KEPERAWATAN KOMPLEMENTER
Dosen Pembimbing:
Imroatul Farida S.Kep.,Ns., M.Kep
NIP. 03028
Oleh :
Selvia Kumala Dewi
NIM. 1510049
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan “PORTOFOLIO
MANDIRI KEPERAWATAN KOMPLEMENTER”
Portofolio ini merupakan salah satu tugas di program studi S1- Ilmu Keperawatan
Stikes Hang Tuah Surabaya. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bu Imroatul Farida S.Kep.,Ns., M.Kep selaku pjmk mata kuliah
Keperawatan Komplementer, dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan portofolio ini.
Akhirnya penulis berharap semoga portofolio ini bermanfaat bagi yang membaca
dan bagi pengembangan ilmu keperawatan
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
MATERI 1 PERTIMBANGAN ETIK DAN APLIKASI LEGAL ETIK DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN…………………………………………………………………………….4
MATERI 2 KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER…………………………………………7
MATERI 3 HIPNOTERAPI…………………………………………………………………15
MATERI 4 TERAPI ZONA…………………………………………………………………18
MATERI 5 HIPERBARIK OKSIGEN………………………………………………………22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..26
3
MATERI 1
PERTIMBANGAN ETIK DAN APLIKASI LEGAL ETIK DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN
a. Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis
dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki
kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang
harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap
seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-
hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
4
b. Beneficience ( Berbuat Baik )
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan
pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan
peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,dalam situasi pelayanan
kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang lain
yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai inidirefleksikan
dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapiyang benar sesuai hukum,
standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan ) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan kemampuan
seseorang untuk mengatakan kebenaran.
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya
boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.
5
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang professional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
i. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti persetujuan
atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian suatu persetujuan
yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat
didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau keluarganya atas
dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya serta
resiko yang berkaitan dengannya.
6
MATERI 2
KONSEP TERAPI KOMPLEMENTER
1. Pengertian
2. Tujuan
1. Sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis.
2. Untuk memperbaiki fungsi dari system system tubuh, terutama system kekebalan
dan pertahanan tubuh.
3. Lebih berserah diri dan ikhlas menerima keadaan.
7
Sistem pengobatan didasari pada makanan alami, cahaya, kehangatan,
pijatan air segar, olah raga teratur dan menghindari pengobatan, mengenali
kemampuan mnyembuhkan tubuh alami.
e. Pengobatan Tradisional Cina
Kumpulan teknik dan metode sistematik termasuk akupuntur, pengobatan
herbal, pijatan, akupreser, moxibustion (menggunakan panas dari herbal yang
dibakar), qigong (menyeimbangkan aliran energi melalui gerakan tubuh).
2. Terapi Biologis
Menggunakan substansi alam seperti herbal, makanan dan vitamin.
a. Zona
- Progam diet yang memerlukan makanan berprotein, karbohidrat dan lemak
dengan perbandingan 30:40:30.
- Digunakan untuk menyeimbangkan insulin dan hormone lain untuk kesehatan
yang optimal.
b. Diet Mikrobiotik : Diutamakan diet vegetarian.
c. Pengobatan Ortomolekuler
- Meningkatkan nutrisi seperti Vitamin C dan bertakoren.
8
d. Tai chi
Terapi alternatif yang menghubungkan pernafasan, pergerakan dan meditasi untuk
membersihkan, memperkuat dan sirkulasi energi dan darah kehidupan yang
penting.
e. Terapi Pijat
Manipulasi jaringan ikat melalui pukulan, gosokan atau meremas untuk
meningkatkan sirkulasi, memperbaiki sifat otot dan relaksasi.
f. Sentuhan Ringan
Sentuhan pada klien dengan cara yang tepat dan halus untuk membuat hubungan
menunjukkan penerimaan dan memberikan penghargaan.
9
c. Imajinasi Terbimbing
Teknik terapeutik untuk mengobati kondisi patologis dengan berkonsentrasi pada
imajinasi atau serangkaian gambar.
d. Meditasi
Praktik yang ditujukan pada diri untuk merelaxasi tubuh dan menenangkan pikiran
menggunakan ritme pernafasan yang berfokus.
e. Terapi Musik
Menggunakan music untuk menunjukkan kebutuhan fisik, psikologis, kogniti dan
sosial individu yang menderita cacat dan penyakit.
f. Usaha Pemulihan (doa)
Berbagai tehnik yang menggunakan dalam banyak budaya yang menggabungkan
pelayanan, kesabaran, cinta atau empati dengan target doa.
g. Psikoterapi
Pengobatan kelainan mental dan emosional dengan tehnik psikologi
h. Yoga
Teknik yang befokus pada susunan otot, postur, mekanisme pernafasan dan
kesadaran tubuh.
6. Terapi Energi
Melibatkan penggunaan medan energi
a. Terapi Reiki
Terapi yang berasal dari praktik budha kuno di mana praktisi menempatkan
tangannya pada atau diatas bagian tubuh dan memindahkan keharmonisan dan
keseimbangan untuk mengobati gangguan kesehatan.
b. Sentuhan Terapiutik
Pengobatan melibatkan pedoman keseimbangan energi atau praktisi dalam suatu
cara yang disengaja tidak semua pasien.
10
4. Jenis Terapi Komplementer Yang Dapat Diakses Perawat
1. Relaksasi
Tujuan : agar individu mampu memonitor dirinya secara terus menerus terhadap
indicator ketegangan serta untuk membiarkan, melepaskan dengan sadar ketegangan
yang terdapat di bebagai tubuh.
Macam Relaksasi:
a. Relaksasi Progresif
Mengajarkan individu bagaimana beristirahat dengan efektif dan mengurangi
ketegangan pada tubuh.
b. Relaksasi Pasif
Mengajarkan individu untuk merelaksasikan sekelompok otot secara pasif.
11
2. Membantu klien untuk mendapatkan kenyamanan saat sedang duduk atau
berbaring, meminta klien untuk tetap diam sebisa mungkin dan bergerak jika
perlu agar tetap merasa nyaman.
3. Mengintrusikan klien untuk menutup mata dan mempertahankan sikap mau
menerima.
4. Menginstuksikan untuk bernafas dalam dan keluar secara perlahan dan dalam
menggunakan otot otot patu paru
5. Saat klien bernafas secara perlahan dan nyaman, instrukasikanb klien untuk
merelaksasikan dan meregangkan otot sesuai urutan yang di perintahkan,
menengankan dan merelasaksikan serta merasakan tiap bagian yang berelaksasi.
6. Instruksikan klien untuk menegangkan dan kemudian merelaksasikan betis,
lutut, dan seterusnya.
12
d. Relaksasi Dengan Musik
1. Memfasilitasi klien dengan alat perekam dan alat pendengar.
2. Meminta klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman (duduk atau berbaring
dengan tangan dan kaki di silang) dan untuk menutup mata dan mendengarkan
musik melalui alat pendengar.
3. Instrusikan klien untuk membanyangkan terapung atau ditiup dengan music
ketika sedang mendengarkan.
Evaluasi:
a. Mengkaji tanda tanda vital klien terutama pola pernafasan.
b. Minta klien untuk menggambarkan tingkat ketegangan atau perasaan
kawatir.
c. Mengamati klien terhadap adanya perilaku yang menunjukan kecemasan.
13
5. Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer
a. Peran Sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapoat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakkan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia.
Kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
14
MATERI 3
HIPNOTERAPI
1. Pengertian Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari manfaat
sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan dan perilaku. Hipnoterapi dapat juga
dikatakan sebagai suatu teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan
metode hipnotis untuk memberi sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar
untuk penyembuhan suatu gangguan psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan,
dan perilaku menjadi lebih baik. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis untuk
terapi disebut "hypnotherapist". Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata - kata yang
disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu - satunya kekuatan dalam hipnoterapi
adalah komunikasi. (Kahija YF., 2007).
2. Manfaat Hipnoterapi
Manfaat Hipnoterapi adalah menyelesaikan masalah atau meningkatkan
kemampuan diri, yang mana hasil dari hipnoterapi diharapkan bisa bertahan untuk
selamanya. Dalam hipnoterapi, klien dan hIpnotherapist bekerja sama untuk meraih
tujuan. Pasien tidak akan dibuat tidak sadar atau tidak berdaya, melainkan akan
dibimbing supaya bisa menyadari kekuatan diri sendiri sehingga dengan menggunakan
kebijaksanaan dan kekuatan pikiran bawah sadar masalah yang dialami bisa diatasi
sendiri. Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan dapat menerima
kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktivitasnya atau kegiatannya sehari-hari. Jadi
hipnoterapi adalah aplikasi hipnotis untuk terapi pengobatan. (Syaputra MD ., 2008).
