Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN PALIATIF

TERAPI AYURVERDA

Disusun oleh:
Kelompok 10
1. Endy Satrio Jatmoko
2. Hairullah
3. Reni Rahmi Putri

Dosen Pembimbing:

Ismansyah, S.Kp., M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah keperawatan
paliatif dengan judul “TERAPI AYURVERDA”
Makalah ini membahas tindakan relaksasi ayurverda. Penyusun makalah
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
dan partisipasinya saat penyusunana proposal ini dilakukan, antara lain:
1. H. Supriadi B, S.Kp., M. Kep. Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kalimantan Timur.
2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Kalimantan Timur.
3. Ns. Parellangi, S. Kep., M. Kep., selaku Ketua Prodi Ners Poltekkes
Kemenkes Kalimantan Timur.
4. Seluruh dosen, tenaga kependidikan dan pustakawan Poltekkes Kemenkes
Kaltim.
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini oleh
karena itu sangat diperlukan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan
kegiatan pengabdian masyarakat nantinya.

Samarinda, 15 Agustus 2019

Penyusun

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................2
D. Manfaat …………………………………...……………………………2
E. Sistematika Penulisan ………………………………………………….2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Ayurveda .................................................................................3
B. Tujuan …………………………………………………………...………3
C. Konsep Dasar ……………………………………………………………4
D. Ramuan ……………………………………………………………….…8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan …………………………………………………………….12
B. Penutup ………………………………………………………………...12

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengobatan ayurveda pertama kali dipelopori Dhanvantari sekitar 1.500 Sebelum


Masehi. Namun, baru sekitar tahun 200 Sebelum Masehi,  pengobatan ayurveda
ditampilkan dalam bentuk tulisan dan menyeluruh. Ayurveda mengajarkan teknik
operasi, obat-obatan dari tanaman, aroma terapi dan mengajarkan segi gaya hidup
sehat. Para pakar memperkirakan ayurveda memiliki sejarah lebih panjang, yakni
dirintis sekitar tahun 3.000  SM yang mencakup ajaran spiritual dan perilaku. Kitab
Atreya Samhita salah satu bagian ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia.
Pada zaman itu, situasi kekuatan tenaga sering menyebabkan terjadinya perkelahian
yang menyebabkan luka pendarahan pada hidung. Hal itu adalah hal yang lazim
terjadi pada satu millennium Sebelum Masehi, umumnya dilakukan dengan
memotong hidung para tawanan perang atau karena pertempuran. Sekitar tahun 500
Sebelum Masehi, Sushruta dari India berhasil mengadakan rhinoplasty atau operasi
mengembalikan bentuk hidung. Sushruta menjelaskan sayatan kulit dari kepala dapat
sembuh dengan ramuan herbal atau obat-obatan dari tumbuhan (Septyawati, wijaya
dkk 2012)

Ayurveda dan terapi Yoga adalah dua sistem pengobatan India kuno
yang digunakan secara efektif dalam kesehatan dan penyakit. Integrasi
mereka menawarkan pendekatan holistik, yang akan mempromosikan
pengobatan pikiran-tubuh secara komprehensif. Selain itu, terapi Ayurveda
diketahui mempengaruhi proses fisiologis termasuk modulasi ekonomi dan
profil metabolism (Vasudha, Manjunath dkk 2018)

Dengan adanya kesadaran masyarakat akan kesehatannya, dan banyaknya


jenis penyakit serta mahalnya harga obat modern maka pengobatan ayurveda
dipercaya sebagai terapi tambahan yang bekerja melengkapi terapi medis
yang diberikan oleh dokter, yang bekerja secara sinergis. Bahan obat-obatan
ayurveda berasal dari bahan alam sehingga bebas efek samping. Namun untuk
2

hasil terbaik, instruksi dosis, dan saran mengenai pola makan harus ditaati
dengan seksama. Perlindungan menyeluruh terhadap hampir seluruh penyakit,
menangani penyakit bahkan sebelum mereka timbul, serta menjaga
kesehatan.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimana pengaruh terapi
ayurverda pada pasien paliatif.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan tersusunnya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami tentang terapi ayurveda.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan terapi ayurveda.
D. Manfaat
1. Teoritis
Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam pengembangan mata ajar
keperawatan paliatif khususnya untuk mengurangi nyeri dan
menenangkan klien.
2. Praktisi
Dapat digunakan sebagai bahan acuan dalam memberikan asuhan
keperawatan paliatif khususnya untuk mengurangi nyeri dan menenangkan
klien.
E. Sistematika Penulisan

BAB I : Membahas tentang latar belakang masalah, tujuan umum, tujuan


khusus, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II : Membahas tentang tinjauan pustaka terapi ayurverda.
BAB III : Membahas tentang kesimpulan dan saran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ayurveda

Ayurveda, berasal dari India beberapa ribu tahun yang lalu.


Istilah “Ayurveda” menggabungkan kata-kata Sansekerta ayur
(hidup) dan veda (ilmu pengetahuan atau pengetahuan). Jadi,
Ayurveda berarti “ilmu kehidupan.” Di Amerika Serikat,
pengobatan ayurveda ini dianggap sebagai jenis CAM dan
keseluruhan sistem kedokteran. Seperti dengan sistem lain seperti
itu, didasarkan pada teori kesehatan dan penyakit dan pada cara
untuk mencegah, mengelola, atau mengobati masalah kesehatan.

Ayurveda adalah ilmu kesehatan yang berasal dari negara


India. Ayurveda telah dikenal lebih dari 5000 tahun yang lalu dan
secara bertahap penyebarannya mencakup area China, Tibet,
Greek, Roman, Egypt, Afganistan, dan Persia. Secara global Ilmu
Ayurveda dikenal sebagai ilmu yang membahas tentang
pengobatan yang menggunakan bahan alami sebagai media
pengobatannya, tidak hanya yang berasal dari tanaman organik,
tetapi Ayurveda juga yang bersumber dari mineral seperti sulfur
hingga metal berat seperti merkuri. Ayurveda juga memadukan
teknik pemijatan/ massage untuk membantu terapi pasien.
Pengobatan Ayurveda merupakan pengobatan holistik yang juga
mencakup jiwa atau kehidupan emosional dan spiritual dalam
rangkaian pengobatannya.

B. Tujuan Ayurveda

Tujuan dari pengobatan ayurveda adalah untuk


mengintegrasikan dan menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan jiwa.
4

Hal ini diyakini membantu mencegah penyakit dan


mempromosikan kesehatan. Pengobatan ayurveda menggunakan
berbagai produk dan teknik untuk membersihkan tubuh dan
mengembalikan keseimbangan. Beberapa dari produk ini mungkin
berbahaya jika digunakan secara tidak benar atau tanpa arah
seorang praktisi yang terlatih. misalnya, beberapa herbal dapat
menyebabkan efek samping atau berinteraksi dengan obat-obatan
konvensional.
Pengobatan ayurveda bertujuan untuk mengintegrasikan
dan menyeimbangkan tubuh, pikiran, dan jiwa, dengan demikian,
beberapa melihatnya sebagai keseimbangan ini diyakini
menyebabkan kebahagiaan dan kesehatan, dan membantu
mencegah penyakit “holistik.”. Pengobatan ayurveda juga
memperlakukan masalah spesifik kesehatan fisik dan mental.
Sebuah tujuan utama dari praktek ayurveda adalah membersihkan
tubuh dari zat yang dapat menyebabkan penyakit, sehingga
membantu untuk membangun kembali harmoni dan keseimbangan.

C. Konsep Dasar

Pengobatan ayurveda memiliki dasar kunci yang


berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. Konsep-konsep ini
harus dilakukan dengan saling keterkaitan universal, konstitusi
tubuh (Prakriti), dan kekuatan hidup (doshas). Ide-ide tentang
keterkaitan hubungan antara manusia, kesehatan mereka, dan
bentuk alam semesta dasar untuk bagaimana praktisi ayurveda
berpikir tentang masalah yang mempengaruhi kesehatan.
Pengobatan Ayurveda menyatakan bahwa:

 Semua hal di alam semesta (baik yang hidup maupun tak


hidup) yang
5

bergabung bersama-sama.
 Setiap manusia mengandung unsur-unsur yang dapat
ditemukan di alam semesta.
 Kesehatan akan baik jika pikiran dan tubuh berada dalam
harmoni, dan
interaksi seseorang dengan alam semesta adalah alam dan
sehat.
 Penyakit muncul ketika seseorang tidak selaras dengan alam
semesta.
Gangguan dapat fisik, emosional, spiritual, atau kombinasi

dari semuanya.

a. Konstitusi (Prakriti)

Pengobatan ayurveda juga memiliki keyakinan tertentu


tentang konstitusi tubuh. Konstitusi mengacu pada kesehatan
umum seseorang, kemungkinan menjadi tidak seimbang, dan
kemampuan untuk melawan dan pulih dari penyakit atau
masalah kesehatan lainnya. Konstitusi disebut Prakriti. Prakriti
adalah kombinasi unik seseorang dari karakteristik fisik dan
psikologis dan cara tubuh berfungsi untuk menjaga kesehatan.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor seperti pencernaan dan
bagaimana tubuh berhubungan dengan produk limbah. Prakriti
diyakini tidak berubah sepanjang hidup seseorang.

b. Kekuatan Hidup (Doshas)

Karakteristik penting dari Prakriti adalah tiga kekuatan


hidup atau energi disebut doshas, yang mengontrol kegiatan
tubuh. Kemungkinan seseorang terkena beberapa jenis
penyakit yang dianggap berkaitan dengan cara doshas yang
seimbang, keadaan tubuh fisik, dan faktor mental atau gaya
6

hidup. Pengobatan Ayurvedic memegang keyakinan berikut


tentang tiga doshas:

 Setiap dosha terdiri dari dua dari lima unsur dasar: ether
(daerah atas ruang), udara, api, air, dan bumi.
 Setiap dosha memiliki hubungan tertentu untuk fungsi
tubuh dan dapat marah untuk alasan yang berbeda.
 Setiap orang memiliki kombinasi unik dari tiga dosha,
meskipun satu dosha biasanya menonjol. Dosha terus-
menerus terbentuk dan direformasi oleh proses makanan,
aktivitas, dan tubuh.
 Masing-masing dosha memiliki karakteristik sendiri fisik
dan psikologis.
 Ketidakseimbangan dosha yang akan menghasilkan gejala
yang unik untuk dosha itu. Ketidakseimbangan dapat
disebabkan oleh usia seseorang, gaya hidup tidak sehat, atau
diet; pengerahan tenaga mental dan fisik terlalu banyak atau
terlalu sedikit; musim; atau perlindungan yang tidak
memadai dari cuaca, bahan kimia, atau kuman.

Para dosha dikenal dengan nama asli mereka Sansekerta: vata,


pitta, dan kapha :

1. dosha vata menggabungkan elemen eter dan udara.

Hal ini dianggap sebagai dosha yang paling kuat


karena menguasai proses tubuh yang sangat dasar seperti
pembelahan sel, jantung, pernapasan, pembuangan limbah,
dan pikiran. Vata dapat diperburuk oleh, misalnya,
ketakutan, kesedihan, tinggal sampai larut malam, makan
buah kering, atau makan sebelum makan sebelumnya
7

dicerna. Orang dengan vata dosha sebagai utama mereka


dianggap sangat rentan terhadap kondisi kulit dan saraf,
rheumatoid arthritis, penyakit jantung, kecemasan, dan
insomnia.

2. dosha pitta mewakili elemen api dan air.

Pitta mengontrol hormon dan sistem pencernaan.


Seseorang dengan ketidakseimbangan pitta mungkin
mengalami emosi negatif seperti kemarahan dan mungkin
memiliki gejala fisik seperti sakit maag dalam waktu 2 atau
3 jam dari makan. Pitta marah, misalnya, makan makanan
pedas atau asam, kelelahan, atau menghabiskan terlalu
banyak waktu di bawah sinar matahari. Orang-orang dengan
dominan pitta dianggap rentan terhadap hipertensi, penyakit
jantung, penyakit menular, dan kondisi pencernaan seperti
penyakit Crohn.

3. dosha kapha menggabungkan elemen air dan bumi.

Kapha membantu untuk mempertahankan kekuatan


dan kekebalan dan mengendalikan pertumbuhan. 
Ketidakseimbangan dosha kapha dapat menyebabkan mual
segera setelah makan. Kapha diperburuk oleh, misalnya,
keserakahan, tidur pada siang hari, makan makanan manis
terlalu banyak, makan setelah kenyang, serta mengonsumsi
makanan dan minuman dengan terlalu banyak garam dan air
(terutama di musim semi). Mereka dengan dosha kapha
dominan dianggap rentan terhadap diabetes, kanker,
obesitas, dan penyakit pernapasan seperti asma.

Pengobatan ayurveda disesuaikan dengan konstitusi


masing-masing orang. Praktisi mengharapkan pasien untuk
8

menjadi peserta aktif karena pengobatan ayurveda banyak


memerlukan perubahan dalam diet, gaya hidup, dan
kebiasaan.

