada (tak licin), laghu
(ringan) dan memiliki kelebihan dalam sparsa atau raba. Obat ini berkhasiat untuk
menimbulkan kekasaran atau kekasatan, mendinginkan, bergerak dan glani (merasa lelah
tanpa kerja).

5. Akasiya Dravya

Ramuan obat jenis akasiya dravya didominasi oleh unsur akasa dan panca mahabhuta.
Obat tipe ini memiliki guna suksma (halus), visada (tak licin), laghu (ringan). Dan memiliki
kelebihan dibandingkan dengan ramuan tipe dalam hal sabda, bunyi atau suara. Obat ini
berkhasiat dalam penyerapan atau perembesan (penyebaran) dan dapat meringankan tubuh.

11
Contoh

1. Hyponidd

Merupakan suplemen herbal ayurveda yang mengontrol gula darah dan kadar lipid.
Hyponidd juga membantu untuk mendukung dan meningkatkan fungsi ovarium dan
membantu kesuburan. Sindrom ovarium polikistik terjadi pada 5-15% perempuan dalam
populasi, dan sering mengurangi resistensi. Hyponidd dengan insulin untuk kadar lemak
dalam darah dan melindungi dari penyakit jantung. Tidak ada alasan untuk menambahkan
lebih banyak antioksidan karena mengandung antioksidan alami dan meremajakan kalori.

Hyponidd berisi ramuan berikut dan mineral: Momordica charantia, Azadirachta


Melia, Guduchi Pterocarpus, Gymnema Sylvestre, Enicostemma Coast, Emblica officinalis,
Eugenia Yambol. auriculata Cassia, Curcuma Longa.

Hyponidd berguna untuk menjaga tingkat normal glukosa darah,tidak menyebabkan


hipoglikemia. Membantu menjaga tingkat lipid yang normal dan meningkatkan kesehatan
kardiovaskular. Hyponidd juga membantu mempromosikan fungsi ovarium normal. Bagi
wanita dengan PCOS (polycystic ovarian syndrome) mungkin berguna.

Untuk SOP

PCOS dalam fungsi ovulasi dan gangguan metabolik ditingkatkan terkait dengan
resistensi insulin ganda. Hyponidd mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki tiga
sumbu, yaitu, metabolisme, reproduksi dan steroidogenesis. Pterocarpus marsupium
komponen marsupin flavonoid, epikatekin dan pterosupin insulinogenic pasca-reseptor
dimediasi intraseluler D-Chiro-inositol. Sensitizer insulin hyponidd aman dan efektif untuk
pengobatan sindrom ovarium polikistik.

Untuk Diabetes

Kombinasi herbal dan mineral untuk pengobatan diabetes. Mereka memiliki dampak
positif yang jelas tidak hanya gula darah tetapi juga efek penurun lipid. Pengaruh kumulatif
dari obat insulin sensitisasi ini agen hipoglikemik, agen penurun lipid dan antioksidan.

12
1. K-Ayurveda AyuLite

Ayulite adalah kombinasi herbal yang melindungi, mengatur dan membantu menguatkan
fungsi hati agar dapat mengabsorbsi dan memurnikan darah lebih baik. Komposisi:

 Ekstrak herba Andrographis Paniculatau


 Ekstrak Tecoma Undulate
 Ekstrak herba Tephrosia Purpurea
 Ekstrak herba Phyllanthus Niruri
 Ekstrak herba Eclipta Alba
 Cortex Holarrhena Antidysenterica
 Radix Glicyrrhiza Glabra
 Ekstrak herba Fumaria Paviflora
 Rhizoma Tinospora Cordifolia
 Radix Hedychium spicatuma
 Radix Boerhaavia diffusa

Bekerja sebagai Anti hepatotoksik, Hepatoprotektif, Merangsang daya tahan, Anti radang,
Analgesik, Meningkatkan fungsi hati, Anti virus, dan Hepatonik. Secara tradisional
digunakan untuk : Hepatitis yang disebabkan oleh virus, Keracunan pada hati, Sirosis pada
hati, Pembengkakan hati, Penyakit kuning, Edema, Kehilangan selera makan dan Tonik hati.

13
BAB III

KESIMPULAN DALAM PENGOBATAN KEDOKTERAN INDIA

(AYURVEDA)

Berdasarkan uraian dari literatur yang kami peroleh menunjukkan bahwa pengobatan
yang menggunakan ayurveda cukup efektif sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam pemilihan alternatif terapi terhadap suatu penyakit.

Dalam Tri Dosha pada sistem pengobatan India (Ayurveda) menekankan kegunaan obat
sayur-sayuran dan Lemak sebagai minyak digunakan untuk penggunaan dan untuk kegunaan
luar. Beratus-ratus obat salain produk hewani boleh juga digunakan, seperti susu, tulang, dsb.
Mineral, termasuk sulfur, arsenik, timbal, sulfur tembaga, emas juga digunakan sebagai
ramuan.

Dengan menambah mineral sebagai obat dan juga digunakansebagai perasa dalam
makanan.
Bahan obat-obatan Ayurveda berasal dari bahan alam sehingga bebas efek samping.
Namun untuk hasil terbaik, instruksi dosis, dan saran mengenai pola makan harus ditaati
dengan seksama. Perlindungan menyeluruh terhadap hampir seluruh penyakit, menangani
penyakit bahkan sebelum mereka timbul, serta menjaga kesehatan.
Sebagai suatu cara yang digunakan untuk membuka saluran dan membuang toksin
yang ada, sebagai menyebabkan hilangnya keseimbangan Tri Dosha. Cara-cara untuk
mengambil toksin itu dengan mandi uap panas dan peluluran, semuanya bertujuan agar toksin
itu hilang.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Ayurvedic Medicine: An Introduction.


http://nccam.nih.gov/health/ayurveda/introduction.htm (diakses 29
Maret 2012)

BB, Singhn et al. 2007. Ayurvedic and collateral herbal treatments for
hyperlipidemia: a systematic review of randomized controlled trials
and quasi-experimental designs.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17658119 (diakses 30 Maret 2012)

J, Park dan Ernst E. 2005. Ayurvedic medicine for rheumatoid


arthritis: a systematic review.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15846585 (diakses 30 Maret
2012)

Kumar, Krishna. 2011. The efficacy of Ayurvedic treatment for rheumatoid arthritis: Cross-
sectional experiential profile of a longitudinal study.

International Journal of Ayurveda Research 2 (1): 8-13.

http://www.ijaronline.com/article.asp?issn=09747788;year=2011;volume=2;issue=1;spage=8
;epage=13;aulast=Krishna (diakses 29 Maret 2012)

Rastogi, Sanjeev. 2010. Building bridges between Ayurveda and Modern Science.

International Journal of Ayurveda Research 1 (1): 41-46.

15
http://www.ijaronline.com/article.asp?issn=09747788;year=2010;volume=1;issue=1;spage=4
1;epage=46;aulast=Rastogi (diakses 29 Maret 2012)

V, Agarwal et al. 2007. Ayurvedic medicine for schizophrenia.


http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17943922# ( diakses 30
Maret 2012)

Valiathan, MS dan Urmila Thatte. 2010. Ayurveda: The time to experiment.

International Journal of Ayurveda Research 1 (1): 3.

http://www.ijaronline.com/article.asp?issn=09747788;year=2010;volume=1;issue=1;spage=3
;epage=3;aulast=Valiathan (diakses 29 Maret 2012)

16

Anda mungkin juga menyukai