3. Indikasi Hipnoterapi
Hipnoterapi bisa membantu mengatasi rasa kehilangan dan kesedihan mendalam akibat
ditinggal orang yang dicintai. Berikut ini adalah beberapa indikasi seseorang yang boleh
melakukan hipnoterapi:
a. Merasa sendirian atau kehilangan
b. kehilangan minat pada aktifitas normal
15
c. kesulitan berkonsentrasi dan mengingat
d. mudah tersinggung, marah, bahkan mengamuk
e. merasa perasaannya dingin atau kosong
f. menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi
g. tidak suka melihat orang lain bahagia
h. sering berhalusinasi seolah-olah orang yang sudah meninggal hidup lagi
i. kesulitan tidur atau insomnia
j. kehilangan nafsu makan atau banyak makan
4. Kontra Indikasi
Sedangkan yang tidak boleh melakukan hipnoterapi ini adalah orang yang sulit
berkonsentrasi sehingga bila terapis memberikan sugesti tidak bisa masuk, orang yang
mempunyai penyakit pada otak misal amnesia, dan orang yang tidak percaya proses
hipnoterapi. Pada orang- orang tersebut sulit untuk diajak melakukan terapi hipnoterapi
karena berbeda pemikiran dan ada hambatan tertentu sehingga proses terapi menjadi
terganggu.
5. Efek samping
Efek samping setelah melakukan hipnoterapi ini biasanya klien pusing, dan
menjadi bingung. Tapi setelah diterapi pasien yang memiliki trauma khusus bisa
membantu mengatasi masalahnya.
16
sebagai jembatan penghubung pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Memungkinkan
seseorang mengingat mimpi saat terbangun. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar
7–14 Cps. .(Gunawan AW.,2008).
c. Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang
bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang
melakukan meditasi yang sangat dalam. Theta muncul saat kita bermimpi, atau kondisi
REM (Rapid Eye Movement). Semua pengalaman meditasi seperti keheningan, puncak
kebahagiaan dapat dirasakan. Saat ingin mengobati dan menyembuhkan tubuh atau
pikiran, harus masuk ke theta. Frekwensi pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 – 7 Cps.
(Gunawan AW.,2008).
d. Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekwensi pikiran pada kondisi ini
sekitar 0,5 – 3,5 Cps. .(Gunawan AW.,2008).
Kondisi hipnosis sebenarnya identik dengan gelombang otak alfa dan theta.
Pada saat setiap orang menuju proses tidur alami, maka yang terjadi adalah gelombang
pikiran ini secara perlahan-lahan akan menurun mulai dari Beta, Alpha, Theta, kemudian
Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur. Perpindahan wilayah ini tidak berlangsung
dengan cepat, sehingga sebetulnya walaupun seakan-akan seseorang sudah tampak
tertidur, mungkin saja ia masih berada di wilayah Theta. Pada wilayah Theta seseorang
akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat didengarkan dengan baik, tetapi justru
suara-suara ini didengar dengan sangat baik oleh pikiran bawah sadarnya, dan cenderung
menjadi nilai yang permanen, karena tidak disadari oleh “pikiran sadar” yang
bersangkuta (Ellias.,2009).
17
MATERI 4
TERAPI ZONA
1. Pengertian
Terapi adalah perawatan dalam hal pengobatan dan Zona adalah daerah (dalam
ilmu pijat dapat dikatakan suatu bagian dari tubuh). Jadi Terapi Zona adalah
perawatan/pengobatan dengan pijatan di daerah tertentu bagian tubuh. Di dalam teori pijat
Cina, tubuh manusia dibagi dalam 10 zona atau wilayah. Pembagian ditentukan menurut
adanya 10 jari yang nantinya akan dijelaskan secara rinci di bab berikutnya.
Arti secara umum terapi zona ini adalah suatu metode pijat berdasarkan pembagian
zona dalam tubuh yang dipergunakanuntuk merawat atau mengobati anngota tubuh yang
sakit. Sudah barang tentu pijatan di sini harus diarahkan pada zona-zona tertentu yang
terdapat titik-titik nyeri tekan.
2. Manfaat
Pijat dan urut atau message itu mempunyai pengaruh terhadap tubuh manusia dalam
memulihkan fungsi-fungsi anggota tubuh yang terganggu. Karena pijat dan urut sama-
sama punya fungsi untuk melancarkan peredaran darah baik darah merah maupun darh
putih. Bila peredaran darah di seluruh tubuh normal dan lancar maka semua kotoran yang
berupa asam urat dan karbon oksida akan bisa diangkut darah ke tempat pembuangan
seperti nafas, keringat dan air seni.
Untuk kelancaran itu semua tubuh memerlukan pemasukan udara dan air yang
cukup. Kotoran yang tidak bisa terbuang (tidak terangkut olah darah) bisa mengendap
berbentuk kristal dan bisa menyumbat aliran darah. Bila demikian akan mengganggu
kesehatan. Selain itu lancarnya peredaran darah putih di tubuh menjadikan semua penyakit
yang berupa virus, baksil atau kuman penyakit bisa diberantas/dicegah. Dengan lancarnya
peredaran darah maka syaraf akan lebih tenang, nyeri-nyeri otot akan hilang dan kerja hati,
jantung, paru-paru, ginjal, limpa ,usus serta kelenjar getah bening akan bekerja dengan
baik.
3. Jenis
18
Secara globalnya pijat ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu pijat secara umum dan khusus.
A. Pijat Secara Umum
Pijat secara umum ini sentuhan atau perabaannya secara menyeluruh dan
pelaksanaannya ada beberapa macam:
a. Pijat khas Indian : dimulai dari tangan naik ke kepala, punggung, kaki, perut dan
dada.
b. Pijat khas Jawa: dimulai dari telapak kaki, paha, punggung, tangan, kepala, perut
dan dada.
c. Pijat khas Cina: dimulai dari kepala menurun ke punggung terus ke tangan, kaki
naik ke paha, perut dan dada.
d. Pijat khas Amerika : dimulai dari perut ke dada, kepala, punggung, tangan dan kaki.
Selain itu ada cara memijatnya ada beberapa macam sesuai dengan tujuannya,
misalnya:
1. Gosokan : untuk memberi rangsang kepada semua syaraf dan jaringan-jaringan di
bawah kulit
2. Pijatan : untuk menghancurkan sisa-sisa pembakaran dan melemaskan kekakuan-
kekakuan di dalam jaringan.
3. Goncangan : untuk menempatkan kembali bagian tubuh yang ada di bawah kulit
(otot, pembuluh darah, persyarafan dll) pada tempatnya masing-masing.
4. Pukulan : untuk mempengaruhi tonus syaraf vegetatif (tak sadar) pada jaringan
perifeer (jaringan tepi).
5. Gerusan: untuk menghancurkan bekuan-bekuan pengerasan dalam jaringan ikat dan
otot.
6. Mengurut : untuk mempengaruhi syaraf vegetatif dan jaringan bawah kulit.
19
b. Pijat Sistem Tusuk Jari
Memijat dengan tusukan jari pada tiik-titik meridian atau sama dengan tusuk jarum.
Hanya tusuk jari tanpa menggunakan alat jarum.
20
Pengertian Pijatan dengan melakukan penekanan pada titik-titik syaraf tertentu yng
berada pada kaki, kebanyakan syaraf tersebut berada di telapak kaki,
selain kaki pada tangan juga memiliki titik-titik syaraf tertentu.
1. Pesiapan Alat
Tahap a. Minyak
b. Handuk
Persiapan
c. Alat segitiga
2. Persiapan Pasien
a. Menjelaskan prosedur dan tujuan yang akan dilakukan
3. Persiapan Lingkungan
a. Memberikan lingkungan yang nyaman dan aman
b. Tutup sketsel
21
MATERI 5
HIPERBARIK OKSIGEN
1. Pengertian
Terapi oksigen hiperbarik atau hyperbaric oxygen therapy (HBOT) adalah
suatu terapi yang dilakukan dengan cara memberikan 100% oksigen bertekanan
kepada pasien (Mahdi, 1999). Oksigen tersebut memiliki tekanan yang lebih tinggi
daripada tekanan udara atmosfir, biasanya hingga mencapai 3 ATA.
2. Manfaat
1. Meningkatkan konsentrasi oksigen pada seluruh jaringan tubuh, bahkan pada
aliran darah yang berkurang.
2. Merangsang pertumbuhan pembuluh darah baru untuk meningkatkan aliran
darah pada sirkulasi yang berkurang.
3. Mampu membunuh bakteri, terutama bakteri anaerob seperti Closteridium
perfingens (penyebab penyakit gas gangren).
4. Mampu menghambat produksi racun alfa toksin.
5. Meningkatkan viabilitas sel atau kemampuan sel untuk bertahan hidup.
6. Dapat mempercepat proses penyembuhan pada pengobatan medis
konvensional.
7. Meningkatkan sensitivitas sel terhadap radiasi.
8. Menahan proses penuaan dengan cara pembentukan kolagen yang menjaga
elastisitas kulit
9. Badan menjadi lebih segar, badan tidak mudah lelah, gairah hidup meningkat,
tidur lebih enak dan pulas.
3. Indikasi
1. Penyakit dekompresi
22
2. Emboli Udara
3. Keracunan gas : CO, HCN, H2s, CC14.
4. Infeksi : Gas gangren, osteomyelitis, lepra, mikosis.
5. Bedah plastik dan rekontruksi :
a. Luka yang sulit sembuh
b. Luka bakar
c. Operasi reimplantasi
d. Operasi cangkok jaringan.
6. Trauma : Crush injury, Compartment syndrome, cedera olah raga.
7. Gangguan pembuluh darah tepi : Shock, MCI, Ops.bypass jantung, Nyeri
tungkai iskemik.
8. Ortopedi : Fracture non union, Cangkok tulang, Osteoradionekrosis.
9. Neurologik : Stroke, Multiple Sclerosis, Migrain, edema cerebri, Multi infrak
demensia, Cedera Medula Spinalis, Abses otak, Neuropati parifer.
10. Hematologi : Sickle Cell Crises, Anemia berat karena banyak kehilangan darah
11. Oftalmologi : Pl;usi arteri centralis retina.
12. GI Tract : Ulkus lambung, Necrotizing Enterocilitis, Llleus Paralitik, Hipatitis.
13. THT : Tuli mendadak, Trauma Akustik Akut, Lebyrintitis, Penyakit Meniere,
Otitis Eksterna Maligna.
14. Penyakit Paru : Abses Paru
15. Penyakit Endokrin : Diabetes
16. Asfisika : Tenggelam, Inhalasi Asap, hampir tercekik
17. Rehabilitasi : Semiplegi spastik stroke, paraplegi miokard insufisiensi kronik,
penyakit pembuluh darah.
4. Kontra Indikasi
A. Kontra Indikasi Absolut:
1. Pneumothorax yang tidak diobati
2. Beberapa medikasi tertentu
B. Kontra Indikasi Relatif:
1. Congenital Spherocytosis
23
2. Asma
3. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) / Bullous Emphysema
4. Claustrophobia, kejang
5. Pembedahan sinus atau telinga
6. Optic neuritis
7. Pernah operasi thorax
8. ISPA
9. Pacemakers
10. Gigi berlubang
5. Efek samping
Terapi oksigen hiperbarik meningkatkan respon imun host dengan
meningkatkan aktifitas bakterisidal leukosit, neutrophile oxidative burst dan
leukocyte killing dari organisme aerob gram negatif. Oksigen bersifat sitotoksik
terhadap bakteri anaerob. Sehingga mungkin menurunkan morbiditas, mortalitas
dan kebutuhan untuk intervensi operasi pada berbagai macam infeksi yang
ternekrotisasi. Oksigen hiperbarik juga meningkatkan transport antibiotik
amynoglycoside (gentamycin, tobramycin, amykacin dan lain-lain) melewati
dinding sel bakteri, meningkatkan efektivitas dari obat-obat ini yang mungkin dapat
dihambat secara in vivo oleh keadaan hipoksia yang banyak terjadi pada pasien
dengan luka yang parah (Falabella, 2005).
24
2. Pasien harus memberitahu obat-obatan yang sedang mereka konsumsi, mengingat
terdapat obat-obatan tertentu yang dapat menyebabkan keracunan oksigen, misalnya
obat-obatan jenis steroid, dan obat kemoterapi
3. Pasien akan dimasukkan ke dalam ruangan menyerupai kapal selam yang berukuran
kecil selama 2 jam, sehingga penting sekali untuk memastikan pasien tidak memiliki
fobia terhadap ruangan sempit.
4. Saat merasa tidak kuat, pasien dapat memberitahukan petugas yang ikut masuk ke
dalam ruangan hiperbarik.
8. Komplikasi
Terkadang dalam prosesnya, dapat ditemukan komplikasi, antara lain:
a. Barotrauma, yaitu trauma pada organ tubuh (paru, di belakang gendang telinga,
sinus paranasal) akibat tekanan udara yang tinggi.
b. Keracunan oksigen.
c. Gangguan penglihatan sementara akibat pembengkakan lensa.
25
DAFTAR PUSTAKA
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Fontaine K. 2013. Healing Practices : Alternative therapies For nursing Edisi 2 Prentice Hall.
New York : Stravon Publisher
Perry, Potter. 2014. Fundamentals of Nursing Buku 2 Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Price, Sylvia A. 2014. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi Ketujuh Volume
2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Manaf, Asman. 2016. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI. Hal 1890.
Gusti, 2016. Prinsip Keperawatan Holistik dalam Terapi Komplementer. Jakarta: Penebar
Swadaya
26