D. Ramuan

Di dalam kitab Ayurveda ada ribuan banyaknya bahan


ramuan obat yang ditulis di dalam kitab tersebut. Tentu tidak
mungkin diulas semuanya secara detail. Yang akan dibicarakan
hanyalah beberapa bahan ramuan yang mudah dicari dan ada di
Indonesia. Selain itu mungkin dapat dimanfaatkan untuk mencegah
timbulnya penyakit atau preventif maupun simptomatik. Sedangkan
bahan ramuan obat yang menyangkut pengobatan atau kuratif,
karena terlalu banyak, serta sulit dikenal dan dicari, maka akan
dibahas sepintas yang dianggap perlu saja.

1. Dravya

Kata dravya bermakna materi atau benda. Dalam hal


ramuan obat, pengertian dravya meliputi juga bahan atau materi
dan obat. Menurut Ayurveda, obat atau dravya dibagi atas duá
jenis, yakni: Vyakta, yang tampak (obat skala)  danAvyakta,
yang tidak tampak (obat niskala). Materi atau dravya ini menjadi
tampak atau vyakta setelah melalui proses yang disebut panci
karana (kombinasi dan panca mahabhuta dan panca tanmatra,
lima unsur kasar dan halus). Tampak adanya proses panci
karana ini maka vyakta dravya ini kurang lengkap di dalam
berbagai kepustakaan yang telah ditelusuri. Mungkin bahan obat
yang mengandung unsur panca tanmatra dinamakan obat vyakta
dravya, obat yang halus, tidak tampak.

Berdasarkan atas unsur panca mahabhuta (lima unsur kasar,


yang tampak,vyakta) yang mendominasi materinya, vyakta
9

dravya terbagi atas lima tipe. Kelima tipe tersebut adalah:


1) parthiva, 2) apya, 3) taijasa, 4) vayvya dan 5) akasiya
vyaktadravya. Di samping itu tendapat pula berbagai variasinya.
Variasi ini muncul oleh karena bahan tersebut tercampur dengan
unsur panca mahabhuta yang lain dan ada salah satu bhuta yang
mendominasinya. Contohnya amat banyak, seperti ramuan
audbhidja, jangama, vamana, virecana, samgrahi, brmhana,
sammana, dipana, balya, pacang dravya.

Kelima tipe vyakta dravya yang materinya didominasi unsur


panca mahabhuta (perthivi, apah, teja, vayu, akasa) adalah:

1. Parthiva Dravya

Obat yang termasuk tipe parthiva dravya (mungkin


lebih tepat disebut parthiva vyakta dravya) bentuknya padat.
Oleh karena didominasi oleh unsur perthivi (bumi, tanah) dan
panca mahabhuta. Pada umumnya ramuan jenis ini memiliki
sifat guna gura (berat), sthira (stabil, mantap), sthula (kasar),
dan mempunyai kelebihan dibandingkan ramuan obat lainnya
dalam hal gandha atau bau. Obat tipe ini dapat berfungsi
untuk menambah berat badan, memantapkan atau
menstabilkan serta mengompakan (mamadatkan) dan
memontokkan tubuh.

Ramuan obat yang tergolong dalam tipe parthiva


dravya adalah : mrt (lumpur), sudha (kapur), sarkara (pasir),
asman (batu), lavana (garam), kuta sarkjara (batu alkali yang
diperoleh dari dalam gua), anjana (kolirium), gairika (oker
merah), loha (logam besi), vimala (semacam pirite), kancana
(emas), rasa (air raksa), Uparasa, kapala (pecahan periuk
tanah), mukta (permata) dan batu mulia.
10

2. Apya Dravya

Ramuan obat apya dravya bentuknya cair, karena


didominasi oleh apah atau jala (air) dan panca mahabhuta.
Ramuan ini mempunyai sifat guna sita (dingin), guru (berat),
snigdha (lembut, berminyak), lembam, pekat dan memiliki
kelebihan dalam hal rasa atau kecap. Obat ini dapat
mengakibatkan badan berminyak, abhisyandi (menyumbat
saluran sirkulasi), kleda (bergetah, lengket), prahlada
(bahagia) dan bandha (perlekatan penyatuan).

3. Taijasa Dravya

Ramuan obat taijasa dravya ini memiliki guna raksa


(tak berminyak), tiksna (tajam), visada (tak licin), suksma
(halus) dan mempunyai kelebihan dalam hal rupa atau varna.
Obat ini didominasi oleh unsur teja (sinar, suhu) atau agni
(api) dan panca mahabhuta. Obat jenis ini dapat
menyebabkan rasa terbakar, bha (aura) dan memberikan
corak tertentu pada tubuh.

4. Vayvya Dravya

Ramuan obat vayvya dravya didominasi oleh unsur


vayu (angin, udara, gas) dan panca mahabhuta. Obat ini
memiliki guna raksa (tak berminyak), visada (tak licin), laghu
(ringan) dan memiliki kelebihan dalam sparsa atau raba. Obat
ini berkhasiat untuk menimbulkan kekasaran atau kekasatan,
mendinginkan, bergerak dan glani (merasa lelah tanpa kerja).
11

5. Akasiya Dravya

Ramuan obat jenis akasiya dravya didominasi oleh


unsur akasa dan panca mahabhuta. Obat tipe ini memiliki
guna suksma (halus), visada (tak licin), laghu (ringan). Dan
memiliki kelebihan dibandingkan dengan ramuan tipe dalam
hal sabda, bunyi atau suara. Obat ini berkhasiat dalam
penyerapan atau perembesan (penyebaran) dan dapat
meringankan tubuh.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengobatan Ayurveda telah dikenal secara mendunia dan telah


diterapkan dalam berbagai cabang kedokteran pada umumnya, seperti dalam
mengatasi masalah kecantikan, penyakit kronis, penyakit dalam, kemandulan,
penyakit penuaan dini, keperkasaan hingga yang sudah tidak asing lagi adalah
penyakit stress dengan metode reflektologinya.

Guru Ayurveda dalam referensi kunonya berasal dari bahasa sansrit


yang terdiri dari dua kata, yaitu "Ayu" yang berarti kehidupan, dan "Veda"
yang berarti pengetahuan. Sehingga Ayurveda dapat diartikan sebagai, Ilmu
yang membahas tentang aspek kehidupan. Secara historical, disebutkan
bahwa tranformasi Ilmu pengobatan Ayurveda yang berasal dari para Dewa
hingga pada ahirnya sampai kepada manusia. Terdapat beberapa referensi
kuno yang berhasil di dokumentasikan dalam bentuk "Sloka" yang berarti
percakapan antara Ilmu yang diberikan oleh sang Guru kepada muridnya
dalam bentuk syair, seperti Caraka Samhita, Susrutha Samhita dan Asthanga
Hrdaya yang ketiganya dikenal sebagai "Brhad Traye" (Tiga besar).

B. Saran

1. Bagi keperawatan, dapat dijadikan sarana pengetahuan dalam pengelolaan


dan pemberian asuhan keperawatan paliatif khususnya pada terapi
ayurverda.
2. Bagi Pendidikan, dapat dijadikan saran pengetahuan untuk mahasiswa
dalam melakukan asuhan keperawatan paliatif khususnya pada terapi
ayurverda.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Ayurvedic Medicine: An Introduction.    

http://nccam.nih.gov/health/ayurveda/introduction.htm (diakses 29 Maret


2012)

BB, Singhn et al. 2007. Ayurvedic and collateral herbal treatments for
hyperlipidemia: a

systematic review of randomized controlled trials and quasi-experimental


designs.

http://www.ijaronline.com/article.asp?
issn=09747788;year=2010;volume=1;issue=1;spage=4

1;epage=46;aulast=Rastogi (diakses 29 Maret 2012)

http://www.ijaronline.com/article.asp?
issn=09747788;year=2010;volume=1;issue=1;spage=3

;epage=3;aulast=Valiathan (diakses 29 Maret 2012)

http://www.ijaronline.com/article.asp?
issn=09747788;year=2011;volume=2;issue=1;spage=8
;epage=13;aulast=Krishna  (diakses 29 Maret 2012)

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17658119 (diakses 30 Maret 2012)

https://lusilamz123.wordpress.com/2012/04/08/makalah-ayurveda/

J, Park dan Ernst E. 2005. Ayurvedic medicine for rheumatoid arthritis: a


systematic review.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15846585 (diakses 30 Maret 2012)

Kumar, Krishna. 2011. The efficacy of Ayurvedic treatment for rheumatoid


arthritis: Cross-
sectional experiential profile of a longitudinal study.

Rastogi, Sanjeev. 2010. Building bridges between Ayurveda and Modern Science.

V, Agarwal et al. 2007. Ayurvedic medicine for schizophrenia.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17943922# ( diakses 30 Maret 2012)

Valiathan, MS dan Urmila Thatte. 2010. Ayurveda: The time to experiment.

Anda mungkin juga menyukai