Anda di halaman 1dari 68

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI “NY.Y” DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS LEKSULA KABUPATEN BURU SELATAN

IMELDA RIVONELA NATJIKIT


NIM P07120120190145

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
JURUSAN KEPERAWATAN AMBON
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL DI
PUSKESMAS LEKSULA KABUPATEN BURU SELATAN

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Kesehatan Pada Program Studi
Keperawatan Ambon Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Maluku

IMELDA RIVONELA NATJIKIT


NIM P07129120190145

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN AMBON
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Imelda Rivonela Natjikit, NIM.


P07129120190145 dengan judul ”Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny.Y. di
Wilayah Kerja Puskesmas Leksula Kabupaten Buru Selatan” telah diperiksa dan
disetujui untuk diujikan dalam Ujian Karya Tulis Ilmiah.

Namlea, Juli 2020

Pembimbing

Ns. Christy N M Hitijahubessy, M.Kep.,Sp.Kep.Mat


NIP. 197812262001122001

iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertandatangan di bawahini:

Nama : IMELDA RIVONELA NAITJIKIT

NIM : P07129120190145

Program Studi : Keperawatan Ambon

Institusi : PoliteknikKesehatanKemenkesMalaku

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilanalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan tersebut.

Pembuat pernyataan :

IMELDA RIVONELA NATJIKIT


NIM : P07129120190145

Mengetahui:
Pembimbing

Ns. Christy N M Hitijahubessy, M.Kep.,Sp.Kep.Mat


NIP: 197812262001122001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan l

karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny Y di

Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Leksula. Karya Tulis Ilmiah ini disusun

dalam upaya memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan

diploma III kesehatan pada Jurusan Keperawatan Ambon Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku.

Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasa hormat penulis

sampaikan kepada Ns. Christy N. M. Hitijabubessy, M.Kep., Sp. Kep Mat. Selaku

pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu

serta membimbing penulis hingga penulisan usulan karya tulis ilmiah ini dapat

diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih dan

penghargaan kepada:

1. Hairudin Rasako,S.KM.,M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

JurusanKeperawatan Ambon.

2. Wineke W. Pattipawae, S.Kep, selaku Kepala Puskesmas Perawatan Leksula

Kabupaten Buru Selatan yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk

melanjutkan pendidikan sekaligus melaksanakan penelitian di Puskesmas

Perawatan Leksula

v
3. Rony A. Latumenasse, S.Pd., M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan

sekaligus Pembimbing Akademik, dan Seluruh staf dosen Poltekes Kemenkes

Maluku khususnya pada Jurusan Keperawatan Ambon yang telah banyak

membina, mengarahkan dan membimbing kepada penulis dan memberikan

ilmu pengetahuan, selama mengikuti pendidikan.

5. Suami dan anak-anak tercinta atas dukungan doa maupun moril bagi penulis

selama penulis mengikuti pendidikan lanjut ini.

6. Teman-teman seangkatan Program Afirmasi Pendidikan melalui Rekognisi

Pembelajaran Lampau (RPL) Angkatan ketiga Kelas Namlea pada Jurusan

Keperawatan Ambon yang telah memberikan masukan dan bantuan bagi

penulis selama penulis menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah ini.

Kritik dan saran penulis sangat harapkan guna perbaikan karya tulis ilmiah

ini. Akhir kata semoga bermanfaat dan kiranya semua dukungan yang telah

diberikan kepada penulis dapat dijadikan semangat untuk dapat memperbaiki

penulisan Karya Tulis Ilmiah.

Namlea, Juli 2020

Penulis

v
Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. Y di Wilayah Kerja Puskesmas
Perawatan Leksula Kabupaten Buru

Imelda Rivonela Natjikit


(2020)

Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Ambon


Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Ns. Christy Hitijahubessy, M.Kep.,Sp.Kep.Mat

Kata Kunci: Bayi Baru Lahir Normal, Asuhan Keperawatan

ABSTRAK

Neonatal adalah bayi usia 0-28 hari. Kondisi neonatal merupakan kondisi yang paling
rentan terhadap kematian karena daya tahan tubuh bayi yang masih rendah. Penelitian menunjukan
bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama
kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan mengalami kelainan-
kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk
menerapkan asuhan keperawatan pada bayi Ny. Y yang lahir secara normal. Penulis menggunakan
metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dilaksanakan pada tanggal 26-27
Maret 2020 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hasil penelitian ini
meliputi data hasil pengkajian yaitu Ny Y mengatakan baru melahirkan anak ketiganya, ditolong
oleh Bidan di rumah pada tanggal 26 Maret 2020 jam 08.00 WIT, usia gestasi 37 Minggu. P3A0,
APGAR 7/9, Tali pusat masih basah, BBL 2850 gr. Berdasarkan data tersebut dirumuskan
diagnose keperawatan resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
lingkungan luar rahim. Perencanaan keperawatan disusun mengacuh pada teori yang disampaikan
oleh Maryunai (2013), yaitu 1) Pertahankan suhu tubuh lingkungan dan suhu tubuh bayi, 2)
Monitor nadi dan pernafasan, 3) Ukur suhu tubuh bayi setiap 2 jam, 4) selimutibayi dengan segera
setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas, 5) Letakan bayi setelah lahir di bawah lampu
sorot/sumber panas. Pelaksanaan tindakan keperawatan mengacuh pada rencana yang telah
disusun. Berdasarkan hasil evaluasi pada tanggal 27 Maret 2020, masalah teratasi.

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN….…………………………………………….. i


HALAMAN SAMPUL DALAM……………………………………………….. ii
LEMBAR PERSETUJUAN.…………………………………………………… iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN………………………… iv
KATA PENGANTAR........................................................................................... v
ABSTRAK………………………………………………………………………. vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. vii
DAFTARB TABEL…………………………………………………………….. viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. ix

BAB I: PENDAHULUAN………………………………………………………. 1
A. LatarBelakang……………………………………………………… 1
B. RumusanMasalah………………………………………………….. 5
C. TujuanStudiKasus…………………………………………………. 5
D. ManfaatStudiKasus………………………………………………... 6

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………. 7


A. Konsep DasarAsuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir………….. 7
1. Pengkajian……………………………………………………... 7
2. Diagnosa……………………………………………………….. 14
3. Perencanaan…………………………………………………… 16
4. Pelaksanaan……………………………………………………. 19
5. Evaluasi………………………………………………………... 20
B. Konsep Bayi Baru Lahir 22
1. Pengertian…………………………………….………………. 22
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal.............................................. 22
3. Klasifikasi………………………......................................……. 23
4. Penatalaksanaan......................................................…………… 23
BAB III: METODE STUDI KASUS……………………………............ 28
A. Rancangan Studi Kasus……………………………………………. 28
B. Subjek Studi Kasus………………………………………………… 28
C. Defenisi Operasional………………………………………………. 28
D. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus….………………………………… 29
E. Pengumpulan Data………………………………………………… 29
F. Penyajian Data…………………..………………………………… 30
G. Etika Studi Kasus…………..……………………………………… 30

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….. 32


A. Hasil…………………………………………………………… 32
1. Pengkajian………………………………………………… 32
2. Diagnosa Keperawatan……………………………………. 36
3. Perencanaan Keperawataan……………………………….. 36
4. Pelaksanaan Keperawatan………………………………… 37
5. Evaluasi Keperawatan…………………………………….. 38

B. Pembahasan………………………………………………….. 39

vii
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 46
A. Kesimpulan …………………………………………………………. 46
B. Saran…………………………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………


LAMPIRAN……………………………………………………………............

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1 Perencanaan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir Berdasarkan 17


Aplikasi NANDA,NIC dan NOC

2 Klasifikasi Data pada Bayi Ny.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas 35


Perawatan Leksula

3 Analisa Data Pada Bayi Ny.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas 36


Perawatan Leksula

4 Perencanaan Keperawatan pada Bayi Ny.Y Di Wilayah Kerja 37


Puskesmas Perawatan Leksula

5 Tindakan Keperawatan pada Bayi Ny.Y Di Wilayah Kerja 37


Puskesmas Perawatan Leksula

6 Evaluasi Keperawatan Bayi Ny.Y Di Wilayah Kerja Puskesmas 38


Perawatan Leksula

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1 Lembar Persetujuan Usulan Judul Proposal


2 Surat Ijin Penelitian
3 Surat Pengembalian Penelitian
4 Penjelasan Penelitian
5 Infomed Concent
6 Intrumen Penelitian (Format Pengkajian Bayi Baru Lahir)
7 Dokumentasi Penelitian

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator di

suatu negara. Kematian bayi merupakan suatu hal yang sangat penting

yang harus diperhatikan oleh para pemangku kebijakan, terutama negara

berkembang seperti Indonesia. Angka kematian bayi (AKB)

mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu negara serta

kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka ini digunakan untuk memonitor

dan mengevaluasi program, serta kebijakan kependudukan dan kesehatan

suatu negara di seluruh dunia.

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2013 angka

kematian bayi (AKB) di dunia 34 per 1.000 kelahiran hidup (KH), angka

kematian bayi (AKB) di Negara berkembang 37 per 1.000 kelahiran hidup

(KH) dan angka kematian bayi (AKB) di Negara maju 5 per 1.000

kelahiran hidup (KH) (WHO,2014).Indonesia merupakan Negara dengan

angka kematian bayi tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

Berdasarkan data survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017menunjukkan adanya penurunan angka kematian bayi (AKB) yaitu 24

kematian per 1000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan data SDKI tahun

2012 yaitu 32 kematian per 1000 kelahiran hidup.Menurut Profil Anak

Indonesia tahun 2018, pemerintah Indonesia melaluin Rencana

1
2

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019

menargetkan penurunan angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup

menjadi 24 di tahun 2019. Selain itu, Sustainable Development Goals

(SDGs) bidang kesehatan dan kesejahteraan (SDGs ke-3), memiliki target

yang akan dicapai pada tahun 2030. Target tersebut diantaranya

mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat dicegah dengan

menurunkan angka kematian neonatal hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup

dan angka kematian balita 25 per 1.000 kelahiran hidup.

Data dari badan pusat statistik Provinsi Maluku menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan anga kematian bayi di Maluku tahun 2015 yaitu 389

per 1000 kelahiran hidup.Berdasarkan Data dari profil kesehatan

kabupaten kota di Provinsi Maluku tahun 2014, AKB di Kabupaten Buru

Selatan sebanyak 18 kematian per 1000 kelahiran hidup.

Menurut survei data awal yang diperoleh dari Puskesmas Perawatan

Leksula dalam tiga tahun terakhir bersifat fluktuatif yaitu bayi lahir normal

tahun 2017 sebanyak 100 orang, 2018 sebanyak 120 orang dan 2019

sebanyak 113 orang. Berdasarkan pengalaman kerja di Puskesmas

Perawatan Leksula, penatalaksanaan perawatan bayi baru lahir dilakukan

oleh Bidan sepaket dengan pertolongan persalinan. Kelanjutan proses

perawatn bayi dilakukan selama 24 jam setelah lahir meliputi,

pengawasan suhu tubuh, penimbangan berat badan lahir, pengukuran

panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut dan lingkar

lengan atas. Selain itu juga dilakukan pemberian obat tetes mata dan
3

imunisasi HB0. Hal ini mengakibatkan peran perawat dalam menerapkan

asuhan keperawatan secara komprehensip pada bayi baru lahir tidak dapat

terlaksana dengan baik.

Neonatal adalah bayi usia 0-28 hari. Kondisi neonatal merupakan

kondisi yang paling rentan terhadap kematian karena daya tahan tubuh

bayi yang masih rendah. Penelitian menunjukan bahwa lebih dari 50%

kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama

kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang sehat akan

mengalami kelainan-kelainan yang mengakibatkan cacat seumur hidup

bahkan kematian. Misalnya karena hipotermi akan menyebabkan

hipoglikemia dan akhirnya dapat terjadi kerusakan otak. Pencegahan

adalah hal terbaik yang harus dilakukan dalam penanganan neonatal

sehingga bayi baru lahir sebagai organism yang harus menyesuaikan diri

dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterindapat bertahan dengan

baikkarena periode neonatal nerupakan periode yang paling kritis dalam

fase pertumbuhan dan perkembangan bayi (Indrayani,2013).

Kematian bayi pada masa neonatal terutama disebabkan oleh tetanus

neonatorum dan gangguan perinatal sebagai akibat dari kehamilan resiko

tinggi. Derajat kesehatan neonatal itu sendiri sangat terkait dengan

kesehatan ibu semasa hamil, penolong persalinan dan perawatan bayi baru

lahir. Oleh karena itu, berbagai upaya yang memiliki dampak ungkit besar

terhadap penurunan angka kematian bayi telah dilaksanakan antara lain

peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan


4

kesehatan dasar di tingkat masyarakat, serta pendayagunaan dan

intensifikasi posyandu (Prabamurti, dkk, 2008).

Perawat sebagai salah satu profesi dibidang kesehatan dalam

menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan (care giver) perlu

memperhatikan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi

bayi baru lahir normal. Sebagai Educator, perawat perlu memberikan

pendidikan pesehatan kapada orang tua dalam perawatan bayi yang tepat

di rumah sebagai upaya untuk menekan angka kematian bayi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Asuhan keperawaan bayi baru lahir normal

di Puskesmas Perawatan Leksula”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka penulis

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana gambaran

asuhan keperawatan yang dilakukan pada bayi baru lahir normal di

Puskesmas Perawatan Leksula?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asuhan

keperawatan pada bayi baru lahir normal di Puskesmas Perawatan

Leksula Kabupaten Buru Selatan.


5

2. Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

a. Melakukan pengkajian keperawatan pada bayi baru lahir normal di

Puskesmas Perawatan Leksula Kabupaten Buru Selatan.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada bayi baru lahir normal

berdasarkan hasil pengkajian di Puskesmas Perawatan Leksula

Kabupaten Buru Selatan.

c. Merumuskan rencana tindakan keperawatan pada bayi baru lahir

normal di Puskesmas Perawatan Leksula Kabupaten Buru Selatan.

d. Melaksanakan tidakan keperawatan berdasarkan intervensi yang

telah dirumuskan pada bayi baru lahir normal di Puskesmas

Perawatan Leksula Kabupaten Buru Selatan.

e. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan pada bayi

baru lahir normal di Puskesmas Perawatan Leksula Kabupaten

Buru Selatan.

B. Manfaat Studi Kasus

1. Masyarakat

Meningkatkan pengatahuan dan keterampilan masyarakat

terutama ibu yang baru melahirkan bersama keluargatentangperawatan

bayi baru lahir normal dalam upaya menekan angka kematian bayi.
6

2. Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan

Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan ilmu kesehatan serta teori-teori kesehatan, dalam bidang keperawatan

khususnya dalam upaya perawatan bayi baru lahir normal.

3. Bagi penulis

Memperoleh pengalaman yang berharga dalam mengaplikasikan

riset keperawatan, khususnya studi kasus tentang asuhan keperawatan

pada bayi lahir normal.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir Normal

1. Pengkajian

a. Pengertian Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari

berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status

kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam

memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien

(Nursalam 2011).

Tujuan pengkajian adalah untuk mengumpulkan informasi dan

membuat data dasar klien (Asmadi, 2008).

b. Macam dan sumber data

1) Macam data

Rohmah dan Walid (2012), membagi data menjadi empat

macam yaitu: data dasar (seluruh informasi tentang status

kesehatan klien), data fokus (informasi tentang status kesehatan

klien yang menyimpang dari keadaan normal), data subjektif

(ungkapan keluhan klien secara langsung dari klien maupun tak

langsung melalui orang lain yang mengetahui keadaan klien secara

langsung dan menyampaikan masalah yang terjadi kepada perawat

berdasarkan keadaan yang terjadi pada klien), data objektif (data

7
8

yang diperoleh secara langsung melalui observasi dan pemeriksaan

pada klien).

2) Sumber data

Sumber data yang dikemukakan oleh Rohmah dan Walid

(2012) terdiri dari dua sumber yaitu: sumber data primer (Klien)

dan sumber data sekunder (selain klien seperti keluarga, orang

terdekat, teman, orang lain yang tahu tentang status kesehatan

klien. Selain itu tenaga kesehatan yang lain seperti; dokter, ahli

gizi, ahli fisioterapi, laboratorium, radiologi) juga termasuk sumber

data sekunder.

c. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah: proses mengumpulkan informasi

tentang status kesehatan klien. Proses ini harus sistematis dan kontinu

untuk mencegah kehilangan data yang signifikan dan menggambarkan

perubahan status kesehatan klien (Kozier, 2010).

Menurut Asmadi (2008) tujuan pengumpulan data adalah untuk

mengidentifikasi dan mendapatkan data yang penting dan akurat

tentang klien. Sedangkan metode utama yang dapat digunakan dalam

pengumpulan data adalah:

1) Wawancara atau interview yaitu metode pengumpulan secara

langsung antara perawat dan klien. Data wawancara adalah semua

ungkapan klien, tenaga kesehatan, atau orang lain yang

berkepentingan termasuk keluarga, teman, dan orang terdekat


9

klien, yang harus dicatat sebagai kutipan langsung tanpa

menambahkan interpretasi. Observasi merupakan metode

pengumpulan data melalui pengamatan visual dengan

menggunakan panca indra. Unsur terpenting dalam observasi

adalah mempertahankan objektivitas penilaian.

2) Pemeriksaan fisik, cara pendekatan sistematis yang dapat

digunakan perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah

pemeriksaan persistem.Pemeriksaan fisik persistem terdiri atas:

pernafasan (B1: breathing), cardiovaskular (B2: bleeding),

persyarafan (B3: brain), pengindaraan (persepsi sensori),

perkemihan-eliminasi uri (B4: bladder), pencernaan eliminasi alvi

(B5: bowel), Otot, tulang dan integument (B6: bone), reproduksi,

endokrin, pola kegiatan sehari-hari dan psikososial.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan menggunakan empat

metode, yakni; inspeksi (kegiatan melihat atau memperhatikan

secara saksama status kesehatan klien), palpasi (jenis peneriksaan

fisik dengan cara meraba atau merasakan kulit klien untuk

mengetahui struktur yang ada dibawah kulit), perkusi (jenis

pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk secara pelan jari tengah

menggunakan jari yang lain untuk menentukan posisi, ukuran, dan

konsistensi struktur suatu organ tubuh), auskultasi (langkah

pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop yang

memungkinkan pemeriksa mendengar bunyi yang keluar dari

rongga tubuh klien) (Asmadi, 2008).


10

Pengkajian keperawatan pada bayi lahir

normalmenurut:prawiroharjdo, S. (2014)

(1) Aktivitas: status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari

pertama. Bayi tampak semi koma, saat tidur dalam meringis

atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat,

tidur sehari rata-rata 20 jam.

(2) Pernafasan dan peredaran darah: bayi normal mulai bernafas

30 detik sesudah lahir, untuk menili status kesehatan bayi

dalam kaitannya dengan pernafasan dan peredaran darah dapat

digunakan metode APGAR Score. Namun secara praktis dapat

dilihat dari frekuensi denyut jantung pernafasan serta wajah,

eksternitas dan seluruh tubuh, frekuensi denyut jantung bayi

normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12 jam pertama

setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100 kali/menit

(tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).Pernafasan bayi

normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna ekstermitas,

wajah dan seluruh tubuh kemerahan. Tekanan darah sistolik

bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolic rata-rata 42, tekanan

dara berbeda dari hari ke hari selama bulan kelahiran, tekanan

darah sistolik bayi serimg menurun (sekitar 15 mmHg) selama

satu jam pertama setelah lahir.menangis dan bergerak

menyebebkan peningkatan tekanan darah sistolik.


11

(3) Suhu tubuh: suhu tubuh inti bayi biasanya berkisar antara

36,5-37 derajat celcius. Pengukuran suhu tubuh dapat

dilakukan pada aksila atau rectal

(4) Kulit: kulit neonatus yanag cukup bulan biasanya halus,

lembut dan padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada

telapak tangan, dan selangkanagan,kulit dilapisi dengan zat

lemak berwarna putih kekuningan terutama didaerah lipatan

dan bahu yang disebut verniks kaseosa.

(5) Keadaan dan kelengkapan ekstremitas: dilihat apakah ada

cacat bawaan berupa kelainanbentuk, kelainan jumlah atau

tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung kaki

juga lubang anus (rektal) dan jenis kelamin.

(6) Tali pusat: pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena

umbiliksi. Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada

perdarahan, tidak ada kemetahan di sekitarnya.

(7) Reflex: beberapa reflex yang terdapat pada bayi

a. Reflex moro (reflex terkejut): bila diberi rangsagan yang

mengagetkan akan terjadi reflex lengan dan tangan

terbuka.

b. Reflex palmer graps (mengenggam): bila telapak tangan

dirangsang akan member reaksi seperti mengenggam,

plantar graps, bila telapak kaki si rangsang akan member

reaksi.
12

c. Reflex stepping (berjalan): bila kakinya ditekankan pada

bidang dating atau diangkatakan bergerak seperti berjalan.

d. Reflex rooting ( mencari): bila pipi bayi disentuh akan

menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari

putting susu.

e. Reflex sucking (menghisap): bila memasukan ssuatu ke

dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.

(8) Berat badan: pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat

badan fisiologis, namun harus waspada jangan sampai

melampaui 10% dari berat badan lahir. Berat badan lahir

normal adalah 2500-4000 gram.

(9) Mekonium: feses bayi yang berupa pasta kental berwarna

gelap hitam kehijauan dan lengket, mekonim akan keluar

dalam 24 jam pertama.

(10) Antropometri: dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar

dada, lingkar lengan atas dan panjang badan dengan

menggunakan pita pengukur,. Linkar kepala fronto-occopitalis

34 cm, lingkar dada normal 32-34 cm, lingkar lengan atas

normal 10-11 cm, panjang badan normal 48-50 cm.

(11) Seksualitas

Genetalia wanita: labia vagina agak kemerahan atau edema,

tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas mukosa putih

(smegma) atau rabas berdarah sedikit mungkin ada.


13

Genetalia pria: testis turun, skrotum tertutup dengan rugae,

fimosis biasa rejadi.

a. Klasifikasi Data

Setelah data dikumpulkan, data tersebut dikelompokkan

menjadi: data subjektif; ungkapan keluhan klien secara langsung dari

klien maupun tak langsung melalui orang lain yang mengetahui

keadaan klien secara langsung dan menyanpaikan masalah yang terjadi

kepada perawat berdasarkan keadaan yang terjadi pada klien, dan data

objektif; data yang diperoleh secara langsung melalui observasi dan

pemeriksaan pada klien (Rohmah dan Wahid, 2012).

b. Analisa Data

Tahap terakhir dari pengkajian adalah analisa data. Analisis dan

sintesis data adalah proses berfikir yang digunakan untuk

menginterpretasikan data klien dan mengidentifikasi diagnosis

keperawatan (Christensen dan Kenney, 2009).

Kemampuan menginterpretasi data bergantung pada

pengetahuan, nilai dan pengalaman perawat. Setelah data terkumpul,

data harus ditentukan validitasnya. Untuk mempraktikkan perawatan

dengan baik, perawat harus belajar membuat validasi secara tepat

(Haryanto, 2007).

Analisa dilakukan melalui pengumpulan data, pengelompokan

data, membandingkan data, menentukan kesenjangan data,


14

menafsirkan kesenjangan data, serta membuat kesimpulan tentang

kesenjangan masalah (Christensen dan Kenney, 2009).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan, yang dikemukakan Rohmah dan Walid

(2012) yaitu merupakan pernyataan yang menggambarkan respons

manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual/ potensial)

dari individu atau kelompok ketika perawat secara legal mengidentifikasi

dan dapat memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status

kesehatan atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah

perubahan.

Tujuan diagnosa keperawatan menurut Rohmah dan Walid

(2012) adalah:

a. Memungkinkan perawat untuk menganalisis dan mensistesis data yang

telah dikelompokan dibawah pola kesehatan;

b. Untuk mengidentifikasi masalah, faktor penyebab masalah,

kemampuan klien untuk dapat mencegah dan memecahkan masalah.

Dalam melakukan diagnosa keperawatan, Gordon dalam

Rohmah dan Walid (2012) menggunakan problem, etiologi, symptom

(PES). Dengan tipe diagnosis keperawatan yang terdiri atas 5 macam,

antara lain:

a. Diagnosis keperawatan aktual: diagnosis yang menjelaskan masalah

yang nyata terjadi saai ini, rumus: PES, diagnosis keperawatan


15

aktual, dengan label; perubahan, kerusakan, ketidakefektifan,

gangguan dan lain-lain.

b. Diagnosis keperawatan risiko/ risiko tinggi: keputusan klinis bahwa

individu, keluarga/komunitas sangat rentan untuk mengalami

masalah dibanding yang lain pada situasi yang sama atau hamper

sama, rumus: PE, dengan label; risiko/risiko tinggi.

c. Diagnosis keperawatan kemungkinan: pernyataan tentang masalah

yang diduga akan terjadi, masih memerlukan data tambahan yang

diperlukan untuk memastikan adanya tanda/gejala utama (aktual),

faktor risiko, rumus: PE dengan label: kemungkinan.

d. Diagnosis keperawatan sindrom yang terdiri dari kelompok

diagnosis keperawatan aktual/risiko/risiko tinggi yang diperkirakan

akan muncul karena suatu kejadian atau situasi tertentu, label

sindrom, rumus: P, seperti sindrom kurang perawatan diri.

e. Diagnosis keperawatan sejahtera: keputusan klinis yang divalidasi

oleh ungkapan subyektif yang positif dimana pola fungsi dalam

keadaan efektif, rumus: P atau PE, label potensial peningkatan.

Diagnosa keperawatan bayi lahir normal menurut aplikasi

NANDA tahun 2015 yaitu 1) bersihkan jalan nafas tidak efektif sampai

dengan obstruksi jalan nafas banyaknya mukus, 2) resiko infeksi, 3) resiko

ketidakseimbangan suhu tubuh dengan faktor resiko paparan dingin/sejuk:

perubahan suhu infra uteri ke extra uteri. Menurut Standar Diagnosis

Keperawatan Indonesia (SDKI PPNI) Edisi 1 tahun 2017 menyatakan


16

bahwa diagnosa yang bisa ditegakkan pada bayi baru lahir normal antara

lain resiko hipotermia dan risiko infeksi.

3. Perencanaan

Perencanaan yang didefenisikan menurut Rohmah dan Walid

(2012)adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi,

dan mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosa

keperawatan.

Perencanaan memiliki beberapa tujuan penting yaitu: sebagai alat

komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya;

meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien, serta

mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang

ingin dicapai (Asmadi, 2008).

Dalam perencanaan Rohmah dan Walid (2012) membagi menjadi

beberapa bagian antara lain:

a. Tujuan adalah perubahan perilaku klien yang diharapkan oleh perawat

setelah tindakan berhasil dilakukan. Penyusunan tujuan berdasarkan

kriteria SMART (Spesifik: berfokus pada klien singkat dan jelas,

measurable: dapat diukur, achievable: realistik, reasonable: ditentukan

oleh perawat dan klien. Time: kontrak waktu),

b. Kriteria hasil merupakan batasan karakteristik dan indikator

keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi empat

aspek: kognitif (pengetahuan, afektif (perubahan status emosi),

psikomotor (perilaku), perubahan fungsi tubuh. Setelah itu dilakukan


17

rencana tindakan untuk mengurangi, menghilangkan, dan mencegah

masalah klien disertai rasional yang merupakan dasar pemikiran atau

alasan ilmiah yang mendasari ditetapkannya rencana tindakan

keperawatan.

c. Rencana tindakan keperawatan adalah: desain spesifik untuk

membantu klien dalam mencapai tujuan dan kriteria hasil. Tipe

rencana tindakan keperawatan adalah: diagnostik/observasi,

terapeutik/nursing treatment, penyuluhan/health education/pendidikan

kesehatan, rujukan/kolaborasi/ medikal treatment.

d. Rasional adalah dasar pemikiran atau alasan ilmiah yang mendasari

ditetapkannya rencana tindakan keperawatan, masing-masing rencana

tindakan ditetapkan satu rasional.

Rumusan intervensi keperawatan, tujuan dan kiteria hasil untuk

mengatasi masalah keperawatan pada bayi baru lahir normal menurut

Nursing Intervention Classification (NIC) dan Nursing Outcome

Classification (NOC) tertuang dalam tabel 1 berikut:

Tabel 1.
Perencanaan Keperawatan Pada Bayi Baru Lahir
Berdasarkan Aplikasi NANDA,NIC dan NOC
No Diagnosa Kep Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 2 3 4
1 Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen Jalan Nafas :
tak efektif b.d tindakan keperawatan a. Buka jalan nafas
obstruksi jalan nafas selama … X 24 jam, b. Posisikan klien untuk
: banyaknya mucus. klien diharapkan mampu memak-simalkan ventilasi
menunjukan jalan nafas c. Identifikasi klien perlunya
Batasan yang paten dengan pema-sangan alat jalan
karakteristik: indicator : nafas buatan
a. Dispnea d. Keluarkan sekret dengan
b. Sianosis Status Respirasi : suction
c. Kelainan suara a. Pasien tampak tenang e. Auskultasi suara nafas,
nafas (kracles) (tidak cem catat adanya suara
18

Lanjutan Tabel 1

1 2 3 4
d. Mata melebar a. RR: 30-60X/menit tambahan
e. Produksi sputan b. Irama nafas teratur f. Monitor respirasi dan
f. Gelisah Pengeluaran sputum ststus O2
pada jalan nafas g. Tingkatkan intake nutrisi
h. Beri antibiotik bila perlu.

Mencegah Infeksi (6550)

a. Monitor tanda dan gejala


infeksi sistemik dan
lokal
b. Batasi pengunjung
c. Skrining pengunjung
terhadap penyakit
menular
d. Pertahankan teknik
aseptik pada bayi
beresiko
e. Bila perlu pertahankan
teknik isolasi
f. Beri perawatan kulit
pada area eritema
g. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, dan drainase
h. Dorong masukan nutrisi
yang cukup
i. Berikan antibiotik sesuai
program
3 Setelah dilakukan Mengatur temperature :
Resiko
tindakan keperawatan
ketidakseimbangan suhu selama 1 x 24 jam a. Monitor temperatur
diharapkan klien klien sampai stabil
tubuh b.d faktor resiko
terhindar dari ketidak- b. Monitor nadi,
paparan dingin / sejuk : seimbangan suhu tubuh pernafasan
dengan indicator : c. Monitor warna kult
perubahan suhu
Termoregulasi d. Monitor tanda dan
intrauteri ke Neonatus (0801) : gejala hipotermi /
a. Suhu axila 36-37˚ C hipertermi
extrauteri. b. RR : 30-60 X/menit e. Perhatikan keadekuatan
c. HR 120-140 X/menit intake cairan
d. Warna kulit merah f. Pertahankan panas suhu
muda tubuh bayi (missal :
e. Tidak ada distress segera ganti pakaian
respirasi jika basah)
f. Hidrasi adekuat g. Bungkus bayi dengan
g. Tidak menggigil segera setelah lahir
h. Bayi tidak gelisa untuk mencegah
19

Lanjutan Tabel 1

1 2 3 4
Bayi tidak letargi h. kehilangan panas
i. Jelaskan kepada keluarga
tanda dan gejala
hipotermi / hipertermi
j. Letakkan bayi setelah
lahir di bawah lampu sorot
/ sumber panas
k. Jelaskan kepada keluarga
cara untuk mencegah
kehilangan panas /
mencegah panas bayi
berlebih
l. Tempatkan bayi di atas
kasur dan berikan selimut.
Sumber: Nanda, 2015, NOC dan NIC, 2015

4. Pelaksanaan

Menurut Haryanto (2007) implementasi merupakan kategori

dari perilaku keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan

yangdiperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari

asuhan keperawatan.

Nursalam (2011), memaparkan jenis-jenis tindakan

keperawatan, antara lain:

a. Independen (Mandiri), suatu tindakan yang dilaksanakan oleh perawat

tanpa petunjuk dan instruksi dari dokter atau profesi kesehatan lainnya.

Tindakan independen, terdiri dari: a) Tindakan diagnostic; b) Tindakan

terapeutik, dilakukan untuk mengurangi, mencegah, dan mengatasi

masalah klien; c) Tindakan edukatif (mengajarkan), untuk mengubah

perilaku klien melalui tindakan promosi dan pendidikan kesehatan; dan

d) Tindakan merujuk, lebih ditekankan pada kemampuan perawat

dalam mengambil suatu keputusan klinik tentang keadaan klien dan


20

kemampuan perawat untuk bekerja sama dengan profesi kesehatan

lainnya;

b. Interdependen (kolaborasi), suatu kegiatan yang memerlukan

kerjasama dengan profesi kesehatan lainnya seperti tenaga sosial, ahli

gizi, fisioterapi, dan dokter.

c. Dependen, suatu tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan

rencana tindakan medis. Tindakan tersebut menandakan suatu cara

dimana tindakan medis dilaksanakan

Menurut Rohmah dan Walid (2012) tahap-tahap yang harus

dilaksanakan dalam pelaksanaan adalah; 1) Tahap persiapan; 2) Tahap

pelaksanaan; 3) Tahap sesudah pelaksanaan.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah: tahap akhir dari proses keperawatan yang

merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir

yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan (Asmadi, 2008).

Rohmah dan Walid (2012), juga menjelaskan bahwa evaluasi

adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan klien

(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada

tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk: 1) Mengakhiri

rencana tindakan keperawatan; 2) Memodifikasi rencana tindakan

keperawatan; dan 3) Meneruskan rencana tindakan keperawatan.


21

Menurut Rohmah dan Walid (2012) mengatakan bahwa untuk

memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien,

digunakan komponen SOAP/SOAPIE/SOAPIER. Penggunaannya

tergantung dari kondisi klien. 1) S: data subjektif yaitu perawat

menuliskan keluhan klien yang masih dirasakan setelah dilakukan

tindakan keperawatan; 2) O: data objektif yaitu data berdasarkan hasil

pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada klien, dan

dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan; 3) A: analisis

yaitu interpretasi dari data subyektif dan data obyektif, merupakan suatu

masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi, atau juga dapat

dituliskan masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status

kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subyektif dan

obyektif; 4) P: planning yaitu perencanaan keperawatan yang akan

dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana

tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan yang

telah menunjukkan hasil yang memuaskan dan tidak memerlukan tindakan

ulang pada umumnya dihentikan. Tindakan yang perlu dilanjutkan adalah

tindakan yang masih kompeten untuk menyelesaikan masalah klien dan

membutuhkan waktu untuk mencapai keberhasilannya. Tindakan yang

perlu dimodifikasi adalah tindakan yang dirasa dapat membantu

menyelesaikan masalah klien tetapi perlu ditingkatkan kualitasnya atau

mempunyai alternatif pilihan yang diduga dapat membantu mempercepat

proses penyembuhan. Sedangkan rencana tindakan yang baru/sebelumnya


22

tidak ada dapat ditentukan bila timbul masalah baru atau rencana tindakan

yang ada sudah tidak kompeten lagi untuk menyelesaikan masalah yang

ada; 5) I: implementasi yaitu tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai

dengan instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P

(perencanaan). Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam pelaksanaan; 6) E:

evaluasi yaitu respons klien setelah dilakukan tindakan keperawatan; 7) R:

reassesment yaitu pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan

setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan perlu

dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan.

A. Konsep Bayi Baru Lahir

1. Pengertian

Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalah bayi berusia

satu jam yang lahir pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya

2.500-4000 gram (Dewi, 2010).

2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-

4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis,

bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak

ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir

normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38 cm, lingkar

lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan

40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna,
23

kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah

terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia

pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang,

pada bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta 7 adanya labia

minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama

berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010)

3. Klasifikasi

Neonatus Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa

kasifikasi menurut Marmi (2015) , yaitu : a. Neonatus menurut masa

gestasinya diklasifikasikan sebagai berikut; 1) Kurang bulan (preterm

infant) : < 259 hari (37 minggu) 2) Cukup bulan (term infant) : 259-294

hari (37-42 minggu) 3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42

minggu atau lebih). B. Neonatus menurut berat badan lahir

dikalisifikasikan sebagai berikut 1) Berat lahir rendah : < 2500 gram, 2)

Berat lahir cukup : 2500-4000 gram, 3) Berat lahir lebih : > 4000 gram. C.

Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan

ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan) diklasifikasikan

sebafai berikut; 1) Nenonatus cukup/kurang/lebih bulan

(NCB/NKB/NLB), 2) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan

(SMK/KMK/BMK).

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Normalyiatu semua bayi diperiksa

segera setelah lahir untuk mengetahui apakah transisi dari kehidupan


24

intrauterine ke ekstrauterine berjalan dengan lancar dan tidak ada kelainan.

Pemeriksaan medis 8 komprehensif dilakukan dalam 24 jam pertama

kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi baru lahir harus dilakukan,

tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau anomali kongenital yang

muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per 1000 kelahiran, pengelolaan

lebih lanjut dari setiap kelainan yang terdeteksi pada saat antenatal,

mempertimbangkan masalah potensial terkait riwayat kehamilan ibu dan

kelainan yang diturunkan, dan memberikan promosi kesehatan, terutama

pencegahan terhadap sudden infant death syndrome (SIDS) (Lissauer,

2013). Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk

membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,

mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi

(Saifuddin, 2008).

Asuhan bayi baru lahir meliputi : a. Pencegahan Infeksi (PI), b.

Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi. Untuk menilai

apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan penilaian sepintas

setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan : 1) Apakah

kehamilan cukup bulan? 2) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak

megap-megap? 3) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif? Jika

ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga harus

segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak

dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI, 2013) c. Pemotongan

dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda
25

asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan

mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya

kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi

diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada

ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan melindungi perut

bayi. Perawatan tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau

mengoleskan cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian

Kesehatan RI, 2013). Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci

tangan sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan

terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari dengan alkohol

karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok di bawah

umbilikus (Lissauer, 2013). d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Setelah bayi

lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi tengkurap di dada ibu,

kulit bayi kontak dengan kulit ibu 10 untuk melaksanakan proses IMD

selama 1 jam. Biarkan bayi mencari, menemukan puting, dan mulai

menyusu. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu

60-90 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke- 45-60

dan berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu

payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jika bayi belum menemukan

puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat dengan puting

ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya.

Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan

asuhan perawatan neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian


26

vitamin K, salep mata, serta pemberian gelang pengenal) kemudian

dikembalikan lagi kepada ibu untuk belajar menyusu (Kementerian

Kesehatan RI, 2013). e. pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi

selama 6 jam, kontak kulit bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan

tubuh bayi (Kementerian Kesehatan RI, 2013). f. pemberian salep

mata/tetes mata Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk

pencegahan infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika

profilaksis (tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atau 11 antibiotika lain).

Pemberian salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya

pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam

setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013). g. pencegahan

perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1dosis tunggal di paha kiri

Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1

(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah

perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh

sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2010). Pemberian

vitamin K sebagai profilaksis melawan hemorragic disease of the newborn

dapat diberikan dalam suntikan yang memberikan pencegahan lebih

terpercaya, atau secara oral yang membutuhkan beberapa dosis untuk

mengatasi absorbsi yang bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada

bayi (Lissauer, 2013). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam

setelah lahir (Lowry, 2014). h. pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0)

dosis tunggal di paha kanan Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di


27

paha kanan setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk

mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang 12 dapat

menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010). i.

Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL) Pemeriksaan BBL bertujuan untuk

mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas

kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas tersebut selama 24 jam

karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama

kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3

hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari

(Kementerian Kesehatan RI, 2010). 10) Pemberian ASI eksklusif ASI

eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan

lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan

dengan pemberian ASI dan makanan pendamping sampai usia 2 tahun.

Pemberian ASI ekslusif mempunyai dasar hukum yang diatur dalam SK

Menkes Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI

Eksklusif pada bayi 0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi

kebutuhan dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif,

dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir dari

upaya penculikan dan perdagangan bayi.


BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Rancangan Studi Kasus

Studi kasus ini menggunakan desain deskriptif dalam bentuk studi

kasus untuk menerapkan asuhan keperawatan bayi baru lahir normal yang

dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan secara komprehensif

dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan

evaluasi.

B. Subyek Studi Kasus


Subjek studi kasus ini adalah bayiNy.Y lahir secara normal dirumah.

Penolong Persalinan adalah Bidan yang bekerja di Puskesmas Perawatan

Leksula dengan kriteria inklusi antara lain; 1) lahir secara normal dan cukup

bulan, 2) berat badan lahir 2500-400 gram, 3) orang tua mampu

berkomunikasi dengan baik dan kooperatif, 4) orang tua bersedia menjadi

partisipan dengan menandatangani lembar persetujuan.

C. Defenisi Operasional

1. Asuhan keperawatan adalah suatu proses yang digunakan penulis dalam

memberikan pelayan keperawatan yang dimulai dari pengakjian,

merumuskan diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

dan evaluasi.

28
29

2. Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500-

4000 gram pada usia kehamilan 37-42 minggu yang baru dilahirkan secara

normal di Puskesmas Perawatan Leksula.

E. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Studi kasus ini dilaksanakan di Puskesmas Perawatan Leksula pada

bulan tanggal 26-27 Maret 2020 setelah ujian proposal.

F. Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan melalui beberapa bentuk dengan menggunakan

insturmen format pengkajian bayi baru lahir dan lembar observasi

pengukuran suhu tubuh. Prosedur pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara/anamnesa, dilakukan tanya jawab secara langsung kepada

klien dan keluarga/ orang terdekat klien serta tim medis (perawat/bidan

ruangan, tim gizi dan dokter) guna mendapat data yang akurat.

2. Observasi sistematis, yang dilakukan oleh penulis yaitu mengamati

perkembangan kesehatan klien selama dilakukannya asuhan

keperawatan secara komprehensif untuk mengetahui keadaan pasien

3. Pemeriksaan fisik, yang dilakukan penulis dalam penelitian, yaitu

pengkajian fisik dengan pendekatan menyeluruh meliputi inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi melalui pengkajian persistem.

4. Studi dokumentasi, menurut Haryanto (2007) menyebutkan bahwa

dokumentasi merupakan segala sesuatu yang tertulis atau tercetak bagi

individu yang berwenang. Studi dokumentasi yang dilakukan oleh


30

penulis pada saat melakukan penelitian, yaitu: pengumpulan data

melalui status, catatan dokter, perawat dan data-data pemeriksaan

penunjang yang didokumentasikan.

G.Penyajian Data

Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan

gambar yang merupakan proses keperawatan serta didukung dengan

berbagai referensi untuk melengkapai dan memperjelas data yang ada.

H. Etika Studi Kasus

Dalam melakukan penelitian ini peneliti harus mendapat

rekomendasi dari Jurusan Keperawatan Prodi Keperawatan Ambon

Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku dan mengajukan permohonan ke

Puskesmas Perawatan Leksula dalam rangka meminta persetujuan untuk

dilaksanakannya penelitian terhadap pasien yang dilayani di Puskesmas

tersebut. Selanjutnya penelitian ini disampaikan kepada pasien dengan

menekankan etika penelitian yaitu:

a. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Peneliti meminta pasien untuk menandatangani lembar persetujuan

penelitian setelah menyatakan ketersediaanya untuk berpartisipasi

dalam penelitian (Hidayat, 2009).

b. Anonimity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan pasien, maka dalam lembar pengumpulan

data tidak dicantumkan nama tapi inisial (Hidayat, 2009).

c. Confidentiality(Kerahasiaan)
31

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari pasien dan pihak

Rumah sakit dijaga oleh peneliti. Data hanya disajikan atau dilaporkan

dalam bentuk Karya Tulis ilmiah dan akan dipresentasikan melalui

ujian akhir Program (Hidayat, 2009).


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB ini menguraikan hasil penelitian tentang Asuhan Keperawatan yang

dilakukan bayi baru lahir normal yaitu By. Ny.Y dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengkajian, disgnosa

keperawata, perencanaan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan serta

evaluasi keperawatan secara komprehensif untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

Hasil penelitian ini kemudian dibahas berdasarkan konsep teori yang sesuai.

A. Hasil Penelitian

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

1) Data umum

a) Identitasklien

Nama bayi Ny.Y lahir tanggal 26 Maret 2020 jam08.00 WIT,

jenis kelamin perempuan, nama ibu Ny. Y umur 25 tahun, alamat

Leksula, suku Buru, klien sudah menikah, beragama Kristen

Protestan, pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, diagnosa medis

BBL. Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 26 Maret 2020 pukul

09.00WIT.

32
33

b) Identitas penanggung jawab

Penanggung jawab berinsial Tn.P.L. umur 30 tahun, beragama

Kristen Protestan, pekerjaan Petanidan hubungan dengan klien

yaitusuami.

2) Riwayat kesehatan sekarang

a) Keluhan utama

Nama bayi Ny Y lahir tanggal 26 Maret 2020 jam 08.00

WIT, masa gestasi 37 minggu. bayi dilahirkan secara spontan

dibantu oleh Bidan di di rumah.

b) Riwayat keluhan utama

Bayi Ny Y lahir secara spontan dengan presentasi kepala usia

gestasi 37 Minggu, APGAR Skor 7/9 Berat Badan Lahir

(BBL)2850 gram, panjang badan lahir (PBL) 45 cm. Air ketuban

jernih, tali pusat masih basah. Ny Y mengatakan bayinya lahir

langsung menangis dan setelah dipotong tali pusatnya bayi

diletakkan di atas perut ibu dan ditutupi dengan selimut bayi

selama kurang lebih 30 menit kemudian diangkat dan dipakaikan

pakaian bayi di tempat tidur.

3) Riwayat kesehatan dahulu dan keluarga

Ny. Ymengatakan saat ini ia melahirkan anak ketiganya, tidak

pernah mengalami keguguran (P3A0), tidak pernah mengalami

penyakit yang serius sebelumnya. Di dalam keluarga tidak ada yang


34

menderita penyakit menular dan tidak ada yang pernah melahirkan

bayi kembar.

4) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : baik, kesadaran composmentis

b) Berat badan lahir 2850 gram dan panjang badan lahir 45 cm,

lingkar kepala 32 cm, lingkar dada 31 cm.

c) Nilai APGAR 7/9

d) Tanda-tanda vital : suhu 370C, respirasi 44x/menit, nadi 144

x/menit.

e) Kepala dan leher : (1) kepala : rambut hitam, sutura belum

menutup, (2) mata : simetris kiri dan kanan, pupil isokor, sklera

putih tidak ada ikterik, konjungtiva merah muda. (3) hidung :

lubang hidung ada dan kedua lubang hidung simetris, (4) mulut :

palatum normal, wana palatum merah mudah mukosa bibir

lembab, reflek hisap dan menelan di bagian ekstremitas atas atau

bawah ada respon; (5) telinga : simetris kiri dan kanan, aurikel

normal,daun telinga ada, cairan yang keluar tidak ada, dan tidak

ada lesi; (6) leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

f) Dada : (1) gerakan dada dapat mengembang dan mengempis;(2)

mamae putting ada aerola menyebar di sekitar putting.

g) Abdomen : (1) bulat lonjong, bising usus ada, tali pusat masih

basah dan rapuh.


35

h) Genetalia: kondisi labiya mayora menutupi labia minora, tidak ada

keluar cairan. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan.

i) Anus: mempunyai lubang anus

j) Ekstremitas, atas dan bawah simetris kiri kanan, jari-jari lengkap,

perberakan baik. Tampak sianosis pada telapak kaki.

k) Kulit, tekstur kulit halus, warna kulit merah muda, tampak

lanugo.

5) Terapi :obat salap mata,Vitamin K 1 mg.

a. Klasifikasi Data

Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan pada bayi Ny.

Ydidapatkan data fokus dan dikelompokkan atas data subjektif dan data

objektif, sebagaimana tertuang pada tabel 2 berikut ini:

Tabel 2
Klasifikasi Data pada Bayi Ny.Y
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Leksula
Data subjektif Data objektif
Ny.Y mengatakan : 1. P3 A0
Saat ini melahirkan anak ketiganya 2. APGAR Score 7/9
dengan usia gestasi 37 Minggu 3. Tali pusat masih basah
tepatnya tanggal 26 Maret 2020 4. Proses persalinan dirumah
Jam 08.00 WIT secara spontan 5. BBL 2850 gram, PBL 45 cm, LK 31 cm dan LD 32
dibantu oleh Bidan cm
6. Pada kaki tampak sianosis
.
Sumber: Data Primer, 2020

b. Analisa data

Data yang didapatkan kemudian dianalisa untuk dirumuskan menjadi

diagnosa keperawatan. Analisa data pada bayi Ny Y dapat dilihat pada tabel

3 berikut ini.
36

Tabel 3
Analisa Data pada bayi Ny.Y
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Leksula
No Data Etiologi Masalah
1 2 3 4
1 DS : Adaptasi Resiko
Ny.Y mengatakan : lingkungan tinggi
Saat ini melahirkan anak ketiganya dengan usia luar rahim. perubahan
kehamilan 37 Minggu tepatnya tanggal 26 Maret suhu tubuh
2020 Jam 08.00 WIT secara spontan dibantu oleh
Bidan di rumah
DO :
1. P3 A0
2. APGAR Score 7/9
3. Talipusatmasihbasah
4. BBL 2850 gram, PBL 45 cm, LK 31 cm dan LD
32 cm
5. Pada kaki tampaksianosis
Sumber: Data Primer, 2020.

1. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan analisa data tersebut maka diagnosa keperawatan yang dapat

dirumuskan yaitu resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan

adaptasi lingkungan luar rahim yang ditandai dengan Ny Y mengatakan baru

melahirkan anak ketiganya, ditolong oleh Bidan di rumah pada tanggal

6 Maret 2020 jam 08.00 WIT, usia gestasi 37 Minggu. P3A0, APGAR 7/9,

Tali pusat masih basah, BBL 2850 gr, PBL 45 cm, LK 31 cm dan LD 32 cm.

Pada kaki tampak sianosis.

3. Perencanaan

Berdasarkan rumusan diagnose keperawatan dan prioritas masalah

yang didapatkan sesuai dengan analisa data yang dilakukan, maka rencana

asuhan keperawatan yang direncanakan pada bayi NyY dapat dilihat pada

tabel 4 berikut:
37

Tabel 4
Perencanaan Keperawatan pada Bayi Ny.Y
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Leksula
No Hari/tgl Dx Tujuan kriteria hasil Intervensi
. keperawatan
1 Kamis Resiko perubahan Setelah diberikan asuhan 1. Pertahankan suhu
26 Maret suhu tubuh keperawatan selama 2 x 6 tubuh lingkungan
2020 berhubungan dengan jam diharapkan perubahan dan suhu tubuh
adaptasi lingkungan suhu tubuh bayi tidak bayi
luar Rahim yang di terjadi, kriteria hasil: 2. Monitor nadi dan
tandai dengan:  Suhu tubuh normal pernafasan
Data Subjektif: 36,5-370C 3. Monitor
Ny.Y mengatakan  Tidak mengigil tandadangejalahi
 Suhu tubuh bayi  Bayi tidak letargi potermi
dalam batas normal 4. Ukur suhu tubuh
 Bayi tampak bayi setiap 2 jam
tenang 5. Jelaskan kepada
 Bayi tampak keluarga carau
nyaman ntuk mencegah
kehilangan
panas/mencegah
panas bayi
berlebih.
Sumber :Data Primer, 2020.

4. Pelaksanaan Keperawatan

Tindakan keperawatan dilakuakn mengacuh pada perencanaan yang

telah disusun. Adapun penjelasan tentang tindakan keperawatan tertuang dalam

tabel 5 berikut:

Tabel 5
Implementasi Keperawatan pada bayi Ny.Y
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Leksula
No. Hari/tgl Jam No. Dx Tindakan keperawatan Paraf
1 Kamis, 09.00 1 1. Mempertahankan suhu tubuh
26 Maret WIT lingkungan dan suhu tubuh bayi.
2020 Hasil: suhu ruangan stabil dan suhu
tubu 37o C
09.10 2. Mengeringkan bayi dan memakaikan
WIT pakaian yang kering dan bersih
Hasil: Bayi tampak tenang
09.30 3. Menganjurkan ibu untuk menggendong
WIT dan menyusui bayinya
Hasil: Bayi menyusu dengan baik.
10.00 Refleks isapnya kuat ASI masih sedikit
WIT 4. Mengganti popok bayi saat kencing
Hasil: Bayi tampak tenang
12.00 5. Mengukur suhu tubuh bayi
WIT dengan thermometer
38

Hasil : suhu 37o C.


6. Menjelaskan kepada keluarga cara
Untuk mencegah hipotermi dan
hypertermi
Hasil: Keluarga memahami cara
menjaga kestabilan suhu tubuh bayi
2 Jumat, 09.30 1 1. Mempertahankan suhu tubuh
27 Maret WIT lingkungan dan suhu tubuh bayi.
2020 Hasil: suhu ruangan stabil dan suhu
tubu 37o C
10.00 2. Memandikan bayi dan merawat tali
WIT pusat bayi
Hasil: Bayi tampak bersih dan tenang.
Tali pusat bersih, dan tidak tampak
kemerahan disekitar pusat bayi. Tali
10.10 pusat ditutupi kasa steril.
WIT 3. Memonitor tanda dan gejala hipotermi
Hasil: Bayi tampak tenang, warna kulit
merah muda, popok bayi tidak teraba
10.00 basah.
WIT 4. Menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya
Hasil: Bayi menyusu dengan baik. ASI
sudah keluar banyak
Sumber : Data Primer, 2020

5. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada bayi berdasarkan


intervensi yang telah ditetapkan maka penulis melakukan evaluasi dengan
menggunakan catatan perkembangan yang dapat dilihat pada tabel 7berikut
ini:
Tabel 6
Evaluasi Keperawatan pada Bayi Ny.Y
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Kecamatan Leksula
No Hari/tgl Jam No.Dx Evaluasi Paraf
1. Jumat 6 12.30 1 S :Ny.Y mengatakan Bayinya Lahir tanggal 26 Maret
Maret WIT 2020 , jam 08.00 WIT, bayi di lahirkan secara spontan
2020 dibantu oleh 7/9 Antropometri: BB 2850 gram, PB 45
cm, LK 32 cm, LD 31 cm. Tali pusat masih basah
Kesadaran composmentis keadaan umum cukup baik
Sucking menunjukan reflek hisap yang kuat dan cukup
baik TTV suhu 37oC, respirasi 44x/menit, nadi
120x/menit.
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi di lanjutkan
Anjurkan ibu dan keluarga cara untuk mempertahankan
suhu tubuh bayi dan mencegah kehilangan
panas/mencegah panas bayi berlebih di rumah.
39

2 Sabtu, 7 10.15 1 S :Ny.Y mengatakan bayinya tampak tenang dan nyaman,


Maret WIT selalu diganti popoknya kalau pipis atau pup, saat tidur
2020 selalu diselimuti dan diberi topi dikepalanya.
O: Bayi Ny.Y tampak tenang, warna kulit merah muda,
suhu tubuh 36,60C
Bayi menyusu dengan baik, refleks isapnya baik, ASI
sudah banyak
Tali pusat masih basah, tidak tampak kemerahan serta
ditutupi kasa steril
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Sumber :DataPrimer, 2020

B. Pembahasan

Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada bayi

Ny.Y.yang lahir secara spontan ditolong oleh Bidan di rumahnya, maka pada

bagian ini penulisakan melakukan pembahasan dimana membandingkan antara

tinjauan kasus yang pada BAB IV dengan tinjauan teori pada BAB II adalah

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.

Pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap

berikutnya. Oleh karena itu pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan

cermat sehingga seluruh kebutuhan perawatan pada klien dapat

diidentifikasi. Kegiatan dalam pengkajian adalah pengumpulan data,

klasifikasi data dan analisa data. Data yang dikumpulkan menggunakan

teknik anamnesis, observasi (pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang)

(Rohmah dan Walid, 2009).

Menurut Keilly ( 2002), pengkajian keperawatan pada bayi baru lahir

meliputi berat badan lahir, panjang badan lahir, lingkat dada, lingkar kepala,
40

pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS), denyut jantung, pernapasan,

warna kulit, rambut lanugo, kuku, genitalia refleks hisap dan menggenggam,

refleks moro, pengeluaran urin dan mekonium dalam 24 jam.

Data hasil pengkajian dalam penelitian ini antara lain meliputi Ny Y

mengatakan baru melahirkan anak ketiganya, ditolong oleh Bidan di rumah

pada tanggal 26 Maret 2020 jam 08.00 WIT, usia gestasi 37 Minggu.

P3A0, APGAR 7/9, Tali pusat masih basah, BBL 2850 gr, PBL 45 cm, LK

31 cm dan LD 32 cm. Pada kaki tampak sianosis.

2. Diagnosa keperawatan

Menurut Rukiyah (2013) , diagnosa keperawatan bayi lahir normal

dalam pemenuhan kebutuhan termoregulasi yaitu: resiko tinggi perubahan

dengan berhubungan dengan adaptasi dengan lingkungan luar rahim.

Berdasarkan hasil pengkajian, maka dirumuskan diagnosa keperawatan

yaitu resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi

lingkungan luar rahim yang ditandai dengan Ny Y mengatakan baru

melahirkan anak ketiganya, ditolong oleh Bidan di rumah pada tanggal

26 Maret 2020 jam 08.00 WIT, usia gestasi 37 Minggu. P3A0, APGAR

7/9, Tali pusat masih basah, BBL 2850 gr, PBL 45 cm, LK 31 cm dan LD

32 cm. Pada kaki tampak sianosis.

3. Perencanaan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka penulis membuat

rencana tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah berdasarkan

hirarki Maslow. Menurut Rohmah dan Walid (2009), kegiatan dalam tahap
41

perencanaan adalah menentukan prioritas masalah keperawatan,

menetapkan tujuan dan kriteria hasil, merumuskan rencana tindakan

keperawatan, dan menetapkan rasional rencana tindakan. Untuk menetapkan

tujuan dan kriteria hasil, penulis menggunakan kriteria SMART, dan untuk

merumuskan rencana tindakan, penulis menuliskan secara berurutan yaitu

intervensi diagnostik atau observasi, intervensi terapeutik atau nursing

treatment, intervensi penyuluhan atau health education, dan intervensi

rujukan atau kolaborasi atau medical treatment.

Prioritas masalah keperawatan menurut Rohmah dan Walid (2009),

dimaksudkan untuk menentukan masalah yang akan akan menjadi skala

prioritas untuk diselesaikan atau diatasi terlebih dahulu. Prioritas pertama

diartikan bahwa masalah ini perlu mendapat perhatian perawat karena dapat

mempengaruhi status kesehatan klien secara umum dan memperlambat

penyelesaian masalah yang lain. Dalam menentukan skala prioritas, penulis

berdasarkan hirarki Maslow, hirarki kebutuhan dasar manusia, yaitu:

a.fisiologi, meliputi oksigenasi, cairan dan elektrolit, eliminasi, nutrisi,

istirahat tidur, aktivitas dan mobilitas, seks, dan lain-lain; b.rasa aman dan

nyaman; c. cinta dan kasih sayang; d. harga diri; e. aktualisasi diri. Dari

kedua diagnosa keperawatan yang ditemui pada bayi, yang menjadi prioritas

utama adalahresiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan

adaptasi dengan lingkungan luar rahim.

Dalam merumuskan tujuan dan kriteria hasil, penulis menggunakan

salah satu cara yang dikemukakan Rohma dan Walid (2009), yaitu SMART
42

(Specific : berfokus pada klien, singkat dan jelas; Measurable : dapat

diukur; Achievable : realistik; Reasonable : ditentukan oleh perawat dan

klien; dan Time (kontrak waktu).Dalam menentukan intervensi keperawatan

untuk mengatasi masalah keperawatan yang terjadi pada klien, penulis

berpatokan pada teori yang dikemukakan oleh Doenges dan Moorhouse

(2015). Sedangkan untuk urutan intervensi keperawatan, penulis berpatokan

pada teori yang dikemukakan Rohma dan Walid (2009), bahwa terdapat

empat tipe rencana tindakan keperawatan yaitu : “diagnostik atau

observasi”, yaitu rencana tindakan untuk mengkaji atau melakukan

observasi terhadap kemajuan klien dengan pemantauan secara langsung

yang dilakukan secara kontinu; “terapeutik atau nursing treatment”, yaitu

rencana tindakan yang ditetapkan untuk mengurangi, memperbaiki, dan

mencegah perluasan masalah; “penyuluhan atau health education atau

pendidikan kesehatan”, adalah rencana tindakan yang ditetapkan bertujuan

untuk meningkatkan perawatan diri klien dengan penekanan pada partisipasi

klien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan diri terutama untuk

perawatan di rumah; “rujukan atau kolaborasi atau medical treatment”,

yaitu tindakan medis yang dilimpahkan kepada perawat.

Dalam menetapkan intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah

keperawatan “resiko perubahan suhu tubuh” penulis berpatokan pada teori

yang dikemukakan oleh Maryunai (2013), yaitu 1) Pertahankan suhu tubuh

lingkungan dan suhu tubuh bayi, 2) Monitor nadi dan pernafasan, 3) Ukur

suhu tubuh bayi setiap 2 jam, 4) selimuti bayi dengan segera setelah lahir
43

untuk mencegah kehilangan panas, 5) Letakan bayi setelah lahir di bawah

lampu sorot/sumber panas.

Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya menggunakan lima intervensi

karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi klien maupun rumah sakit.

4. Pelaksanaan

Rohmah dan Walid (2009) mengatakan bahwa pelaksanaan atau

implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegitan dalam pelaksanaan meliputi

pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan

sesudah pelaksanaan tindakan dan menilai data yang baru. Tahap-hap dalam

pelaksanakan meliputi tahap persiapan (reviuw rencana tindakan

keperawatan, analisis pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan, dan

antisipasi komplikasi yang akan timbul), tahap pelaksananan (berfokus pada

klien, berorientasi pada tujuan dan kriteria hasil, memperhatikan keamanan

fisik dan psikologis klien, kompeten), tahap sesudah pelaksanaan (menilai

keberhasilan tindakan, mendokumentasikan tindakan, yang meliputi

aktifitas tindakan perawat, hasil atau respon klien, tanggal dan jam, nomor

diagnosis keperawatan, tanda tangan).

Setelah penulis membuat rencana asuhan keperawatan sesuai dengan

prioritas masalah yang terjadi pada klien maka penulis dapat melakukan

implementasi keperawatan.Dalam melakukan implementasi penulis

menyesuaikan dengan rencana yang telah disusun dan berorientasi pada

yang dimiliki keluarga yang dapat menunjang pelaksanaan tindakan


44

keperawatan. Pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan secara mandiri

dan kolaborasi dengan Bidan yang membantu proses persalinan Ny.Y..

Dalam penerapan asuhan keperawatan pada bayi untuk mengatasi

masalah keperawatan “resiko perubahan suhu tubuh” dapat dilaksanakan

karena adanya sikap yang kooperatif dari Ibu maupun keluarga. Selain itu

juga adanya kerjasama yang baik dengan bidan sehingga penulis dapat

melaksanakan penelitian ini.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan klien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk :

a. mengakhiri rencana tindakan keperawatan; b. memodifikasi rencana

tindakan keperawatan; c. meneruskan rencana tindakan keperawatan

(Rohmah dan Walid, 2009). Untuk memudahkan penulis mengevaluasi atau

memantau perkembangan klien, digunakan komponen SOAP yaitu “S”

adalah data subjektif, dimana perawat menuliskan keluhan klien yang masih

dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan; “O” adalah data objektif,

yaitu data yang didasarkan pada hasil pengukuran atau observasi perawat

secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan

tindakan keperawatan; “A” adalah analisis, yaitu interpretasi dari data

subjektif dan data objektif. Merupakan suatu masalah atau diagnosis

keperawatan yang masih terjadi, atau juga dapat dituliskan masalah atau

diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang
45

telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif; “P” adalah

planning yaitu perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,

dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang

telah ditentukan sebelumnya.

Dari masalah keperawatan yang terjadi pada bayi, untuk masalah

keperawatan “resiko perubahan suhu tubuh” sudah teratasi pada tanggal

27 Maret 2020 pukul 12.00 WIT bayi dirawat dengan baik oleh keluarganya

di rumah.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil studi kasus asuhan keperawatan pada Bayi Ny. Y

yang dilaksanakan tanggal 26 sampat 27 Maret 2020 di rumah keluarga Ny

Y Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Leksula Kabupaten Buru, maka

dapat disimpulkan :

1. Pengkajian keperawatan yang dilakukan terhadap By Ny.Y , lahir secara

normal. Data focus yang diperoleh antara lain Data subjektif yaitu Ny Y

mengatakan baru melahirkan anak ketiganya, ditolong oleh Bidan di

rumah pada tanggal 26 Maret 2020 jam 08.00 WIT, usia gestasi 37

Minggu. P3A0, APGAR 7/9, Tali pusat masih basah, BBL 2850 gr,

PBL 45 cm, LK 31 cm dan LD 32 cm. Pada kaki tampak sianosis.

2. Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan berdasarkan data yang

didapatkan dari hasil pengkajian yaitu resiko tinggi perubahan suhu

tubuh berhubungan dengan adaptasi lingkungan luar rahim.

3. Perencanaan Keperawatan dirumuskan mengacuh teori yang

disampaikan oleh Maryunai (2013), yaitu 1) Pertahankan suhu tubuh

lingkungan dan suhu tubuh bayi, 2) Monitor nadi dan pernafasan, 3)

Ukur suhu tubuh bayi setiap 2 jam, 4) selimutibayi dengan segera

setelah lahir untuk mencegah kehilangan panas, 5) Letakan bayi setelah

lahir di bawah lampu sorot/sumber panas.

46
47

4. Implementasi Keperawatan yang dilakukan pada bayi Ny.Y sesuai

dengan rencana tindakan keperawatan yang telah dirumuskan

berdasarkan kebutuhan bayi baru lahir normal menyesuiakan dengan

fasilitas yang tersedia dirumah

5. Evaluasi Keperawatan dilakukan debagai bentuk penilaian terhadap

tindakan keperawatan terhadap bayi Ny.Y. Hasil evaluasi setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari, menunjukkan ibu

mampu merawat bayinya dengan baik sehingga tidak terjadi penurunan

suhu tubuh bayi.

B. SARAN

Untuk meningkatkan mutu dalam pemberian asuhan keperawatan

pada bayi baru lahir normal diperlukan adanya suatu perubahan dan

perbaikan, diantaranya :

1. Bagi Masyarakat

Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketampilan Ibu yang memiliki

bayi baru lahir dan keluarganya tentang perawatan bayi dengan tepat

sehingga terhindar dari berbagai hal yang dapat menimbulkan

ketidaknyamanan bagi bayi.

2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Dapat Memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu pengetahuan

dan ilmu kesehatan serta teori-teori kesehatan, dalam bidang


48

keperawatan khususnya dalam peningkatan kemempuan ibu dan

keluarga untuk merawat bayi baru lahir secara normal.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang

berharga dalam mengaplikasikan riset keperawatan, khususnya studi kasus

tentang asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal.


DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, Aziz. 2009. Metode penelitian keperawatan dan teknik analis data.
Jakarta: salemba

Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: buku kedokteran EGC

Haryanto, AG. (2007). Metode penelitian dan penyajian karya ilmiah. Jakarta EGC

Indrayani. 2013. Pengantar Kesehatan Masyarakat dan kedokteran Komunitas Jakarta. IDI

JNPK-KR,2008. Asuhan Persalinan Normal Asuhan Esensial,. Jakarta: JNPK-KR

Kemenkes RI. Survei demografi dan kesehatan Indonesia tahun 2017, badan pusat
statistik, badan kependudukan dan keluarga berencana nasional kemenkes RI.
Jakarta. 2013

Kozier, (2010). Buku Ajar fendomental keperawatan: konsep, proses & praktik
volume: 1,edisi: 7, ECG: Jakarta

Maryunai Anik. Ddk (2013). Buku saku asuhan bayi baru lahir normal, Jakarta:
Trans Indo Medika. 2008

M. Sholeh. Kosim. (2012). Ddk. Buku ajar neonatologi. Ikatan dokter anak
Indonesia. Jakarta. 2012

Nursalam, (2011). Proses dan dokumentasi keperawatan, konsep dan praktek.


Jakarta: salemba medika

Pedoman Penyusunana Karya Tulis Ilmiah 2017. Poltekkes Kemenkes Maluku.


Ambon

Prawiroharjdo, sarwono. (2014). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan Maternal


dan Neonatal, Edisi 2. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjdo

Rohmah dan Walid, (2012). Proses keperawatan Yogyakarta: Ar - Ruzz Media

Rukiyah. Ddk. (2013). Asuhan neonatus bayi dan anak balita. Jakarta: trans info
media: 2010. H. 38-39

Saifuddin, AB. (2010). Buku acuan nasional pelayanan keshatan maternal neonatal.
Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawiroharjdo. 2010

Wahyuni S,(2012). Asuhan neonatus. Bayi & Balita. Jakarta: ECG

42
43

Walyani, ES. & Purwoastuti Th Endang. Asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru
lahir. Yogyakarta. 2015

WHO,2014. Kementrian Kesehatan RI menuju persalinan yang aman dan selamat agar ibu
sehat bayi sehat. Promkes Jakarta

WHO. World Health Organization 2014. WHO librarycataloging swiss. 2014


Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

( PSP )

1. Kami adalah Peneliti berasal dari Program Studi Keperawatan Ambon dengan ini

meminta anda untuk berpartisipasi dengan sukarela dalam peneltian yang berjudul

Asuhan Keperawatan pada Bayi baru lahir normal.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah untuk memberikan gambaran tentang

Asuhan Keperawatan pada bayi baru lahir secara normal di wilayah kerja Puskesmas

Perawatan Leksula Kabupaten Buru Buru.yang dapat member manfaat berupa

memberikan kontribus iilmiah pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kesehatan

serta teori-teori kesehatan. Penelitian ini berlangsung selama 2 hari.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin dengan

Menggunakan pedoman wawancara dalam bentuk format pengkajian yang akan

berlangsung lebih kurang 15 – 20 menit, selanjutnya pendokumentasian keperawatan

yang memuat rumusan rencana tindakan, tindakan, catatan perkembangan dan evaluasi

terhadap tindakan yang dibuat selama 2 hari. Cara ini mungkin menyebabkan

ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk

kepentingan pengembangan asuhan / pelayanan Keperawatan.

4. Keuntungan yang saudara peroleh dalam keikutsertaan pada penelitian ini adalah

saudara turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan / tindakan yang diberikan.

5. Nama dan jati diri beserta seluruh informasi yang saudara sampaikan akan tetap

dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini, silahkan

menghubungi peneliti pada nomor Hp: 081391853380

Peneliti

Imelda R.Natjikit
NIM. P07120120190145
INFORMED CONSENT
(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah mendapat

penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan

oleh Imelda R. Natjikit dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Bayi Baru Lahir

Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Leksula.”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian ini secara sukarela

tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan mengundurkan diri,

maka saya dapat mengundurkan sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Ambon, 26 Maret 2020

Saksi Yang memberi persetujuan

Tn. P.L Ny. Y

Peneliti

Imelda R Natjikit
FORMAT DOKUMENTASI RESUME BAYI BARU LAHIR

I. BBL YANG DIKAJI BERUSIA < 24 JAM

A. Pengkajian

Nama Ayah : Tanggal Pengkajian :


Alamat : Jam Pengkajian :
B. Riwayat Kelahiran yang Lalu
No Tahun Lahir JK BBL Keadaan Bayi Komplikasi Jenis Persalinan Keterangan
1
2
3
Dst
C. Status Gravida
G P A
Presentasi Bayi :
Pemeriksaan Antenatal : Teratur/Tidakteratur
Komplikasi Antenatal :
D. Riwayat Persalinan
BB/TB Ibu : kg, cm Persalinan di :
Keadaan Umum Ibu : TTV :
Jenis Persalinan :
Kala I : Jam Kala II : Menit
Komplikasi Persalinan : Ibu : Janin :
Lamanya Ketuban Pecah : Kondisi Ketuban :
E. Keadaan Bayi Saat Lahir
Lahir tanggal : Jam : JK :
Kelahiran : Tunggal/Gemeli
F. Nilai APGAR
Tanda 0 1 2 Jumlah
Frekuensi Jantung Tidak ada <100 >100
Usaha Bernapas Tidak ada Lambat Menangis kuat
Tonus Otot Lumpuh Ekstremitas sedikit fleksi Gerakan aktif
Refleks/Iritabilitas Tidak bereaksi Gerakan sedikit Reaksi melawan
reflex
Warna kulit Biru/pucat Tubuh kemerahan, tangan Kemerahan
dan kaki biru
Keterangan : Penilaian Menit ke-1 Penilaian Menit ke- 5

Tindakan Resusitasi : Tali Pusat Panjang :


Plasenta : Berat……… Jumlah pembuluh darah :
Ukuran :
Kelainan :
G. Pemeriksaan Fisik
Umur :……………… hari Jam……………
BB :………………..gr PB…………..cm Suhu :
Lingkar Kepala :……………….cm Lingkar dada :…………..cm Lingkar perut :………………cm
DOKUMENTASI PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai