Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER

OLEH :

DHEA PRATIWI AGUSTINI

171902008

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas limpahan karunia, rahmat, dan hidayah-Nya

yang berupa kesehatan sehingga makalah yang berjudul “Terapi Komplemeter” dapat

terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Kewirausahan. Saya berusaha menyusun

makalah ini dengan segala kemampuan namun Saya menyadari bahwa makalah ini banyak

memiliki kekurangan baik dari segi penulisan maupun segi penyusunan. Oleh karena itu kritik

dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan

makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi pembacanya. Atas perhatian dan

kesempatan yang diberikan untuk membuat makalah ini kami ucapkan terimakasih.

Jombang, 09 April 2020

2
DAFTAR ISI
BAB 1..............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................5
1.3 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
2.1 Pengertian Terapi Komplementer.....................................................................................6
2.2 Perkembangan Terapi Komplementer..............................................................................6
2.3 Tujuan Terapi Komplementer...........................................................................................6
2.4 Jenis – Jenis Terapi Komplementer..................................................................................7
2.5 Teknik dan Aplikasi Terapi Komplementer.....................................................................7
2.6 Terapi Komplementer Herbal Anti anxietas...................................................................10
2.7 Kendala Terapi Komplementer.......................................................................................12
2.8 Perberdaan Terapi Komplementari dengan Terapi Alternatif.........................................12
2.9 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer..................................................................12
BAB III.........................................................................................................................................14
PENUTUP....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara. Masyarakat

menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan

tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, tetapi

memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya

terapi komplementer telah didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale, Roger,

Leininger, dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level

pencegahan. Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan klien.

Ansietas adalah pperasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh situasi.

Ansietas atau kecemasan adalah respon emosi tanpa objek yang spesipik secara subjektif

di alami dan di komunikasikan secara interfersonal ( sulis pati)

Suatu waktu CAM dianggap sebagai perdukunan. Sebagai hasil dari penelitian,

beberapa terapi ini, seperti akupuntur, telah pindah dari kategori alternative dalam

kategori komplementer, yang akan di integrasikan bersama dengan perawatan

komvesional. Pengobatan komplementer telah menjadi bagian penting dari perawatan

paliatif dan perawatan pendukung, menangani control gejala mengurangi stress, relaksasi,

dan peningkatan kualitas hidup

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari terapi komplementer ?

2. Apa saja jenis terapi komplementer?

3. Bagai mana aplikasi terapi komplementer?

4. Apa tujuan dari terapi komplementer ?

5. Apa saja kendala dari terapi komplementer ?

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui definisi dari terapi komplementer

2. Untuk Mengetahui apa saja jenis terapi komplementer

3. Untuk mengetahui bagai mana aplikasi terapi komplementer

4. Untuk Mengetahui Apa peran perawat dalam terapi komplementer

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Terapi Komplementer

Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan sebagai

pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain

di luar pengobatan medis yang konvensional.

Terapi komplementer adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari

negara yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan komplementer

tetapi merupakan pengobatan tradisional (WHO).

2.2 Perkembangan Terapi Komplementer

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tentang penggunaan

pengobatan tradisional termasuk di dalamnya pengobatan komplementer – alternatif yang

meningkat dari tahun ke tahun, bahkan hasil penelitian tahun 2010 telah digunakan oleh

40% dari penduduk Indonesia.

2.3 Tujuan Terapi Komplementer

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem

tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat menyembuhkan

dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan

untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan

memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik lengkap serta perawatan yang tepat.

6
2.4 Jenis – Jenis Terapi Komplementer

1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.

2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.

3. Hypnotherapy dan Hypnosirkumsisi

4. Homeopati atau jamu-jamuan.

5. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas, reiki, biocosmic, bio aura, dsb.

6. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.

7. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral, dll.

2.5 Teknik dan Aplikasi Terapi Komplementer

1) Terapi komplementeryang diintegrasikan dalam pelayanan konvensional

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah ditetapkan

oleh. Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan

konvensional, yaitu sebagai berikut :

a. Akupuntur

Akupuntur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan

kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat bermanfaat

dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi

(pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal

yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut

adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.

7
b. Terapi hiperbarik

Terapi hiperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke

dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada

tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni

(100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk

menghindari trauma pada telinga akibat tingginya tekanan udara

c. Terapi herbal medik

Terapi herbal medic yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik

berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa

fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell

line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan

menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.

Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya efektivitasnya

untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa dibandingkan satu

dengan lainnya karena masing-masing mempunyai teknik serta fungsinya sendiri-

sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan untuk pasien-pasien dengan

gangren supaya tidak perlu dilakukan pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal,

berfungsi dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur

berfungsi memperbaiki keadaan umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi

konstipasi atau diare, meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau

8
mengurangi efek samping yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri,

seperti mual dan muntah, fatigue (kelelahan) dan neuropati.

2) Terapi komplementer non konvensional

a. Akupresur/pijat

Akupresur adalah sebuah sistem metode therapi yang banyak di gunakan untuk

mengobati berbagai macam penyakit. Menggunakan metode yang sama dengan cara

yang digunakan akupuntur, hanya bedanya, akupresur tidak menggunakan jarum

dalam proses pengobatan nya. Akupresur adalah salah satu bentuk fisio terapi

dengan memberikan pemijatan dan stimulsi pada titik- titik tertentu pada tubuh.

Berguna untuk mengurangi bermacam-macam sakit dan nyeri serta mengurangi

ketegangan, stres kelelahan dan penyakit.akupresur menyembuhkan sakit dan nyeri

yang sukar di sembuhkan seperti, nyeri punggung, spondilitis, kram perut, gangguan

neurologis, artritis, dll. Titik aku presur terletak pada telapak tangan begitu juga

dengan kedua telapak kaki. Di telapak tangan kita terdapat titik akupresur untuk:

jantung, paru, ginjal, mata, hati, kelenjad tiroid, pankreas, sinus, dan otak.

b. Bekam/ chuping therapi

Bekam merupakan istilah yang di kenal dam bahasa melayu, hijamah ( bahasa

arab) cupping ( bahasa ingris) dan gua sha ( bahasa cina) sedangkan orang indoneia

mengenalnya dengan catuk atau kop. Bekam sudah di kenal sejak jaman mesir kuno.

Bekam mengatur energi dan aliran darah. Tujuan utama dari pengobatan bekam

adalah untuk menghilangkan penyebab ketidak harmonisan dari tubuh, memulihkan

sirkulasi darah.

9
2.6 Terapi Komplementer Herbal Anti anxietas

a. Lavender

Lavender bermanfaat dalam penyembuhan berbasis aromaterapi alami, dan itu

berhasil menyembuhkan gangguan saraf dan depresi ringan. Lavender juga memiliki

sifat melindungi saraf yang kuat yang membantu dalam kasus gangguan neurologis dan

mencegah perubahan suasana hati. Anda dapat memakannya atau menggunakannya

pada kulit, karena ia benar-benar aman. Oleh karena itu, Anda dapat menambahkan

beberapa tetes minyak lavender untuk mandi, dan bersantai, atau Anda dapat meminum

teh lavender. Selain itu, Anda juga dapat menaruh beberapa bunga kering di sarung

bantal Anda. Efek samping: kemungkinan aman untuk orang dewasa . Namun,

perhatikan bahwa kadang-kadang dapat menyebabkan iritasi bila diterapkan pada kulit,

serta meningkatkan nafsu makan, sakit kepala, dan sembelit ketika diminum.

b. Valerian

Anda dapat berhasil mengobati sakit kepala Anda, kecemasan dan insomnia

dengan menggunakan akar tanaman berkhasiat ini. Valerian memiliki bau yang kuat.

Efek samping: Valerian kemungkinan aman, namun dalam beberapa kasus yang jarang

terjadi, dapat menyebabkan rangsangan, gelisah, sakit kepala, dan bahkan insomnia

pada beberapa orang. Oleh karena itu, jika Anda ingin berhenti menggunakannya, yang

terbaik adalah untuk secara bertahap mengurangi dosis lebih satu atau dua minggu

sebelum berhenti sepenuhnya.

10
c. Vanila

Mayoritas orang segera merasa santai segera setelah mencium aroma vanili.

Menurut sebuah penelitian, aroma vanilla-seperti terkait dengan 63% mengurangi

kecemasan dibandingkan dengan udara lembab saja. Ini adalah alasan mengapa banyak

produk spa, krim, dan lilin memiliki aroma vanilla- manis. Efek samping: Hal ini

umumnya aman jika dikonsumsi dalam jumlah yang normal dalam makanan. Namun,

kadang-kadang menyebabkan sakit kepala, masalah tidur, pembengkakan dan iritasi.

daun santai ini efektif mengurangi kecemasan dan berhasil meningkatkan kualitas

hidup dalam kasus demensia berat. Selain itu, juga mempromosikan perdamaian dan

ketenangan dan meningkatkan memori dan perhatian. Ini adalah alternatif yang jauh

lebih aman daripada obat yang diresepkan, itu murah, dan Anda bahkan dapat tumbuh

di rumah. Efek samping: Jika diambil dalam jumlah sedikit, itu aman. Selain itu,

umumnya aman untuk orang dewasa, dan dalam jumlah yang tepat, itu berpotensi aman

untuk digunakan sampai satu bulan dalam kasus bayi sampai seminggu dan oleh anak-

anak di bawah usia 12. Namun, jika diambil secara berlebihan dapat menyebabkan

mengi, nyeri perut, mual, pusing, dan muntah-muntah. Sebuah laporan menunjukkan

bahwa hal itu dapat menyebabkan iritasi serta peningkatan gejala sakit dingin jika

diaplikasikan pada kulit. Demikian beberapa herbal alami yang dapat secara efektif

mengurangi kecemasan dan ketegangan, efeknya bersifat sementara. Oleh karena itu,

pastikan Anda berolahraga, bermeditasi, menjalani gaya hidup sehat, dan mendapatkan

konseling, agar dapat secara efektif mengobati kecemasan

11
2.7 Kendala Terapi Komplementer

1. Masih lemahnya pembinaan dan pengawasan;

2. Terbatasnya kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan bimbingan;

3. Terbatasnya anggaran yang tersedia untuk pelayanan kesehatan komplementer;

4. Belum memadainya regulasi yang mendukung pelayanan kesehatan komplementer;

5. Terapi komplementer belum menjadi program prioritas dalam penyelenggaraan

pembangunan kesehatan.

2.8 Perberdaan Terapi Komplementari dengan Terapi Alternatif

1. Pengobatan alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh

paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang

menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang lain/non medis.

2. Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional yang sudah diakui dan

dapat dipakai sebagai pendamping terapi konvesional/medis

2.9 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer

Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer

diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung,

koordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat

bertanya, konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum

mengambil keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi

perawat di sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan

lebih dahulu mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips & Taylor, 2001). Peran

perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang

dikembangkan dari hasilhasil evidence-based practice. Perkembangan terapi

12
komplementer atau alternatif sudah luas, termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam

memberi pengobatan karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter

umum yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan

perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat memfasilitasi

terapi komplementer agar menjadi lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi

dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada.

Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk

meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya,

beberapa terapi keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional

terapi. Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam

praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer (Snyder &

Lindquis, 2002). Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran

koordinator dalam terapi komplementer juga sangat penting. Perawat dapat

mendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang merawat dan unit manajer

terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan untuk memenuhi permintaan

kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin diberikan termasuk perawatan

alternative Smithet al.2004)

13
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan komplementer adalah

pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Jadi untuk

Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi merupakan

pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah

dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di

Philipina misalnya, jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.

Terapi komplementer adalah cara Penanggulangan Penyakit yang dilakukan sebagai

pendukung kepada Pengobatan Medis Konvensional atau sebagai Pengobatan Pilihan lain diluar

Pengobatan Medis yang Konvensional.

Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi komplementer dapat memulai dengan

tindakan – tindakan keperawatan atau terapi modalitas yang berada pada bidang keperawatan

yang dikuasai secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/76628021/Terapi-Komplementer-FOKUS-GROUP

http://materi-keperawatankomunitas.blogspot.co.id/2013/05/terapi-komplementer-dalam-

keperawatan.html Di Akses Pada Tanggal 21 September 2016 Pukul 10.30 WIB

http://brighterlife.co.id/2012/07/31/ingin-bebas-dari-stres-yuk-konsumsi-10-makanan-

sehat-ini/ Di Akses Pada Tanggal 21 September 2016 Pukul 10. 45 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai