Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN LANSIA DENGAN GANGGUAN

ELIMINASI URIN

DIBETRIYANA HAREFA

181101119

Email : dibetharefa14@gmail.com

FAKULTAS KEPERAWATAN SUMATERA UTARA


ABSTRAK

Pola eliminasi urine merupakan salah satu perubahan fisik yang akan dialami oleh usia lanjut, salah
satunya dalam proses berkemih, seperti merasakan keluarnya urin dalam bentuk beberapa tetes pada saat
sedang batuk, jogging atau berlari. Bahkan ada juga yang mengalami kesulitan menahan urin sehingga
keluar sesaat sebelum berkemih. Semua gejala ini disebut dengan inkontinensia urin. Fungsi kandung
kemih normal memerlukan aktivitas yang terintegrasi antara sistim saraf otonomi dan somatik. ensio
urine merupakan suatu kedaruratan yang harus mendapatkan tindakan dan pertolongan secara segera,
karena retensi urin total yang berlangsung beberapa hari dapat menyebabkan urosepsis yang berakhir
dengan kematian. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mengetahui perubahan eliminasi urine pada lansia.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa sebanyak 30 (48,3%) lansia mengalami perubahan eliminasi urine
dan sisanya 13 lansia (20,9%) tidak mengalami perubahan eliminasi urine, sehingga peran keluarga
sangat di perlukan. Keluarga agar dapat mengoptimalkan dukungan dalam perawatan lansia dengan
perubahan eliminasi.

Kata kunci: pola eliminasi, inkontinensia urin, ensio urin

PENDAHULUAN inkontinentia urine (Prubosuseno, 2009). Sering


berkemih merupakan gejala urinasi yang terjadi
Jumlah lanjut usia di Indonesia terus meningkat lebih sering dari normal bila dibandingkan
dari tahun ke tahun, tentunya akan menimbulkan dengan pola yang lazim dimiliki seseorang
persoalan-persoalan baru, tidak saja di bidang ataulebih sering dari normal yang umumnya
sosial-ekonomi, tetapi juga di bidang kesehatan, diterima, yaitu setiap 3 hingga 6 jam
baik tingkat negara, masyarakat, maupun sekali.Gejala ini dapat terjadi akibat berbagai
individu. Perubahan-perubahan yang terjadi keadaan seperti infeksi dan penggunaan obat-
dapat mengakibatkan kemunduran fungsi, obat tertentu seperti diuretik (Brunner&
sehingga kemampuan fisik menurun (disability) Suddart’s, 2002). Perubahan fisiologis yang
atau kekacauan koordinasi (disorder) sehingga terjadi pada lansia akan berdampak pada
dapat menimbul kan hambatan atau rintangan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine.
(handicap), bahkan sampai dapat mengarah pada Berdasarkan data yangdidapatkan pada lansia
suatu penyakit (disease). Perubahan-perubahan yang tinggal di Panti Sosial Tresna Bahagia
itu akan berjalan terus dan akan semakin cepat Magetan dari 60 orang responden, 30 orang
progressive), setelah umur melampaui dekade (51,7%) mengeluh adanya gangguan dalam
ke-enam. Dari sekian banyak Idea Nursing pemenuhan kebutuhan eliminasi urine. Kondisi
Journal Vol. II No. 2104 Geriatric Giant ini merupakan tantangan bagi keperawatan,
(problem yang banyak diderita lansia) adalah khususnya keperawatan lansia. Faktor-faktor,
seperti usia, jenis kelamin, jenis makanan yang mengakibatkan kontraksi kandung kemih,
dikonsumsi, medikasi, dan aktivitas yang terjadi hambatan pengeluaran urine sehingga
berpengaruh terhadap kebutuhan eliminasi urine urine yang keluar sedikit (Smeltzer & Bare,
(Nursalam, 2007). Perubahan eliminasi urine 2008). Inkontinensia memunculkan banyak
dapat juga mengganggu aktifitas dan kegiatan komplikasi sekunder bagi individu lansia,
lansia. Inkontenensia ini banyak di dapat pada termasuk dampak fisiologis, sosial, psikologis,
wanita lanjut usia. Kadang terjadinya tidak dan ekonomi. Gangguan inkontinensia urine
terlalu sering dan urine yang keluar hanya dapat ditangani dengan latihan memperkuat
sedikit dan membutuhkan pengobatan khusus,
otot dasar pelvis (senam kegel), bladder
tetapi juga dapat sedemikian banyak dan
training, dan voiding record (catatan berkemih)
mengganggu, sampai dibutuhkan tindakan
pembedahan untuk mengatasinya (Purnomo, 2011).
(Darmojo,2006). PEMBAHASAN
TUJUAN Berdasarkan hasil sebagian besar lansia
Tujuan umum adalah untuk mempelajari mengalami gangguan perubahan eliminasi urine.
Menurut Pery dan Potter (2006), klienyang
gangguan antara perubahan eliminasi urine pada
memiliki masalah perkemihan paling sering
lansia. Tujuan khusus adalah untuk mengetahui
mengalami gangguan dalam aktifitas
hubungan antara perubahan eliminasi urine tipe
berkemihnya. Gangguan ini diakibatkan oleh
fungsional.
kerusakan fungsi kandung kemih, obstruksipada
METODE aliran urine yang mengalir keluar, atau
ketidakmampuan mengontrol berkemih secara
Metode yang saya gunakan dalam kajian ini voulunter. Beberapa klien dapat mengalami
adalah dengan melakukan analisis data sekunder perubahan sementara atau permanen dalam jalur
yaitu dengan kajian pustaka terhadap beberapa normal ekskresi urine. Langkah awal yang akan
jurnal dan buku dilakukan untuk menghadapi berbagai masalah
yang terjadi yaitu dengan meningkatkan sikap
HASIL lansia dalam menghadapi perubahan pola
eliminasi urine (inkontinensia urine).
Hasil tentang perubahan urine pada lansia
adalah sebagian besar lansia mengalami Perawat yang menangani klien lansia
eliminasi urine dimana terjadi perubahan pada dapat memberikan pengarahan terhadap lansia
lansia dengan sistem perkemihan yaitu tentang perubahan pola eliminasi urine
penurunan tonus otot vagina dan otot pintu (inkontinensia urine). Selain itu harus sering
saluran kemih (uretra) yang disebabkan oleh diadakannya penyuluhan-penyuluhan tentang
penurunan hormon esterogen, sehingga perubahan pola eliminasi urin (inkontinensia
menyebabkan terjadinya inkontinensia urine, urine). perawat melakukan pendekatan pada
otot–otot menjadi lemah, kapasitasnya lansia untuk merubah sikap buruk dalam
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan penanganan inkontinensia urine. Lansia
diharapkan dapat bergerak sendiri dan ada
frekwensi berkemih meningkat, perubahan
kesadaran yang tumbuh di dalam diri lansia
letak uterus akan menarik otot–otot vagina dan
sehingga dapat menumbuhkan sikap yang positif
bahkan kandung kemih dan rectum seiring dalam penanganan inkontinensia urine.
dengan proses penurunan ini, masalah tekanan Fenomena inkontinensia urine yang terjadi
dan perkemihan (inkontinensia urine) akibat sangat tinggi, maka dapat di identifikasi sikap
pergeseran kandung kemih. Fungsi sfingter yang lansia dalam menghadapi perubahan pola
terganggu menyebabkan kandung kemih bocor eliminasi urine (inkontinensia urine).
bila batuk atau bersin, biasanya juga disebabkan
oleh kelainan disekeliling daerah saluran Bladder training merupakan latihan kandung
kencing, fungsi otak besar yang terganggu dan kemih sebagai salah satu upaya mengembalikan
fungsi kandung kemih yang mengalami DAFTAR PUSTAKA
gangguan. Orzeck dan Ouslander (1987 dalam
Hariyati 2000) mengatakan bahwa bladder Simamora, H., R.2010. Komunikasi dalam
training merupakan upaya mengembalikan pola Keperawatan jilid 1.Jember University
buang air kecil dengan menghambat atau
Press.Hal.210
merangsang keinginan buang air kecil. Bladder
training merupakan tindakan yang bermanfaat
Simamora, H., R.2008. Peran Manajer dalam
dalam mengurangi frekuensi dari inkontinensia.
Latihan ini sangat efektif dan memiliki efek Pembinaan Etika Perawat Pelaksana dalam
samping yang minimal dalam menangani Peningkatan Kualitas Pelayanan Asuhan
masalah inkontinensia urin. Bladder training Keperawatan, jilid 4,terbitan 2. Jurnal IKESMA.
diharapkan pola kebiasaan disfungsional,
memperbaiki kemampuan untuk menekan Simamora, H., R.2009. Dokumentasi Proses
urgensi dapat diubah dan secara bertahap akan Keperawatan jilid 1. Jember University
meningkatkan kapasitas kandung kemih dan
memperpanjang interval berkemih (Purnomo, Press.Hal.210
2011). Salah satu metode bladder training adalah
delay urination, metode ini dilakukan dengan Cipta.Brunner & suddart’s (2002). Kaperawatan
latihan menahan kencing/menunda untuk Medikal Bedah Vol 1. Jakarta : EGC
berkemih. Pada pasien yang masih terpasag
kateter, delay urination dilakukan dengan Budiarto, E. (2001). Biostatistika Untuk
mengeklem atau mengikat aliran urin ke urin Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
bag. Tindakan ini memungkinkan kandung EGC.
kemih terisi uirn dan otot detrusor berkontraksi
sedangkan pelepasan klem memungkinkan Chandra, B. (1995). Pengantar Statistik
kandung kemih untuk mengosongkan isinya
Kesehatan. Jakarta: EGC
(Smeltzer & Bare, 2008).
Darmojo & Martono. (2006). Buku Ajar Geriatri:
Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi Ketiga. Jakarta:
FK-UI
PENUTUP
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar
Kesimpulan Fundamental Keperawatan, Edisi 4.
Jakarta : EGC
Perawat yang menangani klien lansia dapat
memberikan pengarahan terhadap lansia tentang Sand-Jecklin, K .et al. (2010). Educating
perubahan pola eliminasi urine (inkontinensia
urine). Selain itu harus sering diadakannya Nursing Students about Health Literacy:
penyuluhan-penyuluhan tentang perubahan pola From the Classroom to the Patient Bedside .
eliminasi urin (inkontinensia urine). OJIN: The Online Journal of Issues in
Nursing Vol. 15 No. 3. Juli 10, 2012
Saran
Lansia diharapkan dapat bergerak sendiri dan Sugiono. (2005). Memahami Penelitian
ada kesadaran yang tumbuh di dalam diri lansia Kualitatif. Bandung: ALFABETA
sehingga dapat menumbuhkan sikap yang positif
dalam penanganan inkontinensia urine. Hidayat, A. A. A. (2002). Pengantar
dokumentasi proses keperawatan.
Jakarta:EGC
Haryanto. (2007). Konsep dasar
keperawatan dengan pemetaan konsep
(concept mapping).Jakarta: Salemba Medika

Kozier, Barbara et.al. (2004). Fundamentals


of nursing: Conepts, Process, and
Practice.Seventh
Edition. New Jersey: PEARSON

Arikunto,s, 2010. Prosedur penelitian suatu


Pendekatan praktik. Jakarta : PT. Rineka
Cipta

Donges, ME. 2002. Penerapan Proses


Keperawatan dan Diagnosa Keperawatn.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai